KAB. PANGKEP
OLEH :
NIM : 201903154
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.....................................) (....................................)
SIDENRENG RAPPANG
2019 – 2020
LAPORAN PENDAHULUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN ( NYERI )
A. Pengertian
Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan
hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan tersebut (long, 1996 )
Secara umum nyeri merupakan perasaan tidak nyaman , baik
ringan maupun berat . ( priharjo, 1992 )
Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak
menyenangkan dan dapat terkait dengan kerusakan jaringan actual maupun
potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
( international associon for study of pain ( AISP )
B. Patofisiologi nyeri
C. Etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan yaitu penyebab
yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.
1. Secara fisik misalnya penyebab adalah trauma ( mekanik, thermal,
kimiawi, maupun elektrik )
c. Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat
D. Manifestasi klinis
1. Vakolasi
a. Mengaduh
b. Menangis
c. Sesak nafas
d. Mendengkur
2. Ekspresi Wajah
a. Meringis
b. Mengeletuk gigi
c. Mengernyit dahi
e. Menggigit bibir
3. Gerakan Tubuh
a. Gelisah
b. Imobilisasi
c. Ketegangan otot
4. Interaksi Sosial
a. Menghindari percakapan
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Komplikasi
1. Hipovolemik
2. Hipertermi
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Edema Pulmonal
6. Kejang
G. Penatalaksanaan
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi
terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada
kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa
nyerinya.
2. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan
darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui
pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi
persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa
nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
3. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas
ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
H. Pengkajian Fokus
1. Nyeri akut
a. Mengkaji perasaan klien
b. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri
c. Mengkaji keparahan dan kualitas nyeri
2. Nyeri kronis
Pengkajian difokuskan pada dimensi perilaku afektif dan kognitif.
Selain itu terdapat komponen yang harus di perhatikan dalam memulai
mngkaji respon nyeri yang di alami pasien :
a. Penentu ada tidaknya nyeri
Dalam melakukan pengkajian nyeri , perawat harus percaya ketika
pasien melaporkan adanya nyeri, meskipun dalam observasi
perawat tidak menemukan adanya cidera atau luka.
b. Pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan P,Q,R,S,T
yaitu:
1) P (Provocate)
Faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri,terasa setelah
kelelahan,udara dingin dan saat bergerak.
2) Q (Quality)
Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-pukul
dan lain-lain.
3) R (Region)
Lokasi nyeri,meliputi nyeri abdomen kuadran bawah,luka post
operasi,dan lain-lain.
4) S (Skala)
Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.
5) T (Time)
Waktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir.
3. Respon fisiologis
a. Respon simpatik
1) peningkatan frekuensi pernafasan
2) dilatasi saluran bronkiolus
3) peningkatan frekuensi denyut jantung
4) dilatasi pupil
5) penurunan mobilitas saluran cerna
b. Respon parasimpatik
1) Pucat
2) ketegangan otot
3) penuru nan denyut jantung
4) mual dan muntah
5) kelemahan dan kelelahan
4. Respon perilaku
Respon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain
perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri
yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, mengerutkan
alis.
5. Respon afektif
Respon afektif juga perlu di perhatikan oleh seorang perawat. Dalam
melakuk an pengkajian terhadap pasien dengan gangguan nyeri.
J. Fokus Intervensi
1. Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan
Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan dengan kriteria :
a. Ekpresi wajah pasien rileks
b. Skala nyeri berkurang dari 6 ke 4
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri
Rasional : untuk mengetahui daerah nyeri, kualitas, kapan nyeri
dirasakan, faktor pencetus, berat ringannya nyeri yang dirasakan.
b. Monitor skala nyer
Rasional : untuk mengetahui skala nyeri
c. Ajarkan teknik relaksasi kepada pasien
Rasional : untuk mengajarkan kepada pasien apabila nyeri timbul
d. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Post op laparatomi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam,
diharapkan Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Post op
laparatomi dengan kriteria :
a. Ukuran luka berkurang (3)
b. Bau busuk pada luka berkurang (4)
Intervensi :
a. Observasi daerah sekitar luka
Rasional : untuk mengetahui ada tidaknya pelebaran luka, warna
sekitar kulit kemerahan atau tidak.
b. Lakukan perawatan luka
Rasional : untuk membersihkan area luka
c. Ajarkan kepada pasien dan keluarga mengenai luka dan
perawatannya
Rasional : untuk mengajarkan kepada pasien dan keluarga
mengenai perawatan luka jika sudah dirumah
K. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan
dalam merespon rangsangan nyeri diantaranya :
1. Hilangnya perasaan nyeri
2. Menurunnya intensitas nyeri
3. Adanya respon fisiologis yang baik
4. Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 2009
Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta :
EGC, 2005
ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KLIEN Tn” I ”
KAB. PANGKEP
OLEH :
NIM : 201903154
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.....................................) (....................................)
