Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI

PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh :
1. Ayu Nurtanti
2. Dwi Retno S
3. Hikmatul Fauziyah
4. Wilda Nur Enggi L.S

PROGRAM STUDI PROFESI NERS (REGULER)


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
TAHUN 2020
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. TOPIK : TAK STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN


B. LATAR BELEKANG
Kelompok adalah kmpulan individu yang memiliki hubungan satu
denganyang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama.
Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus
ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian,
kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (1995 dalam
Stuart & Laraia, 2001). Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika
kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik
yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus terapi kelompok adalah membuat sadar diri (self awereness),
peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi yaitu klien dilatih
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan
proses ini, diharapkan respons klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif. Aktivitas berupa stimulus dan persepsi, stimulus
yang disediakan : baca artikel/majalah/buku/puisi, menonton acara (ini
merupakn stimulus yang disediakan); stimulus dari penalaman masa lalu yang
mengasilkan proses persepsi klien yang maladaptif atau distruksi, misalnya
kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negaitif pada orang lain,
dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi klien terhadap stimulus.

C. TUJUAN
1. TujuanUmum
Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
b. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda
dan gejala marah)
c. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan)
d. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

D. SESI YANG DIGUNAKAN


Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi, yaitu :
1. Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan.
2. Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik.
3. Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial.
4. Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual.
5. Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat.

E. KLIEN
1. Karakteristik/Kriteria :
a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan perawat.
b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.         
2. Proses Seleksi :
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK Stimulasi Persepsi Perilaku
Kekerasan meliputi : menjelaskan tujuan TAK Stimulasi Persepsi Perilaku
Kekerasan pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam
kelompok.

F. KRITERIA HASIL
1. Evalusi Struktur :
a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan klien
untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
2. Evalusi Proses :
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir
b. Leader mampu memimpin acara
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam
antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir     

3. Evalusi Hasil :
Diharapkan 80% dari kelompok mampu :
a. Memperkenalkan diri
b. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami
c. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami
d. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi
e. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan

G. PENGORGANISASIAN
1. Waktu Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Kamis, 24 Desember 2020
b. Waktu : 09.00 - selesai
c. Alokasi waktu :
 Perkenalan dan pengarahan : 5 menit
 Terapi     kelompok : 15 menit
 Penutup : 5 menit
d. Tempat : Taman ruang 12
e. Jumlah klien : 10 orang
2. Tim Terapis
a. Leader : Dwi Retno S
Uraian tugas :
 Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
 Memimpin jalannya terapi kelompok.
 Memimpin diskusi.
b. Co-leader : Hikmatul Fauziyah  
Uraian tugas :
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
 Membantu memimpin jalannya kegiatan.
 Menggantikan leader jika ada berhalangan.
c. Observer : Ayu Nurtanti
Uraian tugas :
 Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara.
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok.
d. Fasilitator : Wilda Nur Enggi L.S
Uraian tugas :
 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.
 Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.

H. PROSES PELAKSANAAN
Sesi 2 : Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
Tujuan :
1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan
Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Tempat nyaman dan tenang

Alat :
1. Music box

Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain permain/simulasi

Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan penyebab tanda dan
gejala perilaku kekerasan
c. Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan
 Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien.
 Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa
dilakukan klien.
 Tulis di papan tulis//flipchart/writeboard.
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan
kemarahan secara sehat : tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal,
menyikat kamar mandi, senam, dan memukul alat musik gendang.
c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan
d. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang dipilih,
 Terapis mempraktikkan
 Klien melakukan redemonstrasi
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara penyaluran
kemarahan
f. Memberikan pujian pada peran serta klien
g. Upayakan semua klien berperan aktif
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan
b. Tindak lanjut
 Menganjurkan klien menggukan cara yang telah dipelajari jika stimulus
penyebab perilaku kekerasan
 Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari
c. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang
asertif.
 Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi Dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang
diharapkan adalah 2 kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik.
Formulir evaluasi sebagai berikut :
Mempraktikkan Cara Fisik Mempraktikkan Cara
No. Nama Klien
Yang Pertama Fisik Yang Kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua cara fisik
untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika klien mampu dan X jika
klien tidak mampu

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimilki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi
perilaku kekerasan, klien mampu mempraktikkan tarik napas dalam, tetapi belum
mampu mempraktikkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien
mempraktikkan diruang rawat (buat jadwal).

Anda mungkin juga menyukai