“HIPEREMESIS GRAVIDARUM”
FASILITATOR :
Priyo Mukti Pribadi Winoto, S.Kep.Ns.,M.Kep
Praktik Profesi di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya pada stase Keperawatan
Dasar Profesi di ruang Mawar ini dibuat dan disusun sebagai bukti bahwa mahasiswa
melaksanakan Praktik Profesi pada:
Nama : Arnis Rosita Syntia
NIM : 1120020090
KOMPETENSI : Keperawatan Dasar Profesi
Waktu Pelaksanaan : 08 Maret – 21 Maret 2021
c. Gangguan Kesehatan
Penyakit tertentu dapat mengganggu status nutrisi seseorang. Mual, muntah,
sakit gigi, gangguan menelan, atau esofagus meradang dapat memengaruhi
kemampuan seseorang untuk memproses makanan secara mekanik dan juga
menghambat selera terhadap makanan. Kelainan tertentu (misal infeksi,
hipertiroidisme) meningkatkan laju metabolisme yang selanjutnya mengarah
pada meningkatnya permintaan akan nutrien.
trimester kedua dan ketiga untuk wanita dengan berat standar terhadap tinggi
pada saat konsepsi atau peningkatan masukan energi sebesar 10%-15%.
Misalnya kebutuhan tambahan 300 kalori ini dapat diperoleh dengan
menambahkan satu cangkir susu rendah lemak, dua potong roti, dan sebuah
jeruk kedalam asupan normal sehari-hari. Selama trimester pertama
kebutuhan nutrisi lebih bersifat kualitatif dari pada kuantitatif, yang berarti
diet ibu hamil, harus seimbang dan mencakup beraneka ragam makanan,
tidak harus berlebih dari makanan yang biasa dikonsumsi. Ibu dengan berat
badan rendah (<19) atau melakukan kegiatan berat selama hamil maka
memerlukan energi tambahan. Pada trimester terakhir kehamilan adalah
dimana kebanyakan pertumbuhan janin berlangsung serta terjadi penimbunan
simpanan lemak, besi, dan kalsium untuk kebutuhan pertumbuhan pascanatal.
Kebutuhan masukan energi harus dibuat secara individual, tidak bisa
disamaratakan bagi semua ibu hamil. Wanita hamil obesitas dianjurkan untuk
memakai berat badan yang diinginkan sebagai patokan untuk menghitung
kebutuhan energi. Pembatasan masukan energi juga membatasi zat gizi
tertentu yang dibutuhkan sebagai pendukung keberhasilan kelangsungan
kehamilan, kebutuhan protein yang optimal pada masa hamil sekurang-
kurangnya 30 kkl per kilogram berat badan per hari, jika kurang maka protein
makanan lebih banyak dipakai sebagai sumber energi dari pada untuk sintesis
organ-organ janin dan ibu dijaringan. Pembatasan makanan yang tepat juga
dapat menghasilkan keton karena lemak akan dikatabolismeuntuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan, sehingga perkembangan sistem saraf
pusat janin dapat terhambat oleh kondisi ketosis yang dihasilkan. Wanita
berusia lebih dari 35 tahun dapat 4% lebih rendah dari pada energi yang
dibutuhkan wanita yang berusia lebih muda, sehingga memengaruhi
kebutuhan nutrisinya, kebutuhan energi juga lebih kecil, namun kebutuhan
nutrien tertentu tidak boleh dikurangi.
b. Protein
Untuk persediaan nitrogen esensial selama masa hamil dalam rangka
memenuhi tuntutan pertumbuhan jaringan janin dan ibu, dibutuhkan protein
rata-rata 925 gram yang tersimpan dalam janin. Dengan demikian, asupan
yang direkomendasikan adalah 60 gram protein setiap hari, dengan asumsi
bahwa ibu hamil mengonsumsi masukan energi yang adekuat untuk
kebutuhan sintesis jaringan. Protein tambahan harus merupakan protein yang
memiliki nilai biologis yang tinggi atau protein yang mengandung semua
asam amino esensial ,seperti daging, ikan, ayam, telur, keju, dan susu yang
bernilai biologis tinggi yang mengandung nutrien penting lainnya.
Rekomendasi masukan protein bervariasi sesuai usia, berikut ini
adalah pedoman yang dianjurkan:
a. Wanita dewasa >18 tahun, 1,3 gram protein per kilogram berat badan
saat hamil.
b. Anak remaja 15-18 tahun, 1,5 gram protein per kilogram berat badan saat
hamil
c. Anak yang lebih mudah <15 yahun, 1,7 gram protein per kilogram berat
badan saat hamil.
Peningkatan asupan pada wanita remaja usia lebih muda
dipertimbangkan bahwa tubuh mereka masih terus berkembang, juga pada
kehamilan kembar perlu tambahan protein dan nutrien lain dalam diet ibu.
