Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN TERHADAP KLIEN Tn” I ”

DENGAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN

DI RUANG PERAWATAN MELATI

RSUD BATARA SIANG

KAB. PANGKEP

OLEH :

NAMA : INDA WINDY OKTAVIANI

NIM : 201903154

CI LAHAN CI INSTITUSI

(.....................................) (....................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

SIDENRENG RAPPANG

2019 – 2020
LAPORAN PENDAHULUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN ( NYERI )

A. Pengertian
Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan
hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan tersebut (long, 1996 )
Secara umum nyeri merupakan perasaan tidak nyaman , baik
ringan maupun berat . ( priharjo, 1992 )
Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak
menyenangkan dan dapat terkait dengan kerusakan jaringan actual maupun
potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
( international associon for study of pain ( AISP )

B. Patofisiologi nyeri

Ada empat proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu


transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi.
1. Tranduksi
Rangsangan (stimulus) yang membahayakan memicu pelepasan mediator
biokimia (misalnya histamin, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P).
Mediator ini kemudian mensensitisasi nosiseptor.
2. Transmisi
proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi
sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-molekul dicelah sinaptik
mentrasmisi informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya.
3. Persepsi
Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya persepsi nyeri
tersebut terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya
berbagai strategi perilaku kognitif untuk mengurangi komponen sensorik
dan afektif nyeri.
4. Modulasi atau sistem desenden
Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke tanduk dorsal
medula spinalis yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif.
PATWAY

C. Etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan yaitu penyebab
yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.
1. Secara fisik misalnya penyebab adalah trauma ( mekanik, thermal,
kimiawi, maupun elektrik )

a. Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung – ujung saraf bebas


mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan, ataupun luka.

b. Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor


mendapat rangsangan akibat panas atau dingin

c. Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat

d. Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik


yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri.

2. Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau


keerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga terikan,
jepitan atau metaphase.
a. Peradangan adalah nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan
ujung-ujung saraf reseptor akibat pembengkakan.

b. Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah, biasanya pada


pasien infark miokard dengan tanda nyeri pada dada yang khas..

D. Manifestasi klinis
1. Vakolasi

a. Mengaduh

b. Menangis

c. Sesak nafas

d. Mendengkur

2. Ekspresi Wajah

a. Meringis

b. Mengeletuk gigi

c. Mengernyit dahi

d. Menutup mata, mulut dengan rapat

e. Menggigit bibir

3. Gerakan Tubuh

a. Gelisah

b. Imobilisasi

c. Ketegangan otot

d. Peningkatan gerakan jari dan tangan

e. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok

f. Gerakan melindungi bagian tubuh

4. Interaksi Sosial

a. Menghindari percakapan

b. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri


c. Menghindar kontak social

d. Penurunan rentang perhatian.

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui


apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang
dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri seperti :

1. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi

2. Menggunakan skala nyeri

a. Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat


berkomunikasi dengan baik

b. Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat


menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan

c. Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa


merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien
tidak mampu berkomunikasi dan klien merespon dengan cara
memukul.

F. Komplikasi
1. Hipovolemik
2. Hipertermi
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Edema Pulmonal
6. Kejang

G. Penatalaksanaan
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi
terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada
kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa
nyerinya.
2. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan
darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui
pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi
persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa
nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
3. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas
ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).

4. Terapi dengan pemberian analgesic


Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada
saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan
analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan
perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
5. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya
penyakit baru seperti decubitus.

H. Pengkajian Fokus
1. Nyeri akut
a. Mengkaji perasaan klien
b. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri
c. Mengkaji keparahan dan kualitas nyeri
2. Nyeri kronis
Pengkajian difokuskan pada dimensi perilaku afektif dan kognitif.
Selain itu terdapat komponen yang harus di perhatikan dalam memulai
mngkaji respon nyeri yang di alami pasien :
a. Penentu ada tidaknya nyeri
Dalam melakukan pengkajian nyeri , perawat harus percaya ketika
pasien melaporkan adanya nyeri, meskipun dalam observasi
perawat tidak menemukan adanya cidera atau luka.
b. Pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan P,Q,R,S,T
yaitu:
1) P (Provocate)
Faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri,terasa setelah
kelelahan,udara dingin dan saat bergerak.
2) Q (Quality)
Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-pukul
dan lain-lain.
3) R (Region)
Lokasi nyeri,meliputi nyeri abdomen kuadran bawah,luka post
operasi,dan lain-lain.
4) S (Skala)
Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.
5) T (Time)
Waktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir.
3. Respon fisiologis
a. Respon simpatik
1) peningkatan frekuensi pernafasan
2) dilatasi saluran bronkiolus
3) peningkatan frekuensi denyut jantung
4) dilatasi pupil
5) penurunan mobilitas saluran cerna
b. Respon parasimpatik
1) Pucat
2) ketegangan otot
3) penuru nan denyut jantung
4) mual dan muntah
5) kelemahan dan kelelahan
4. Respon perilaku
Respon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain
perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri
yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, mengerutkan
alis.
5. Respon afektif
Respon afektif juga perlu di perhatikan oleh seorang perawat. Dalam
melakuk an pengkajian terhadap pasien dengan gangguan nyeri.

I. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.


1. Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Post op laparatomi

J. Fokus Intervensi
1. Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan
Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan dengan kriteria :
a. Ekpresi wajah pasien rileks
b. Skala nyeri berkurang dari 6 ke 4
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri
Rasional : untuk mengetahui daerah nyeri, kualitas, kapan nyeri
dirasakan, faktor pencetus, berat ringannya nyeri yang dirasakan.
b. Monitor skala nyer
Rasional : untuk mengetahui skala nyeri
c. Ajarkan teknik relaksasi kepada pasien
Rasional : untuk mengajarkan kepada pasien apabila nyeri timbul
d. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Post op laparatomi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam,
diharapkan Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Post op
laparatomi dengan kriteria :
a. Ukuran luka berkurang (3)
b. Bau busuk pada luka berkurang (4)
Intervensi :
a. Observasi daerah sekitar luka
Rasional : untuk mengetahui ada tidaknya pelebaran luka, warna
sekitar kulit kemerahan atau tidak.
b. Lakukan perawatan luka
Rasional : untuk membersihkan area luka
c. Ajarkan kepada pasien dan keluarga mengenai luka dan
perawatannya
Rasional : untuk mengajarkan kepada pasien dan keluarga
mengenai perawatan luka jika sudah dirumah

K. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan
dalam merespon rangsangan nyeri diantaranya :
1. Hilangnya perasaan nyeri
2. Menurunnya intensitas nyeri
3. Adanya respon fisiologis yang baik
4. Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Alimul Hidayat , S.Kep., 2006 : 218

Aziz, Alimul Hidayat, 2008 : 1

Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 2009

Djojobiroto Dr. Respirologi Jakarta DE, 2007 : 64 – 68)

Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta :
EGC, 2005
ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KLIEN Tn” I ”

DENGAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN

DI RUANG PERAWATAN MELATI

RSUD BATARA SIANG

KAB. PANGKEP

OLEH :

NAMA : INDA WINDY OKTAVIANI

NIM : 201903154

CI LAHAN CI INSTITUSI

(.....................................) (....................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

SIDENRENG RAPPANG

2019 – 2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn “ I ” DENGAN
GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI RUANGAN
PERAWATAN MELATI RSUD BATARA SIANG

A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 13 September 2019
Tanggal Pengkajian : 20 September 2019
Ruang : perawatan Melati
No RM : 25 77 00
Diagnosa Medis : post op laparatomy
1. IDENTITAS
Identitas Klien
Nama Klien : Tn.” I “
Jenis Kelamin :L
Usia : 30 Thn
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa :Bugis
Pendidikan : SMA
Bahasa : Indonesia dan Bugis
Pekerjaan : swasta
Alamat : pitu’e ma’rang

Identitas Penanggung
Nama : jaleha
Jenis Kelamin :p
Usia : 55 Thn
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pitu’e ma’rang
Hub. Dengan Klien : ibu kandung

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama : Nyeri perut kanan atas
2) Riwayat Keluhan Utama :
Nyeri perut kanan atas sejak tiga hari yang lalu , mengeras satu
hari terakhir , demam mual-muntah , batuk berlendir .
3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu : pernah di rawat di puskesmas
ma’rang karna nyeri perut, mual-muntah tiga bulan yang lalu
b. Riwayat Penyakit : penyebab terjadinya nyeri adanya post op dan saat
bergerak yang di rasakan seperti tertusuk-tusuk yang ada pada perut
atas pasien yang sudah di post op , skala nyeri sedang yang di rasakan
hilang timbul

c. Penyakit Kesehatan Keluarga ( Genogram )

? ? 50 ?

57
55

55

44 35 33 23
4

30

Keterangan :

: Laki-laki : Klien ? : Umur tidak di ketahui

: Perempuan : Garis Keturunan

: Meninggal : Tinggal serumah


- Riwayat Kesehatan anggota keluarga :

* Generasi I : kakek dan nenek klien meninggal karena faktor lansia

* Generasi II : orang tua klien semuanya masih hidup , dari saudara ibu dua yang
sudah meninggal sedangkan dari ayah klien semua saudarah masih
hidup

* Generasi III : klien anak ke empat dari lima bersaudara , saudara klien tidak memiliki
riyawat penyakit apapun.

d. Riwayat Psikososial dan Spiritual


1) Orang terdekat dengan klien : orang tua klien
2) Interaksi dengan keluarga
a) Pola komunikasi : komunikasi terbuka dengan meminta
pendapat dari keluarga terutama orang tua dan saudara.
b) Pembuatan keputusan : keputusan diambil oleh orang
tua sendiri
c) Kegiatan kemasyarakatan : tidak mengikuti kegiatan di
masyarakat.
3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga : keluarga merasa
sedih klien sakit.
4) Masalah yang mempengaruhi klien: klien merasa terbebani
dengan sakitnya.
5) Mekanisme koping terhadap stress : ketika stress klien biasanya
lebih banyak diam.
6) Persepsi klien terhadap penyakitnya : semoga dirinya bisa
secepatnya sembuh dan dapat beraktifitas seperti sebelumnya.
7) Sistem nilai kepercayaan: tidak ada nilai-nilai kepercayaan yang
bertentangan dengan kesehatan

e. Pola Kebiasaan
HAL YANG DIKAJI POLA KEBIASAAN

SEBELUM SAKIT DI RUMAH SAKIT

1. Pola Nutrisi dan Cairan


a. Makan
1) Frek makan dalam 4 x dalam sehari Tidak di anjurkan makan
sehari setelah post op
2) Nafsu makan Baik
(Baik/Tidak) alasan
3) Porsi makan yg Di habiskan -
dihabiskan
4) Makanan yang Menyukai semua -
disukai makanan
5) Makanan yg Tidak ada
membuat alergi -
6) Penggunaan obat Tidak ada
obatan sebelum
makan
7) Penggunaan alat Tidak ada
bantu (NGT, dll)

b. Minum/cairan
1) Jenis Air putih Air putih
2) Frekuensi saat merasa haus. ± 5 glas

3) jumlah Kurang lebih 2500 cc ± 1000 cc

2. Pola Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi ± 8-9 kali dalam sehari Tidak dapat di ukur
2) Warna kuning menggunakan kateter
3) Keluhan - Kuning
4) Penggunaan ala Tidak ad
bantu (kateter)

b. BAB
1) Frekuansi ± 1 x dalam sehari Tidak pernah BAB
2) Waktu Tidak menentu
3) Warna Kuning
4) Konsistensi lembek
5) Keluhan - -
6) Penggunaan - -
laksatif -

3. Pola Personal Hygiene


a. Mandi
1) Frekuensi 2 x sehari Hanya di bersihkan dengan
2) waktu Pagi dan sore tissue
b. Oral hygiene Pagi hari
1) Frekuensi 2 x sehari
2) Waktu Saat mandi Tidak pernah selama di RS
c. Cuci rambut
1) frekuensi 2x seminggu Belum pernah

4. Pola istirahat tidur


a. Lama tidur siang 2 jam sehari 1 jam
b. Lama tidur malam 7 jam / hari 5 Jam
5. Pola Aktivitas dan latihan
a. Waktu bekerja ±8 jam -
b. Olah raga - -
c. Jenis olah raga - -
d. Frekuensi olahraga - -
e. Keluhan dalam aktiftas - -
6. Kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan
a. Merokok ya Tidak
1) Frekuensi 5 kali sehari -
2) Jumlah 6 batang sehari -
3) Lama pemakaian - -
b. Minuman keras/NAPZA - -

3. PENGKAJIAN FISIK
a. Pemeriksaan Fisik Umum
1) Keadaan : Lemah
2) Berat badan : 52 Kg
3) Tinggi badan : 159 cm
4) Tekanan darah : 120/ 80 mmhg
5) Nadi : 80x / menit
6) Frekuensi napas : 20 x / menit
7) Suhu tubuh : 36,0’ C
b. Daerah kepala dan leher
1) Kepala : mesocepal
2) Rambut : hitam kasar dan sedikit berminyak
3) Kulit Kepala : ada ketombe sedikit, massa (-)
4) Wajah : tidak ada lesi/luka dan tidak ada massa
5) Mata : tidak menggunakan alat bantu penglihatan namun merasa
penglihatan agak berkurang/menurun, sklera putih, refleks cahaya baik
6) Telinga : tidak ada nyeri tekan dan nampak simetris, pendengaran baik.
7) Hidung : tidak adda massa dan nyeri tekan
8) Mulut
 Bibir : baik
 Gigi : ada karies
 Gusi : nampak merah
 Mukosa : baik
 Lidah : baik
 Palatum : ada sariawan
 Tonsil : tidak ada tanda tanda peradangan
 Tenggorokan : baik
 Suara : terdengar jelas
9) Leher : tidak ada pembesaran tyroid, arteri karotis teraba, tidak ada
distensi vena jungularis.
c. Daerah dada (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi)
Bentuk dada normal
Pengembangan dada mengikuti gerakan napas
Tidak teraba adanya massa & nyeri tekan
Tidak ada suara napas tambahan
d. Abdomen : abnormal ada pembesaran di hepar
e. Punggung :tidak ada massa dan nyeri tekan
f. Ektremitas
Ekstremitas Atas : tidak ada udem, kekuatan otot baik
Ektremitas Bawah : tidak ada udem, kekuatan otot baik
g. Daerah genetalia : tidak dilakukan pemerikasaan.
h. Rectum : tidak dilakukan pemeriksaan
i. Integumen : warna kulit kuning langsat dan kelembaban baik

4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN KET
(NORMAL)
1. WBC 14,2 4,0-10,0
2. HGB 11,4 11,0-16,0
3. RBC 3,99 4,50-5,50
4. Platelet 312 150-400
5. HCT 35,9 37,0-51,0

5. TERAPI
NO TERAPI DOSIS RUTE KETERANGAN

1. Anbacim 19/12 jam IV


2. Metro 1 botol/8 IV
3. PCT Inf jam 8 jam IV
4. OMZ 40mg/12 IV
5. Albumin jam IV
25/ hari ke 2

KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Klien mengatakan sudah nyeri pada 1. Nampak Luka post op pada


abdomen bagian atas abdomen klien
2. Klien mengatakan lemah 2. Klien nampak meringis
3. Klien mengatakan sering haus 3. Klien Nampak tidak bias makan
4. Klien mengatakan tidak pernah
BAB - TD : 120/80 MmHg
5. Klien mengatakan nafsu makan - S : 36,0 0C
berkurang - N : 80 x/i
- P : 20 x/i

ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Insisi bedah nyeri
Klien mengatakan nyeri pada
perut bagian atas Perlukaan pada
abdomen
DO :
Klien nampak meringis
Terputusnya
TTV :
inkontinuitas
T : 180/ 80 mmHg jaringan
N : 80 x/ i
S : 37 C Merangsang
pengeluaran
P : 20 x/i
histamine dan
prostaglandi

Nyeri

luka insisi bedah


DS : Klien mengatakan basa pada Resiko tinggi
tidak terawat
bagian perut bekas post op infeksi
DO : Luka klien nampak merah,
adanya
Pus(+) peningkatan
leokosit
DO : Klien nampak meringis

resiko tinggi
infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANGGAL
O DITEMUKAN TERATASI
1. Nyeri akut berhubungan dengan 20 september2019
terputusnya kontuinitas jaringan
ditandai oleh klien nampak meringis.

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan 20 september2019


dengan insisi bedah tidak terawatt di
tandai oleh luka klien Nampak merah,
pus

A. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan a. Kaji a.Dapat
berhubungan tindakan tingkat/skala menentukan
dengan terputusnya keperawatan nyeri. tingkat/skala nyeri
kontuinitas jaringan diharapkan nyeri yg dialami oleh
ditandai oleh klien berkurang/ hilang klien. (Skala : Berat
b. Pertahankan
nampak meringis. dengan KH : Klien 7-10,
tirah baring.
nampak tenang Menggunakan
dan mengatakan Skala 1-10)
c.kolaborasi
nyeri terkontrol.
dengan tim
b. Mencegah
medis untuk
terjadinya
pemberian obat
pergerakan yang
sedatif.
dapat menambah
tingkat nyeri dan
d.Beri
menghilangkan
penjelasan cara
nyeri kolik.
melakukan
relaksasi, napas
c.menghilangkan
dalam serta
nyeri berat dengan
aktifitas
terapi obat.
terapiutik.
d. meningkatkan
kemampuan
koping pribadi
klien.
2. Resiko tinggi Setelah a. Kaji tanda- a.Dapat
infeksi dilakukan tanda vital klien mengetahuikondisi
berhubungan tindakan klien
dengan insisi bedah keperawatan b. Pertahankan
tirah baring. b. Mencegah
tidak terawatt di diharapkan terjadinya
tandai oleh luka resiko infeksi pergerakan yang
c.anjuran teknik
klien Nampak berkurang/ relaksasi dapat menambah
merah, pus hilang tingkat nyeri dan
dengan KH : d.Beri tindakan menghilangkan
Klien perawatan luka nyeri kolik.
nampak sesuai standar .
c.menghilangkan
tenang dan rasa takut / stress
tidak
meringis d. memproses
terjadinya
penyembuhan

B. CATATAN PERKEMBANGAN
TGL NO DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
20/09/2019 1 10.00 1. Mengkaji skala nyeri JAM : 10.30
H: Nyeri dirasakan dengan S : Klien mengatakan
skala 5 nyeri pada bekas
2.Menganjurkan untuk tetap operasi dirasakan
pada posisi berbaring dengan skala 5.
H: klien berada pada posisi sim
3.mengkolaborasi pemberian O : klien nampak
analgetik meringis
H: klien mengkomsumsi obat
sesuai yang di anjurkan A : masalah belum
4.memberikan penjelasan cara teratasi
melakukan nafas dalam
H: klien mengerti dengan apa P: kolaborasi dengan
yang di jelaskan mengenai dokter untuk
nafas dalam pemberian
analgetik.

2 14.15 a. mengKaji tanda-tanda vital


klien
H: T : 100/ 80 mmHg
N : 80 x/ i
S : 37 C
P : 20 x/i

JAM : 14.30
b.Mengpertahankan tirah
S : Klien mengatakan
baring.
di lukanya terdapat
H: klien berada pada posisi sim
pus
c.Menganjuran teknik relaksasi
H: klien mengerti dengan apa
O : klien nampak
yang di jelaskan mengenai
cemas
nafas dalam
d.mengberi tindakan
A : masalah belum
perawatan luka sesuai standar .
teratasi
H: GV setiap hari
P: lanjutkan
intervensi 1,2 dan 4

CATATAN PERKEMBANGAN
TGL NO DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
21/09/2019 1 09.00 1. Mengkaji skala nyeri JAM : 10.34
H: Nyeri dirasakan dengan S : Klien mengatakan
skala 5 nyeri pada bekas
2.Menganjurkan untuk tetap operasi dirasakan
pada posisi berbaring dengan skala 5.
H: klien berada pada posisi sim
3.mengajarkan teknik napas O : klien manpak
dalam meringis
H: Klien mampu
mempraktikkan teknik napas A : masalah belum
dalam teratasi

P: lanjutkan
intervensi 1 dan 2
kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian
analgetik.

2 09.15 a. mengKaji tanda-tanda vital JAM : 14.00


klien S : Klien mengatakan
H: T : 90/ 80 mmHg di lukanya merah

N : 80 x/ i O : klien sedang
S : 37 C
A : masalah belum
teratasi
P : 20 x/i
P: lanjutkan
b.Mengpertahankan tirah
intervensi 1,dan 4
baring.
H: klien berada pada posisi sim
c. mengberi tindakan
perawatan luka sesuai standar .
H: GV setiap hari

CATATAN PERKEMBANGAN
TGL NO DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
22/09/2019 1 10.40 1. Mengkaji skala nyeri JAM : 13.22
H: Nyeri dirasakan dengan S : Klien mengatakan
skala 3 nyeri pada bekas
2.Menganjurkan untuk tetap operasi dirasakan
pada posisi berbaring dengan skala 3.
H: klien berada pada posisi sim
O : ku klien sedang

A : masalah mulai
teratasi

P: pertahankan
intervensi

2 09.15 a. mengKaji tanda-tanda vital


klien JAM : 14.00
H: T : 120/ 90 mmHg S : Klien mengatakan
di lukanya mulai
N : 80 x/ i kering
S : 37 C
O : klien sedang
P : 20 x/i
A : masalah mulai
c. mengberi tindakan
teratasi
perawatan luka sesuai standar
H: GV setiap hari
P: pertahankan
intervensi

Anda mungkin juga menyukai