JUDUL
ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI ( HALUSINASI PENDENGARAN)
DI SUSUN :
Arnis Rosita Syntia
1120020090
2. KELUHAN UTAMA
Pasien sering berbicara sendiri dan mengatakan mendengar ada suara yang seperti ingin
membunuhnya.
5. STATUS MENTAL
a. Keadaan Umum
1. Tanda-tanda vital
TD = 110/80 N = 70x/menit S = 36,70 C RR = 18x/menit
2. Antopometri
TB = 160 BB = 50 kg
3. Keluhan fisik : Ya √ Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan bahwa tidak merasakan keluhan fisik apapun
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah apapun
a. Penampilan
Penampilan pasien rapi, mau mandi 2x sehari dan kuku bersih
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
b. Kesadaran
pasien terlihat sedih dan tidak pernah senyum
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
c. Pembicaraan
Frekuensi berbicara lambat, respon menanggapi perawat lama dan pasien hanya berkedip
saja tanpa berbicara apapun
Masalah Keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal
4. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan bersyukur kepada Allah SWT atas semua yang diciptakan
dalam tubuhnya adapun tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai
b. Identitas
Pasien mengatakan anak pertama dari kedua bersaudara berjenis kelamin laki-
laki.
c. Peran
Keluarga pasien mengatakan dirumah pasien merupakan anak yang baik dan
patuh kepada orang tuanya dan sering membantu pekerjaan rumah
d. Ideal diri
Pasien mengatakan bahwa terganggu dengan bisikan-bisikan yang sering
muncul, klien mengatakan merasa hidupnya tidak tenang.
Masalah keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori
5. KEADAAN AFEK
Datar
Pasien saat diberi pertanyaan hanya merespon datar dan tidak ada
ekspresi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. PROSES BERFIKIR
- Pasien mengatakan bahwa minder dan malu berinteraksi dengan
orang lingkungan disekitarnya karena pasien pernah saat diajak
berbicara tetangganya pasien bingung menjawab pertanyaan.
- Pasien tidak memiliki masalah daya ingat baik jangka pendek
ataupun jangka panjang
- Pasien masih mengingat anggota keluarganya
Masalah Keperawatan : Gangguan interaksi sosial
7. PERSEPSI
- Pasien terlihat bingung saat diberi pertanyaan dan bingung menjawab
pertanyaan
- Pasien mengatakan bahwa bingung membedakan suara lawan bicara
dan suara bisikan yang didengar di telinganya
- Pasien mengatakan bahwa bisikannya menyuruh untuk pergi ke
gunung dan turun dari tebing langsung serta suara gaduh di setiap
saat
- Frekuensi hilang timbul
- Waktu muncul yaitu saat pasien berdiam diri dan saat diajak ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori (Halusinasi
Pendengaran)
8. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
a. Resiko Mencederai Diri
b. Gangguan Komunikasi Verbal
c. Gangguan interaksi sosial
d. Gangguan persepsi sensori (Halusinasi Pendengaran)
9. POHON MASALAH
Resiko Mencederai
Diri
Gangguan interaksi
sosial
ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah
1 DS : Kode : D.0085
1. Sdr. S sering mendengar suara
Kategori : Psikologis
yang seperti ingin
Subkategori : Integritas Ego
membunuhnya.
Masalah : Gangguan Persepsi
2. Keluarga pasien mengatakan
Sensori
bahwa pasien sudah 1 bulan
Definisi : Perubahan persepsi
mengalami hal seperti ini
terhadap stimulus baik internal
sperti berbicara sendiri, marah-
maupun eksternal yang disertai
marah tanpa sebab dan pasien
dengan respon yang berkurang,
sering memukuli benda
berlebihan atau terdistorsi
disekitarnya
3. Pasien mengatakan bahwa
Penyebab : Gangguan
bingung membedakan suara
pendengaran
lawan bicara dan suara bisikan
yang didengar di telinganya
Gejala dan Tanda Mayor :
4. Pasien mengatakan bahwa
Subjektif :
bisikannya menyuruh untuk
1. mendengar suara bisikan atau
pergi ke gunung dan turun dari
melihat bayangan
tebing langsung serta suara
2. merasakan sesuatu melalui
gaduh di setiap saat
indera perabaan, penciuman,
5. Frekuensi hilang timbul
atau pengecapan
6. Waktu muncul yaitu saat
Objektif :
pasien berdiam diri dan saat
1. distorsi sensori
diajak ngobrol
2. respons tidak sesuai
3. bersikap seolah-olah melihat,
DO :
1. Sdr. S terlihat lebih suka mendengar, mengecap, meraba,
dikamar, jika Sdr. S atau mencium sesuatu
halusinasinya kambuh, Sdr. S
lebih sering membanting gejala dan Tanda Minor :
barang dan memukul dinding Subjektif :
1. menyatakan kesal
atau kaca Objektif
