Anda di halaman 1dari 11

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI: PERILAKU KEKERASAN


SESI 1





DISUSUN OLEH:
NINING RATNASARI

PROGRAM PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
1

Proposal Terapi Aktivitas Kelompok

A. Topik
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: perilaku kekerasan sesi 1

B. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan
sebagai target asuhan. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratoriun tempat
klien beralih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama
yang maladaptive (Keliat, 2004)
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah
terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan
pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Pada
terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih mempersepsikan stimulus
yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi
klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi, dengan proses ini diharapkan
respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Terapi aktivitas kelompok ini memberi hasil : kelompok menunjukkan
loyalitas dan tanggung jawab bersama, menunjukkan partisipasi aktif semua
anggotanya, mencapai tujuan kelompok, menunjukkan teerjadinya
komunikasi antaranggota dan bukan hanya antara ketua dan anggota.

C. Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan
gejala marah)
2

3. Klien dapat menyebutkan cara marah yang dilakukan (perilaku kekerasan)
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
5. Klien dapat menyebutkan cara mengekspresikan marah yang sudah
diajarkan.

D. Kriteria Anggota
1. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan
perawat.
2. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.

E. Proses Seleksi
1. Pengkajian dilakukan oleh mahasiswa terkait kondisi umum klien
(diagnosa saat ini dan intervensi yang sudah didapat)
2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
3. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi :
menjelaskan waktu dan tempat pelaksanaan TAK.

F. Pengorganisasian
1. Waktu pelaksanaan: Kamis, 17 April 2014 (selama 30 menit)
2. Tempat pelaksaan : Ruang Sadewa
3. Target : 8 orang
4. Nama pasien :
a. Tn. R
b. Tn. R
c. Tn. H
d. Tn. G
e. Ny. N
f. Ny. A
g. Ny. N
h. Ny. M
3

5. Tim terapis :
a. Leader : Nining Ratnasari
Uraian tugas
- Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
- Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan TAK
dimulai
- Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
- Mampu memimpin TAK dengan baik
b. Co Leader : Desi Suci Angraeni
Uraian tugas
- Meyakinkan semua anggota tim telah memakai name tag
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang
aktivitas klien
- Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
c. Fasilitator :Rusmanto, Endah Sarwendah, Sri Wahyuningsih,
Maratush Sholihah, Qurratu Ayun
Uraian tugas
- Memasang name tag pada semua klien
- Memfaslitasi klien yang kurang aktif
- Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan
berlangsung
- Mempertahankan kehadiran peserta
- Mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan
berlangsung
d. Observer : Adelia Inggar Dewati
Uraian tugas
- Mengobservasi jalannya/proses kegiatan
- Mengingatkan leader tentang waktu

4

6. Setting tempat








Klien
Fasilitator
Leader
Co leader
Observer

G. Metode dan alat
1. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan Tanya jawab
c. bermain peran/simulasi
2. alat
a. Papan tulis/white board
b. Kapur tulis/ spidol
c. Buku catatan dan pulpen

H. Proses Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat TAK
Papan tulis
5

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Perkenalkan nama panggilan terapis kepeda klien (pakai papan
nama)
- Menanyakan nama panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi /validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
- Menjelaskan aturan main berikut :
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
o Lama kegiatan 45 menit.
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah
- Tanyakan pengalaman tiap klien marah
- Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar
oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi
- Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab
(tanda dan gejala)
- Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal, merusak lingkungan, menciderai/memukul orang lain, dan
memukul diri sendiri)
6

- Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
- Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard
d. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.
e. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
- Tanyakan akibat perilaku kekerasan
- Tuliskan di papan tulis /flipchart/whiteboard
f. Memberikan reinforcement pada peran serta klien
g. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat
h. Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan
akibat perilaku kekerasan
i. Menanyakan kesedian klien untuk mempelajari cara baru yang sehat
menghadapi kemarahan
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
- Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang
positif.
b. Tindak lanjut
- Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi
penyebab marah, yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan
yang terjadi, serta akibat perilaku kekerasan.
- Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala
perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.

c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah
perilaku kekerasan.
- Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.


7

I. Antisipasi masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam kegiatan
a. Memanggil klien
b. Member kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain
2. Bila klien meninggalkan tempat tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alas an meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditunjukan kepada klien yang
telah dipilih
b. Katakana pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin diikuti
oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
member pesan kegiatan ini.

J. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1,
kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku,
mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat
perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :






8

Sesi 1 TAK
Stimulasi perilaku Kekerasan
Kemampuan Psikologi

No. Nama klien Penyebab PK Memberi tanggapan tentang
Tanda dan
gejala
Perilaku
kekerasan
Akibat PK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda (+) jika mampu dan beri
tanda (-) jika tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti Sesi 1, TAK
stimulus persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab
perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan
gejala yang dirasakan (gregeten dan deg-degan), perilaku kekerasan yang
9

dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke
rumah sakit jiwa), dan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan
tarik nafas dalam. Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua
dirasakan selama di rumah sakit.


Daftar Pustaka

Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC
Davies, Tefior & Craig, TKJ. 2009. ABC Kesehatan Mental. Jakarta: EGC
Keliat, Budi A. 2007. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart, G. W & Sundeen, S. J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai