Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG

“HIPEREMESIS GRAVIDARUM”

ARNIS ROSITA SYNTIA


NIM. 1120020090

FASILITATOR :
Priyo Mukti Pribadi Winoto, S.Kep.Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS
NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Praktik Profesi di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya pada stase Keperawatan
Dasar Profesi di ruang Mawar ini dibuat dan disusun sebagai bukti bahwa mahasiswa
melaksanakan Praktik Profesi pada:
Nama : Arnis Rosita Syntia
NIM : 1120020090
KOMPETENSI : Keperawatan Dasar Profesi
Waktu Pelaksanaan : 08 Maret – 21 Maret 2021

Surabaya, 20 Maret 2021


Mengetahui

Pembimbing Praktik Mahasiswi

Priyo Mukti Pribadi Winoto, S.Kep.Ns.,M.Kep Arnis Rosita Syntia, S.Kep


1301837000 NIM. 1120020090

Ka. Ruangan Mawar Pembimbing Ruangan/ CE

Widayati, Amd.Keb Hastani Fitri,Amd.Keb


NIP. 03031102 NIP. 10111340
BAB 1
KONSEP DASAR

1.1. Konsep Dasar Nutrisi


1.1.1. Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
(A, Aziz dan Musrifatul, 2015).
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan
makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, Nutrisi adalah sesuatu yang
dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah zat
organik dan anorganik yang dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk
fungsi tubuh. Manusia memerlukan zat gizi esensial dalam makanan untuk
pertumbuhan dan untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi normal
semua proses tubuh.
Asupan makanan yang memadai terdiri atas zat gizi esensial yang
seimbang: air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Makanan
memiliki nilai gizi (kandungan zat gizi dalam suatu jumlah makanan) yang sangat
berbeda, dan tidak ada satupun makanan yang dapat memberikan semua zat gizi
esensial. Zat gizi memiliki tiga fungsi utama: menyediakan energi untuk proses
dan pergerakan tubuh, menyediakan materi struktural untuk jaringan tubuh, dan
mengatur proses tubuh.(Barbara,kozier dkk, 2010).
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi,seperti: karbohidrat, protein,
lemak, air, vitamin,dan mineral. Makanan terkadang dideskripsikan berdasarkan
kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi nutrisi yang penting berdasarkan jumlah
kilokalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau
gula adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi rendah nutrisi. (Potter & Perry,
2010).
Nutrien merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan. (A,Aziz dan
Musrifatul, 2015). Nutrien merupakan zat kimia organik maupun anorganik yang
ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan

sebaik-baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi disaluran pencernaan kemudian


didistribusikan ke sel-sel tubuh. Didalam sel-sel tubuh, nutrien digunakan untuk
proses fungsional sel tersebut, sumber enegi,dan sitesis protein. Untuk itu, maka
intake nutisi kedalam tubuh harus adekuat. Artinya nutrisi yaang kita makan
mengandung nutrien esensial tertentu yang seimbang.
Nutrien merupakan sumber zat-zat esensial utama yang diperlukan untuk
bertahan hidup. Kesehatan terjaga ketika seseorang mengonsumsi kombinasi
nutrien yang tepat dengan jumlah yang tepat. Nutrien diperoleh melalui konsumsi
zat-zat makanan. (Bennita,2013)
Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat
dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Setiap
nutrien memiliki komposisi kimia tertentu yang akan menampilkan sekurang-
kurangnya satu fungsi khusus pada saat makanan dicerna dan diserap oleh tubuh.(
Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin,2007)

1.1.2. Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal,sedangkan organ
aksesori terdiri atas hati,kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini
membantu terlaksananya sistem pencernaan makanan secara kimiawi.

1.1.3. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Nutrisi


Faktor yang memengaruhi asupan nutrisi seseorang dan status gizi
termasuk yang berkaitan dengan usia dan tahap perkembangan seseorang, gaya
hidup dan budaya, gangguan kesehatan.
a. Usia dan Tahap Perkembangan
Periode waktu dalam hidup seseorang ketika bertumbuh begitu cepat dan
membutuhkan tingkat energi yang dikeluarkan lebih tinggi dan asupan nutrien
lebih tinggi. Dua masa tersebut adalah pada permulaan kehidupan dan selama
masa remaja, ketika ada dorongan pertumbuhan kemampuan bayi untuk
memenuhi kebutuhan energi menjadi berlipat karena faktanya ia mempunyai

saluran pencernaan belum sempurna. Dengan demikian bentuk makanan yang


digunakan untuk memenuhi kebutuhan bayi harus dimodifikasi untuk
menyesuaikan level fungsional saluran pencernaan.
b. Gaya Hidup dan Budaya
Gaya hidup sesorang atau keluarganya juga mempunyai pengaruh terhadap
kebiasaan makan. Contoh variabel gsys hidup yang mempengaruhi kebiasaan
makan diantaranya:
a. Kedua orangtua yang bekerja diluar rumah dapat memengaruhi tipe
makanan yang dimakan (misal makanan cepat saji,makanan kotak, menu
seimbang termasuk pemilihan masing-masing kelompok makanan).
b. Pendapatan (makan direstoran, kemampuan untuk membeli beragam
makanan).
c. Kapan dan darimana makanan dimakan (misal dimeja makan,dalam
keluarga, sendiri, didepan tv, pada waktu makan berbeda, makan
sepanjang hari).
d. Keyakinan (misal keyakinan agama, keyakinan bahwa makan apa saja
akan membuat sehat, tidak toleransi terhadap makan sampah,
menggunakan makanan sebagai penghargaan, apa dan bagaimana pria
dan wanita harus makan.
e. Tingkat aktivitas (memengaruhi jumlah kalori yang dibutuhkan).
f. Konsumsi alkohol dan obat terlarang.

c. Gangguan Kesehatan
Penyakit tertentu dapat mengganggu status nutrisi seseorang. Mual, muntah,
sakit gigi, gangguan menelan, atau esofagus meradang dapat memengaruhi
kemampuan seseorang untuk memproses makanan secara mekanik dan juga
menghambat selera terhadap makanan. Kelainan tertentu (misal infeksi,
hipertiroidisme) meningkatkan laju metabolisme yang selanjutnya mengarah
pada meningkatnya permintaan akan nutrien.

1.1.4. Nutrisi yang Penting untuk Ibu Hamil


a. Kalori
Kebutuhan energi pada kehamilan trimester I memerlukan tambahan
100 Kal per hari (menjadi 1.900 Kal-2.000 Kal per hari). Ini berarti sama
dengan menambah 1 potong (50 g) daging sapi atau 2 buah apel dalam menu
sehari.
Selanjutnya saat trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan
meningkat sampai 300 Kal per hari, atau sama dengan mengonsumsi
tambahan 100 g daging ayam atau minum 2 gelas susu sapi cair.
Untuk meyakinkan agar penggunaan kalori selama kehamilan
berlangsung adekuat, masukan energi harus diatas 36 kalori/kg/hari.
Kecukupan yang dianjurkan,sebanyak 40 kalori/kg/hari dalam distribusi yang
seimbang, yaitu protein kurang lebih 15%, lemak kurang lebih 30%, dan
karbohidrat kurang lebih 55%.
Kebutuhan energi waktu hamil adalah 300-500 kalori lebih banyak
dari sebelum hamil yaitu trimester pertama atau < 2 minggu kebutuhannya
sangat sedikit, trimester kedua atau 12-28 minggu, kalori dibutuhkan untuk
penambahan darah, pertumbuhan uterus, pertumbuhan payudara, dan
penimbunan lemak, sedangkan trimester ketiga atau >28 minggu kalori
digunakan khususnya untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
KEBUTUHAN KALORI

Kebutuhan Kalori Kebutuhan Kalori


Usia
Sehari Sehari Selama Hamil
11-15 tahun 2200 kkl 2500 kkl
15-22 tahun 2100 kkl 2400 kkl
23-50 tahun 2000 kkl 2300 kkl

Tambahan energi/kkl yang dibutuhkan selama masa hamil ditentukan


oleh perubahan BMR wanita, berat terhadap tinggi yang biasa dimiliki
wanita, aktifitas fisik, dan usia. Peningkatan kebutuhan basal ini plus energi
yang dibutuhkan untuk metabolisme jaringan baru adalah sekitar 80.000
kalori sepanjang masa hamil. Hal ini berarti 300 lebih banyak selama

trimester kedua dan ketiga untuk wanita dengan berat standar terhadap tinggi
pada saat konsepsi atau peningkatan masukan energi sebesar 10%-15%.
Misalnya kebutuhan tambahan 300 kalori ini dapat diperoleh dengan
menambahkan satu cangkir susu rendah lemak, dua potong roti, dan sebuah
jeruk kedalam asupan normal sehari-hari. Selama trimester pertama
kebutuhan nutrisi lebih bersifat kualitatif dari pada kuantitatif, yang berarti
diet ibu hamil, harus seimbang dan mencakup beraneka ragam makanan,
tidak harus berlebih dari makanan yang biasa dikonsumsi. Ibu dengan berat
badan rendah (<19) atau melakukan kegiatan berat selama hamil maka
memerlukan energi tambahan. Pada trimester terakhir kehamilan adalah
dimana kebanyakan pertumbuhan janin berlangsung serta terjadi penimbunan
simpanan lemak, besi, dan kalsium untuk kebutuhan pertumbuhan pascanatal.
Kebutuhan masukan energi harus dibuat secara individual, tidak bisa
disamaratakan bagi semua ibu hamil. Wanita hamil obesitas dianjurkan untuk
memakai berat badan yang diinginkan sebagai patokan untuk menghitung
kebutuhan energi. Pembatasan masukan energi juga membatasi zat gizi
tertentu yang dibutuhkan sebagai pendukung keberhasilan kelangsungan
kehamilan, kebutuhan protein yang optimal pada masa hamil sekurang-
kurangnya 30 kkl per kilogram berat badan per hari, jika kurang maka protein
makanan lebih banyak dipakai sebagai sumber energi dari pada untuk sintesis
organ-organ janin dan ibu dijaringan. Pembatasan makanan yang tepat juga
dapat menghasilkan keton karena lemak akan dikatabolismeuntuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan, sehingga perkembangan sistem saraf
pusat janin dapat terhambat oleh kondisi ketosis yang dihasilkan. Wanita
berusia lebih dari 35 tahun dapat 4% lebih rendah dari pada energi yang
dibutuhkan wanita yang berusia lebih muda, sehingga memengaruhi
kebutuhan nutrisinya, kebutuhan energi juga lebih kecil, namun kebutuhan
nutrien tertentu tidak boleh dikurangi.
b. Protein
Untuk persediaan nitrogen esensial selama masa hamil dalam rangka
memenuhi tuntutan pertumbuhan jaringan janin dan ibu, dibutuhkan protein
rata-rata 925 gram yang tersimpan dalam janin. Dengan demikian, asupan
yang direkomendasikan adalah 60 gram protein setiap hari, dengan asumsi
bahwa ibu hamil mengonsumsi masukan energi yang adekuat untuk
kebutuhan sintesis jaringan. Protein tambahan harus merupakan protein yang
memiliki nilai biologis yang tinggi atau protein yang mengandung semua
asam amino esensial ,seperti daging, ikan, ayam, telur, keju, dan susu yang
bernilai biologis tinggi yang mengandung nutrien penting lainnya.
Rekomendasi masukan protein bervariasi sesuai usia, berikut ini
adalah pedoman yang dianjurkan:
a. Wanita dewasa >18 tahun, 1,3 gram protein per kilogram berat badan
saat hamil.
b. Anak remaja 15-18 tahun, 1,5 gram protein per kilogram berat badan saat
hamil
c. Anak yang lebih mudah <15 yahun, 1,7 gram protein per kilogram berat
badan saat hamil.
Peningkatan asupan pada wanita remaja usia lebih muda
dipertimbangkan bahwa tubuh mereka masih terus berkembang, juga pada
kehamilan kembar perlu tambahan protein dan nutrien lain dalam diet ibu.
Kecukupan protein yang dianjurkan untuk wanita indonesia umur 20-39 tahun
dengan berat badan 47kg sebanyak 41 gram protein sehari atau sekitar 0,8
gram/kg/hari, sebagai protein campuran.

c. Cairan
Cairan adalah salah satu nutrien yang berperan penting selama
kehamilan untuk membantu pencernaan dengan melarutkan makanan dan
membantu transportasi makanan, juga sangat penting untuk pertukaran
nutrien dan produk sampah melalui membran sel karena merupakan substansi
utama dalam sel, darah, limfa, dan cairan vital tubuh lain. Pemasukan cairan
yang cukup memperbaiki defekasi yang kadang-kadang menjadi masalah

pada masa hamil, maka direkomendasikan dalam sehari dibutuhkan sekitar


enam sampai delapan gelas (1.500-2000 ml). Jus buah merupakan sumber
yang baik, sedangkan minuman yang mengandung kafein, kola ,dan beberapa
minuman ringan lainnya sebaiknya dibatasi/dihindari.

d. Vitamin dan Mineral


Vitamin adalah sekelompok senyawa kompleks organik yang
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil agar tetap sehat. Penyakit akibat
kekurangan vitamin telah dikenal selama berabad-abad, akan tetapi tidak
diketahui penyebabnya. Skorbut, suatu penyakit akibat kekurangan vitamin C,
dahulu sering dijumpai di antara para pelaut yang mengadakan perjalanan
jauh. Ternyata penyakit tersebut dapat dicegah dengan mengonsumsi sayuran
dan buah-buahan segar. Hal ini pertama kali diperkenalkan oleh Kapten
Cook. Vitamin sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1912 oleh
Hopkins. Unsur mineral adalah unsur kimia selain karbon, hidrogen, oksigen
dan nitrogen yang dibutuhkan oleh tubuh.
Dalam makanan, unsu-unsur tersebut kebanyak terdapat dalam bentuk
garam-garam organik, seperti natium klorida. Namun, beberapa mineral juga
terdapat bentuk senyawa organik seperti sulfur dan fosfor. Sekitar 45 berat
tubuh manusia tersusun atas unsur mineral. Sejumlah mineral, seperti kalsium
dan fosfor, terdapat dalam jumlah yang relatif besar di dalam sel tubuh.
Ibu hamil perlu diberi suplemen multivitamin dan mineral sejalan
dengan meningkatnya kebutuhan ibu akan gizi semasa hamil. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen yang mengandung satu
vitamin dan mineral seperti vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, niasin,
mineral, yodium, zat tembaga, dan selenium. Zat-zat tersebut bermanfaat
untuk membantu pertumbuhan, mencegah infeksi dan anemia, mengurangi
jumlah berat badan bayi lahir rendah (BBLR), serta menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi.
Pada waktu hamil keperluan zat besi sangat meningkatkan untuk
pembentukan darah janin dan persediaan ibu masa laktasi sampai 6 bulan
sesudah melahirkan, karena air susu ibu tidak mengandung garam besi.

Persediaan ibu sebagai cadangan untuk penggantian darah yang hilang pada
waktu persalinan.
a. Vitamin A
Meskipun kebutuhan vitamin A meningkat selama kehamilan, suplemen
vitamin A jarang direkomendasikan untuk wanita hamil karena dapat
menyebabkan cacat lahir. Cara terbaik untuk meningkatkan asupan
vitamin A adalah melalui berbagai sumber makanan seperti susu, ikan,
telur, dan margarine. Hati mengandung vitamin A yang terlalu tinggi dan
hal ini berhubungan dengan cacat lahir, sehingga konsumsi hati selama
kehamilan sebaiknya dihindari.
b. Vitamin B Kompleks
Dijumpai pada serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi,
telur, dan produk susu. Vitamin B Kompleks berguna untuk menjaga
sistem saraf, otot, dan jantung agar berfungsi secara normal.
c. Vitamin C
Kebutuhan rata-rata vitamin C bagi ibu hamil dan menyusui adalah
sekitar 50 miligram (mg). Vitamin C terutama berperan dalam
pembentukan kolagen interseluler.
Kolagen adalah senyawa protein yang antara lain banyak terdapat dalam
tulang rawan, dan kulit bagian dalam tulang. Vitamin C juga berperan
dalam proses penyembuhan luka, serta meningkatkan daya tahan tubuh
melawan infeksi dan stres.
Sumber vitamin C sebagian besar berasal sari sayuran dan buah-buahan,
terutama yang segar, seperti jeruk dan kiwi, pepaya, tomat dan paprika
kuning,merah dan hijau, serta sayuran berwarna hijau (bayam, brokoli
dan kol). Namun, mengingat vitamin C merupakan vitamin yang sangat
mudah larut dalam air, maka sebaiknya hindari pengirisan dan
penghancuran bahan makanan yang berlebihan, serta waktu pengolahan
yang lama. Pada umumnya tubuh sangat sedikit menahan vitamin C, dan
kelebihan nya akan dibuang melalui air kemih. Jadi penting bagi ibu
hamil untuk memperhatikan makanan nya agar kebutuhan vitamin C nya
dalam sehari dapat terpenuhi dengan baik.

d. Vitamin D
Vitamin D berperan sangat penting dalam metabolisme kalsium dan
fosfor dalam tubuh. Antara lain vitamin D dapat memperbaiki
penyerapan kalsium oleh alat pencernaan, dan ikut mengendalikan
pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah. Kekurangan
vitamin ini akan menyebabkan gangguan penyerapan kalsium dan fosfor
pada saluran pencernaan dan gangguan mineralisasi struktur tulang dan
gigi. Kebutuhan vitamin D yang dianjurkan untuk ibu hamil dan
menyusui adalah 10 mcg atau 400 IU. Jumlah tersebut dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin, dan mencegah terkurasnya
vitamin D yang tersimpan dalam hati ibunya.
Vitamin D ditemukan didalam makanan sumber lemak, seperti ikan
berlemak banyak (sardines, mackerel,tuna, dan salmon), minyak ikan,
telur, susu full cream, dan mentega. Selain itu vitamin D dapat dibuat
dalam kulit, asalkan kulit mendapat kesempatan sinar matahari.
e. Vitamin E
Untuk pembentukan sel darah merah. Sumbernya biji-bijian terutama
gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
f. Vitamin B12
Vitamin B12 berperan dalam menjaga berbagai sel agar berfungsi
normal, terutama sel-sel saluran pencernaan,sistem urat saraf, dan sum-
sum tulang belakang. Itu sebabnya vitamin ini penting untuk
perkembangan sistem saraf bayi yang terjadi pada awal masa kehamilan.
Kebutuhan vitamin B12 bagi ibu hamil adalah 1,3 mg.
Vitamin B12 banyak didapat pada hasil ternak dan produk olahan nya.
Sedangkan hasil nabati bukan merupakan sumber vitamin B12 yang baik,
kecuali beberapa produk fermentasi seperti tempe, tauco, kecap, dan
oncom.
g. Asam folat
Asam folat merupakan vitamin yang sangat penting sebelum dan ketika
masa kehamilan, terutama diminggu-minggu awal kehamilan yaitu untuk
perkembangan sistem saraf dan sel darah, dan banyak terdapat pada

sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol, dan brokoli.
Pada buah-buahan asam folat banyak terdapat pada jeruk , pisang, wortel
dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari
terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat
dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada
susunan saraf pusat maupun otak janin.
Meskipin hati mengandung asam folat yang tinggi namun tidak
direkomendasikan untuk wanita yang sedang hamil atau dapat hamil,
karena kandungan vitamin A yang tinggi. Selain itu terdapat risiko
listeriosis dari hati yang masih mentah atau jika hati tidak dimasak
dengan sempurna. Kedua hal ini berresiko pada janin yang sedang
berkembang.
h. Magnesium
Kekurangan magnesium biasanya dialami oleh 5-30 % bumil dengan
ditandai adanya keluhan kram (Nocturnal Systremma). Suplementasi
secara oral dari mikronutrisi ini terbukti akan mengurangi keluhan kram
pada ibu yang sedang mengandung.
i. Zat Besi
Besi merupakan salah satu nutrien yang tidak dapat diperoleh dalam
jumlah yang adekuat dari makanan yang dikonsumsi selama kehamilan,
maka diperlukan tambahan besi dalam bentuk ferrous dengan dosis 30mg
per hari.
Rata-Rata Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil
Umur Massa Sel Darah Merah Janin dan Plasenta
Kehamilan (mcg/kg/hari) (mcg/kg/hari) (mcg/kg/hari)
Trimester I 0 0 14
Trimester II 50 15 80
Trimester III 50 50 114

