Anda di halaman 1dari 8

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI: PERILAKU KEKERASAN (SESI-2)

Di Sususn sebagai salah satu tugas


Stase Keperawatan Jiwa

Di Susun Oleh:
Susi Wulandari
Nim : 21231157

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA


PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN NON REGULER
TAHUN 2023/2024
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI: PERILAKU KEKERASAN
SESI 2

A. Topik: Mencegah perilaku kekerasan fisik

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol perilaku kekerasan dalam
kelompok secara bertahap.

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
b. Klien dapat menyebutn kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.
c. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan.

C. Landasan Teori
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan
(Stuart, 2013).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan
pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah (Keliat, 2005).
Pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih mempersepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang pernah dialami.Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan
ditingkatkan pada tiap sesi, dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Terapi aktivitas kelompok ini memberi hasil :
kelompok menunjukkan loyalitas dan tanggung jawab bersama, menunjukkan partisipasi aktif
semua anggotanya, mencapai tujuan kelompok, menunjukkan teerjadinya komunikasi
antaranggota dan bukan hanya antara ketua dan anggota.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi perilaku kekerasan dibagi dalam 5 sesi,
yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
2. Sesi II : Mencegah perilaku kekerasan fisik.
3. Sesi III : Mencegah perilaku kekerasan sosial.
4. Sesi IV : Mencegah perilaku kekerasan spiritual.
5. Sesi V : Mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat
D. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif.
b.Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b.Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d.Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi : menjelaskan tujuan
TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam kelompok.

E. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Saptu 23 September 2023
Waktu : Pukul 15.00 s/d 15.30 WIB atau s/d Selesai
Alokasi Waktu : - Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
- Terapi Kelompok (15 menit)
- Penutup (10 menit)
Tempat : Ruangan yang tenang dan kondusif di panti sosial yayasan
Asyifa Alindo Pratama
Jumlah Klien : 5 Klien

2. Tim terapi
a. Leader : Susi Wulandari, S.kep
Uraian tugas:
1) Memimpin dan memastikan TAK berjalan sesuai dengan rencana
2) Menjelaskan tujuan pelaksanaan dan prosedur kegiatan TAK
3) Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
4) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok

b. Co Leader: Mirsa Kuntari, S.Kep


Uraiana tugas:
1) Membantu leader mengatur jalannya acara
2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengingatkan leader tentang waktu
4) Memastikan informasi sampai dari leader ke fasilitator

c. Fasilitator: Lili Andriani, S.Kep, Yenni Devita, S.Kep


Uraian tugas:
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Membantu menjelaskan peraturan dan prosedur kepada klien
3) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung
4) Mempertahankan kehadiran peserta
d. Observer: Rifa Marifatussuhufa, S.Kep
Uraian tugas:
1) Mengobservasi jalannya kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
3) Membantu fasilitator dalam menjalankan tugasnya

3. Metode dan Media


a. Metode yang digunakan:
Dinamika kelompok, Diskusi dan Tanya jawab
b.Media
- Bantal
- Jadwal kegiatan harian klien
- Alat tulis

4. Setting
a. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran
b.Ruangan nyaman dan tenang

F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien
untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b.Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d.Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam
antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok
g.Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3. Evaluasi hasil
Diharapkan 75% kelompok mampu:
a. Mempraktikkan kegiatan fisik pertama untuk mencegah perilaku kekerasan.
b.Mempraktikkan kegiatan fisik kedua untuk mencegah perilaku kekerasan.

G. Antisipasi Masalah
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat TAK
- Memanggil klien
- Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien
yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
- Panggil nama klien
- Tanya alasan klien meninggalkan permainan
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan kepada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
c. Bila klien lain ingin ikut
- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang trpilih
- Katakan kepada klien lain bahwa ada permainan yang mungkin dapat diikuti oleh klien
tersebut
- Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada
permainan tersebut.

H. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab, tanda dan gejala,
perilaku kekerasan serta akibatnya.

c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Mejelaskan aturan main:
- Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada
terapis.
- Lama kegiatan 30 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja
a. Terapis mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien.
1) Tanyakan kegiatan rumah tangga, harian dan olh raga yang biasa dilakukan klien.
2) Tulis di papan tulis/karton.
b. Terapis menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan
kemarahan secara sehat, tarik napas dalam/menjemur/memukul kasur/bantal,
menyikat kmar mndi, main bola, senam, memukul bantal pasir tinju, dan memukul
gendang.
c. Membantu kien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.
d. Bersama klien mempraktikkan kedua kegiatan yang dipilih.
1) Terapis mempraktikkan.
2) Klien melakukan redemonstrasi.
e. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mempaktikkan cara penyaluran
kemarahan.
f. Memberi pujian kepada peran serta kllien.
g. Upayakan semua klien berperan aktif.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
2) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.

b. Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika ada
stimulus penyebab perilaku kekerasan.
2) Menganjurkn klien berlatih secara teratur cara yang telah dipelajari.
3) Memasukan dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk memepelajari cara baru yang
lain yaitu interaksi sosial yang asertif.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

I. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi Perilaku Kekerasan Sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah dua kemampuan
mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi adalah sebagai berikut :

SESI 2 TAK
STIMULASI PERSEPSI: PRILAKU KEKERASAN
Kemampuan Mencegah Perilaku Kekerasan

Mempraktikkan cara Mempraktikkan cara


NO Nama Klien fisik pertama fisik kedua
1
2
3
4
5

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan mempraktikkan dua cara fisik
mencegah perilaku kekerasan, beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien
tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A., Akemat, Helena., Nurhaeni, H. (2011). Keperawatan kesehatan jiwa


komunitas: Basic course. 2nd ed. Jakarta: EGC
Keliat, B.A., Akemat. (2014). Keperawatan jiwa: Terapi aktivitas kelompok. 2nd ed.
Jakarta: EGC
Stuart, G. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing. 10th ed. Missouri:
Mosby

Anda mungkin juga menyukai