Kecukupan protein yang dianjurkan untuk wanita indonesia umur 20-39 tahun
dengan berat badan 47kg sebanyak 41 gram protein sehari atau sekitar 0,8
gram/kg/hari, sebagai protein campuran.
c. Cairan
Cairan adalah salah satu nutrien yang berperan penting selama
kehamilan untuk membantu pencernaan dengan melarutkan makanan dan
membantu transportasi makanan, juga sangat penting untuk pertukaran
nutrien dan produk sampah melalui membran sel karena merupakan substansi
utama dalam sel, darah, limfa, dan cairan vital tubuh lain. Pemasukan cairan
yang cukup memperbaiki defekasi yang kadang-kadang menjadi masalah
Persediaan ibu sebagai cadangan untuk penggantian darah yang hilang pada
waktu persalinan.
a. Vitamin A
Meskipun kebutuhan vitamin A meningkat selama kehamilan, suplemen
vitamin A jarang direkomendasikan untuk wanita hamil karena dapat
menyebabkan cacat lahir. Cara terbaik untuk meningkatkan asupan
vitamin A adalah melalui berbagai sumber makanan seperti susu, ikan,
telur, dan margarine. Hati mengandung vitamin A yang terlalu tinggi dan
hal ini berhubungan dengan cacat lahir, sehingga konsumsi hati selama
kehamilan sebaiknya dihindari.
b. Vitamin B Kompleks
Dijumpai pada serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi,
telur, dan produk susu. Vitamin B Kompleks berguna untuk menjaga
sistem saraf, otot, dan jantung agar berfungsi secara normal.
c. Vitamin C
Kebutuhan rata-rata vitamin C bagi ibu hamil dan menyusui adalah
sekitar 50 miligram (mg). Vitamin C terutama berperan dalam
pembentukan kolagen interseluler.
Kolagen adalah senyawa protein yang antara lain banyak terdapat dalam
tulang rawan, dan kulit bagian dalam tulang. Vitamin C juga berperan
dalam proses penyembuhan luka, serta meningkatkan daya tahan tubuh
melawan infeksi dan stres.
Sumber vitamin C sebagian besar berasal sari sayuran dan buah-buahan,
terutama yang segar, seperti jeruk dan kiwi, pepaya, tomat dan paprika
kuning,merah dan hijau, serta sayuran berwarna hijau (bayam, brokoli
dan kol). Namun, mengingat vitamin C merupakan vitamin yang sangat
mudah larut dalam air, maka sebaiknya hindari pengirisan dan
penghancuran bahan makanan yang berlebihan, serta waktu pengolahan
yang lama. Pada umumnya tubuh sangat sedikit menahan vitamin C, dan
kelebihan nya akan dibuang melalui air kemih. Jadi penting bagi ibu
hamil untuk memperhatikan makanan nya agar kebutuhan vitamin C nya
dalam sehari dapat terpenuhi dengan baik.
d. Vitamin D
Vitamin D berperan sangat penting dalam metabolisme kalsium dan
fosfor dalam tubuh. Antara lain vitamin D dapat memperbaiki
penyerapan kalsium oleh alat pencernaan, dan ikut mengendalikan
pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah. Kekurangan
vitamin ini akan menyebabkan gangguan penyerapan kalsium dan fosfor
pada saluran pencernaan dan gangguan mineralisasi struktur tulang dan
gigi. Kebutuhan vitamin D yang dianjurkan untuk ibu hamil dan
menyusui adalah 10 mcg atau 400 IU. Jumlah tersebut dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin, dan mencegah terkurasnya
vitamin D yang tersimpan dalam hati ibunya.
Vitamin D ditemukan didalam makanan sumber lemak, seperti ikan
berlemak banyak (sardines, mackerel,tuna, dan salmon), minyak ikan,
telur, susu full cream, dan mentega. Selain itu vitamin D dapat dibuat
dalam kulit, asalkan kulit mendapat kesempatan sinar matahari.
e. Vitamin E
Untuk pembentukan sel darah merah. Sumbernya biji-bijian terutama
gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
f. Vitamin B12
Vitamin B12 berperan dalam menjaga berbagai sel agar berfungsi
normal, terutama sel-sel saluran pencernaan,sistem urat saraf, dan sum-
sum tulang belakang. Itu sebabnya vitamin ini penting untuk
perkembangan sistem saraf bayi yang terjadi pada awal masa kehamilan.
Kebutuhan vitamin B12 bagi ibu hamil adalah 1,3 mg.
Vitamin B12 banyak didapat pada hasil ternak dan produk olahan nya.