Masa Kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan


zat besi. Janin yang sedang berkembang mengambil sejumlah zat besi
dari ibunya hingga 5-6 bulan setelah lahir sehingga kebutuhan akan zat

besi meningkat selama kehamilan. Kehilangan zat besi selama kehamilan


cenderung menurun karena wanita hamil tidak mengalami menstruasi
sehingga bisa menyerap zat besi dari usus dengan lebih baik. Kekurangan
zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu metabolisme energi sehingga
dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ-organ tubuh
yang akhirnya akan memengaruhi perkembangan janin. Kekurangan zat
besi ditandai dengan wajah pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu
makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kekebalan dan
gangguan penyembuhan luka.
Ibu hamil banyak berisiko mengalami kekurangan zat besi dikarenakan
saat memasuki trimester kedua dan ketiga ibu mengalami hemodilusi
(pengenceran). Hal ini terjadi karena ibu hamil memproduksi cairan lebih
banyak sehingga kebutuhan akan sel darah merahnya juga bertambah.
Jumlah zat besi yang dibutuhkan semasa kehamilan berbeda per se bagi
mesternya. Pada trimester pertama, tambahan akan zat besi belum
dibutuhkan. Kondisi ini menguntungkan bagi ibu hamil yang mengalami
mual dan muntah karena mengonsumsi zat besi biasanya dapat
memperparah kondisi ini. Namun memasuki trimester II, kebutuhan akan
zat besi menjadi 35mg per hari per berat badan (sama dengan
mengonsumsi segenggam kacang hijau),atau setengah genggam daun
ibu). Kemudian bertambah menjadi 39 mikrogram per hari per berat
badan pada trimester ketiga (sama dengan mengonsumsi 1 potong
tempe).
Zat besi banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung,
daun singkong,daun pepaya), daging dan hati. Sebaiknya tablet zat besi
diminum bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk
menambah penyerapan dan tidak dianjurkan diminum bersama susu, teh
atau kopi karena akan menghambat penyerapan. Sumber-sumber vitamin
C yang baik adalah buah jeruk, lemon, kismis,strawberry,buah kiwi,
lada,tomat dan sayuran hijau. Sedikitnya ibu hamil harus makan lima
porsi buah atau sayuran dalam sehari.

j. Kalsium
Selama trimester ketiga, terjadi perpindahan sejumlah kalsium kepada
janin yang sedang memulai membentuk dan memperkuat tulang-
tulangnya. Jika ibu tidak meningkatkan asupan kalsiumnya, kebutuhan
kalsium bagi janin yang sedang dalam masa pembentukan tulang ini akan
diambil dari tulang ibunya. Kalsium berperan penting dalam mekanisme
pengaturan selama masa kehamilan dan menyusui. Kalsium juga akan
meningkatkan absorbsi intestinal yang terjadi. Rekomendasi Asupan
Harian atau Recommended Daily Intake (RDI) kalsium untuk wanita
hamil adalah 1.100 mg ( 300 mg lebih tinggi dari pada wanita yang tidak
hamil). Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin,
serta melindungi ibu hamil osteoporosis. Terdapat pada susu,yoghurt,
roti, sayuran hijau, ikan dan tulang yang lembut seperti salmon dan
sarden,aprikot kering, biji-bijian, tahu, jus jeruk,susu kedelai dan kacang-
kacangan.
Janin mengonsumsi kira-kira 250-300 mg kalsium tiap hari dari suplai
darah ibu, terutama selama trimeseter ketiga, saat lahir bayi menyimpan
kira-kira 25 gram kalsium yang dipakai untuk pertumbuhan tulang.
Metabolisme kalsium dalam tubuh ibu mengalami perubahan pada awal
kehamilan, yang mana membuat simpanan kalsium dalam tulang ibu
meningkat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalsium pada
trimester ketiga dan masa laktasi. Asupan kalsium yang
direkomendasikan yaitu 1.200 mg per hari/1600 mg pada ibu hamil usia
remaja.
Kebutuhan kalsium dapat dipenuhi dengan mengonsumsi susu 240cc
yang mengandung 300 mg kalsium setiap hari, yang sudah termasuk
untuk memenuhi kebutuhan tambahan protein dan beberapa nutrien
lainnya. Bahkan wanita yang mengalami intoleransi laktosa/gula susu
malah terjadi perbaikan dan dapat menoleransi susu selama hamil, bagi
ibu hamil yang tidak menghendaki susu bisa direkomendasikan
mengonsumsi yoghurt dan keju untuk memenuhi kebutuhan kalsium.
Sayuran dan kalsium berwarna hijau tua seperti kangkung, bayam, kubis,

lobak hijau, termasuk jus jeruk yang diperkaya kalsium juga dapat
dikonsumsi.
k. Iodium
Kekurangan iodium saat masa kehamilan sedapat mungkin harus
dihindari. Seorang bumil idealnya harus memiliki persediaan iodium
yang mencukupi agar transfer iodium ke fetus yang dikandungnya dapat
mencukupi. Asupan iodium yang kurang dalam kehamilan dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan otak fetus, BBLR,
kretin, dan konginetal yang abnormal. Mengingat pentingnya fungsi
iodium dalam masa ini, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi
produk-produk fortifikasi iodium seperti garam ber-iodium dan minyak
ber-iodium.

e. Air
Air merupakan sumber kehidupan yang utama bagi makhluk disamping
oksigen. Manusia dapat bertahan hidup selama beberapa minggu tanpa
makan,tetapi hanya sanggup bertahan beberapa hari tanpa mengonsumsi cairan.
Air meliputi 60%-70% berat badan individu dewasa dan 80% berat badan bayi
(potter&perry,1992). Individu dewasa dapat kehilangan cairan kurang lebih 2-3
liter/hari melalui keringat,urine,dan pernapasan. Untuk mempertahankan
keseimbangan cairan dalam sel, jumlah cairan yang keluar harus diimbangi
dengan jumlah cairan yang masuk. Individu dewasa rata-rata memerlukan 6-8
gelas air/hari.
Air memiliki peranan yang besar bagi tubuh. Selain sebagai komponen
penyusun sel yang utama,air juga berperan dalam menyalurkan zat-zat
makanan menuju sel. Fungsi air bagi tubuh sendiri adalah untuk membantu
proses atau reaksi kimia dalam tubuh serta berperan mengontrol temperatur
tubuh. Tidak ada satupun organ tubuh yang mampu berfungsi tanpa air.
Air berfungsi membantu sistem pencenaan makanan dan membantu
proses transportasi. Selama hamil terjadi perubahan nutrisi dan cairan pada
membran sel. Air menjaga keseimbangan sel, darah,getah bening, dan cairan
vital tubuh lainnya.

f. Seng (Zn)
Difisiensi seng merupakan masalah serius bagi ibu hamil, karena
dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan cacat bawaan pada
janin. Selain dapat menjamin pertumbuhan janin, seng akan membantu
meningkatkan metabolisme enzim, sintesis protein, metabolisme hormon, dan
pengaturan imunitas selular (kekebalan melalui jaringan tubuh).
Dalam sehari, ibu hamil membutuhkan tambahan seng, misalnya
dengan mengonsumsi bahan makanan yang berasal dari laut (seafood),
terutama ikan yang berlemak tinggi, tiram, dan kerang serta daging sapi,ayam
dan keju tua (keju yang waktu fermentasinya lama).

g. Serat
Pada masa trimester kedua kehamilan, hormon progesteron
meningkat. Hal ini akan memperlambat kerja otot perut, sehingga perjalanan
makanan dalam saluran pencernaan akan berlangsung lebih lama. Bila
kebutuhan tubuh akan serat tidak terpenuhi dengan baik, maka kondisi
tersebut akan menyebabkan konstipasi (sulit buang air besar ), dan timbulnya
rasa panas dalam perut (heartburn).
Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan serat setiap hari, sebaiknya
banyak makan buah dan sayur,serta piliihlah beras merah, beras yang tidak
disosoh terlalu putih, roti, pasta atau kue-kue yang terbuat dari tepung terigu
yang tidak disosoh (whole-wheat-fluor). Sebaiknya terlalu banyak menyantap
makanan yang diproses, seperti aneka makanan kalengan bisa menyebabkan
kekurangan serat.
Selain itu makanan yang tinggi serat akan membuat menguyah lebih
lama dan merasa kenyang lebih cepat. Hal ini dapat membantu menjaga agar
pertambahan berat badan tidak berlebihan.

h. Lemak
a. Pengertian
Lemak adalah senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen dan
oksigen. Lemak sendiri merupakan ester dari gliserol dan asam lemak.
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung, karna dalam lambung tidak
ada enzim pemecah lemak.
b. Jenis-jenis Lemak
Pada dasarnya ada dua tepi asam lemak, yaitu:
1) Asam lemak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai hidrokarbon
yang jenuh hidrogen.
2) Asam lemak tak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai
hidraokarbon yang tidak jenuh-hidrogen, dan karenanya mempunyai
satu ikatan rangkap atau lebih.
c. Sumber lemak dalam diet
Sumber lemak dalam diet meliputi daging, ikan, mentega, mergarin,
susu, krim, keju, makanan panggang, minyak dan lemak untuk memasak,
telur, serta makanan lain (miasl; es krim, cokelat, kembang gula, biji-
bijian, dan kuah salad). Sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung
sedikit lemak, kecuali kedelai (24%) dan alpokat (8%).
d. Fungsi lemak dalam susunan makanan
Sumber energi. Setiap 1 g lemak menyediakan 38 kJ (9 kkal).
1) Pembentukan jaringan adiposa. Kelebihan lemak tidak langsung
digunakan untuk energi, melainkan disimpan pada jaringan adiposa.
Jaringan ini untuk energi mempunyai tiga fungsi, yaitu menyusun
cadangan energi, membantu mencegah kehilangan panas yang
berlebihan dari dalam tubuh, serta melindungi organ peka seperti
ginjal dari kerusakan.
2) Sumber asam lemak esensial. Asam lemak esensial mutlak
diperlukan oleh tubuh agar berfungsi secara normal. Senyawa ini
tidak dapat disintesis oleh tubuh, dan karenanya harus tersedia dalam
bahan makanan yang dikonsumsi. Asam lemak esensial meliputi

asam linoleat, linolenat, dan arakidonat yang pernah disebut sebagai


vitamin F.
3) Penyerapan vitamin larut-lemak. Jenis lemak tertentu dalam susunan
makanan membantu tercukupinya asupan vitamin A, D, E dan K
yang larut dalam lemak. Akan tetapi di negara-negara dengan asupan
lemak rendah, vitamin-vitamin dapat diperoleh dengan cara lain.
1.1.5. Peningkatan Berat Badan pada Ibu Hamil
Kesehatan dan pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh kesehatan
ibunya. Salah satu faktor penting untuk kesehatan ibu adalah pengaturan berat
badan, yang sebaiknya dilakukan sejak ibu merencanakan kehamilan. Indeks
massa tubuh (body mass index) yang normal untuk wanita yaitu antara 19-23. Bila
berat badan ibu sebelum hamil terlalu kurus atau terlalu gemuk, maka sebaiknya
diatur dahulu agar berat badannya normal. Berikut ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan untuk pengaruh berat badan ibu terhadap kehamilan:
1. Bila berat badan ibu sebelum hamil adalah normal, makla kenaikan berat
badan ibu sebaiknya antara 9-12 kg
2. Kalau berat badan sebelumnya adalah berlebih, maka kenaikan berat
badannya cukup antara 6-9 kg
3. Bila sebelum kehamilan berat badan ibu adalah kurang, maka kenaikan berat
badan sebaiknya antara 12-15 kg
4. Jika ibu mengandung bayi kembar dua atau lebih, maka kenaikan berat badan
selama kehamilan harus lebih banyak lagi, tergantung dari jumlah bayi yang
dikandung.
Ibu sebaiknya tak perlu khwatir bila kenaikan berat badannya selama
hamil adalah masih dalam kisaran yang ideal. Kenaikan berat badan tersebut tidak
hanya disebabkan oleh timbunan lemak, namun juga akibat proses tumbuh
kembang si janin, pertambahan berat rahim, plasenta, volume darah, cairan
ketuban, cairan dalam jaringan tubuh ibu, serta membesarnya payudara.

Komponen Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan

Jaringan ekstra uterin 1 kg


Janin 3-3,8 kg
Cairan amnion 1 kg
Plasenta 1-1,1 kg
Payudara 0,5-2 kg
Tambahan darah 2-2,5 kg
Tambahan cairan jaringan 1,5-2,5 kg
Tambahan jaringan lemak 2-2,5 kg
Total 11,5-16 kg
1.1.6. Pola Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil
Pola kenaikan berat badan ibu selama hamil dapat dilihat sebagai berikut:
1. Selama trimester pertama, biasanya terjadi kenaikan sedikit berat badan
sekitar 1-2 kg. Walaupun ibu sering merasa mual dan hilang nafsu makan,
berat badan harus tetap naik. Pada trimester ini organ, otak, pancaindera, dan
alat kelamin janin sedang dibentuk.
2. Memasuki trimester kedua, nafsu makan ibu biasanya sudah pulih sehingga
harus lebih behati-hati dalam mengatur konsumsi makanan. Kenaikan berat
badan rata-rata yang ideal pada masa ini adalah 0.35 sampai 0.4 kg
perminggu. Kenaikan berat badan akan lebih baik bila terjadi secara perlahan
dan kontiniu. Perlu diketahui, kenaikan kg per berat badan yang berlebih atau
terlalu cepat dapat menjadi indikasi terjadinya keracunan pada kehamilan dan
gangguan diabetes. Konsumsi makanan dengan gizi yang seimbang dan
bervariasi sangat dibutuhkan selama masa kehamilan. Jika perkiraan kenaikan
berat badan selama hamil adalah sekitar 12,5 kg maka tubuh ibu
membutuhkan tambahan energi sebesar 70.000-80.000 kalori. Pertambahan
kalori tersebut umumnya diperlukan pada 20 minggu terakhir masa
kehamilan, yaitu ketika pertumbuhan janin berlangsung dengan sangat pesat.
Bila 80.000 kalori dibagi dalam 40 minggu (280 hari), maka tambahan kalori
yang diperlukan oleh calon ibu adalah sekitar 285-300 kalori per hari

3. Bila berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badannya adalah
kurang dari normal, maka si bayi akan berisiko lahir dengan berat badan yang
kurang atau berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBRL akan
terganggu perkembangan fisik maupun kecerdasannya.
4. Bila berat badan sebelum hamil dan kenaikan berat badannya selama hamil
adalah berlebih, maka akan berisiko terhambatnya pertumbuhannya akibat
penyempitan pembuluh darah. Si ibu juga berisiko mengalami komplikasi
baik selama kehamilan maupun persalinan, seperti perdarahan, tekanan darah
tinggi, atau keracunan kehamilan (pre-eklamsia). Selain itu ibu juga akan sulit
menghilangkan kelebihan berat badannya setelah melahirkan.
1.1.7. Tanda Kecukupan dan Kekurangan Nutrisi pada Ibu Hamil
Tanda kecukupan dan kekurangan nutrisi pada ibu hamil dapat dilihat
sebagai berikut:
Bagian Tubuh Cukup Nutrisi Kurang Nutrisi
Keadaan Umum Gesit dan responsif Lesu dan apatis
Berat Badan Normal sesuai tinggi/bentuk Kegemukan/kekurusan
tubuh
Postur Tegak, tungkai dan lengan Bungkuk/bahu
lurus menurun/dada cekung
Otot Kuat, kenyal, sedikit lemak Lemah, otot lunak, tidak
bawah kulit tegap
Saraf Perhatian baik, tidak mudah Labil, mudah tersinggung,
tersinggung, refleksi normal, refleks patela negatif,
mental stabil kesadaran menurun
Pencernaan Nafsu makan baik, tidak Kurang nafsu makan,
teraba sembelit, diare,pencernaan
tumor/benjolan,pembesaran kurang baik
hati dan limfa
Jantung Datak dan irama/tekanan Detak jantung tidak normal,
darah normal jantung membesar, irama
tidak normal/meningkat

Imunitas Imunitas baik,energik, cukup Mudah lelah, mengantuk,


tidur lesu
Rambut Mengkilat tidak mudah Kusam dan mudah rontok
rontok/kuat
Kulit Kelembaban cukup,warna Kering, pucat, terdapat
kulit segar bintik darah
Muka dan Leher Sehat, tidak ada Pembengkakan, bersisik
pembengkakan sekitar mulut
Bibir Licin, warna merah segar, Kering bersisik, bengkak,
lembab, tidak bengkak memerah, ada luka disudut
bibir mulut
Mulut Lembab, selaput lendir Bengkak mulut,
bersih kotor/sariawan
Gusi Merah normal, tidak ada Bengkak/ mudah berdarah
perdarahan
Lidah Merah normal, licin tidak Bengkak merah tua, kotor/
ada luka ada luka
Gigi Tidak ada caries, warna Berlubang, ompong, posisi
putih normal tak beraturan
Mata Bersih, tidak kemerahan Kemerahan, selaout mata
kering/keruh
Kelenjar tiroid Tidak ada pembesaranm Pembesaran kelenjar
kelenjar gondok gondok
Kuku Sehat, tidak pucat Pucat, rapuh/infeksi
Tungkai Normal tidak ada Bengkak nyeri betis/kram
pembengkakan ada varises

1.1.8. Makanan Seimbang Ibu Hamil dalam Sehari


Ibu hamil memerlukan makanan seimbang dalam pemenuhan nutrisi dalam
sehari-hari. Hal ini dikarenakan agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan
normal.
Contoh Makanan Seimbang pada Ibu Hamil dalam Sehari

Waktu Makan Menu Sedang Yang Dapat Disajikan


Nasi
07.00
Sayur kacang + daging
Telur ceplok
10.00 Bubur kacang hijau
Susu dan pisang goreng
12.00 Nasi
Gado-gado komplet
Ayam goreng
Salad buah pepaya dan tomat
16.00 Lemper dan air jeruk
Nasi
Sawi hijau dan daging
18.00 Ikan bumbu acar
Pisang raja
20.00 Pisang kukus

1.1.9. Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil


Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil, karena
kemungkinan membawa bibit penyakit atau parasit tertentu yang membahayakan
janin. Jenis bibit penyakit atau parasit yang membahayakan kandungan dan
terbawa dalam makanan adalah:
1. Listeria
Makanan yang mengandung listero ini dapat menyebabkan keguguran, bayi
lahir mati, atau keracunan darah. Bakteri listeria monocytogenes banyak
terdapat pada: produk unggas (termasuk telur), ikan atau daging sapi yang
diolah setengah matang, selada, buah dan sayuran yang tidak dicuci bersih,

terutama bila dimakan dalam keadaan mentah, beberapa jenis keju


lunak,seperti brie, camembert, blue cheese serta keju lain yang dibuat dari
susu kambing atau domba.
2. Bakteri E.Coli
Sering ditemukan pada daging yang diolah setengah matang, dan susu yang
tidak mengalami pasteurisasi. Racun yang dikeluarkannya dapat merusak
usus dan ginjal.
3. Salmonella dan Toksoplasma
Untuk menghindari bakteri jenis ini, sebaiknya tidak mengonsumsi daging
dan telur dalam bentuk mentah atau setengah matang.
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1. Konsep Hiperemesis Gravidarum


A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari
10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan
cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga
menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan
(Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta
tumbuh kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita
mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara
33% wanita hanya mengalami mual. Apabila semua makanan yang dimakan
dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan menurun, turgor kulit
berkurang dan timbul asetonuria (Morgan et al, 2010).
B. Klasifikasi
Menurut Khayati (2013), Klasifikasi Hiperemesis Grvidarum dibagi menjadi :
1. Tingkat I
a. Ibu merasa lemah
b. Muntah terus-menerus yang dapat mempengaruhi keadaan umum
c. Nafsu makan menurun
d. Berat badan menurun, suhu tubuh meningkat
e. Denyut nnadi meningkat sekitar 100 kali per menit dan tekanan darah sistolik
menurun
f. Turgor kulit menurun
g. Lidah mengering dan mata cowong
h. nyeri pada epigastrum
2. Tingkat II
a. Ibu tampak lebih lemah dan apatis
b. Berat badan menurun
c. Tekanan darah menurun, denyut nadi lambat dan cepat
d. Suhu tubuh terkadang meningkat
e. Turgor kulit kurang elastis cenderung menurun
f. Lidah terlihat kering dan kotor
g. Hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi
h. Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas
dan dapat pula ditemukan dalam urin
3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Kesadarana menurun dari somnolen hingga koma
d. Nadi mengecil dan denyut cepat
e. Suhu tubuh meningkat
f. Tekanan darah menurun
g. Mulut terlihat kering dan kotor, dan pernapasan bau aseton
h. Mata cowong dan timbul ikterus

C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati,
dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat
inanisi. Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan
faktor lain, yaitu :
1. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan
ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
2. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
3. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi
penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah
sekitar 60-80% pada (primigravida), 40-60% pada (multigravida).
D. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil,
yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah
yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan
mengalami dehidrasi.
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis
gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa :
1. Sakit kepala
2. Konstipasi
3. Sangat sensitif terhadap bau
4. Produksi air liur berlebihan
5. Inkontinensia urine
6. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6
minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu.
Mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat
mereka menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan terhadap
kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada parahnya mual
dan muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah psikologis
yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah dalam
kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada serta mengurangi
kemampuan untuk mengatasi gejala normal. Selain itu ketidakseimbangan
psikologis ibu hamil seperti cemas, rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin
mengatasi konflik secara serius, ketergantungan atau hilang kendali akan
memperberat keadaan mual dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih
ditakutkan keadaan mual muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan
terjadinya hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008).
E. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit
dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat
terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory
Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2013)

F. Pathway

Faktor Predisposisi Pemberian FE Vili khorialis Factor psikologi


- Kehamilan stress
ganda
- Multidatidosa
Efek samping Masuk sirkulasi
pemberian Fe maternal/ peredaran Mempengaruhi

berlebihan darah ibu system saraf simpati


Memiliki HCG

Perubahan Peningkatan
Esterogen,
metabolis pengeluaran Hormon
merangsang SSP
meningkat epineprin, norepin,
eprin dan kortisol

Pengosongan Asam lambung


lambung lambat meningkat

Gangguan nutrisi
Respon peningkatan Mual dan muntah
kurang dari
peristaltic lambung
kebutuhan tubuh
menurun

Dehidrasi
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit
hiperemesis gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
3. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum
menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologik.
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
6. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
7. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang,
maka diperlukan seperti :
a. Obat-obatan
1. Sedativa : Phenobarbital
2. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3. Anti histamine : dramamin, avomin
4. Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride
atau khlorpromasine.
5. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu
dikelola di rumah sakit
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
danperedaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk,
hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam.
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
c. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah
kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila
kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena,
bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang
tidak cair.
d. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1. Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis,
somnolen sampai koma, terjadi gangguan jiwa.
2. Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina,
kemunduran penglihatan.
3. Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus,
ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi
nadi meningkat, tekanan darah menurun.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Arnis Rosita Tanggal Pengkajian : 10 Maret 2021


Syntia
NIM : 1120020090 Jam pengkajian : 12.00 WIB
Tempat Praktik : Mawar

Biodata Pasien
Penanggung Jawab
Nama : Ny. X Nama : Tn. X
Umur : 38 th Umur : 40 th
Agama : ISLAM Agama : ISLAM
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IBU RUMAH Pekerjaan : Pegawai Negri
TANGGA Sipil
Status Pernikahan : Menikah Status Pernikahan : Menikah
Alamat : SEMOLOWARU Alamat : SEMOLOWARU
BAHARI VI, BAHARI VI,
SBY SBY
Diagnosa Medis : Hiperemesis Hubungan dengan : Suami
Gravidarum klien
No. RM : 366XXX
Tgl. Masuk :

1. Status kesehatan Saat Ini


a. Keluhan utama : Mual muntah
b. Lama keluhan : 3 hari
c. Kualitas keluhan : terus-menerus

2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien mengatakan bahwa mual dan muntah terus-menerus selama setiap kali
makan minum sejak usia kehamilan 6 minggu, sekrang usia kehamilan 15
minggu, badan lemas.
Kehamilan anak ke-7, anak pertama usia 12th, anak terakhir usia 2th

b. Riwayat Kesehatan Terdahulu :


1) Penyakit yang pernah dialami
a. Kecelaakan (jenis & waktu): Tidak ada
b. Pernah dirawat : Tidak ada
c. Penyakit:
- Kronis : Tidak ada
d. Akut : Tidak ada
e. Terakhir masuki RS : Tidak ada
2) Alergi (obat, makanan, plester, dll): : Tidak ada
3) Imunisasi
(√) BCG (√) Hepatitis
(√) Polio (√) Campak
(√) DPT (√) TT
4) Kebiasaan :
jenis Frekuensi
Jumlah/Lamanya
Merokok Tidak ada Tidak ada Tidak
ada
Kopi Tidak ada Tidak ada Tidak
ada
Alkohol Tidak ada Tidak ada Tidak
ada

5) Obat-obatan
Jenis Lamanya Dosis
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada
d. Genogram

Keterangan Simbol Genogram :


Laki-laki :
Perempuan :
Meninggal dunia :
Tinggal serumah :
Teridentifikasi :
Kawin :
Pisah :

Cerai :

Anak adopsi :
Anak kembar :

Anaknya :

Aborsi / keguguran :

Hamil :

Basic Promoting physiology of Health


1. Aktivitas dan latihan
Kemampuan ambulasi dan ADL
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 0 0
Mandi 0 0
Berpakaian/berdandan 0 0
Toileting 0 2
Mobilitas di tempat 0 0
tidur
Berpindah 0 2
Berjalan 1 2
Naik tangga 2 2

Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3


= tidak mampu
Rumah Rumah Sakit
Pekerjaan 1 0
Olah raga rutin 1 0
Alat Bantu jalan 0 0
Kemampuan melakukan ROM 0 0

2. Tidur dan istirahat


a. Lama tidur : 5 jam. Tidur siang: Ya / Tidak
b. Kesulitan tidur di RS : Ya / Tidak
c. Alasan : Tidak ada
d. Kesulitan tidur : [ - ] menjelang tidur
[ - ] mudah/sering terbangun
[ - ] merasa tidak segar saat bangun

3. Kenyamanan dan nyeri


Nyeri : Palliative/Profokatif : Tidak ada / Tidak ada
Quality : hilang timbul terus menerus

Region :

Depan Belakang
Scale :…………..
………………………………………………….
Time :
………………………………………………………………

4. Nutrisi
a. Frekuensi makan : 1 hari ½ porsi
b. Berat Badan / Tinggi Badan : 40kg/ 156 cm
c. IMT & BBR : 16
d. BB dalam 1 bulan terakhir : [ ] tetap
[ ] meningkat:…Kg, alasan…………
[√ ] menurun: 5 Kg, alasan Tidak nafsu
makan
e. Jenis makanan : halus
f. Makanan yang disukai :semuanya yang penting enak
g. Makanan pantang : Tidak ada, Alergi Tidak ada
h. Nafsu makan : [ ] baik
[ √] kurang, alasan tidak mau makan
i. Masalah pencernaan : [ √ ] mual
[ √ ] muntah
[ ] kesulitan menelan
[ ] sariawan
j. Riwayat operasi / trauma gastrointestinal: Tidak ada
k. Diit RS :…………… [ ] habis
[ ] ½ porsi
[ ] ¾ porsi
[√ ] tidak habis, alasan tidak mau makan
l. Kebutuhan Pemenuhan ADL makan: Mandiri / Tergantung / Dg
Bantuan

