Anda di halaman 1dari 8

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SESI 1-4 TENTANG

DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Latar Belakang

Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa


terjadi akibat perubahan proses fikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan
diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan
secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting
(BAB/BAK) secara mandiri.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk


kegiatan terapi psikologik yang dilakukan dalam sebuah
aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif dalam rangka
pencapaian penyesuaian psikologik perilaku dan pencapaian
adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas kelompok:
tujuan ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan masalah yang
dihadapi oleh sebagian peserta dan sedikit banyak dapat
diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif.

Pemahaman akan jati diri pada seoirang pasien akan sangat


menentukan penentuan terhadap citra diri positif pasien.
Pengembangan dan eksplorasi mendalam terhadap kekuatan dan
kelemahan diri akan sangat pentingnya artinya dalam pencapaian
pemahaman objektif terhadap realitas diri, dan sekaligus modal
dasar pembangunan citra diri untuk kemudian mengembangkan
peran diri. Pemahaman yang benar dan realistis terhadap
kekuatan dan kelemahan diri merupakan salah satu kunci
peningkatan konsep diri sebagai salah satu modal dalam
pengelolaan gangguan jiwa khususnya yang dipengaruhi adanya
citra diri negatif seperti rasa tidak mampu, kekurangan fisik,
kekurangan fisiologis, rasa minder dan sebagainya.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka terapi aktivitas


kelompok ini bertujuan untuk mengembangkan citra diri positif
melalui eksplorasi kekuatan dan kelemahan diri.

II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pasien mampu melakukan perawatan diri dengan baik
2. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan
c. Pasien mampu melakukan makan/minum dengan baik dan benar.

III. Landasan Teoritis


1. Pengertian Perawatan Diri
Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya. Pasien dinyatakan terganggu perawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2009)
2. Jenis-Jenis Perawatan Diri
a. Kurang perawatan diri: Mandi/kebersihan
Kurang perawatan diri mandi merupakan gangguan kemampuan
untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri: Berdandan/berhias
c. Kurang perawatan diri: Makan/minum
d. Kurang perawatan diri: Toileting
3. Penyebab Defisit Perawatan Diri
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Menurut DEPKES (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah:
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan: terlalu dimanjakan
2) Biologis: penyakit kronis
3) Kemampuan realitas turun: bingung realitas
4) Sosial: kurang pengetahuan dan kemampuan perawatan
diri
b. Faktor presipitasi
1) Body image: gambaran diri
2) Praktek sosial: pola asuh/kebiasaan
3) Status sosial ekonomi: latar belakang seseorang
4) Budaya
5) Kebiasaan seseorang
6) Kondisi fisik/psikis
4. Tanda dan gejala defisit perawatan diri
a. Pasien malas mandi
b. Pasien tidak berpakaian atau berdandan dengan rapi
c. Pasien makan tanpa cuci tangan dan berdo’a.
5. Defisit perawatan diri: Mandi
Pasien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan
badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mendapatkan
perlengakapan mandi, mengeringkan tubuh, masuk serta keluar
kamar mandi.
a. Manfaat Perawatan Diri Mandi/Kebersihan
1) Memberikan rasa segar dan nyaman
2) Meningkatkan kesehatan diri
3) Mencegah terjadinya penularan penyakit
4) Meningkatkan kepercayaan diri
b. Tata Cara Perawatan Diri Mandi/Kebersihan
1) Mandi minimal 2 kali dalam sehari, dengan menggunakan
sabun dan air
2) Menggosok gigi 3 kali sehari dan
3) Melakukan kebersihan rambut yang dilakukan 3 kali
dalam seminggu dengan menggunakan shampoo
c. Kerugian Tidak Melakukan Perawatan Diri Mandi
1) Infeksi kulit yang disebabkan oleh kutu dan jamur
2) Bau badan
3) Kesehatan akan terganggu (cepat tertular penyakit)
4) Kulit kotor dan tidak sehat
5) Dijauhi dalam pergaulan
6. Defisit Perawatan Diri: Berdandan
Pasien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau
mengambil potongan pakaian, serta memperoleh atau menukar
pakaian. Pasien juga memiliki ketidakmampuan untuk
menggunakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing, melepaskan pakaian.
a. Manfaat Perawatan Diri: Berdandan
1) Penampilan jadi rapi
2) Menambah kepercayaan diri
3) Menambah daya tarik
4) Senang dilihat orang lain
b. Tata Cara Berdandan Dengan Baik
1) Berpakaian dengan rapi
2) Menyisir rambut dengan rapi
3) Mencukur rambut dengan rapi
4) Menggunakan wangi-wangian
5) Mengganti pakaian minimal 1 kali dalam sehari
c. Kerugian Akibat Tidak Berdandan Dengan Baik.
1) Kurang percaya diri
2) Penampilan akan terlihat buruk dimata orang lain.
3) Akan merasa tidak nyaman
7. Defisit Perawatan Diri Makan dan Minum

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,


mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mengambil cangkir atau
gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.

a. Manfaat Perawatan Diri: Makan dan Minum yang baik.


1) Menjaga etika dan sopan santun
2) Terhidnar dari penyakit pencernaan
3) Memberikan asupan energi
b. Tata Cara Makan dan Minum yang baik.
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
2) Berdoa sebelum dan sesudah makan
3) Menggunakan tangan kanan
4) Duduk dengan benar di meja makan
5) Makan dan minum secukupnya
6) Merapikan peralatan makan dan minum setelah selesai
makan.

8. Defisit perawat diri : BAB/BAK(Toileting)


Klien memiliki keterbatasan atau ketidak mampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, membersihkan diri
setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram toileting atau
kamar kecil
a. Manfaat perawatan diri : BAB /BAK (Toileting)
1) Terhindar dari isk dan kuman penyakit
2) Menjaga kebersihan area alat kelamin\
3) Memberikan rasa nyaman pada diri sendiri maupun orang
lain.

b.Tata cara perawatan diri : BAB/BAK


1) BAB/BAK dikamar kecil
2) Duduk
3) Melepaskan celana pada saat BAB/BAK
4) Membersihkan area kelamin/dubur dengan air bersih
setelah melakukan BAB/BAK
5) Mengeringkan dengan handuk atau tissue
6) Mengganti celana dalam manimal 2X sehari
7) Membersihkan toilet dengan bersih menggunakan air
setelah melakukan BAB/BAK
8) Mencuci tangan setelah BAB/BAK

IV. Proses Pelaksanaan


A. Topik
Defisit perawat diri
B. Seting tempat

O
K
K
K
F F

K K
K K
Keterangan:
1. L : leader CO L
2. Co: cp leader
3. F : fasilitator
4. O : observer
5. K : klien

Petunjuk : Duduk melingkar bersama perawat

C. Peran dan fungsi terapi


1) Leader
 Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
 Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK
 Manyapaikan materi sesuai tujuan TAK dan peraturan
kegiatan TAK.
 Membuka acara TAK dan mampu memotivasi anggota untuk
aktif
 Memimpin diskusi kelompok
 Meutup acara TAK

2) Co leader
 Mendaping liader
 Menjelaskan aturan permainan
 Mambaca tata tertib dan program antisipasi
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
tentang aktivitas pasien.
 Meningkatakan lieder jika kegiatan menyimpang dari
perencanaan yang telah dibuat.
 Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami
bloking dalam proses terapi
3) Fasilitator
 Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok
 Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivasi
 pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya
terapi.
4) Observer
 Mengobservasi jalannya proses kegiatan
 Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non
verbal pasien selama kegiatan berlangsung(dicatat pada
format yang tersedia)
 Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai
persiapan,proses hingga penutup.
 Mancatat semua proses yang terjadi dan
melaporkannya.

D. Waktu pelaksanaan

Hari/tanggal : Rabu, 15 november 2017


Waktu : 09.00-10.00 wita
Tempat : ruangan angsoka

E. Uraian struktur kelompok


1. Pelaksanaan (fase 1)
a)Jenis kegiatan: sesi 1
 Manfaat perawatan diri dan menjaga kebersihan
diri
b)Kriteria klien
 Pasien dengan riwayat gangguan jiwa serta dengan
gangguan perawatan diri: deficit perawat diri
 Tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk,dalam keadaan tenang dan kooperatif.

c) Tujuan :
 Pasein mampu menyebutkan manfaat pentingnya
perawatan diri.
 Pasien mampu menyebutkan cara menjaga
kebersihan diri.
 Pasien mampu menyebutkan akibat apabila tidak
melakukan perawatan diri.

d) Alat/media
 Peralatan mandi
 Music

e) Pergorganisasian
a. Leader : yeti rosmiati
b. Co leader :nuri febriani
c. Fasilitator : taufik hidayat, winda andriana,rudi
hartono
d. Observer : siti zuraidatil apriani
e. Langkah kegiatan
1. Persiapan
 Mengingatkan kontrak pada pasien
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase orientasi
 Salam teraupetik
 Validasi atau evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan saat ini
b. Terapis menanyakan pengalaman pasien
tentang perawatan diri yang dilakukan
selama ini
3. Kontrak:
a. Waktu : 15-30 menit
b. Tempat: ruang angsoka RSJ mutiara sukma NTB
4. Aturan main
a. Setiap anggota atau peserta harus mengikuti
permainan dari awal sampai akhir
b. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin
pemimpin TAK
5. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan
dialaksnankan yaitu, cara menjaga kebersihan
diri
b. Terapis menghidupkan music dan menyiapkan bola
untuk dioperkann kepeserta
c. Terapis meminta mengederkan bola berlawanan
dengan arah jarum jam.
d. Pada saat music dimatikan,anggota kelompok
yang memegang bola mendapatkan giliran untuk
mneybutkan: identitas diri, menyebutkan
maanfaat perawatan diri, cara menjaga
kebersihan diri dan akibat apabila tidak
melakukan perawatan diri. Ulangi sampai
peserta mendapatkan giliran
e. Berikan pujian setiap pasein selesai bercerita
Terapis menjelaskan manfaat perawatan diri, cara
menjaga kebersihan diri dan akibat apabila tidak
melakukan perawatan diri.
6. Fase terminasi
a) Evaluasi
-menanyakan perasaan pasien setelah melakukan TAK
-memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
-Menganjurkan untuk menerapkan cara yang telah di
pelajari dalam perawatan diri.
-Memasukkkan kegiatan manfaat perawatan diri pada
jadwal kegiatan harian pasien.
c) Kontrak yang akan dating
 Menyepakati kegiatan berikut, yaitu tata cara
berdandan yang baik.
 Menyepakati waktu dan tempat

2. Pelaksanaan (pase 2)
a. Jenis kegiatan : DPD sesi 2
1)tata cara berdandan/berhias
b. Tujuan
1) Pasien dapat mengenal dan menyebutkan alat-alat
berhias
2) Pasien mampu menyebutkan cara berpakaian, bercukur
untuk peria dan cara berhias serta menyisir untuk
wanita.
3) Pasien mampu menggunakan alat-alat yang diberikan
untuk berhias.
4) Pasien mampu menjelaskan manfaat berhias.
c. Alat
-peralatan berhias dan bercukur
d. Metode
-Diskusi dan Tanya jawab
-Bermain peran/stimulasi
e. Pengorganisasian
1) Ledar : Taupik hidayat
2) Co. Leadar : Siti zulaidatit A.
3) Pasilitator: Nuri febrianti, yeti rosmiati, winda
andriani
4) Observer : Rudi hartono
f. Langkah kegiatan
1) Persiapan
-Mengingatkan kontrak dengan pasien
-membuat kontrak dengan pasien.
-mempersiapkan alat dan pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
-salam dan terapis kepada pasien
-pasien dan terapis pakai papan nama
b) Validasi
-Menyanaykan perasaan pasien saat ini
-menyaakan tentang pengalaman berhias yang
dilakukan selama ini

Anda mungkin juga menyukai