S
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2020/2021
Strategi Pelaksanaan Pada Nn.S Dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
Pendengaran Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
a. Klien mengatakan dirinya sedang berbicara dengan teman laki-lakinya yang telah
meninggal
b. Ibu angkat klien mengatakan Nn.S sering bicara dan tertawa sendiri sambil tiduran
tiba-tiba marah dan duduk menyendiri
c. Ibu angkat klien mengatakan Nn.S sering menangis dan menyendiri
DO:
a. Klien tampak duduk menyendiri
b.Klien tampak berbicara sendiri
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori ; halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
a. Pasien dapat melakukan hubungan saling percaya dengan perawat
b. Pasien mampu mengenali halusinasi yang dialami
c. Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan latihan menghardik
4. Tindakan keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip teraupeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji tunjukan sikap empati dan menerima klien apa
adannya
6) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien
b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu, terjadi halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi.
c. Latih untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
Tahapan-tahapan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi
2) Peragakan cara menghardik halusinasi’
3) Minta klien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada prilaku klien yang sesuai
5) Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
3. Fase Terminasi
1) Evaluasi subjektif
”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali ibu mau
berbincang-bincang denagan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-
bincang?”
2) Evaluasi objketif
“Setelah obrolan kita tadi coba ibu simpulkan apa saja pembicaraan kita tadi?”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak
muncul lagi”
3) Rencana tindakan lanjutan
“Kalau suara itu muncul lagi silahkan ibu coba cara tersebut, dan untuk sekarang
bagaimana kalau kita membuat jadwal kegiatan ya bu”.
4) Kontrak yang akan datang
a) Topik
”bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol
halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu menyibukkan diri dengan kegiatan
yang bermanfaat.”
b) Waktu
“Kira-kira waktunya jam berapa ya bu ?, bagai mana kalau besok jam 10 pagi
saja bu?”
c) Tempat
“Besok tempat kita mengobrol di teras depan saja ya bu? Sampai jumpa besok
bu, terima kasih”