5. Cairan, elektrolit dan asam basa


a. Frekuensi minum : 5 gelas Konsumsi air/hari: 600 cc/hari
b. Turgor kulit : kurang elastis
c. Support IV Line : Ya / Tidak, Jenis:RD5 Dosis 2000 cc /24 jam

6. Oksigenasi
a. Sesak nafas : [ √] tidak
[ ] ya
1) Frekuensi :T
idak Ada
2) Kapan terjadinya :Tidak
Ada
3) Kemungkinan factor pencetus :Tidak Ada
4) Factor yang memperberat :Tidak Ada
5) Factor yang meringankan :Tidak Ada
b. Batuk : Ya / Tidak
c. Sputum : Ya / Tidak
d. Nyeri dada : Ya / Tidak
e. Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada: Tidak Ada
f. Riwayat penyakit : [-] Asma
[-] TB
[-] Batuk darah
[-] Chest Surgery / Trauma dada
[-] Paparan dg penderita TB
g. Riwayat merokok : Pasif / Aktif Tidak Ada

7. Eliminasi fekal/bowel
a. Frekuensi :1x sehari Penggunaan pencahar: Tidak
Ada
b. Waktu : pagi / siang / sore / malam
c. Warna :kuning Darah Tidak Ada
konsistensi: Tidak Ada
d. Ggn. Eliminasi bowel : [ ] Konstipasi
[ ] Diare
[ ] Inkontinensia bowel
e. Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Mandiri / Tergantung / Dg
Bantuan

8. Eliminasi urin
a. Frekuensi :5x Penggunaan pencahar Tidak Ada
b. Warna :kuning jernih, Darah Tidak Ada
c. Ggn. Eliminasi bladder: [-] nyeri saat BAK
[-] burning sensation
[-] bladder terasa penuh setelah BAK
[-] inkontinensia bladder
d. Riwayat dahulu : [-] penyakit ginjal
[-] batu ginjal
[-] injury / trauma
e. Penggunaan kateter : Ya / Tidak
f. Kebutuhan pemenuhan ADL bladder: Mandiri / Tergantung / Dg
Bantuan
g. Warna :[√] normal [-]hematuria [-]seperti teh
h. Keluhan : [-]nokturia [-] retensi urine [-]
inkontinensia urine

9. Sensori, persepsi dan kognitif


a. Ggn. Penglihatan : Ya / Tidak
b. Ggn. Pendengaran : Ya / Tidak
c. Ggn. Penciuman : Ya / Tidak
d. Ggn. Sensasi taktil : Ya / Tidak
e. Ggn. Pengecapan : Ya / Tidak
f. Riwayat penyakit: [-] eye surgery
[-] otitis media
[-] luka sulit sembuh

3. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan Umum :
Kesadaran : [√] CM [-] apatis [-] somnolen [-]sopor [-]coma
GCS : E = 4, V = 5, M = 6
Vital Sign : TD :93/55mmHg
Nadi : Frekuensi : 101x/mnt
Irama : [√] reguler [-] ireguler

Kekuatan/isi : [ ] kuat [√]sedang [ ] lemah

Respirasi : Frekuensi :20x/mnt


Irama : [√] reguler [-] ireguler

Suhu : 36,6 oC

b. Kepala :

Kulit : [√]Normal [ ] Hematoma [ ] Lesi [ ]kotor

[ ]
Rambut : [√]Normal [ ] kotor [ ]rontok [ ]kering/kusam

Muka : [√]Normal [ ] bells palsy [ ] hematom [ ]lesi

Mata : konjungtiva : [√] Normal [ ] Anemis [ ] Hiperemis

Sclera : [√] Normal [ ] ikterik

Pupil : [√]isokor [ ] anisokor

Palpebra : [√]normal [ ] hordeolum [ ] oedema

Lensa : [√]normal [ ] keruh

Visus : [√]normal ka/ki [ ]miopi ka/ki

[ ] hipermetropi ka/ki [ ] astigmatisme


ka/ki

[ ] Kebutaan ka/ki

Hidung : [√]normal [ ]septum defiasi [ ] polip [ ]


epistaksis

[ ] Gangguan indra penghidu [ ] sekret


Mulut : gigi :[ √] normal [ ]caries dentis, di :…………
[ ] Gisi palsu, di:………..

Bibir : [√]normal [ ] kering [ ]stomatitis [ ] sianosis


Telinga : [√] simetris/asimetris, [√] bersih/kotor, [√] gangguan
pendengaran ada/tidak

c. Leher : [√] Normal [ ] Pembesaran thyroid [ ] Pelebaran JVP


[ ] kaku kuduk [ ] Hematom [ ] Lesi
d. Tenggorokan : [√] Normal [ ] Nyeri telan [ ] Hiperemis
[ ]Pembesaran tonsil
e. Dada : Bentuk : [√] Normal [ ] Barrel chest [ ] Funnel chest [ ]
Pigeon chest
Pulmo : Inspeksi : simetris
Palpasi : Fremitus taktil ka/ki : vibrasi normal
Perkusi : ka/ki : sonor
Auskultasi : [√] vesikuler ka/ki [ ]whezing [ ] ronkhi
Cor : Inspeksi : normal
Palpasi : Ictus cordis : Tidak tampak
Perkusi : batas jantung : Kanan (ICS ke-3 - 5), Kiri (ICS ke-5
linea axillaris), Bawah (ICS ke-5 parasternal kanan- ICS ke-5
linea axillaris anterior)
Auskultasi : Bunyi jantung I (SI): normal
Bunyi jantung II (SII) : normal
Bunyi jantung III (SIII : normal
Murmur : Tidak ada
f. Abdomen : Inspeksi : [√] normal [ ] ascites
Palpasi : [√]normal [ ] hepatomegali
[ - ]splenomegali [ - ] Tumor

Perkusi : [√] normal [ - ] Hypertimpani [-]


pekak
Auskultasi : Peristaltik : 12x/mnt

g. Genetalia : Pria : [ - ] Normal [ - ] Hypospadia [ - ] Epispadia


[ - ] hernia [ - ] Hydrocell [-]
Tumor

Perempuan : [√]normal [ - ]kondiloma [ - ] prolapsus uteri


[ - ] Perdarahan [ - ] keputihan

h. Rectum : [√]Normal [ ] Hemoroid [ ] Prolaps [ ] Tumor


i. Ektremitas : atas : kekuatan otot ka/ki : normal
ROM ka/ki : aktif/ normal
capilary refile : <2 detik
pasien terpasang infus dibagian sinistra
bawah : kekuatan otot ka/ki :normal
ROM ka/ki :aktif
Capillary refile : <2 detik
4. Psiko sosio budaya Dan Spiritual :
Psikologis :
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah
Pasien merasa lemas dan tidak bertenaga

Cara mengatasi perasaan tersebut


Pasien berusaha tetap makan sedikit-sedikit tetapi sering

Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah


Menjaga pola makan dan hidup sehat

Jika rencana klien tidak dapat diselesaikan maka :


Pasien akan berusaha untuk sembuh, dengan cara makan sedikit-sedikit

Pengetahuan klien tentang masalahah/penyakit yang ada :


Apabila tidak makan maka akan semakin menurun, jadi walaupun tidak nafsu
makan tetap harus makan walaupun sedikit-sedikit tetapi sering

Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :
Pasien mengikuti kegiatan RT seperti PKK

kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah :


Tidak ada
cara mengatasinya :

Pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya :


Menyenangkan, dan membimbingnya menjadi lebih baik

Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya: islam
Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya: tidak ada
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari : Di masjid dan di rumah
Kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan : Dakwah dan mengaji
Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang
dialami :
Paien yakin jika mau makan dan semangat sembuh, serta berdoa kepada Allah
SWT. agar diberikan kesembuhan

5. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium, radiology, EKG, EEG dll)
HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP
Leukosit 11.20 ribu/uL
Eritrosit 4.84 juta/uL
Hemoglobin 11.21 g/dL
RDW-CV 11.2%
Trombosit 225 ribu/Ul
MPV 10.06 fl
Hematocrit 38.0%
DARAH LENGKAP
HITUNG JENIS LEUKOSIT
Basophil 0.44%
Limfosit 6.12%
Easinofil 0.19%
Monosit 4.43%
Neutrophil 88.82%
DARAH LENGKAP
INDEX ERITROSIT
MCV 78.5fl
MCH 23.1pg
MCHC 29.5%
MCV 78.5fl
IMMUNO SEROLOGI
Rapid Antigen Swab Negatif

6. Terapi Medis :
Cairan IV :
RL 1 fls lanjut RD5 2000 cc/24jam
Inj. Ranitidine 2x1
Inj. Ondansentron 3x4 mg

Obat peroral :
Ranitidine 150 mg TAB/100 (obat untuk pulang)
Ondansentronn 4mg TAB (obat untuk pulang)
Obat parenteral :
Tidak ada
Obat Topikal :
Tidak ada
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

ANALISA DATA

Nama klien : Ny. X No. Register :366XXX

Umur :38 th Diagnosa Medis : Hiperemesis Gravidarum

Ruang Rawat :Mawar Alamat : Semolo Waru

No.Dx DATA (DS/DO) ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Kehamilan Nausea
- Pasien mengatakan (D.0019)
bahwa saat mau makan Kategori : Psikologis
pasien merasa mual dan Sub Kategori : Nyeri dan
mau muntah Kenyamanan
- Pasien mengatakan Definisi :
bahwa tidak nafsu Perasaan tidak nyaman
makan pada bagian belakang
DO : tenggorok atau lambung
- Pasien terlihat lemas yang dapat mengakibatkan
dan lesu muntah
- Pasien terlihat pucat Penyebab :
dan turgor kulit kurang Kehamilan
elastis Gejala dan tanda mayor
- Berat badan pasien Subjektif
menurun drastis 1. Mengeluh mual
- TD : 93/53 mmHg 2. Merasa ingin muntah
- Nadi : 101 x/menit 3. Tidak berminat makan
- Suhu : 36,6 oC Gejala dan tanda minor
- Rr : 20x/menit Subjektif
1. Merasa asam di mulut
Objektif
1. Saliva meningkat
2. Pucat
Kondisi terkait
1. Ulkus peptikum
RENCANA TINDAKAN