Sedangkan hasil nabati bukan merupakan sumber vitamin B12 yang baik,
kecuali beberapa produk fermentasi seperti tempe, tauco, kecap, dan
oncom.
g. Asam folat
Asam folat merupakan vitamin yang sangat penting sebelum dan ketika
masa kehamilan, terutama diminggu-minggu awal kehamilan yaitu untuk
perkembangan sistem saraf dan sel darah, dan banyak terdapat pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol, dan brokoli.
Pada buah-buahan asam folat banyak terdapat pada jeruk , pisang, wortel
dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari
terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat
dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada
susunan saraf pusat maupun otak janin.
Meskipin hati mengandung asam folat yang tinggi namun tidak
direkomendasikan untuk wanita yang sedang hamil atau dapat hamil,
karena kandungan vitamin A yang tinggi. Selain itu terdapat risiko
listeriosis dari hati yang masih mentah atau jika hati tidak dimasak
dengan sempurna. Kedua hal ini berresiko pada janin yang sedang
berkembang.
h. Magnesium
Kekurangan magnesium biasanya dialami oleh 5-30 % bumil dengan
ditandai adanya keluhan kram (Nocturnal Systremma). Suplementasi
secara oral dari mikronutrisi ini terbukti akan mengurangi keluhan kram
pada ibu yang sedang mengandung.
i. Zat Besi
Besi merupakan salah satu nutrien yang tidak dapat diperoleh dalam
jumlah yang adekuat dari makanan yang dikonsumsi selama kehamilan,
maka diperlukan tambahan besi dalam bentuk ferrous dengan dosis 30mg
per hari.
Rata-Rata Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil
Umur Massa Sel Darah Merah Janin dan Plasenta
Kehamilan (mcg/kg/hari) (mcg/kg/hari) (mcg/kg/hari)
Trimester I 0 0 14
Trimester II 50 15 80
Trimester III 50 50 114
j. Kalsium
Selama trimester ketiga, terjadi perpindahan sejumlah kalsium kepada
janin yang sedang memulai membentuk dan memperkuat tulang-
tulangnya. Jika ibu tidak meningkatkan asupan kalsiumnya, kebutuhan
kalsium bagi janin yang sedang dalam masa pembentukan tulang ini akan
diambil dari tulang ibunya. Kalsium berperan penting dalam mekanisme
pengaturan selama masa kehamilan dan menyusui. Kalsium juga akan
meningkatkan absorbsi intestinal yang terjadi. Rekomendasi Asupan
Harian atau Recommended Daily Intake (RDI) kalsium untuk wanita
hamil adalah 1.100 mg ( 300 mg lebih tinggi dari pada wanita yang tidak
hamil). Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin,
serta melindungi ibu hamil osteoporosis. Terdapat pada susu,yoghurt,
roti, sayuran hijau, ikan dan tulang yang lembut seperti salmon dan
sarden,aprikot kering, biji-bijian, tahu, jus jeruk,susu kedelai dan kacang-
kacangan.
Janin mengonsumsi kira-kira 250-300 mg kalsium tiap hari dari suplai
darah ibu, terutama selama trimeseter ketiga, saat lahir bayi menyimpan
kira-kira 25 gram kalsium yang dipakai untuk pertumbuhan tulang.
Metabolisme kalsium dalam tubuh ibu mengalami perubahan pada awal
kehamilan, yang mana membuat simpanan kalsium dalam tulang ibu
meningkat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalsium pada
trimester ketiga dan masa laktasi. Asupan kalsium yang
direkomendasikan yaitu 1.200 mg per hari/1600 mg pada ibu hamil usia
remaja.
Kebutuhan kalsium dapat dipenuhi dengan mengonsumsi susu 240cc
yang mengandung 300 mg kalsium setiap hari, yang sudah termasuk
untuk memenuhi kebutuhan tambahan protein dan beberapa nutrien
lainnya. Bahkan wanita yang mengalami intoleransi laktosa/gula susu
malah terjadi perbaikan dan dapat menoleransi susu selama hamil, bagi
ibu hamil yang tidak menghendaki susu bisa direkomendasikan
mengonsumsi yoghurt dan keju untuk memenuhi kebutuhan kalsium.
Sayuran dan kalsium berwarna hijau tua seperti kangkung, bayam, kubis,
lobak hijau, termasuk jus jeruk yang diperkaya kalsium juga dapat
dikonsumsi.
k. Iodium
Kekurangan iodium saat masa kehamilan sedapat mungkin harus
dihindari. Seorang bumil idealnya harus memiliki persediaan iodium
yang mencukupi agar transfer iodium ke fetus yang dikandungnya dapat
mencukupi. Asupan iodium yang kurang dalam kehamilan dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan otak fetus, BBLR,
kretin, dan konginetal yang abnormal. Mengingat pentingnya fungsi
iodium dalam masa ini, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi
produk-produk fortifikasi iodium seperti garam ber-iodium dan minyak
ber-iodium.
e. Air
Air merupakan sumber kehidupan yang utama bagi makhluk disamping
oksigen. Manusia dapat bertahan hidup selama beberapa minggu tanpa
makan,tetapi hanya sanggup bertahan beberapa hari tanpa mengonsumsi cairan.
