Anda di halaman 1dari 34

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:


HALUSINASI PENDENGARAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan JIwa


Yang dibina oleh
1. Ibu Dyah Widodo, S. Kp., M. Kes
2. Bapak Edi Sujarwo, S. Kp., M. Kep

Oleh
1. MEGA NOOR AINIE 1601100055
2. HENY INDRA K 1601100082
3. ERIZA YUNIARITA 1601100060
4. IMAM KHOIRUDIN 1601100067
5.
Kelas IIB

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
April 2018
SETRATEGI PELAKSANAAN (SP)
HALUSINASI

Masalah Utama : Halusinasi Pendengaran


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
a. Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar
b. Klien sering tertawa dan tersenyum sendiri
c. Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan
isinya tidak jelas serta melihat setan-setan.

2. Diagnosa keperawatan:
Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
 Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
 Pasien dapat mengontrol halusinasinya
 Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

2. Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga


Tujuan tindakan kepada keluarga meliputi
 Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah
sakit maupun di rumah
 Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
STRATEGI PELAKSANAAN 1: MENGHARDIK HALUSINASI

B. PELAKSANAAN KOMUNUKASI
1. FASE ORIENTASI
A. Salam terapiutik
“Assalamualaikum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Mega,
saya mahasiswa praktik dari Poltekkes Malang yang akan dinas di
ruangan ini dari jam 07:00 - 14:00 siang. Nama ibu siapa? Ibu senang di
panggil siapa?”

B. Evaluasi atau Validasi


“ Bagaimana perasaan ibu hari ini?, apa yang ibu keluhkan hari ini?”

C. Kontrak
a. Topik
“ Baiklah bu, bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang suara
yang selama ini ibu dengar tetapi tidak tampak wujudnya?”
b. Waktu
“ Berapa lama ibu mau berbincang – bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
c. Tempat
“ Ibu ingin kita berbincang – bincang dimana? Bagaimana kalau di
ruang tamu?”

2. FASE KERJA
“Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang
dikatakan suara itu?Kapan biasanya suara itu muncul bu? Apakah terus-
menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Suara apa yang biasanya sering
ibu dengar? Berapa kali sehari biasanya ibu mendengar suara itu? Pada
keadaan apa suara itu biasa terdengar? Apakah pada waktu sendiri?
“Apa yang ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan
cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara
untuk mencegah suara-suara itu muncul?”
“Ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan
teratur.Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik. Apa ibu mau untuk saya ajarkan?”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung
ibu bilang, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar.
Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar
lagi. Coba ibu peragakan. Nah begitu, … bagus bu. Coba lagi. Ya bagus
ibu sudah bisa”
3. FASE TERMINASI
A. EvaluasiSubjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap? Jadi suara-suara
itu menyuruh ibu untuk ..................
Seperti yang telah kita perlajari bila suara-suara itu muncul ibu bisa
mengatakan “ pergi-pergi saya tidak mau dengar kamu suara palsu”

B. Rencana tindak lanjut


Ibu lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama
3 kali sehari yaitu jam 90:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi buku
kegiatan harian adalah sesuai dengan jadwal keegiatan harian yang
telah kita buat tadi ya bu? Jika ibu melakukanya secara mandiri makan
ibu menuliskan huruf M, jika ibu melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu tulis B, Jika ibu tidak
melakukanya maka tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Nah
bagus bu.

C. Kontrak yang akan datang


a. Topik
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua yaitu dengan
aktivitas terjadwal. Apakah ibu bersedia?

b. Waktu
“Ibu mau jam berapa?Bagaimana kalau jam 09.00 pagi? Berapa lama
kita akan berlatih? ”

c. Tempat
“Dimana tempatnya? Bagaimana kalau di ruang tamu? Apa ibu
bersedia?” Baiklah sampai bertemu besok ibu, saya permisi dulu.
Assalamualaikum
STRSTEGI PELAKSANAAN 2 : BERCAKAP-CAKAP DENGAN
ORANG LAIN

Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita
latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih
cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?

Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-
suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol
dengan bapak Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo
ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri,anak bapak
katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang dengar suara-suara. Begitu
bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba
sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara
yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara
ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan
dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap?
Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok
pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu
melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?
Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”
STRSTEGI PELAKSANAAN 3: AKTIVITAS TERJADWAL

B. PELAKSANAAN KOMUNUKASI
1. FASE ORIENTASI
A. Salam terapiutik
Asalamualaikum ibu, selamat pagi, masih ingat dengan saya?

B. Evaluasi atau Validasi


Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada halusinasinya?
Apakah ibu melakukan cara yang telah saya ajarkan kemarin untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu? Coba saya lihat jadwal
kegiatan hariannya? Bagus sekali bu, ibu melakukan terapi
menghardik halusinasi dengan teratur. Coba sekarang ceritakan pada
saya apakah dengan cara tadi suara-suara yang ibu dengarkan
berkurang? Bagus sekali bu, dengan suara-suara itu sudah tidak
menganggu ibu lagi. Coba sekarang ibu praktekkan lagi bagaimana
cara menghardik suara-suara yang telah kita pelajari kemarin. Bagus
sekali bu, ibu sudah bisa mempraktekkannya.

C. Kontrak
a. Topik
Baiklah bu, sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara
melakukan aktivitas terjadwal yaitu dengan membersih kamar
dengan tujuan kalau ibu sibuk maka kesempatan muncul suara-
suara akan berkurang. Apakah bersedia?

b. Waktu
Berapa lama ibu mau berbincang – bincang? Bagaimana kalau 20
menit?

c. Tempat
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang
tamu? Baiklah bu.
2. FASE KERJA
Baiklah mari kita merapikan tempat tidur. Tujuan nya agar ibu dapat
mengalihkan suara yang didengar. Diaman kamar tidur ibu? nah kalau
kita akan merapika tempati tidur, kita pindahkan dulu bantal, guling dan
selimutnya. Bagus sekali sekarang kita pasang sepraynya lagi, kita mulai
dari arah atas ya sekarang bagian kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian
pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal dan letakkan dibagian atas
kepalaselanjutnya kita lipat dan rapikan selimutnya dan letakan dibawah
kaki. Bagus sekali bu. Ibu dapat melakukannya dengan baik dan rapi.

3. FASE TERMINASI
A. EvaluasiSubjektif dan Objektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita membereskan tempat tidur
apakah selama kegiatan berlangsung suara-suara itu datang? O bagus
sekali bu jadi selama latihan suara-suara itu tidak ada ya bu, jadi ibu
dapat melakukan kegiatan ini untuk menghilangkan suara-suara nah
sekarang coba ulangi langkah-langkah yang tadi telah kita lakukan
B. Rencana tindak lanjut
Bagus sekali bu sekarang masukan kedalam jadwal kegiatan harian.
Bagus sekali bu. Jam berapa ibu akan melakuan kegiatan ini? Baiklah
bu jam 06:00 dan jam 15:00 setelah bangun tidurya. Bagus.
C. Kontrak yang akan datang
a. Topik
Baik lah bu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang topik selanjutnya. Apakah ibu bersedia?

b. Waktu
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?

c. Tempat
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok bu. saya permisi Assalamualaikum
STRSTEGI PELAKSANAAN 4: MELATIH PASIEN MENGGUNAKAN
OBAT SECARA TERATUR

Orientasi:

“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ?
Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum
obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak
minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini
saja ya bapak?”

Kerja:

“bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak
dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang
bapak minum ? (Perawat menyiapkan obatpasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3
kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk
menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama
gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali
sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara
sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan
dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk
mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter
untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-
obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu
obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang lain.
Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara
yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas
per hari”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah


berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus!
(jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal
kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada
keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi
untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau
jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

Refrensi

Fitriyani, B. 2014. Strategi Pelaksanaan Halusinasi. Online.