NO Standar Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan


Keperawatan Indonesia Indonesia (SLKI) Indonesia (SIKI)
(SDKI)
1 Nausea Tingkat Nausea (L.08065) Manajemen Mual (1.03117)
(D.0019) Definisi : Definisi :
Kategori : Psikologis Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang Mengidentifikasi dan mengelola perasaan tidak
Sub Kategori : Nyeri dan Kenyamanan tenggorok atau lambung yang dapat enak pada bagian tenggorok atau lambung
Definisi : mengakibatkan muntah yang dapat menyebankan muntah
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang
Ekspektasi : Menurun Observasi :
tenggorok atau lambung yang dapat Kriteria Hasil : 1. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas
mengakibatkan muntah 1. Nafsu makan dari skor 1 (menurun) hidup (mis.nafsu makan, aktivitas, kinerja,
Penyebab : menjadi skor 4 (cukup meningkat) tanggungjawab, peran dan tidur)
Kehamilan 2. Keluhan mual dari skor 1 (meningkat) 2. Identifikasi fakyor penyebab mual
Gejala dan tanda mayor menjadi skor 4 (cukup menurun) (mis.pengobatan dan prosedur)
Subjektif 3. Perasaan ingin muntah dari skor 1 3. Monitor mual (mis.frekuensi, durasi, dan
1. Mengeluh mual (meningkat) menjadi skor 4 (cukup tingkat keparahan)
2. Merasa ingin muntah menurun) 4. Monitor asupan nutrisi dan kalori)
3. Tidak berminat makan 4. Perasaan asam di mulut dari skor Terapeutik
1
Gejala dan tanda minor (meningkat) menjadi skor 4 (cukup 1. Kendalikan faktor lingkungan penyebab
Subjektif menurun) mual (mis.bauk tak sedap, suara, dan
1. Merasa asam di mulut 5. Jumlah saliva dari skor 1 (meningkat) rangsangan visual yang tidak
Objektif menjadi skor 4 (cukup menurun) menyenangkan)
1. Saliva meningkat 6. Pucat dari skor 1 (meningkat) menjadi skor 2. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
2. Pucat 4 (cukup menurun) menarik
Kondisi terkait 7. Takikardia dari skor 1 (meningkat) menjadi
Edukasi :
Ulkus peptikum skor 4 (cukup menurun) 1. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
2. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian antiemetic, jika
perlu

Manajemen Muntah (1.03118)


Definisi :
Mengidentifikasi, mencegah dan mengelola
reflex pengeluaran isi lambung
Tindakan
Observasi :
1. Monitor efek manajemen muntah secara
menyeluruh
2. Monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit
Terapeutik :
1. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
muntah (mis.kecemasan, ketakutan)
2. Atur posisi untuk mencegah aspirasi
Edukasi :
1. Anjurkan perbanyak istirahat
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
(Berikan peroral Ranitidin150mg TAB/100,
Ondansentron 4mg TAB)
CATATAN PERKEMBANGAN

No Tanggal Pukul Implementasi TTD


Dx
1 10-03-21 Manajemen Mual
Observasi
11.10 1. Mengidentifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis.nafsu makan, aktivitas, ARNIS
kinerja, tanggungjawab, peran dan tidur)
Tindakan : Menanyakan ke pasien, apakah jika mual dating aktivitas terhambat. Serta
memberikan edukasi ke pasien bahwa jika mual dating disarankan untuk beristirahat
sejenak dari aktivitasnya
R/ pasien mengatakan bahwa saat mual dating memang pekerjaanya terganggu, dan
pasien mau untuk beristirahat jika mualnya dating

11.15 2. Mengidentifikasi faktor penyebab mual (mis.pengobatan dan prosedur) ARNIS


Tindakan : Menanyakan ke pasien apa saja yang dapat menyebabkan mual, kemudian
pasien menjawab “saat memulai makan, dan mencium aroma makanan”. Kemudian
perawat menyarankan bahwa untuk mengonsumsi bubur juruh yang dimananya bau
dan rasanya tidak menyengat
R/ pasien mengatakan bahwa tidak mual saat akan mengonsumsi bubur juruh, dan
pasien mau menghabiskan ½ porsi

11.17 3. Memonitor mual (mis.frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan) ARNIS


Tindakan : Menanyakan ke pasien, dalam sehari berapa kali untuk mualnya. Kemudian
perawat memberitahukan ke pasien jika mual datang dianjurkan untuk menarik napas
lalu menghembuskan perlahan.
TD : 100/60
N : 80 x/menitt
Rr : 20 x/ menit
S : 36,4 C
R/ pasien mau mengikuti arahan perawat dan pasien mengatakan bahwa sudah tidak
mual

11.20 4. Memonitor asupan nutrisi dan kalori


Tindakan : Menanyakan ke pasien, apakah makanan yang diberikan oleh tim gizi ARNIS
sudah di habiskan, atau bagaimana. Kemudian perawat menyarankan bahwa untuk
mengonsumsi bubur juruh. Lalu mengedukasi pasien bahwa tidak apa-apa jika
makannya sedikit-sedikit tetapi sering
R/ pasien mengatakan bahwa mau makan sedikit-sedikit dan habis ½ porsi

Terapeutik
11.23 5. Mengendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis.bauk tak sedap, suara, dan
rangsangan visual yang tidak menyenangkan) ARNIS
Tindakan : Menanyakan ke pasien apa saja yang dapat menyebabkan mual. Kemudian
pasien menjawab “kalo mencium bau aroma menyengat dan nyegrok” kemudian
perawat menyarankan bahwa menggunakan aroma yang disukai seperti parfum bayi
atau sejenisnya yang dapat menenangkan.
R/ pasien terlihat mau mengikuti arahan perawat, dan pasien mengatakan bahwa
mendingan jika menggunakan aroma parfum bayi

11.25 6. Memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik


Tindakan : Menanyakan ke pasien apakah mau dengan makanan yang diberikan oleh
tim gizi, pasien menjawab “tidak nafsu mbak, malah eneg” kemudian perawat ARNIS
mendiskusikan dengan tim gizi untuk mengubah menu makanan Ny. X dari menu
sebelumnya menjadi menu bubur juruh. Kemudian mengedukasi pasien untuk
mengonsumsi bubur juruh tersebut, dan mengonsumsi sedikit-sedikit tetapi sering,
agar tubuh mendapatkan nutrisi dari makanan yang di konsumsi.
R/ pasien mengatakan mau mengkonsumsi bubur juruhnya tetapi sedikit-sedikit sering,
dan menghabiskan ½ porsi

11.27 Edukasi :
7. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Tindakan : Mengedukasi ke pasien bahwa harus istirahat yang cukup, jika telentang ARNIS
ibunya mual bisa dengan posisi tidur setengah duduk
R/ pasien mengatakan bahwa sudah bisa tidur dengan posisi tidur setengah duduk,
walaupun terkadang terbangun karena mualnya

11.30 8. Menganjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak


Tindakan : Memberitahukan ke pasien bahwa asupan makanan yang tinggi karbohidrat ARNIS
sangat dibutuhkan tubuh walaupun sudah terpasang infus, jadi lebih baik makan
sedikit-sedikit tetapi sering
R/ pasien mengatakan bahwa memahami penjelasan dari perawat dan mau makan
sedikit-sedikit saj. Pasien juga mengatakan bahwa setelah makan tidak merasakan
lemas lagi

Kolaborasi :
11.40 9. Mengkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
Tindakan : Memberikan injeksi ondansentron 3x4 mg, inj ranitidine 2x1mg melalui ARNIS
bolus iv, dan sudah konfirmasi ke pasien lalu pasien menyetujui.
R/ pasien mengatakan bahwa mualnya sudah agak berkurang
Manajemen Muntah (1.03118)
Observasi :
11.50 10. Memonitor efek manajemen muntah secara menyeluruh ARNIS
Tindakan : KU muntah berkurang, sudah mau makan sedikit-sedikit. Saat diobservasi
pasien terlihat lebih rileks dan tidak tegang. Setelah diberikan injeksi, pasien terlihat
tidak muntah lagi
R/ pasien mengatakan bahwa muntah sudah berkurang dan merasa lebih baik

12.00 11. Memonitor keseimbangan cairan dan elektrolit ARNIS


Tindakan : Memberikan cairan infus RD 5%. KU baik, resiko berkurang dan tetap
melanjutkan advis dokter
R/ pasien mengatakan bahwa sudah mendingan

Terapeutik :
12.20 12. Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (mis.kecemasan, ketakutan)
Tindakan : Menanyakan ke pasien hal apa yang dapat menyebabkan muntah selain ARNIS
aroma makanan dan aroma yg menyengat, pasien menjawab “kalo saya kepikiran
sesuatu yg berat gitu suka tiba-tiba mau muntah mbak, suka kepikiran adek bayinya ini
lo mbak”, kemudian perawat mengedukasi bahwa jika ibu cemas dan tidak mau makan
maka kasihan adeknya tidak mendapatkan nutrisi, jadi sebaiknya ibuk relaks dan
mengontrol diri ibu, serta makan dengan sedikit-sedikit tetapi sering ya bu, dan juga
ibu bisa mendengarkan music atau menonton film yang ibu sukai agar tidak merasakan
kecemasan lagi ya bu.
R/ pasien mengatakan bahwa memahami kata-kata perawat dan berusaha untuk tidak
terlalu mencemaskan dan tidak kepikiran tentang kehamilannya, serta pasien
mengatakan jika bersemangat untuk sembuh