Air meliputi 60%-70% berat badan individu dewasa dan 80% berat badan bayi
(potter&perry,1992). Individu dewasa dapat kehilangan cairan kurang lebih 2-3
liter/hari melalui keringat,urine,dan pernapasan. Untuk mempertahankan
keseimbangan cairan dalam sel, jumlah cairan yang keluar harus diimbangi
dengan jumlah cairan yang masuk. Individu dewasa rata-rata memerlukan 6-8
gelas air/hari.
Air memiliki peranan yang besar bagi tubuh. Selain sebagai komponen
penyusun sel yang utama,air juga berperan dalam menyalurkan zat-zat
makanan menuju sel. Fungsi air bagi tubuh sendiri adalah untuk membantu
proses atau reaksi kimia dalam tubuh serta berperan mengontrol temperatur
tubuh. Tidak ada satupun organ tubuh yang mampu berfungsi tanpa air.
Air berfungsi membantu sistem pencenaan makanan dan membantu
proses transportasi. Selama hamil terjadi perubahan nutrisi dan cairan pada
membran sel. Air menjaga keseimbangan sel, darah,getah bening, dan cairan
vital tubuh lainnya.
f. Seng (Zn)
Difisiensi seng merupakan masalah serius bagi ibu hamil, karena
dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan cacat bawaan pada
janin. Selain dapat menjamin pertumbuhan janin, seng akan membantu
meningkatkan metabolisme enzim, sintesis protein, metabolisme hormon, dan
pengaturan imunitas selular (kekebalan melalui jaringan tubuh).
Dalam sehari, ibu hamil membutuhkan tambahan seng, misalnya
dengan mengonsumsi bahan makanan yang berasal dari laut (seafood),
terutama ikan yang berlemak tinggi, tiram, dan kerang serta daging sapi,ayam
dan keju tua (keju yang waktu fermentasinya lama).
g. Serat
Pada masa trimester kedua kehamilan, hormon progesteron
meningkat. Hal ini akan memperlambat kerja otot perut, sehingga perjalanan
makanan dalam saluran pencernaan akan berlangsung lebih lama. Bila
kebutuhan tubuh akan serat tidak terpenuhi dengan baik, maka kondisi
tersebut akan menyebabkan konstipasi (sulit buang air besar ), dan timbulnya
rasa panas dalam perut (heartburn).
Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan serat setiap hari, sebaiknya
banyak makan buah dan sayur,serta piliihlah beras merah, beras yang tidak
disosoh terlalu putih, roti, pasta atau kue-kue yang terbuat dari tepung terigu
yang tidak disosoh (whole-wheat-fluor). Sebaiknya terlalu banyak menyantap
makanan yang diproses, seperti aneka makanan kalengan bisa menyebabkan
kekurangan serat.
Selain itu makanan yang tinggi serat akan membuat menguyah lebih
lama dan merasa kenyang lebih cepat. Hal ini dapat membantu menjaga agar
pertambahan berat badan tidak berlebihan.
h. Lemak
a. Pengertian
Lemak adalah senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen dan
oksigen. Lemak sendiri merupakan ester dari gliserol dan asam lemak.
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung, karna dalam lambung tidak
ada enzim pemecah lemak.
b. Jenis-jenis Lemak
Pada dasarnya ada dua tepi asam lemak, yaitu:
1) Asam lemak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai hidrokarbon
yang jenuh hidrogen.
2) Asam lemak tak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai
hidraokarbon yang tidak jenuh-hidrogen, dan karenanya mempunyai
satu ikatan rangkap atau lebih.
c. Sumber lemak dalam diet
Sumber lemak dalam diet meliputi daging, ikan, mentega, mergarin,
susu, krim, keju, makanan panggang, minyak dan lemak untuk memasak,
telur, serta makanan lain (miasl; es krim, cokelat, kembang gula, biji-
bijian, dan kuah salad). Sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung
sedikit lemak, kecuali kedelai (24%) dan alpokat (8%).
d. Fungsi lemak dalam susunan makanan
Sumber energi. Setiap 1 g lemak menyediakan 38 kJ (9 kkal).
1) Pembentukan jaringan adiposa. Kelebihan lemak tidak langsung
digunakan untuk energi, melainkan disimpan pada jaringan adiposa.
Jaringan ini untuk energi mempunyai tiga fungsi, yaitu menyusun
cadangan energi, membantu mencegah kehilangan panas yang
berlebihan dari dalam tubuh, serta melindungi organ peka seperti
ginjal dari kerusakan.
2) Sumber asam lemak esensial. Asam lemak esensial mutlak
diperlukan oleh tubuh agar berfungsi secara normal. Senyawa ini
tidak dapat disintesis oleh tubuh, dan karenanya harus tersedia dalam
bahan makanan yang dikonsumsi. Asam lemak esensial meliputi
3. Bila berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badannya adalah
kurang dari normal, maka si bayi akan berisiko lahir dengan berat badan yang
kurang atau berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBRL akan
terganggu perkembangan fisik maupun kecerdasannya.
4. Bila berat badan sebelum hamil dan kenaikan berat badannya selama hamil
adalah berlebih, maka akan berisiko terhambatnya pertumbuhannya akibat
penyempitan pembuluh darah. Si ibu juga berisiko mengalami komplikasi
baik selama kehamilan maupun persalinan, seperti perdarahan, tekanan darah
tinggi, atau keracunan kehamilan (pre-eklamsia). Selain itu ibu juga akan sulit
menghilangkan kelebihan berat badannya setelah melahirkan.
1.1.7. Tanda Kecukupan dan Kekurangan Nutrisi pada Ibu Hamil
Tanda kecukupan dan kekurangan nutrisi pada ibu hamil dapat dilihat
sebagai berikut:
Bagian Tubuh Cukup Nutrisi Kurang Nutrisi
Keadaan Umum Gesit dan responsif Lesu dan apatis
Berat Badan Normal sesuai tinggi/bentuk Kegemukan/kekurusan
tubuh
Postur Tegak, tungkai dan lengan Bungkuk/bahu
lurus menurun/dada cekung
Otot Kuat, kenyal, sedikit lemak Lemah, otot lunak, tidak
bawah kulit tegap
Saraf Perhatian baik, tidak mudah Labil, mudah tersinggung,
tersinggung, refleksi normal, refleks patela negatif,
mental stabil kesadaran menurun
Pencernaan Nafsu makan baik, tidak Kurang nafsu makan,
teraba sembelit, diare,pencernaan
tumor/benjolan,pembesaran kurang baik
hati dan limfa
Jantung Datak dan irama/tekanan Detak jantung tidak normal,
darah normal jantung membesar, irama
tidak normal/meningkat
C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati,
dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat
inanisi. Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan
faktor lain, yaitu :
1. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan
ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
2. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
3. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi
penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah
sekitar 60-80% pada (primigravida), 40-60% pada (multigravida).
D. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil,
yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah
yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan
mengalami dehidrasi.
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis
gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa :
1. Sakit kepala
2. Konstipasi
3. Sangat sensitif terhadap bau
4. Produksi air liur berlebihan
5. Inkontinensia urine
6. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6
minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu.
Mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat
mereka menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan terhadap
kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada parahnya mual
dan muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah psikologis
yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah dalam
kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada serta mengurangi
kemampuan untuk mengatasi gejala normal. Selain itu ketidakseimbangan
psikologis ibu hamil seperti cemas, rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin
mengatasi konflik secara serius, ketergantungan atau hilang kendali akan
memperberat keadaan mual dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih
ditakutkan keadaan mual muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan
terjadinya hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008).
E. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit
dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat
terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory
Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2013)
F. Pathway
Perubahan Peningkatan
Esterogen,
metabolis pengeluaran Hormon
merangsang SSP
meningkat epineprin, norepin,
eprin dan kortisol
Gangguan nutrisi
Respon peningkatan Mual dan muntah
kurang dari
peristaltic lambung
kebutuhan tubuh
menurun
Dehidrasi
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit
hiperemesis gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
3. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum
menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologik.
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
6. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
7. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang,
maka diperlukan seperti :
a. Obat-obatan
1. Sedativa : Phenobarbital
2. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3. Anti histamine : dramamin, avomin
4. Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride
atau khlorpromasine.
5. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu
dikelola di rumah sakit
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
danperedaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk,
hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam.
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
c. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah
kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila
kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena,
bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang
tidak cair.
d. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1. Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis,
somnolen sampai koma, terjadi gangguan jiwa.
2. Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina,
kemunduran penglihatan.
3. Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus,
ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi
nadi meningkat, tekanan darah menurun.
Biodata Pasien
Penanggung Jawab
Nama : Ny. X Nama : Tn. X
Umur : 38 th Umur : 40 th
Agama : ISLAM Agama : ISLAM
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IBU RUMAH Pekerjaan : Pegawai Negri
TANGGA Sipil
Status Pernikahan : Menikah Status Pernikahan : Menikah
Alamat : SEMOLOWARU Alamat : SEMOLOWARU
BAHARI VI, BAHARI VI,
SBY SBY
Diagnosa Medis : Hiperemesis Hubungan dengan : Suami
Gravidarum klien
No. RM : 366XXX
Tgl. Masuk :
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien mengatakan bahwa mual dan muntah terus-menerus selama setiap kali
makan minum sejak usia kehamilan 6 minggu, sekrang usia kehamilan 15
minggu, badan lemas.
Kehamilan anak ke-7, anak pertama usia 12th, anak terakhir usia 2th
5) Obat-obatan
Jenis Lamanya Dosis
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada
d. Genogram
Cerai :
Anak adopsi :
Anak kembar :
Anaknya :
Aborsi / keguguran :
Hamil :
Region :
Depan Belakang
Scale :…………..
………………………………………………….
Time :
………………………………………………………………
4. Nutrisi
a. Frekuensi makan : 1 hari ½ porsi
b. Berat Badan / Tinggi Badan : 40kg/ 156 cm
c. IMT & BBR : 16
d. BB dalam 1 bulan terakhir : [ ] tetap
[ ] meningkat:…Kg, alasan…………
[√ ] menurun: 5 Kg, alasan Tidak nafsu
makan
e. Jenis makanan : halus
f. Makanan yang disukai :semuanya yang penting enak
g. Makanan pantang : Tidak ada, Alergi Tidak ada
h. Nafsu makan : [ ] baik
[ √] kurang, alasan tidak mau makan
i. Masalah pencernaan : [ √ ] mual
[ √ ] muntah
[ ] kesulitan menelan
[ ] sariawan
j. Riwayat operasi / trauma gastrointestinal: Tidak ada
k. Diit RS :…………… [ ] habis
[ ] ½ porsi
[ ] ¾ porsi
[√ ] tidak habis, alasan tidak mau makan
l. Kebutuhan Pemenuhan ADL makan: Mandiri / Tergantung / Dg
Bantuan
6. Oksigenasi
a. Sesak nafas : [ √] tidak
[ ] ya
1) Frekuensi :T
idak Ada
2) Kapan terjadinya :Tidak
Ada
3) Kemungkinan factor pencetus :Tidak Ada
4) Factor yang memperberat :Tidak Ada
5) Factor yang meringankan :Tidak Ada
b. Batuk : Ya / Tidak
c. Sputum : Ya / Tidak
d. Nyeri dada : Ya / Tidak
e. Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada: Tidak Ada
f. Riwayat penyakit : [-] Asma
[-] TB
[-] Batuk darah
[-] Chest Surgery / Trauma dada
[-] Paparan dg penderita TB
g. Riwayat merokok : Pasif / Aktif Tidak Ada
7. Eliminasi fekal/bowel
a. Frekuensi :1x sehari Penggunaan pencahar: Tidak
Ada
b. Waktu : pagi / siang / sore / malam
c. Warna :kuning Darah Tidak Ada
konsistensi: Tidak Ada
d. Ggn. Eliminasi bowel : [ ] Konstipasi
[ ] Diare
[ ] Inkontinensia bowel
e. Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Mandiri / Tergantung / Dg
Bantuan
8. Eliminasi urin
a. Frekuensi :5x Penggunaan pencahar Tidak Ada
b. Warna :kuning jernih, Darah Tidak Ada
c. Ggn. Eliminasi bladder: [-] nyeri saat BAK
[-] burning sensation
[-] bladder terasa penuh setelah BAK
[-] inkontinensia bladder
d. Riwayat dahulu : [-] penyakit ginjal
[-] batu ginjal
[-] injury / trauma
e. Penggunaan kateter : Ya / Tidak
f. Kebutuhan pemenuhan ADL bladder: Mandiri / Tergantung / Dg
Bantuan
g. Warna :[√] normal [-]hematuria [-]seperti teh
h. Keluhan : [-]nokturia [-] retensi urine [-]
inkontinensia urine
3. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan Umum :
Kesadaran : [√] CM [-] apatis [-] somnolen [-]sopor [-]coma
GCS : E = 4, V = 5, M = 6
Vital Sign : TD :93/55mmHg
Nadi : Frekuensi : 101x/mnt
Irama : [√] reguler [-] ireguler
Suhu : 36,6 oC
b. Kepala :
[ ]
Rambut : [√]Normal [ ] kotor [ ]rontok [ ]kering/kusam
[ ] Kebutaan ka/ki
Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :
Pasien mengikuti kegiatan RT seperti PKK
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya: islam
Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya: tidak ada
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari : Di masjid dan di rumah
Kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan : Dakwah dan mengaji
Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang
dialami :
Paien yakin jika mau makan dan semangat sembuh, serta berdoa kepada Allah
SWT. agar diberikan kesembuhan
5. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium, radiology, EKG, EEG dll)
HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP
Leukosit 11.20 ribu/uL
Eritrosit 4.84 juta/uL
Hemoglobin 11.21 g/dL
RDW-CV 11.2%
Trombosit 225 ribu/Ul
MPV 10.06 fl
Hematocrit 38.0%
DARAH LENGKAP
HITUNG JENIS LEUKOSIT
Basophil 0.44%
Limfosit 6.12%
Easinofil 0.19%
Monosit 4.43%
Neutrophil 88.82%
DARAH LENGKAP
INDEX ERITROSIT
MCV 78.5fl
MCH 23.1pg
MCHC 29.5%
MCV 78.5fl
IMMUNO SEROLOGI
Rapid Antigen Swab Negatif
6. Terapi Medis :
Cairan IV :
RL 1 fls lanjut RD5 2000 cc/24jam
Inj. Ranitidine 2x1
Inj. Ondansentron 3x4 mg
Obat peroral :
Ranitidine 150 mg TAB/100 (obat untuk pulang)
Ondansentronn 4mg TAB (obat untuk pulang)
Obat parenteral :
Tidak ada
Obat Topikal :
Tidak ada
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
ANALISA DATA
Terapeutik
11.23 5. Mengendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis.bauk tak sedap, suara, dan
rangsangan visual yang tidak menyenangkan) ARNIS
Tindakan : Menanyakan ke pasien apa saja yang dapat menyebabkan mual. Kemudian
pasien menjawab “kalo mencium bau aroma menyengat dan nyegrok” kemudian
perawat menyarankan bahwa menggunakan aroma yang disukai seperti parfum bayi
atau sejenisnya yang dapat menenangkan.
R/ pasien terlihat mau mengikuti arahan perawat, dan pasien mengatakan bahwa
mendingan jika menggunakan aroma parfum bayi
11.27 Edukasi :
7. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Tindakan : Mengedukasi ke pasien bahwa harus istirahat yang cukup, jika telentang ARNIS
ibunya mual bisa dengan posisi tidur setengah duduk
R/ pasien mengatakan bahwa sudah bisa tidur dengan posisi tidur setengah duduk,
walaupun terkadang terbangun karena mualnya
Kolaborasi :
11.40 9. Mengkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
Tindakan : Memberikan injeksi ondansentron 3x4 mg, inj ranitidine 2x1mg melalui ARNIS
bolus iv, dan sudah konfirmasi ke pasien lalu pasien menyetujui.
R/ pasien mengatakan bahwa mualnya sudah agak berkurang
Manajemen Muntah (1.03118)
Observasi :
11.50 10. Memonitor efek manajemen muntah secara menyeluruh ARNIS
Tindakan : KU muntah berkurang, sudah mau makan sedikit-sedikit. Saat diobservasi
pasien terlihat lebih rileks dan tidak tegang. Setelah diberikan injeksi, pasien terlihat
tidak muntah lagi
R/ pasien mengatakan bahwa muntah sudah berkurang dan merasa lebih baik
Terapeutik :
12.20 12. Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (mis.kecemasan, ketakutan)
Tindakan : Menanyakan ke pasien hal apa yang dapat menyebabkan muntah selain ARNIS
aroma makanan dan aroma yg menyengat, pasien menjawab “kalo saya kepikiran
sesuatu yg berat gitu suka tiba-tiba mau muntah mbak, suka kepikiran adek bayinya ini
lo mbak”, kemudian perawat mengedukasi bahwa jika ibu cemas dan tidak mau makan
maka kasihan adeknya tidak mendapatkan nutrisi, jadi sebaiknya ibuk relaks dan
mengontrol diri ibu, serta makan dengan sedikit-sedikit tetapi sering ya bu, dan juga
ibu bisa mendengarkan music atau menonton film yang ibu sukai agar tidak merasakan
kecemasan lagi ya bu.
R/ pasien mengatakan bahwa memahami kata-kata perawat dan berusaha untuk tidak
terlalu mencemaskan dan tidak kepikiran tentang kehamilannya, serta pasien
mengatakan jika bersemangat untuk sembuh
Edukasi :
12.38 14. Menganjurkan perbanyak istirahat ARNIS
Tindakan : Mengedukasi ke pasien bahwa pasien memerlukan istirahat yang cukup
guna untuk mengembalikan stamina tubuh serta mengoptimalkan pengobatan yang
sudah diberikan oleh perawat
R/ pasien mengatakan bahwa sudah bisa istirahat walau sering terbangun karena
terkadang ingin muntah
Kolaborasi :
12.42 15. Mengkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu ARNIS
Tindakan : Memberikan injeksi ondansentron 3x4 mg, inj ranitidine 2x1mg melalui
bolus iv, dan sudah konfirmasi ke pasien lalu pasien menyetujui.
R/ pasien mengatakan bahwa mualnya sudah agak berkurang
Terapeutik
11.37 5. Mengendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis.bauk tak sedap, suara, dan
rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
Tindakan : Menanyakan ke pasien masih mual, dan apakah masih terganggu jika ada
aroma dan bau yang menyengat. KU baik, pasien terlihat sudah mau nyemil biskuit
R/ pasien mengatakan bahwa tidak mual lagi dan tidak mudah terpancung mualnya
11.40 6. Memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
Tindakan : Menanyakan ke pasien apakah sudah mencoba makan-makanan rumahan
seperi sayur sop, nasi tim dan lauk ikan
R/ pasien mengatakan mau mengkonsumsi makanan rumahan tetapi sedikit-sedikit
Edukasi :
12.00 7. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Tindakan : Mengedukasi ke pasien bahwa harus istirahat yang cukup, jika telentang
ibunya mual bisa dengan posisi tidur setengah duduk. KU baik, mual (-)
R/ pasien mengatakan bahwa sudah bisa tidur dengan posisi tidur setengah duduk,
dan sudah tidak terbangun karena tidka mual
Kolaborasi :
12.20 9. Mengkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
Tindakan : Memberikan injeksi ondansentron 3x4 mg, inj ranitidine 2x1mg melalui
bolus iv, dan sudah konfirmasi ke pasien lalu pasien menyetujui.
R/ pasien mengatakan bahwa sudah tidak mual lagi
Terapeutik :
13.10 12. Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (mis.kecemasan, ketakutan)
Tindakan : Menanyakan ke pasien hal apa yang dapat menyebabkan muntah selain
aroma makanan dan aroma yg menyengat, pasien menjawab “kalo saya kepikiran
sesuatu yg berat gitu suka tiba-tiba mau muntah mbak, suka kepikiran adek bayinya ini
lo mbak”, kemudian perawat mengedukasi bahwa jika ibu cemas dan tidak mau makan
maka kasihan adeknya tidak mendapatkan nutrisi, jadi sebaiknya ibuk relaks dan
mengontrol diri ibu, serta makan dengan sedikit-sedikit tetapi sering ya bu, dan juga
ibu bisa mendengarkan music atau menonton film yang ibu sukai agar tidak merasakan
kecemasan lagi ya bu.
R/ pasien mengatakan bahwa memahami kata-kata perawat dan berusaha untuk tidak
terlalu mencemaskan dan tidak kepikiran tentang kehamilannya, serta pasien
mengatakan jika bersemangat untuk sembuh
Kolaborasi :
14.00 15. Mengkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
Tindakan : Memberikan injeksi ondansentron 3x4 mg, inj ranitidine 2x1mg melalui
bolus iv, dan sudah konfirmasi ke pasien lalu pasien menyetujui.
R/ pasien mengatakan bahwa sudah tidak muntah lagi
CATATAN PERKEMBANGAN
NO EVALUASI TTD
1 S: ARNIS
1. Pasien mengatakan masih sedikit mual dan tetapi tidak muntah
2. Pasien mengatakan sudah tidak pusing dan tidak lemas
3. Pasien mengatakan sudah mau makan tetapi tidak menghabiskan 1 porsi
4. Pasien mengatakan sudah bisa tidur seperti biasa
O:
1. Pasien terlihat mau makan tetapi tidak mengahabiskan 1 porsi
2. Terlihat bahwa pasien masih mual tetapi tidak sering
3. Pasien terlihat bahwa tidak muntah lagi
4. Terlihat turgor kulit pasien membaik
KU :
- TD : 100/60
- N : 60 x/menit
- S : 36,5 C
- spO2 :97
- Rr : 22 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
NO EVALUASI TTD
1 S: ARNIS
1. Pasien mengatakan sudah tidak mual dan tidak muntah lagi
2. Pasien mengatakan bahwa badannya sudah enakan
3. Pasien mengatakan sudah mau makan dengan enak
4. Pasien mengatakan sudah bisa tidur normal dan tidak terganggu dengan mualnya
O:
1. Pasien terlihat menghabiskan porsi makanannya dan tidak tersisa
2. Terlihat bahwa pasien sudah tidak terjadi mual dan muntah
3. Terlihat turgor kulit pasien lebih lembab
KU :
- TD : 110/60
- N :70 x/menit
- S : 37,0 C
- spO2 :99
- Rr : 22 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Pasien pulang
- HE : makan secara teratur, sedikit-sedikit tetapi sering
- HE : minum yang banyak, agar cairan dalam tubuh dan untuk kehamilannya
- HE : terapi saat mual terasa yaitu tarik napas panjang lalu hembuskan perlahan dan istirahat
sejenak
- HE : apabila dalam waktu 3 atau 7 hari ada keluhan atau ada kelainan yang dirasakan, bisa
kontrol ke dokter obgyn
- P/o pulang Ranitidine 150mg TAB/100
- P/o pulang Ondansentron Ranitidine 4 mg TAB