http://beliaelfitriyani92.blogspot.co.id/2014/05/sp-halusinasi-terbaru.html.
Diakses pada 21 april 2017
Hendri, S. 2015. SOP STRATEGI PELAKSANAAN (SP) HALUSINASI.
Online, http://hendikasafitri.blogspot.co.id/2015/11/sop-strategi-
pelaksanaan-sp-halusinasi.html. Diakses pada 21 april 2017
Kalya. A. 2010 Askep Pasien Dengan Halusinasi. (daring)
(https://attakalya.wordpress.com/2010/05/02/askep-pasien-dengan-
halusinasi/) diakses pada tanggal 21 April 2018
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KELUARGA DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Keperawatan Jiwa
yang dibina oleh Ibu Dyah Widodo, SKp., M.Kes
Bapak Eddi Sudjarwo, M.Kep

POLTEKKES KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG
April 2018
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Tindakan Keperawatan untuk Keluarga


a. Tujuan:
1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit
maupun di rumah
2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama
pasien di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi
untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit
(dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan
membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara
optimal.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi
adalah:
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses
terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi.
3. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat
pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4. Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien

SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis


halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara
merawat pasien halusinasi.
Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara.
ORIENTASI:
“Selamat pagi Bapak/Ibu!”“Saya yudi perawat yang merawat Bapak”
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Bapak?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang Bapak alami dan
bantuan apa yang Ibu bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama
waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat bapak Apa yang Ibu
lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh Bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar
atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya
suara itu tidak ada.”
“Kalau Bapak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan
itu tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada
beberapa cara untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-
cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan Bapak, jangan membantah
halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut
memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak
mendengar atau melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan Bapak melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap
dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-
sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih Bapak untuk membuat jadwal
kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian
jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu Bapak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat
tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Bapak untuk
minum obat secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3
macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-
suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam
7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya
sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara
berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk
mencegah kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi Bapak
dengan cara menepuk punggung Bapak. Kemudian suruhlah Bapak menghardik
suara tersebut. Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Bapak. Sambil menepuk
punggung Bapak, katakan: bapak, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang
diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, bapak Tutup
telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan
berulang-ulang, pak”
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Bu”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan
halusinasi Bapak?”
“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat bapak?”
”Bagus sekali Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu
untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak?”
”Jam berapa kita bertemu?”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien


langsung dihadapan pasien
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien
dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.
ORIENTASI:
“Selamat pagi”
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”
”Apakah Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi Bapak yang
sedang mengalami halusinasi?Bagus!”
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan
cara memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak”.
”mari kita datangi bapak”
KERJA:
”Selamat pagi pak” ”pak, istri bapak sangat ingin membantu bapak
mengendalikan suara-suara yang sering bapak dengar. Untuk itu pagi ini istri
bapak datang untuk mempraktekkan cara memutus suara-suara yang bapak
dengar. pak nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau tersenyum-
senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba
ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang bapak alami seperti yang
sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung bapak lalu suruh bapak
mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut”
(saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien)Bagus
sekali!Bagaimana pak? Senang dibantu Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat jadwal
harian bapak. (Pasien memperlihatkan dan dorong istri/keluarga memberikan
pujian) Baiklah, sekarang saya dan istri bapak ke ruang perawat dulu” (Saudara
dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi
langsung dihadapan Bapak?”
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat melakukan cara itu bila
Bapak mengalami halusinas”.
“bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang
jadwal kegiatan harian Bapak. Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya.
Sampai jumpa.”

Daftar Rujukan:
Yusalia,R.2012.LpdanSPHalusinasi(online),(http://www.academia.edu/12005326/
LP_dan_SP_Halusinasi). Diakses 22 April 2018.
Yansyah,R.2013.StrategiPelaksanaanHalusinasi(online),(http://ahlinyajiwa.blogs
pot.co.id/2013/02/strategi-pelaksanaan-halusinasi.html). Diakses 22 April
2018.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA KLIEN GANGGUAN
PRESEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN
A. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi
berupa suara, penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa
stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2011)
Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus
eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan relitas/kenyataan
seperrti melihat bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indra, dimana orang
tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang disebabkan oleh
psikotik, gangguan fungsional, organic atau histerik. (Wijayaningsih,
2015)
2. Tujuan
- Tujuan Umum:
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya.
- Tujuan khusus:
a. Pasien dapat mengenal halusinasi
b. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
d. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal.
e. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan meminum obat.
3. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Senin, 07 Mei 2018
Jam : 09.00 WIB
Tempat : R. Perkutut V RS. Jiwa Sehat
4. Metode
Diskusi dalam Kelompok
5. Media dan Alat
a. Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK
b. Whiteboard
c. Spidol
d. Formulir/jadwal kegiatan
e. Contoh obat
6. Setting Tempat

Keterangan Gambar
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
Op : Operator
7. Pembagian Tugas
a. Peran Leader
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
3) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
5) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
6) Memberi reinforcement positif pada klien
7) Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011)
b. Peran Co-Leader
1) Membantu tugas leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader tentang kegiatan
4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Peran Observer
1) Mengobservasi jalannya acara
2) Mencatat jumlah klien yang hadir
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
4) Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
5) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
6) Membuat laporan hasil kegiatan
d. Peran Fasilitator
1) Memfasilitasi jalannya kegiatan
2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok
8. Peran Pasien
Kriteria Pasien:
a. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
b. Klien dengan gangguan stimulasi persepsi: halusinasi sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain
c. Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas
d. Klien tidak membahayakan diri dan orang lain
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik (Lilik, 2011)
9. Proses Keperawatan
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI I : MENGENAL HALUSINASI

A. Tujuan
1.Klien mengenal halusinasi
2.Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3.Klien mengenal frekuensi halusinasi
4.Klien mengenal perassan bila mengalami halusinasi
B. Setting
1.Kelompok berada diruang yang tenang
2.Klien duduk melingkar
C. Alat
1.Sound system
2.Spidol
3.Papantulis (white borad)
D. Metode
1.Diskusi
2.Tanya jawab
E. Langkah-langkahkegiatan
1.Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien denganperubahan sensori
persepsi; halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2.Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) masing masing klien memperkenalkan diri nama, nama panggilan
b) jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin pada terapis
c) lama kegiatan 45 menit
d) setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3.Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). Terapis
meminta klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara
berurutan, dimulai dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah
jarum jam.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-
masing klien membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka
alami dengan menceritakan :
1.Isi halusinasi
2.Waktu terjadinya
3.Frekuensi halusinasi
4.Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan
dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran
searah jarum jam.
d. Saat seorang klien menceritakan pengalaman hausinasi, setelah cerita
selesai terapis mempersilakan klien lain untuk bertanya sebanyak-
banyaknya 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.
f. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasiny, terapis memberikan
pujian.
4.Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya
yaitu belajar mengontrol halusinasi.
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK
berikutnya
F. Evaluasi dan dokumentasi

NO Aspek yang dinilai Nama peserta TAK


1 Menyebutkanisihalusinasi
2 Menyebutkanwaktuhalusinasi
3 Menyebutkanfrekuensihalusinasi
4 Menyebutkanperasaanbilahalusinasitimbul

Petunjukdilakukan = 1 tidakdilakukan = 0
SESI I I: MENGONTROL HALUSINASI: MENGHARDIK

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan mangatasi halusinansi.
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi.
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar.
2. Kelompok di tempat yang tenang.
C. Alat
Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab.
3. Stimulasi.
E. Langkah langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam .
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan atusan main:
a) Lama kegiatan 45 menit.
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir.
c) Jika akan meninggalkan kelompok ,klien harus meminta izin.
3. Kerja
a. Terapis meminta massing masing klien secara berurutan searah dengan jarum jam
menceritakan pa yang dilakukan jika mangalami halusinasi dan apakah itu bisa
mengatasi halusinasinya.
b. Setiap selasai klien menceritakan pengalamanya,terapis memberikan pujian dan
mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan .
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat
halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Terapis meminta masing masing klien memperagakan menghardik halusinasi
dimulai dari peserta disebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua
peserta mendapatkan giliran
f. Terapis memberikan pujian dan megajak semua klien bertepuk tangan saat setiap
klien selesai memperagakan menghardik halusinasi
4. Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari jika
halusinasi muncul
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan cara lain
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
F. Evaluasi dan Dokumentasi

No Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK


1 Menyebutkan cara yang selama ini
digunakan mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektifitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi
halusinasi dengan menghardik
4 Memperagakan menghardik halusinasi
SESI III: MENYUSUN JADWAL KEGIATAN

