Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN INDIVIDU

KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :
DESKY MUTIARA YISSA
A01802415

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2020
Format Strategi Pelaksanaan

STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan ke : 1
1. Kondisi pasien
DO :
- Klien mengatakan merasa marah.
- Klien mengatakan ingin membanting benda disekitarnya.
DS :
- Pandangan klien tajam.
- Berbicara dengan ketus.
- Suara keras.
- Merusak lingkungan.

2. Diagnose keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan (tuk / sp)


SP.1 : Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat dari perilaku
kekerasan & mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 : tarik nafas dalam
dan cara fisik 2 : pukul kasur/bantal.
Tujuan :
- Klien dapat mengetahui tanda dan gejala, penyebab, dan akibat perilaku
kekerasan.
- Klien dapat menjelaskan tanda dan gejala, penyebab, dan akibat perilaku
kekerasan.
- Klien dapat mengetahui cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara tarik
nafas dalam atau pukul bantal.
- Klien dapat melakukan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
tarik nafas dalam atau pukul bantal.

4. Strategi pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum ibu. Perkenalkan ya bu saya Puteri mahasiswa dari Stikes
Muhammadiyah Gombong. Saya boleh tau nama ibu tidak? Ibu senang
dipanggil siapa?”
2) Evaluasi / validasi
a) Perasaan pasien saat ini
“Bagaimana Bu perasaanya hari ini? Apa yang menyebabkan ibu dibawa ke
Rumah Sakit ini?”
b) Kondisi pasien saat ini
“Lalu apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi apa yang ibu rasakan
itu?”
3) Kontrak
“Oke kalau begitu hari ini saya mau bercakap – cakap dengan ibu ya, jadi nanti
harapannya setelah ibu bercakap – cakap dengan saya ibu bisa mengontrol
marahnya dengan baik. Ibu mau bercakap – cakap berapa lama dan dimana ya
Bu?”
b. Fase Kerja
“Tadi ibu mengatakan kalau seringm erasa marah ya bu, kalau boleh saya tau apa
yang menyebabkan ibu marah? Kalau ibu ingin marah, biasanya apa yang ibu
rasakan? Lalu setelah ibu membanting barang – barang disekitar ibu apa ibu tau
akibatnya? Apa ibu merasa puas? Apa masalah ibu bisa terselesaikan?”

“Nah untuk mengontrol marah ibu tersebut saya punya dua cara bu. Yang pertama
dengan cara tarik nafas dalam, dan yang kedua dengan memukul bantal. Nah hari
ini saya akan ajarkan ibu cara mengontrol marah dengan tarik nafas dalam dulu ya
bu. Caranya nanti ibu hirup udara dari hidung, tahan sebentar selama 3 detik lalu
keluarkan dari mulut secara perlahanselama 3 detik ya bu. Saya contohkan dulu ya
ibu bisa melihatnya. ( Mendemontrasikan cara tarik nafas dalam )

“Seperti itu ya bu, sekarang coba ibu mencoba latihan ya. Bagus bu, ibu bisa
melakukan latihan ini 3-5x sehari ya.”

“Sekarang kita latihan cara mengontrol marah yang kedua ya bu, yaitu dengan
cara pukul bantal/kasur. Jadi kalau ibu merasa marah ingin memukul seseorang
atau membanting barang ibu bisa melakukan caara ini. Ibu bisa meluapkan marah
ibu dengan cara mengepalkan tangan ibu dan mengumpulkan tenaga di tangan,
lalu memukulkannya di bantal / kaasur dengan menghembuskan nafas. Saya
contohkan dulu ya bu. ( Mendemontrasikan cara memukul bantal / kasur )

“ Coba ibu lakukan atihannya bu. Bagus sekali bu, ibu bisa melakukan latihan ini
ketika ibu merasa marah ya bu.”

“kalau begitu sekarang kita buat jadwal latihan ibu ya, kira – kira ibu mau latihan
cara mengontrol marah berapa kali sehari dan mau jam berapa?”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
“Bagaimana bu perasaannya setelah bercakap – cakap dengan saya?”
“Ibu masih ingat tidak kita tadi bercakap – cakap tentang apa? Coba ibu
sebutkan kembali. Coba saya mau ibu mempraktikanya. Bagus bu ibu masih
ingat ya.”
2) Rencana tindak lanjut
“Nah jangan lupa ya bu untuk latihan cara mengontrol marah dengan cara tadi
5x sehari. Jangan lupa juga buat ditulis dijadwal yang tadi sudah kita buat ya
bu.”
3) Kontrak pertemuan selanjutnya
“Untuk besok saya mau bertemu ibu lagi ya bu, jam 10.00 WIB bisa? Saya
akan melatih ibu cara mengontrol marah dengan minum obat ya. Kalua begitu
saya permisi dulu ya bu. Assalamualaikum.”

Anda mungkin juga menyukai