12.35 13. Mengatur posisi untuk mencegah aspirasi ARNIS


Tindakan : Mengedukasi ke pasien bahwa saat makan lebih baik dengan posisi duduk
bersandar, agar tidak tersedak
R/ pasien mengatakan bahwa lebih nyaman dengan posisi yang diberikan pasien

Edukasi :
12.38 14. Menganjurkan perbanyak istirahat ARNIS
Tindakan : Mengedukasi ke pasien bahwa pasien memerlukan istirahat yang cukup
guna untuk mengembalikan stamina tubuh serta mengoptimalkan pengobatan yang
sudah diberikan oleh perawat
R/ pasien mengatakan bahwa sudah bisa istirahat walau sering terbangun karena
terkadang ingin muntah

Kolaborasi :
12.42 15. Mengkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu ARNIS
Tindakan : Memberikan injeksi ondansentron 3x4 mg, inj ranitidine 2x1mg melalui
bolus iv, dan sudah konfirmasi ke pasien lalu pasien menyetujui.
R/ pasien mengatakan bahwa mualnya sudah agak berkurang

2 11-03-21 Manajemen Mual


Observasi
11.20 1. Mengidentifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis.nafsu makan, aktivitas, ARNIS
kinerja, tanggungjawab, peran dan tidur)
Tindakan : Menanyakan ke pasien, apakah jika mual datang aktivitas terhambat? Serta
memberikan edukasi ke pasien bahwa jika mual datang disarankan untuk beristirahat
sejenak dari aktivitasnya. KU mual (-)
TD : 100/70
N : 86 x/menit
Rr : 20 x/menit
S : 36,6 C
R/ pasien mengatakan bahwa sudah tidak mual lagi ARNIS

11.22 2. Mengidentifikasi faktor penyebab mual (mis.pengobatan dan prosedur)


Tindakan : Menanyakan ke pasien apa saja yang dapat menyebabkan mual, pasien
menjawab “sudah tidak mual lagi mbak”. KU mual (-)
R/ pasien mengatakan bahwa tidak mual saat akan makan

11.25 3. Memonitor mual (mis.frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)


Tindakan : Menanyakan ke pasien, dalam sehari berapa kali untuk mualnya. Kemudian
perawat memberitahukan ke pasien jika mual datang dianjurkan untuk menarik napas
lalu menghembuskan perlahan. KU baik
R/ pasien mau mengikuti arahan perawat dan pasien mengatakan bahwa mualnya
sudah jarang

11.30 4. Memonitor asupan nutrisi dan kalori


Tindakan : Menanyakan ke pasien, apakah makanan yang diberikan oleh tim gizi
sudah di habiskan. Mengedukasi pasien bahwa pentingnya nutrisi dan kalori untuk
pemenuhan gizi adek bayinya agar lahir sehat dan ibunya juga sehat
R/ pasien mengatakan bahwa mau makan sedikit-sedikit dan habis 1 porsi

Terapeutik
11.37 5. Mengendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis.bauk tak sedap, suara, dan
rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
Tindakan : Menanyakan ke pasien masih mual, dan apakah masih terganggu jika ada
aroma dan bau yang menyengat. KU baik, pasien terlihat sudah mau nyemil biskuit
R/ pasien mengatakan bahwa tidak mual lagi dan tidak mudah terpancung mualnya
11.40 6. Memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
Tindakan : Menanyakan ke pasien apakah sudah mencoba makan-makanan rumahan
seperi sayur sop, nasi tim dan lauk ikan
R/ pasien mengatakan mau mengkonsumsi makanan rumahan tetapi sedikit-sedikit

Edukasi :
12.00 7. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Tindakan : Mengedukasi ke pasien bahwa harus istirahat yang cukup, jika telentang
ibunya mual bisa dengan posisi tidur setengah duduk. KU baik, mual (-)
R/ pasien mengatakan bahwa sudah bisa tidur dengan posisi tidur setengah duduk,
dan sudah tidak terbangun karena tidka mual

12.12 8. Menganjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak


Tindakan : Memberitahukan ke pasien bahwa asupan makanan yang tinggi karbohidrat
sangat dibutuhkan tubuh walaupun sudah terpasang infus, jadi lebih baik makan
sedikit-sedikit tetapi sering. KU turgor kulit elastis, dan wajah terlihat lebih segar.
R/ pasien mengatakan bahwa memahami penjelasan dari perawat dan mau makan
sedikit-sedikit. Pasien juga mengatakan bahwa setelah makan tidak sudah tidak mual
ataupun muntah

Kolaborasi :
12.20 9. Mengkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
Tindakan : Memberikan injeksi ondansentron 3x4 mg, inj ranitidine 2x1mg melalui
bolus iv, dan sudah konfirmasi ke pasien lalu pasien menyetujui.
R/ pasien mengatakan bahwa sudah tidak mual lagi

Manajemen Muntah (1.03118)


Observasi :
12.30 10. Memonitor efek manajemen muntah secara menyeluruh
Tindakan : KU baik, muntah (-), sudah mau makan. Saat diobservasi pasien terlihat
lebih rileks dan tidak tegang. Setelah diberikan injeksi, pasien terlihat tidak muntah
lagi
R/ pasien mengatakan bahwa muntah sudah berkurang dan merasa lebih baik

12.50 11. Memonitor keseimbangan cairan dan elektrolit


Tindakan : Memberikan cairan infus RD 5%. KU baik, resiko berkurang dan tetap
melanjutkan advis dokter, muntah (-)
R/ pasien mengatakan bahwa tidak muntah lagi

Terapeutik :
13.10 12. Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (mis.kecemasan, ketakutan)
Tindakan : Menanyakan ke pasien hal apa yang dapat menyebabkan muntah selain
aroma makanan dan aroma yg menyengat, pasien menjawab “kalo saya kepikiran
sesuatu yg berat gitu suka tiba-tiba mau muntah mbak, suka kepikiran adek bayinya ini
lo mbak”, kemudian perawat mengedukasi bahwa jika ibu cemas dan tidak mau makan
maka kasihan adeknya tidak mendapatkan nutrisi, jadi sebaiknya ibuk relaks dan
mengontrol diri ibu, serta makan dengan sedikit-sedikit tetapi sering ya bu, dan juga
ibu bisa mendengarkan music atau menonton film yang ibu sukai agar tidak merasakan
kecemasan lagi ya bu.
R/ pasien mengatakan bahwa memahami kata-kata perawat dan berusaha untuk tidak
terlalu mencemaskan dan tidak kepikiran tentang kehamilannya, serta pasien
mengatakan jika bersemangat untuk sembuh

13.11 13. Mengatur posisi untuk mencegah aspirasi


Tindakan : Mengedukasi ke pasien bahwa saat makan lebih baik dengan posisi duduk
bersandar, agar tidak tersedak
R/ pasien mengatakan bahwa lebih nyaman dengan posisi yang diberikan pasien
Edukasi :
13.15 14. Menganjurkan perbanyak istirahat
Tindakan : Mengedukasi ke pasien bahwa pasien memerlukan istirahat yang cukup
guna untuk mengembalikan stamina tubuh serta mengoptimalkan pengobatan yang
sudah diberikan oleh perawat. KU baik, sudah bisa tidur nyenyak, muntah (-)
R/ pasien mengatakan bahwa sudah bisa istirahat dan tidak mudah terbangun lagi

Kolaborasi :
14.00 15. Mengkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
Tindakan : Memberikan injeksi ondansentron 3x4 mg, inj ranitidine 2x1mg melalui
bolus iv, dan sudah konfirmasi ke pasien lalu pasien menyetujui.
R/ pasien mengatakan bahwa sudah tidak muntah lagi

CATATAN PERKEMBANGAN
NO EVALUASI TTD
1 S: ARNIS
1. Pasien mengatakan masih sedikit mual dan tetapi tidak muntah
2. Pasien mengatakan sudah tidak pusing dan tidak lemas
3. Pasien mengatakan sudah mau makan tetapi tidak menghabiskan 1 porsi
4. Pasien mengatakan sudah bisa tidur seperti biasa
O:
1. Pasien terlihat mau makan tetapi tidak mengahabiskan 1 porsi
2. Terlihat bahwa pasien masih mual tetapi tidak sering
3. Pasien terlihat bahwa tidak muntah lagi
4. Terlihat turgor kulit pasien membaik
KU :
- TD : 100/60
- N : 60 x/menit
- S : 36,5 C
- spO2 :97
- Rr : 22 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN
NO EVALUASI TTD
1 S: ARNIS
1. Pasien mengatakan sudah tidak mual dan tidak muntah lagi
2. Pasien mengatakan bahwa badannya sudah enakan
3. Pasien mengatakan sudah mau makan dengan enak
4. Pasien mengatakan sudah bisa tidur normal dan tidak terganggu dengan mualnya
O:
1. Pasien terlihat menghabiskan porsi makanannya dan tidak tersisa
2. Terlihat bahwa pasien sudah tidak terjadi mual dan muntah
3. Terlihat turgor kulit pasien lebih lembab
KU :
- TD : 110/60
- N :70 x/menit
- S : 37,0 C
- spO2 :99
- Rr : 22 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Pasien pulang
- HE : makan secara teratur, sedikit-sedikit tetapi sering
- HE : minum yang banyak, agar cairan dalam tubuh dan untuk kehamilannya
- HE : terapi saat mual terasa yaitu tarik napas panjang lalu hembuskan perlahan dan istirahat
sejenak
- HE : apabila dalam waktu 3 atau 7 hari ada keluhan atau ada kelainan yang dirasakan, bisa
kontrol ke dokter obgyn
- P/o pulang Ranitidine 150mg TAB/100
- P/o pulang Ondansentron Ranitidine 4 mg TAB

Anda mungkin juga menyukai