A. Tujuan
1. Kliendapatmemahamipentingnyamelakukanaktivitasuntukmencegahmunculnyahalusinas
i
2. Kliendapatmenyusunjadwalaktivitasdaripagisampaitidurmalam

B. Setting
1. Klien duduk melingkarmengelilingimeja
2. Lingkungantenang dan nyaman

C. Alat
1. Kertas HVS sejumlahpeserta
2. Pensil
3. Spidol
4. White board

D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan

E. Langkah – langkah kegiatan


1. Persiapan
a. Terapismempersiapkanalatdaritempat TAK
b. Terapismembuatkontrakdenganklien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik :terapismengucapkansalam
b. Evaluasi / validasi :
1)Terapismenanyakankeadaanklienhariini
2)Terapismenanyakanpengalamanklienmenerapkancaramenghardikhalusinasi
c. Kontrak:
1) Terapismenjelaskantujuankegiatan
2) Terapismenjelaskanaturanperaminan
a) Klienmengikutikegiatandariawalsampaiakhir
b) Jikaklieninginmeninggalkankelompokharusmemintaizinkepadaterapis
c) Waktu TAK adalah 90 menit
3. Kerja
a. Terapismenjelaskanlangkah-langkahkegiatan
b. Terapismembagikankertassatulembar dan masing – masingsebuahpensiluntukmasing
– masingklien
c. Terapismenjelaskanpentingnyaaktivitas yang
teraturdalammencegahterjadinyahalusinasi
d. Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal
denganmenggambarkannyadipapantulis
e. Terapismemintamasing –
masingklienmenyusunjadwalaktivitasdaribangunpagisampaidengantidurmalam
f. Terapismembimbingmasing – masingkliensampaiberhasilmenyusunjadwal
g. Terapismemberikanpujiankepadamasinng –
masingkliensetelahberhasilmenyusunjadwal
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapismenanyakanperasaankliensetelahbisamenyusunjadwal
2) Terapismemberikanpujianataskeberhasilankelompok
b. Tindaklanjut :terapismenganjurkanklienmelaksanakanjadwalaktivitastersebut
c. Kontrak yang akandatang
1) Terapismembuatkesepakatandenganklien TAK berikutnya
2) Terapismembuatkesepakatanwaktu dan tempat TAK
3)

F.Evaluasi dan Dokumentasi


NO Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan pentingnya
aktivitas mencegah halusinasi
2. Membuat jadwal kegiatan
harian

SESI IV: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP

A. Tujuan
1. Klienmemahamipentingnyabercakap-cakapdengan orang lain
2. Klienmenerapkancaramenghubungi orang lain ketikamulaimengalamihalusinasi
B. Setting
1. Tempat TAK di ruangan yang tenang dan nyaman.
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Spidol
2. White board
D. Metode
1. Diskusikelompok
2. Simulasi
E. Langkah-langkahkegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam; terapimengucapkansalamkeklien
b. Evalusi/validasi;
1. Terapismenanyakankabarklienhariini;
2. Terapismenanyakanpengalamanklienmengontrolhalusinasisetelahmenerap
kan 3 caralainya
c. Kontrak
1) Terpi menjelaskan tujuan TAK
2) Terapi menjelaskan waktu kegiatan
3) Terapi menjelaskan aturan maen
3. Kerja
a. Terapi menjelaskan pentingnya berbincang dengan orang lain untuk mengatasi
halusinasi.
b. Terapi meminta kepada klien setiasi yang sering dialami sehingga mengalami
halusinasi. Klien secara bergantian bercerita
c. Terapi memperagakan becakap cakap dangan orang lain jika ada tanda halusinasi
muncul
d. Klien meminta memperagakan hal yang sama secara bergantian.
e. Terapi memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan
F. Terminasi
1. Evalusi;
a. Terapimenyakanperasaankliensetelahselesaimengikuti TAK
b. Terapimemberikanpujianataskebersihankelompok
2. Tindaklanjut
a. Terapimenganjurkanklienuntukmenerapkanbercakapcakapdengan orang lain
bilamulaimengalamihalusinasi
b. Mendorongklienuntukmemulaibercakapcakapbilaadaklien lain yang
mulaimengalamihalusinasi
3. Kontrak yang akandatang;
a. Terapimenyepakatikegiatan TAK berikutnya
b. Terapimenyapakatitempat dan waktu TAK berikutnya.