2. Penampilan pasien rapi, mau 1. Menyendiri
mandi 2x sehari dan kuku 2. Melamun
bersih 3. Konsentrasi buruk
3. Pasienterlihat sedih dan tidak 4. Disorientasi waktu, tempat
pernah senyum orang atau situasi
4. Pasien terlihat bingung saat 5. Curiga
diberi pertanyaan dan bingung 6. Melihat ke suatu arah
menjawab pertanyaan, pasien 7. Mondar-mandir
mengatakan bahwa bingung 8. Bicara sendiri
membedakan suara lawan
bicara dan suara bisikan yang
didengar di telinganya
TUK 3: 1. Klien dapat menyebutkan 1) Bersama klien, identifikasi Tindakan Usaha untuk
Klien dapat Tindakan yang biasanya yang dilakukan jika terjadinya memutus
mengontrol dilakukan untuk halusinasi (tidur, marah, menyibukkan halusinasi,
halusinasinya mengendalikan diri) sehingga
halusinasinya 2) Diskusikan manfaat dan cara yang halusinasi tidak
digunakan klien. Jika bermanfaat beri muncul Kembali
pujian kepada klien Penguatan
(reinformenct)
dapat
meningkatkan
harga diri klien
2. Klien dapat menyebutkan 1. Diskusikan dengan klien tentang cara baru Memberikan
cara baru mengontrol mengontrol halusinasi: alternatif pilihan
halusinasi a. Menghardik atau mengusir atau tidak untuk mengontrol
peduli halusinasinya halusinasi
b. Bercakap-cakap dengan orang lain jika
halusinasinya muncul
c. Melakukan kegiatan sehari-hari
5) Klien dapat 1) Klien dapat menyebutkan jenis, dosis, dan Stimulasi persepsi
mendemonstrasikan waktu minum obat, serta mnfaat obat dapat mengurangi
kepatuhan minum obat untuk tersebut (perinsip 5 benar): benar orang, perubahan
mencegah halusinasi benar obat, benar dosis, benar waktu dan interprestasi
benar arah pemberian realitas akibat
adanya halusinasi
Fase Prainteraksi
Kondisi : Klien mengatakan mendengar suara-suara yang ingin membunuh
dirinya. Klien memukul-mukul, melmpar-lempar barang. Klien sering melirik ke
sisi kiri dengan ekspresi takut
Diagnosa Keperawatan: Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
TUK: 1,2,3
Intervensi SP 1
Fase Orientasi
“Assalmualaikum, selamat pagi. Perkenalkan saya Arnis mahasiswi UNUSA yang
akan melakukan perawatan kesehatan jiwa. Nama kakak siapa?
“Mas S Sukanya dipanggil siapa?”
“Bagaimana perasaannya hari ini?”
“Apa yang Mas S keluhkan saat ini?”
“Baiklah bagaimana kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini mas S
dengar namun tidak ada bentuk wujudnya?
“Mas S ingin bercakap-cakap dimana? Diruang tamu? Mas S mau nya berapa lama
kita bercakap-cakap?
“Bagaimana kalau 15 menit?”
Fase Kerja
“Apakah mas S mendengar suara tanpa wujud?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah terus menerus atau sewaktu-waktu? Kapan paling sering mas S dengar
suara? Berapa kali sehari mas S alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?
Apakakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang mas S rasakan jika suara itu muncul kembal?”
“Apa yang Mas S lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan car aitu
suara suara itu menghiang? Bagaimana kalua kita belajar ara-cara untuk
mencegah suara- suara itu muncul?”
“Mas S ada 4 cara untu mencegah suara-suara itu muncul. Pertama dengan cara
menghardik, kedua dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, ketiga
melakukan aktivitas yang sudah terjadwal, dan ke empat minum obat secara
teratur” “Bagaimana kalua kita belajar satu cara dulu yaitu dengan menghardik”
“Cara sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung mas S bilang “Pergi,
saya tidak mau dengar, saya tidak dengar kamu, kamu suara palsu” begitu
diulang- ulang terus menerus jika suara itu Kembali muncul.”
“Coba Mas S peragakan. Nah bagus. Coba lagi. Ya bagus mas S sudah bisa”
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Mas S setelah peragaan latihan tadi?”
“Kalau suara-suara itu muncul kembali silahkan coba dengan cara tersebut.
Bagaimana klau kita buat jadwal latihannya? Mau jam berapa latihannya?”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajr dan Latihan mengendalikan
suara- suara dengan cara kedua? Jam berapa? Bagaimana kalau 3 jam lagi? Berapa
lama kita akan berlatih? Dimana tempatnya?
“Baiklah sampai jumpa, selamat pagi. Wassalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
Yosep & Stutini.2014.Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance Mental Health
Nursing.Bandung: PT. Refika Aditama
Yusalia.2015.Pendidikan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Indonesia Pustaka
Preceptor, Mahasiswa,