Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PADA PASIEN

DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Makalah ini disusun dalam rangka mata ajar Keperawatan Jiwa II

Dosen Pengampu: Ns. Yeni Suryaningsih, M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok 4

1. Muhammad Thoriq Al Imani 1711011046


2. Firdaning Ayu Kumala Ningrum 1711011055
3. Desi Indah Lestari 1711011069
4. Ristanti Nurin Aqua Rini 1711011086
5. Naning Anggraini Putri 1711011087

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019

i
Kata Pengantar

Segala puji syukur kepada Tuhan YME, atas segala anugerah yang selalu
dilimpahkan kepada umatnya baik lahir maupun batin, sehingga pada akhirnya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah Keperawatan Maternitas I yang berjudul ”Terapi Aktivitas


Kelompok (TAK) Pada Pasien Dengan Resiko Perilaku Kekerasan (RPK)” ini
dilakukan untuk memahami secara jauh tentang asuhan keperawatan pada pasien
resiko perilaku kekerasan, demikian sangat disadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, yang tak lepas dari kesalahan dan kekurangan.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ns. Yeni Suryaningsih, M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah


Keperawatan Jiwa II, atas segala wawasan, ide, serta dengan sabar
memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam proses
perkuliahan.

Akhir kata, semoga makalah ini banyak memberikan manfaat kepada diri
penulis sendiri khususnya dan pembaca sekalian umumnya.

Jember, 12 Oktober 2019

Penulis

ii
PEDOMAN TAK STIMULASI PERSEPSI

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Latihan I: Tuliskan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan untuk tindakan


berikutnya yang telah disepakati bersama pasien sebelumnya.

Sesi 1: Mengenal Perilaku Kekersan yang Biasa Dilakukan

a. Perawat memfasilitasi pasien untuk menceritakan pengalamannya


melakukkan perilaku kekerasan meliputi penyebab, tanda dan gejala,
persaannya ketika melakukan kekerasan , akibat, dan upaya yang
dilakukan untuk menggatasi kemarahannya.
b. Perawat mendorong pasien untuk menggungkapkan di kelompok
c. Perawat memberi pujian bagi pasien yang telah mampu menceritakan
pengalamannya tersebut
d. Perawat menyimpulkan hasil kegiatan TAK

Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Secara Fisik


a. Perawat meminta pasien membacakan hasil yang telah dituliskan pada
sesi sebelumnya
b. Perawat meminta pasien menuliskan kegiatan-kegiatan fisik untuk
menyalurkan kemarahannya
c. Perawat meminta pasien untuk memilih 2 kegiatan yang dapat
dilakukan
d. Perawat meminta semua pasien untuk mempraktikkannya secara
bergiliran
e. Perawat memberi dukungan positif setiap kebehasilan kegiatan
dengan baik.

Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Cara Interaksi Social Asertiv


(Cara Verbal)

3
a. Perawat meminta pasien membacakan hasil yang telah di tuliskan
pada sesi sebelumnya
b. Perawat meminta pasien melakukan berbicara asertiv dalam
kehidupan sosial (meminta tolong, menolak bantuan, menanggapi
kritik, mengungkapkan perasaan atau keinginan) (sebelumnya
diberikan contoh)
c. Perawat meminta semua pasien untuk mempraktikkannya secara
bergiliran
d. Perawat memberikan dukungan positif setiap keberhasilan kegiatan
dengan baik

Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Cara Spiritual


a. Perawat menanyakan kepada pasien tentang agama dan
kepercayaannya masing-masing
b. Perawat meminta pasien memilih salah satu kegiatan ibadah untuk
diperagakan
c. Perawat meminta semua pasien untuk mempraktikannya secara
bergiliran dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
d. Perawat memberikan dukungan positif keberhasilan kegiatan dengan
baik

Sesi 5 : Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Minum Obat


a. Perawat meminta pasien jenis obat yang diminum
b. Perawat meminta pasien menyebutkan 5 benar obat
c. Perawat meminta semua pasien untuk mempraktikkannya secara
bergilran
d. Perawat memberikan dukungan positif setiap keberhasilan dengan
baik

4
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Sesi 1: Mengenal Perilaku Kekersan yang Biasa Dilakukan

Tujuan

a. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.


b. Klien dapat menyebutkan respon.
c. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (tanda
atau gejala marah).
d. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan .

Setting

a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran


b. Tempat tenang dan nyaman

Alat

a. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK


b. Papan tulis/white board/flipchart
c. Papan nama
d. Kertas putih HVS sebanyak peserta TAK

Metode

a. Diskusi dan tanya jawab


b. Bermain peran/simulasi
c. Dinamika kelompok

Langkah kegiatan:

5
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perilaku
kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama)
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus minta
ijin ke terapis .
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap kali mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan panggilan serta
memakai papan nama.
b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien.
c. Mendiskusikan penyebab marah
d. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat
terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab
(tanda dan gejala)

6
2) Tulis di papan tulis.
e. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal,merusak lingkungan,menciderai/memukul orang lain, dan
memukul diri sendiri).
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di papan tulis.
f. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang
paling sering dilakukan untuk diperagakan
g. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan
yang tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien
melakukan perilaku kekerasan)
h. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain
peran/simulasi
i. Mendiskusikan dampak atau akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan
2) Tuliskan di papan tulis
Tabel bantu:
Nama Penyebab Tanda dan PK yang Akibat Komitmen
No Marah Dilakukan Perubahan Perilaku
Klien Gejala PK
1
2
3
4
5

j. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik


k. Dalam menjalankan c sampai i, upayakan semua klien terlibat

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

7
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi
penyebab merah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang
terjadi; serta akibat perilaku kekerasan
Menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala;
perilaku kekerasan dan akibat yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar cara baru
yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan
2) Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi & Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap


kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Hasil dari TAK stimulus perseps: risiko perilaku kekerasan
sesi 1 ini, diharapkan klien mampu mengidentifikasi tanda, gejala, dan
akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan. Formulir evaluasi sebagai
berikut:

Sesi 1: TAK

Stimulasi persepsi: perilaku kekerasan

Kemampuan mengenal perilaku kekerasan.

No Nama Memberi tanggapan tentang


klien Penyebab Tanda dan PK yang Akibat
Marah Gejala dilakukan RK
1
2
3
4

8
5

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Setiap klien diberi penilaian kemampuan mengetahui penyeban, tanda,
gejala, akibat, dan perilaku kekerasan yang dilakukan. Beri tanda (√ )
jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
Proses evaluasi di lakukan untuk menilai keberhasilan dari
tindakan keperawatan dan strategi rencana tindakan untuk menilai
keberhasilan dari tindakan keperawatan dan strategi rencana tindakan
keperawatan selanjutnya. Evaluasi tindakan keperawatan pada pasien
untuk menilai adanya penurunan atau peningkatan tanda dan gejala
perilaku kekerasan pasien serta kemampuan pasien dalam mengontrol
prilaku kekerasan. Kemampuan pasien yang penting dilakukan
evaluasi meliputi:

1. Kemampuan pasien umtuk mengenal masalah risiko prilaku


kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
dilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan ).
2. Kemampuan pasien untuk mencegah perilaku kekerasan dengan
cara latihan fisik: tarik nafas dalam, pukul bantal, pukul kasur.
3. Kemampuan pasien untuk mencegah perilaku kekerasan dengan
cara latihan kepatuhan pengobatan.
4. Kemampuan pasien untuk mencegah perilaku kekerasan dengan
cara latihan berbicara assertif dalam kehidupan sosial.
5. Kemampuan pasien untuk mencegah perilaku kekerasan dengan
cara spiritual.

Evaluasi tindakan keperawatan pada keluarga untuk menilai


kemampuan keluarga dalam merawat pasien dengan risiko perilaku
kekerasan. Kemampuan keluarga yang penting dilakukan evaluasi
meliputi:

9
1. Kemampuan mengidentikasi masalah dalam merawat pasien
dengan risiko perilaku kekerasan.
2. Kemampuan keluarga cara merawat pasien dengan risiko perilaku
kekerasan.
3. Kemampuan Keluarga mengenal tanda dan gejala kekambuhan
pasien dan melakukan rujukan.
4. Kemampuan keluarga melakukan follow up perawatan pasien ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Kemampuan keluarga dalam manajemen stres/ emosi dalam
merawat pasien dengan risiko perilaku kekerasan.

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang di miliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: Risiko prilaku kekerasan sesi 1. Klien mampu menyebutkan
penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang dilakukan, dan akibat yang di
rasakan klien. Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua
dirasakan di rumah sakit (Reinforcement).
Dokumentasi asuhan keperawan pada catatan perkembangan
perawatan sangat penting dilakukan perawat. Dokumen ini merupakan
bukti tertulis asuhan keperawatan yang dipertanggung jawabkan.
Dokumen ini juga merupakan media komunikasi antar perawat maupun
perawat-tenaga kesehatan lainnya sebagai pertimbangan perencanaan
tindakan selanjutnya.

10
Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Secara Fisik

Tujuan

a. Perawat meminta pasien membacakan hasil yang telah dituliskan pada


sesi sebelumnya
b. Perawat meminta pasien menuliskan kegiatan-kegiatan fisik untuk
menyalurkan kemarahannya
c. Perawat meminta pasien untuk memilih 2 kegiatan yang dapat
dilakukan
d. Perawat meminta semua pasien untuk mempraktikkannya secara
bergiliran
e. Perawat memberi dukungan positif setiap kebehasilan kegiatan
dengan baik.

Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama membentuk segi empat
b. Ruangan nyaman dan tenang

Alat

a. Bantal
b. Sound musik
c. Papan tulis
d. Buku catatan dan pulpen
e. Jadwal kegiatan klien

Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Permainan

Langkah Kegiatan
1. Persiapan

11
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan:
penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan serta
akibatnya.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah
perilaku kekerasan
2) Menjelaskan aturan main berikut :
a) Klien Bersedia mengikuti TAK
b) Berpakaian rapi dan bersih
c) Peserta tidak diperbolehkan makan, minum atau
merokok selama pelaksanaan TAK
d) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapi
e) Lama kegiatan 45 menit
f) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap kerja
Melakukan pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja
dengan permainan sederhana yaitu diputarkan musik, kemudian klien
memutar bola yang di pegang, bila musik di hentikan dan ada peserta
TAK yang masih memegang bola berarti dia adalah peserta yang
terpilih untuk dilakukan tahap kerja selanjutnya.
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasanya dilakukan oleh klien.

12
1) Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olah raga
yang biasa silakukan oleh klien.
2) Tulis dipapan tulis/flipchart/whiteboard
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk
menyalurkan kemarahan secara sehat: tarik napas dalam,
menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main
bola,senam, memukul gendang.
c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.
d. Bersama klien mempraktekan dua kegiatan yang dipilih.
e. Terapis mempratekkan.
f. Klien melakukan redemontrasi.
g. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekan cara
penyaluran kemarahan.
h. Upayakan semua klien berperan aktif.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku
kekerasan.
3) Memberitahukan kemajuan masing – masing klien dalam
mencapai hasil tiap sesi.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari
jika stimulus penyebab perilaku kekerasan.
2) Menganjurkan klien malatih secara teratur cara yang telah
dipelajari.
3) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontak yang akan datang
1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi
sosial yang asertif.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

13
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2,
kemampuan yang di harapakan adalah dua kemampuan mencegah perilaku
kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 2:
Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
Mempraktekkan
Mempraktekkan cara fisik yang
No Nama klien cara fisik yang
pertama
kedua
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2
cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika
klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien mampu mempraktekkan
tarik nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktekkan pukul kasur dan
bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktekkan di ruang rawat (buat
jadwal).

14
Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Cara Interaksi Social Asertiv
(Cara Verbal)
Tujuan:
a. Perawat meminta pasien membacakan hasil yang telah di tuliskan
pada sesi sebelumnya
b. Perawat meminta pasien melakukan berbicara asertiv dalam
kehidupan sosial (meminta tolong, menolak bantuan, menanggapi
kritik, mengungkapkan perasaan atau keinginan) (sebelumnya
diberikan contoh)
c. Perawat meminta semua pasien untuk mempraktikkannya secara
bergiliran
d. Perawat memberikan dukungan positif setiap keberhasilan kegiatan
dengan baik

Setting :
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :
a. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
b. Buku catatan dan pulpen
c. Jadwal kegiatan klien

Metode:
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran / simulasi

Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

15
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi /Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala
marah, serta perilaku kekerasan
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan sudah dilakukan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk
mencegah perilaku kekerasan
2) Menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta
sesuatu dari orang lain
b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien.
c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan
yaitu,” Saya perlu/ingin/minta...., yang akan saya gunakan
untuk....”.
d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan
ulang cara pada poin c.
e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan
rasa sakit hati pada orang lain, yaitu,”Saya tidak dapt

16
melakukan...”atau”Saya tidak menerima dikatakan .....”atau” Saya
kesal dikatakan seperti...”.
h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan
ulang cara pada poin d.
i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.
j. Memberikan pujian pada peran serta klien.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah melakukan TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan
yang telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang
benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakn kegiatan fisik dan interaksi
sosial yang asertif, jika stimulus penyebab perilaku kekerasan
terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi
sosial yang asertif secara teratur.
3) Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal
kegiatan harian pasien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan
ibadah.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses Tak berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3,

17
kemampuan klien yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan
secara sosial. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 3: TAK Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan


Kemampuan Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial

Memperagakan Memperagakan Mamperagakan Cara


No Nama Klien Cara Meminta Cara Menolak Mengungkapkan
Tanpa Paksa Yang Baik Kekerasan Yang Baik
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan
pencegahan perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa,
menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri
tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan
cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan
kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).

18
Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Cara Spiritual
Tujuan:
a. Perawat menanyakan kepada pasien tentang agama dan
kepercayaannya masing-masing
b. Perawat meminta pasien memilih salah satu kegiatan ibadah untuk
diperagakan
c. Perawat meminta semua pasien untuk mempraktikannya secara
bergiliran dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
d. Perawat memberikan dukungan positif keberhasilan kegiatan dengan
baik

Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat
a. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis
b. Buku catatan dan pulpen
c. Jadwal kegiatan klien

Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran/ stimulasi

Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.
b. Menyiapkan alat dan tempat.

2. Orientasi
a. Salam terapeutik

19
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala
marah, serta perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang
asertif untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk
mencegah perilaku kekerasan
2) Menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.
b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-
masing klien.
c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.
d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.
e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
f. Memberikan pujian pada penampilan klien.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan
yang telah dipelajari

20
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang
benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi
sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah jika stimulus
penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial
yang asertif, dan kegiatan ibadah secara teratur.
3) Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian
klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati untuk balajar cara baru yang lain, yaitu minum
obat teratur.
2) Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 4,
kemampuan klien yang diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk
mencegah kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 4 : TAK Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual
Mempraktikkan Mempraktikkan kegiatan
No Nama klien
kegiatan ibadah pertama ibadah kedua
1.
2.
3.
4.
5.

21
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan
pencegahan perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa,
menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri
tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 4, TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua
cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat
jadwal).

22
Sesi 5 : Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Minum Obat
Tujuan:
a. Perawat meminta pasien jenis obat yang diminum
b. Perawat meminta pasien menyebutkan 5 benar obat
c. Perawat meminta semua pasien untuk mempraktikkannya secara
bergilran
d. Perawat memberikan dukungan positif setiap keberhasilan dengan
baik

Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat
a. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis
b. Buku catatan dan pulpen
c. Jadwal kegiatan klien
d. Beberapa contoh obat

Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab

Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.
b. Menyiapkan alat dan tempat

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama

23
b. Evaluasi/ validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala
marah, serta perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang
asertif untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.

c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu petuh minum obat untuk
mencegah perilaku kekerasan
2) Menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien : nama dan
warna (upayakan tiap klien menyampaikan).
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar
waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar
cara minum obat, benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara
bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat(catat di
whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard).

24
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah perilaku kekerasan/ kambuh.
j. Menjelaskan akibat/ kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu
kejadian perilaku kekerasan/ kambuh.
k. Minta klien menyebutkaa kembali keuntungan patuh minum obat
dan kerugian tidak patuh minum obat.
l. Memberikan pujian setiap kali klien benar.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan
yang telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang
benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi
sosial asertif kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk
mencegah perilaku kekerasan.
2) Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan
disepakati jika klien perlu TAK yang lain.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5,
kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum
obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

25
Sesi 5: TAK Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Minum Obat

Menyebutkan
Menyebutkan Menyabutkan
Akibat Tidak
No Nama Klien Lima Benar Keuntungan
Patuh Minum
Minum Obat Minum Obat
Obat
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan
pencegahan perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa,
menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri
tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan keuntungan
minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan
akibat tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara
minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat
tidak minum obat

26

Anda mungkin juga menyukai