SIDENRENG RAPPANG
2019 – 2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn “ I ” DENGAN
GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI RUANGAN
PERAWATAN MELATI RSUD BATARA SIANG
A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 13 September 2019
Tanggal Pengkajian : 20 September 2019
Ruang : perawatan Melati
No RM : 25 77 00
Diagnosa Medis : post op laparatomy
1. IDENTITAS
Identitas Klien
Nama Klien : Tn.” I “
Jenis Kelamin :L
Usia : 30 Thn
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa :Bugis
Pendidikan : SMA
Bahasa : Indonesia dan Bugis
Pekerjaan : swasta
Alamat : pitu’e ma’rang
Identitas Penanggung
Nama : jaleha
Jenis Kelamin :p
Usia : 55 Thn
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pitu’e ma’rang
Hub. Dengan Klien : ibu kandung
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama : Nyeri perut kanan atas
2) Riwayat Keluhan Utama :
Nyeri perut kanan atas sejak tiga hari yang lalu , mengeras satu
hari terakhir , demam mual-muntah , batuk berlendir .
3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu : pernah di rawat di puskesmas
ma’rang karna nyeri perut, mual-muntah tiga bulan yang lalu
b. Riwayat Penyakit : penyebab terjadinya nyeri adanya post op dan saat
bergerak yang di rasakan seperti tertusuk-tusuk yang ada pada perut
atas pasien yang sudah di post op , skala nyeri sedang yang di rasakan
hilang timbul
? ? 50 ?
57
55
55
44 35 33 23
4
30
Keterangan :
* Generasi II : orang tua klien semuanya masih hidup , dari saudara ibu dua yang
sudah meninggal sedangkan dari ayah klien semua saudarah masih
hidup
* Generasi III : klien anak ke empat dari lima bersaudara , saudara klien tidak memiliki
riyawat penyakit apapun.
e. Pola Kebiasaan
HAL YANG DIKAJI POLA KEBIASAAN
b. Minum/cairan
1) Jenis Air putih Air putih
2) Frekuensi saat merasa haus. ± 5 glas
2. Pola Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi ± 8-9 kali dalam sehari Tidak dapat di ukur
2) Warna kuning menggunakan kateter
3) Keluhan - Kuning
4) Penggunaan ala Tidak ad
bantu (kateter)
b. BAB
1) Frekuansi ± 1 x dalam sehari Tidak pernah BAB
2) Waktu Tidak menentu
3) Warna Kuning
4) Konsistensi lembek
5) Keluhan - -
6) Penggunaan - -
laksatif -
3. PENGKAJIAN FISIK
a. Pemeriksaan Fisik Umum
1) Keadaan : Lemah
2) Berat badan : 52 Kg
3) Tinggi badan : 159 cm
4) Tekanan darah : 120/ 80 mmhg
5) Nadi : 80x / menit
6) Frekuensi napas : 20 x / menit
7) Suhu tubuh : 36,0’ C
b. Daerah kepala dan leher
1) Kepala : mesocepal
2) Rambut : hitam kasar dan sedikit berminyak
3) Kulit Kepala : ada ketombe sedikit, massa (-)
4) Wajah : tidak ada lesi/luka dan tidak ada massa
5) Mata : tidak menggunakan alat bantu penglihatan namun merasa
penglihatan agak berkurang/menurun, sklera putih, refleks cahaya baik
6) Telinga : tidak ada nyeri tekan dan nampak simetris, pendengaran baik.
7) Hidung : tidak adda massa dan nyeri tekan
8) Mulut
Bibir : baik
Gigi : ada karies
Gusi : nampak merah
Mukosa : baik
Lidah : baik
Palatum : ada sariawan
Tonsil : tidak ada tanda tanda peradangan
Tenggorokan : baik
Suara : terdengar jelas
9) Leher : tidak ada pembesaran tyroid, arteri karotis teraba, tidak ada
distensi vena jungularis.
c. Daerah dada (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi)
Bentuk dada normal
Pengembangan dada mengikuti gerakan napas
Tidak teraba adanya massa & nyeri tekan
Tidak ada suara napas tambahan
d. Abdomen : abnormal ada pembesaran di hepar
e. Punggung :tidak ada massa dan nyeri tekan
f. Ektremitas
Ekstremitas Atas : tidak ada udem, kekuatan otot baik
Ektremitas Bawah : tidak ada udem, kekuatan otot baik
g. Daerah genetalia : tidak dilakukan pemerikasaan.
h. Rectum : tidak dilakukan pemeriksaan
i. Integumen : warna kulit kuning langsat dan kelembaban baik
4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN KET
(NORMAL)
1. WBC 14,2 4,0-10,0
2. HGB 11,4 11,0-16,0
3. RBC 3,99 4,50-5,50
4. Platelet 312 150-400
5. HCT 35,9 37,0-51,0
5. TERAPI
NO TERAPI DOSIS RUTE KETERANGAN
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Insisi bedah nyeri
Klien mengatakan nyeri pada
perut bagian atas Perlukaan pada
abdomen
DO :
Klien nampak meringis
Terputusnya
TTV :
inkontinuitas
T : 180/ 80 mmHg jaringan
N : 80 x/ i
S : 37 C Merangsang
pengeluaran
P : 20 x/i
histamine dan
prostaglandi
Nyeri
resiko tinggi
infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANGGAL
O DITEMUKAN TERATASI
1. Nyeri akut berhubungan dengan 20 september2019
terputusnya kontuinitas jaringan
ditandai oleh klien nampak meringis.
A. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan a. Kaji a.Dapat
berhubungan tindakan tingkat/skala menentukan
dengan terputusnya keperawatan nyeri. tingkat/skala nyeri
kontuinitas jaringan diharapkan nyeri yg dialami oleh
ditandai oleh klien berkurang/ hilang klien. (Skala : Berat
b. Pertahankan
nampak meringis. dengan KH : Klien 7-10,
tirah baring.
nampak tenang Menggunakan
dan mengatakan Skala 1-10)
c.kolaborasi
nyeri terkontrol.
dengan tim
b. Mencegah
medis untuk
terjadinya
pemberian obat
pergerakan yang
sedatif.
dapat menambah
tingkat nyeri dan
d.Beri
menghilangkan
penjelasan cara
nyeri kolik.
melakukan
relaksasi, napas
c.menghilangkan
dalam serta
nyeri berat dengan
aktifitas
terapi obat.
terapiutik.
d. meningkatkan
kemampuan
koping pribadi
klien.
2. Resiko tinggi Setelah a. Kaji tanda- a.Dapat
infeksi dilakukan tanda vital klien mengetahuikondisi
berhubungan tindakan klien
dengan insisi bedah keperawatan b. Pertahankan
tirah baring. b. Mencegah
tidak terawatt di diharapkan terjadinya
tandai oleh luka resiko infeksi pergerakan yang
c.anjuran teknik
klien Nampak berkurang/ relaksasi dapat menambah
merah, pus hilang tingkat nyeri dan
dengan KH : d.Beri tindakan menghilangkan
Klien perawatan luka nyeri kolik.
nampak sesuai standar .
c.menghilangkan
tenang dan rasa takut / stress
tidak
meringis d. memproses
terjadinya
penyembuhan
B. CATATAN PERKEMBANGAN
TGL NO DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
20/09/2019 1 10.00 1. Mengkaji skala nyeri JAM : 10.30
H: Nyeri dirasakan dengan S : Klien mengatakan
skala 5 nyeri pada bekas
2.Menganjurkan untuk tetap operasi dirasakan
pada posisi berbaring dengan skala 5.
H: klien berada pada posisi sim
3.mengkolaborasi pemberian O : klien nampak
analgetik meringis
H: klien mengkomsumsi obat
sesuai yang di anjurkan A : masalah belum
4.memberikan penjelasan cara teratasi
melakukan nafas dalam
H: klien mengerti dengan apa P: kolaborasi dengan
yang di jelaskan mengenai dokter untuk
nafas dalam pemberian
analgetik.
JAM : 14.30
b.Mengpertahankan tirah
S : Klien mengatakan
baring.
di lukanya terdapat
H: klien berada pada posisi sim
pus
c.Menganjuran teknik relaksasi
H: klien mengerti dengan apa
O : klien nampak
yang di jelaskan mengenai
cemas
nafas dalam
d.mengberi tindakan
A : masalah belum
perawatan luka sesuai standar .
teratasi
H: GV setiap hari
P: lanjutkan
intervensi 1,2 dan 4
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL NO DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
21/09/2019 1 09.00 1. Mengkaji skala nyeri JAM : 10.34
H: Nyeri dirasakan dengan S : Klien mengatakan
skala 5 nyeri pada bekas
2.Menganjurkan untuk tetap operasi dirasakan
pada posisi berbaring dengan skala 5.
H: klien berada pada posisi sim
3.mengajarkan teknik napas O : klien manpak
dalam meringis
H: Klien mampu
mempraktikkan teknik napas A : masalah belum
dalam teratasi
P: lanjutkan
intervensi 1 dan 2
kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian
analgetik.
N : 80 x/ i O : klien sedang
S : 37 C
A : masalah belum
teratasi
P : 20 x/i
P: lanjutkan
b.Mengpertahankan tirah
intervensi 1,dan 4
baring.
H: klien berada pada posisi sim
c. mengberi tindakan
perawatan luka sesuai standar .
H: GV setiap hari
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL NO DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
22/09/2019 1 10.40 1. Mengkaji skala nyeri JAM : 13.22
H: Nyeri dirasakan dengan S : Klien mengatakan
skala 3 nyeri pada bekas
2.Menganjurkan untuk tetap operasi dirasakan
pada posisi berbaring dengan skala 3.
H: klien berada pada posisi sim
O : ku klien sedang
A : masalah mulai
teratasi
P: pertahankan
intervensi