G. Evaluasi dan dokumentasi


No. Aspek yang dinilai Nama pasien TAK

1 Menyebutkan pentingnya bercakap-


cakap ketika halusinasi muncul
2 Menyebutkan cara bercakap-cakap
3 Memperagakan saat cara percakapan
SESI V: CARA MINUM OBAT YANG BENAR

A. Tujuan
1. Kliendapatmengetahuijenis – jenisobat yang harusdiminumnya
2. Klienmengetahuiperlunyaminumobatsecarateratur
3. Klienmengetahui 5 benarminumobat
4. Klienmengetahuiefekterapi dan efeksampingobat
5. Klienmengetahuiakibatjikaputusobat

B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompokberadadiruang yang tenang dan nyaman

C. Alat
1. Contohobat – obatan
2. Spidol white board
3. White board

D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi

E. Langkah – langkah kegiatan


1. Persiapan
a. Terapismempersiapkanalat dan tempat
b. Terapismembuatkontrakdenganklien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik :terapismengucapkansalamkepadaklien
b. Evaluasi / validasi :
1) Terapismenanyakanperasaanklienhariini
2) Terapismenanyakanapakahjadwalaktivitastelahdikerjakan (TL TAK
sebelumnya).

3. Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan TAK
b. Terapis menjelaskan aturan main TAK
a) Klienmengikutidariawalsampaiakhir
b) Jikaklienakankeluardarikelompok, harusmemintaizinkepadaterapis
c) Lama waktu TAK 60 menit
4. Kerja
a. Terapismembagikancontohobat, sesuaiobat yang diberikankepadamasing –
masingklien
b. Terapismenjelaskanpentingnyaminumobatsecarateratur, sesuaianjuran
c. Terapismemintaklienuntukmenjelaskanulangpentingnyaminumobat, secarabergantian,
searahjarum jam, dimulaidariklien yang beradadisebelahkiriterapis
d. Terapismejelaskanakibatjikantidakminumobatsecarateratur
e. Terapismemintaklienmenyebutkansecarabergantianakibatjikatidakminumobatsecarater
atur
f. Terapismenjelaskan lima benarketikamenggunakanobat: benarobat, benarklien,
benarwaktu, benarcara, benardosis.
g. Terapismenjelaskanefekterapi dan efeksampingmasing-masingobatsesuaicontohobat
yang yangada pada klien.
h. Terapimemintaklienmenyebutkanjenisobat, dosismasingmasingobat, carapenggunakan
,waktu dan efekobat (efekterapi dan efeksamping) sesuaidengancontohobat yang ada di
tanganklienmasing-masing. Secaraberurutansecarajarum jam,
dimulaidarisebelahkiriterapi.
i. Terapimemberikanpujian dan mengajarklienbertepuktangansetiap kali
klienmenyebutkandenganbenar.

5. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menayakanperasaankliensetelahmengikuti TAK.
2) Memberikanpujianataskeberhasilankelompok.
b. Tindaklanjut
1) Menganjurkanklienuntukmeminumobatsecarateratur
2) Menganjurkanjikaadapertanyaan lain tentangobat,
kliendapatmenghubungiperawatygsaatitubertugas.
c. Kontrak yang akandatang
1) Terapimenyepakatikegiatan TAK berikutnya.
2) Terapimenyepakatitempat dan waktuTAk

F.Evalusi dan dokumentasi

No Aspek yangdinilai Nama peserta TAK


1 Menyebutkan pentingnya minum
obat secara teratur

2 Menyebutkan akibat jika tidak


minum obat secara teratur

3 Menyebutkan jenis obat

4 Menyebutkan dosis obat

5 Menyebutkan

waktu minum obat

6 Menyebutkan cara minum obat


yang tepat
7 Menyebutkan efek terapi obat

8 Menyebutkan efek samping obat


DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, S. M. (2011). KeperawatanKesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta:


EGC.
Lilik. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan LengkapPraktekKlinikKeperawatan Jiwa.
Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai