Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM GASTROINTESTINAL PADA BAYI

MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS

DOSEN PENGAJAR :LISDIYANTI USMAN, S.ST, M.Kes

OLEH : KELOMPOK 5 ( KELAS 1I C DIII KEPERAWATAN )

NANDITHA PAKAYA (751440119078)


NIKA YUNITA (751440119079)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN GORONTALO


T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih diberi

kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul

“Sistem Gastrointestinal pada Bayi” ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah

Keperawatan Maternitas.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun sang penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa

mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada

umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan

para mahasiswa dan pembaca.

Gorontalo, 20 Februari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram,cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Muhammad,2007).
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002, angka
kematian bayi baru lahir sebesar 45/1000 kelahiran hidup dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti: asfiksia neonatarum, icterus, pendarahan tali pusat, kejang, BBLR, hipertermi, dll.
(Muslihatun, 2010). Sedangkan tiga penyebab utama dari angka kematian bayi baru lahir menurut
Saifudin (2002) diantaranya adalah: kelahiran prematur, infeksi berat, dan komplikasi selama
kelahiran.

Menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35 per
1.000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Pada tahun 1990 silam, AKB secara global sebesar 63 per
1.000 kelahiran hidup. Menurut laporan WHO pada tahun 2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di
dunia 54 per 1000 kelahiran hidup kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup
(Wijaya, 2010).

Dari data yang diperoleh dari medical record Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura, jumlah angka
kelahiran bayi baru lahir normal pada bulan Juni – Desember tahun 2015 sebesar 726 jiwa dengan
kelahiran Seksiocesaria sebanyak 524 jiwa dan kelahiran Spontan 202 jiwa. Sedangkan tahun 2016
pada bulan Januari – Juni jumlah angka kelahiran bayi baru lahir normal sebesar 411 jiwa dengan
kelahiran Seksiocesaria sebanyak 330 jiwa dan kelahiran Spontan sebanyak 81 jiwa.
Mengingat masa neonatus/bayi baru lahir adalah masa penentu. Perkembangan dan Pertumbuhan
bayi/anak selanjutnya serta diperlukan perhatian dan penanganan yang terpadu dan
berkesinambungan, penulis sebagai calon tenaga kesehatan ingin berperan penting dalam upaya
meningkatkan perubahan yang terjadi pada bayi paru lahir normal melalui upaya promotif, yaitu
memberikan perawatan yang intensif pada bayi baru lahir, antara lain promosi penggunaan air susu
ibu (ASI) secara ekslusif. Pentingnya menjaga kebersihan diri dan cara menyusui yang benar pada
bayi. Upaya prefentif antara lain dengan melakukan perawatan hipotermi pada bayi baru lahir
untuk mencegah kehilangan panas yang lebih lanjut. Upaya kuratif yang diberikan adalah
menganjurkan ibu untuk mengontrolkan kesehatan nya pasca melahirkan dan dalam masa nifas,
serta mengontrol keadaan bayinya sesuai dengan jadwal agar tidak terjadi komplikasi. Dan upaya
rehabilitatifnya adalah menstimulus perkembangan bayi sejak usia dini. Maka penulis tertarik
untuk menyusun makalah ilmiah bayi baru lahir dengan judul “Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bayi
Baru Lahir Normal di Paviliun Al- Adawiyah Rumah Sakit Islam Sukapura Jakarta Utara”.

B. Tujuan penulisan
Tujuan umum dari asuhan keperawatan gastritis pada bayi baru lahir ini adalah untuk
memenuhi tugas Keperawatan Maternitas

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bayi Baru Lahir (BBL, newborns) harus memulai untuk memasukkan, mencerna dan
mengabsrobsi makanan setelah lahir,sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini. Saat lahir
kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau rata-rata sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah
sampai sekitar 90 ml selama beberapa hari pertama kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam
untuk pemasukan makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. Spingter cardiac antara
esophagus dan lambung pada neonatus masih immatur, mengalami relaksasi sehingga dapat
menyebabkan regurgitasi makanan segera setelah diberikan. Regurgitasi juga dapat terjadi karena
kontrol persarafan pada lambung belum sempurna. BBL mempunyai usus yang lebih panjang dalam
ukurannya terhadap besar bayi dan jika dibandingkan dengan orang dewasa. Keadaan ini
menyebabkan area permukaan untuk absorbsi lebih luas. Bising usus pada keadaan normal dapat
didengar pada 4 kuadran abdomen dalam jam pertama setelah lahir akibat bayi menelan udara saat
menangis dan system saraf simpatis merangsang peristaltik. Saat lahir saluran cerna steril. Sekali bayi
terpapar dengan lingkungan luar dan cairan mulai masuk, bakteri masuk kesaluran cerna. Flora
normal usus akan terbentuk dalam beberapa hari pertamakehidupan. Sehingga meskipun saluran
cerna steril saat lahir,pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur dalam 5 jam setelah lahir. Bakteri
ini penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin K. Enzim-enzim penting untuk mencerna
karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada minggu ke 36-38 usia gestasi. Bayi baru lahir
cukup bila mampu menelan,mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat
sederhana serta mengemulsi lemak. Amilase pankreas mengalami defisiensi selama 3-6 bulan
pertama setelah lahir. Sebagai akibat, BBL tidak bisa mencerna jenis karbohidrat yang kompleks
seperti yang terdapat pada sereal. Selain itu BBL juga mengalami defisiensi lipase pankreas. Lemak
yang ada di dalam Asi lebih bisa dicerna dan lebih sesuai untuk bayi dari pada lemak yang terdapat
pada susu formula.

Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, menverna, memetabolisme dan mengabsorsi
protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak. Pada bayi baru lahir denga hidrasi yang
adekuat membrane mukosa mulutnya lembab dan berwarna merah muda. Saat bayi lahir, tidak
terdapat bakteri dalam saluran cernanya. Bising usus bayi dapat didengar satu jam setelah lahir.
Kapasitas lambung bervariasi dari 30 hingga 50 mltergantung pada ukuran bayi. Beberapa factor,
seperti waktu pemberian makanan dan volume makanan, jenis dan suhu makanan, serta stress psikis
dapat mempengaruhi waktu pengosongan lambung. Waktu ini bervariasi dari 1 sampai 24 jam.
(Babok, 2005)
1) Pencernaan
Pencernaan dan absorsi nutrient berlangsung di usus halus. Kemampuan bayi baru lahir untuk
mencerna karbohidrat, lemak, dan protein diatur oleh beberapa enzim tertentu. Kebanyakan enzim ini
telah berfungsi saat bayi lahir terkecuali enzim amylase. Bayi baru lahir yang normal biasanya
mampu mencerna karbohidrat sederhana dan protein, tetapi terbatas dalam mencerna lemak. (Babok
2005)
a) Tinja
Saat lahir, usus bagian bawah berisi meconium. Meconium dibentuk selama kehidupan janin dari
cairan amonion dan konstituennya, sekresi usu (meliputi bilirubin), dan sel-sel (yang luruh dari
mukosa). Meconium berwarna hitam yang dikeluarkan biasanya steril, namum dalam beberapa jam,
semua meconium yang dikeluarkan mengandung bakteria. Mayoritas bayi matur yang sehat
mengeluarkan meconium 12 hingga 24 jam pertama kehidupan, dan hamper semua bayi
mengalaminya dalam 48 jam pertama (Blackburn, 2007). Jumlah tinja yang keluar bervariasi selama
minggu pertama, dimana paling banyak antara hari ketiga, keempat dan keenam. Bayi baru lahir yang
diberi makan lebih dini, akan mengeluarkan tinja lebih cepat. Perubahan progresif dalam pola tinja
mengidentifikasi saluran cerna yang berfungsi baik antara lain:
1. Mekonium
Tinja bayi pertama terdiri atas cairan amnion dan komponen lainnya, sekresi usus, perubahan sel
mukosa dan kemungkinan darah (darah ibu yang tertelan atau perdarahaan minor pada pembuluh
darah usus). Pengeluaran meconium harus terjadi dalam 24 hingga 48 jam pertama, walaupun dapat
terjadi hingga 7 hari pada bayi dengan berat lahir sangat rendah.

2. Tinja Peralihan
Biasanya muncul pada hari ketiga setelah mulainya pemberian makan, berwarna cokelat kehijauan
atau cokelat kekuningan, lembek, dan kurang lengket dibandingkan meconium dapat mengandung
gumpalan susu.
3. Tinja susu
Umumnya muncul pada hari keempat. Bayi dengan asi tinjanya akan berwarna kuning gelap,
memiliki konsentrasi lembek seperti pasta, dengan bau seperti susu asam.
1. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Fisik Nutrisi, Cairan dan Personal Hygiene
1) Pemberian minum
a) Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand
(semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara
yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan
apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak
sesuai tahapan usia bayi.
b) Pedoman menyusui ASI antara lain:
 Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1
jam.
 Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar,
hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting
dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan
kadang-kadang berhenti sesaat.
2) Menolong BAB pada Bayi
BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari 3-6 feces tarnsisi yaitu warna
coklat sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum, selanjutnya feces akan berwarna
kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agarbtidak terjadi iritasi didaerah genetalia
3) Menolong BAK pada bayi
Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali
sehari salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi
ritasi didaerah genetalia.
Tabel berikut menjelaskan karaktertisik penting sistem pencernaan sebelum dan setelah lahir.

Sebelum lahir Setelah lahir


- gastrointestinal relatif inaktif. Fetus menelan - bayi dapat mengisap dan menelan, mampu
cairan amnion dan memperlihatkan gerakan mencerna dan mengeliminasi Asi dan susu
mengisap dan menelan dalam uterus. formula.
- tidak ada makanan yang diterima melalui - bayi mudah menelan udara selama makan
G.I.T. dan menangis.
- tidak terjadi pengeluaran feses. Pada - peristaltik aktif pada bagian abdomen yang
keadaan hipoksis atau distres, spingteranal lebih bawah karena bayi harus mengeluarkan
relaksasi dan mekonium terlepas kedalam feses. Tidak adanya feses dalam 48 jam
cairan amnion, mengindikasikan fetal distres. pertama mengindikasikan obstruksi isi usus.

B. Patofisiologi
Saat bayi mengeluarkan kembali ASI setelah menyusui, sebenarnya bayi sedang mengalami
gangguan gastritis atau penyakit asam lambung. Berbeda dengan muntah - saat otot bayi dipaksa
berkontraksi – gangguan terjadi begitu saja, bahkan ketika bayi sedang menyusu. susu yang diminum
bayi akan menuju perut. Di antara saluran makanan dan perut, terdapat katup. Pada orang dewasa
katupnya sangat rapat, namun pada beberapa bayi katup itu lebih longgar sehingga bisa menyebabkan
gangguan. Karena bayi hanya bisa berkomunikasi lewat tangisan, Sebagai orangtua atau orang
dewasa harus lebih peka.

C. Manifestasi Klinis
 Gumoh dan muntah.

Meskipun semua bayi muntah setelah makan, bayi dengan refluks asam lebih sering mengalaminya.
Lebih sulit menyusu. Refluks menyebabkan iritasi pada kerongkongan yang membuat mulas dan bayi
menyusu atau makan tidak normal. Bayi mungkin akan melengkungkan punggungnya dan menarik
diri dari puting susu saat menyusui.

 Rewel.

Bayi dengan refluks lebih lekas terganggu atau rewel bahkan setelah menyusu. Masalah pernapasan.
Bayi dengan refluks dapat mengalami batuk, mengi, dan mengalami hidung mampet saat asam
lambung masuk ke saluran udara bagian atas. Gejala-gejala ini dapat memburuk ketika si kecil
berbaring telentang.

 Cegukan.

Cegukan dan sendawa lebih banyak dialami mereka dengan refluks asam. Hal ini disebabkan udara
berlebih di perut dan iritasi kerongkongan.

D. Penatalaksanaan
Jika bayi menunjukkan tanda-tanda refluks asam, ada beberapa obat alami untuk masalah pencernaan
ini.
 Menyusui jika memungkinkan. Menyusui paling baik untuk bayi dengan refluks, karena bayi
mencerna susu dua kali lebih cepat dari susu formula. Jika menggunakan susu formula, diskusikan
susu formula apa yang terbaik untuk bayi Anda. Opsi sufor hipoalergenik atau bebas laktosa kadang-
kadang dapat membantu meringankan gejala.
 Jaga bayi tetap tegak selama dan setelah menyusui setidaknya selama 20 menit dapat mencegah
makanan naik ke kerongkongan.
 Sering menyusui dengan porsi lebih sedikit. Ini akan lebih mudah dicerna bayi dan mengurangi
refluks karena ada lebih sedikit memuntahkan makanannya. Sebagian bayi dengan refluks, sementara
lainnya rewel jika tidak makan hingga kenyang.
 Sering bersendawa. Anda mungkin ingin berhenti memberi makan setiap dua atau tiga ons untuk
menyendawakan bayi. Bersendawa akan melepaskan gas dan meredakan gejala refluks.
 Tunda waktu bermain setelah makan. Hindari mengangkat atau memantulkan bayi setelah makan.
Gerakan itu meningkatkan kemungkinan gumoh atau muntah.
 Hindari popok dan pakaian ketat. Benda-benda ketat bisa menambah tekanan pada perut bayi dan
membuatnya sangat mudah marah.
 Ubah diet Anda. Beberapa makanan, seperti produk susu atau sayuran yang merangsang gas seperti
kol, dapat meningkatkan refluks. Pertimbangkan untuk menghilangkan makanan ini dari diet Anda
jika menyusui.
 Periksa ukuran dot. Bayi yang diberi susu botol dapat menelan terlalu banyak udara jika lubang dot
terlalu kecil atau besar.

 Kentalkan ASI bayi Anda. Beberapa dokter anak merekomendasikan untuk menambahkan sereal
beras ke dalam susu formula atau susu formula agar lebih mudah dicerna. Ini juga akan
memperlambat asupan bayi Anda. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mencoba metode ini,
karena sereal beras menambah kalori ekstra.

E. Pemeriksaan penunjang
Tes Diagnostik (Hutahaean, 2009)
1) Hemoglobin (14-22 g/dl)
2) Hematocrit (43-61%)
3) Eritrosit (4,2-6 juta/mm3)
4) Leukosit (5.000-30.000/mm3 , Jika ada infeksi <5.000/mm3)
5) Trombosit (150.000-350.000/mm3)
6) Volume darah (85cc/kgBB)
7) Pemeriksaan golongan darah resus
8) Bilirubin total (6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada hari ke 1 sampai ke 2, 12
mg/dl pada hari ke 3 - ke 5)

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai berikut:
1) Sirkulasi
Nadi apical dapat berfluktuasi dari 110 sampai dengan 180x/menit. Tekanan darah 60 sampai 80
mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (distolik). Bunyi jantung: lokasi di mediastinum dengan
titik intensitas maksimal tepat dikiri dari midsternum pada ruang intercostal ketiga atau empat.
Murmur bias terjadi selama beberapa jam pertama kehidupan, tali pusat putih dan bergelatin,
mengandung dua arteri, dan satu vena.

2) Eliminasi
a) Dapat berkemih saat lahir, urin tidak berwarna atau kuning pucat, dengan 6 sampai 10 popok basah
per 24 jam.
b) Abdomen lunak tanpa distensi, bising usu aktif ada beberapa jam setelah kelahiran.
c) Pergerakan feses meconium dalam 24-48 jam kelahiran.

3) Aktivitas/istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semikoma, saat tidur dalam:
meringis atau tersenyum, tidur sehari rata-rata 20 jam.

4) Makanan/cairan
a) Berat badan 2500-4000 gram
b) Panjang badan 44-55 cm
c) Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai usia gestatis)
d) Penurunan berat badan di awal 5% sampai 10%
e) Mulut: saliva banyak

5) Neurosensori
Tonus otot: fleksi hipertonik dari semua ekstermitas sadar dan aktif. Mendemonstrasikan refleks
menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktifitas). Penampilan
simetris (molding, edema, hematoma). Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi
menunjukan abnormalitas gerak, hipoglikemia, atau efek narkotik yang memanjang).

6) Pernafasan
Skor APGAR, Menit pertama: Menit kelima: . Skor optimal harusantara 7 sampai 10.
Pernafasan pada bayi baru lahir normal biasanya 30 sampai 60 x/menit. Pola periodic dapat terlihat.
Bunyi napas bilateral, kadang- kadang krekels umum pada awalnya. Silindrik torak: kartilago
xifoid menonjol, umum terjadi.
APGAR SCORE

Skor 0 1 2
Appearance Pucat Bedan merah, Seluruh tubuh
ekstermitas biru kemerahan
Pulse Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Menangis,
Mimic batuk/bersin
Activity Lumpuh Beberapa fleksi Pergerakan aktif
Ekstensi
Respiration Tidak ada Lemah tidak Menangis kuat
Teratur

7) Keamanan
Suhu terterang dari 36,5o C sampai 37,5o C. ada verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada usia
gestasi). Kulit: lembut, fleksibel, pengelupasan tangan atau kaki dapat terlihat, warna merah muda
atau kemerahan, mungkin belang- belang menunjukan memar minor (misalnya kelahiran dengan
forcep), peteckie pada kepala atau wajah (dapat menunjukan peningkatan tekanan berkenan
dengan kelahiran). Bercak nevi telangiktatis (kelopak mata antara alis mata, atau pada oksipital,
atau bercak Mongolia (terutama punggu bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala
mungkin ada (penempatan elektroda internal).

8) Seksualitas
a) Genetalia wanita: lania vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/hymen dapat terlihat.
b) Genetalia pria: testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi (lubang
prepusium sempit).
1) Buka pembungkus BBL dan amatiposturketika BBL tenang
2) Mengukurlingkarkepaladenganmenempatkan pita ukur (metline) sekitarkepalatepat di atastelinga dan
alis. Pengukuranbiasanyadicatatdalamsentimeter.
3) Mengukurdenganmenempatkan pita sekitar dada atas garis puting susu (30,5-33 cm (12-13 inci) atau 2-
3 cm kurangdarikepalalingkar)
4) Ukurpanjang badan denganmengukurkan pita di permukaan yang datar. Tempatkanalatpengukur di
ataskepala BBL. Pengukurandiambildaribagianataskepalakebawahtumit.
5) Bersihkantimbangansebelumdigunakan. Mengaturskala nol. Tempatkan BBL tanpapakaian di timbangan.
Catatberat badan BBL. Janganbiarkan BBL tanpapengawasansaatpenimbangan.
6) Tempatkantermometer di daerahketiak. Suhuaksilalebihdisukaikarenarisiko minimal terjadinya trauma
jaringan, perforasi, dan kontaminasisilangterkaitdenganrektummetodesuhu.
7) Menilaitingkatpernapasan oleh mengamati naik turunnyadari dada dan perutselamasatumenitpenuh.
Menilaidenyutnadi apical, auskultasidenganmenggunakanstetoskop (selamasatumenitpenuh).
Menilaifrekuensi dan irama.
8) Periksakulituntukwarna, Keutuhan, memar, tandalahir, kekeringan, ruam, kehangatan, tekstur, dan
turgor. Periksa kuku
9) Perhatikanbentukkepala. Periksa dan raba fontanel dan sutura. Periksa dan
rabakepalauntukmengetahuiadanya caput succedaneum dan / atau cephalohematoma
10) Angkatdaguuntukmengkaji area leher
11) Menilaiposisimata.Bukakelopakmatadankajiwarnascleradanukuranpupil. Menilairefleksmengedip,
reflekscahayamerah, dan reaksi pupil terhadapcahaya
12) Periksatelingauntukposisi, bentuk, dan drainase. Tespendengarandilakukansebelumpulang
13) Amati bentukhidung. Periksapembukaan nares. Menilaipatensidari nares
denganmemasukkankateterkecillembut (Inimungkintidakdilakukan pada semuabayi. Memeriksa dan
prosedur manual merupakankebijakanrumahsakit)
14) Periksabibir, gusi, lidah, langit-langit, dan membranmukosa. Buka mulutdenganmenekanlembut di
bagianbawahbibir. kajiuntukrefleks rooting, mengisap, menelan, dan refleksmuntah
15) Periksabentuk, kesimetrisan, dan area dada. Periksapayudarauntukukuran dan pengeluaran.
Auskultasibunyinafas.
16) Auskultasibunyijantung; selamasatumenitpenuh. Palpasidenyutnadiperifer
17) Periksaukuran dan bentukperut. Merabaperut, menilai tonus otot, hernia, dan diastasis recti.
Auskultasiuntukbising usus. Periksatalipusar.
18) Inspeksi anus
19) Tempatkanjempol di keduasisidari labia dan
pisahkansecaralembutjaringanuntukmemeriksaalatkelaminsecara visual. Menilaikeadaan dan
posisiklitoris, vagina, dan meatus kemih.
20) Periksa penis, mencatatposisi meatus uretra. Memeriksa dan merabaskrotumuntukmenilai testis.
Denganibujari dan telunjuksatutangan, meraba masing masing testis sementaraibujari yang lain dan
telunjuk yang ditempatkan di ataskanal inguinal untukmencegahnaiknya testis selamapengkajian.
Mulaidariatasskrotum dan menjauhdaritubuh.
21) Periksaekstremitas, tulangbelakang, dan lipatanglutealis. Palpasiklavikula. Lakukanmanuver Barlow-
Ortolani.
22) Kajipostur, kaji tonus otot, kaji reflex BBL
3. PemeriksaanRefleks

a. RefleksTonic Neck Munculantaralahir dan 6 minggumenghilangdengan 4 sampai 6 bulan


2) Cara pemeriksaan :
3) Ketika posisi BBL terlentang, kepalamenolehkesampingsehinggadaguberada di atas bahu
a. Refleks Rooting munculsaatlahir, menghilangantara 3 dan 6 bulan
4) Cara pemeriksaan :
5) Sentuhujungbibir BBL denganjari, makamulut BBL akanmenolehkearahjaripemeriksa
a. RefleksMengisap/ sucking munculsaatlahir,menghilang pada 10-12 bulan
6) Cara pemeriksaan :
7) Masukkan putting ibuataujariatau dot, maka BBL akanmengisapbenda yang dimasukkantersebut
a. RefleksPalmar grasp (tanganmenggenggam) Munculsejaklahir, menghilang pada usia 3 – 4 bulan
8) Cara pemeriksaan :
9) Letakkanjaripemeriksa di telapaktangan BBL, maka BBL akanmenggenggamjaripemeriksa
a. RefleksPlantar grasp (kaki menggenggam) Munculsejaklahir, menghilang pada usia 3 – 4 bulan
10) Cara pemeriksaan :
11) Letakkanjaripemeriksa di telapak kaki BBL, maka BBL akanmenggenggamjaripemeriksa
a. RefleksBabinski Munculsejaklahir, menghilang pada usia 1 tahun
12) Cara pemeriksaan :
13) Sentuh/ tekanpermukaan lateral telapak kaki, makajari BBL akanhiperekstensi dan meregang
a. RefleksStepping/ melangkahMunculsejaklahir, menghilang pada usia 3 – 4 minggu
14) Cara pemeriksaan :
15) Pegang BBL denganposisiberdiridengan kaki BBL menyentuhpermukaan alas yang datar. Maka BBL
akanm
N
DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI
O
Setelah dilakukan tindakan Tingkat infeksi: derajat infeksi
1 Resiko infeksi
keperawatan, diharapkan resiko berdasarkan observasi atau sumber
berhubungan dengan infeksi menurun dengan kriteria informasi.
hasil: Tindakan:
mikroorganisme yang
- demam menurun O:- identifikasi Riwayat kesehatan dan
menginvasi traktus - Kemerahan menurun Riwayat alergi
- Nyeri menurun identifikasikontraindikasipemberuianimu
gastroentestinal.
- Bengkak menurun nisasi
(mis.reaksianafilaksiterhadapvaksinsebel
umnya dan
atausakitp;arahdenganatautanpademam)
-identifikasi status
imunisasisetiapkunjungankepelayanan
Kesehatan
T:- Berikansuntikan pada bayi di
bagianpaha anterolateral
-dokumentasikan informasi vaksinasi
(mis. Nama produsen tanggal kadaluarsa)
-jadwalkan imunisasi pada interval waktu
yang tepat

E:- jelaskan tujuan,manfaat,reaksi yang


terjadi,jadwal, dan efek samping
-inforemasikan imunisasi yang
melindungi terhadap penyakit namun saat
ini tidak diwajibkan pemerintah (mis,
influenza,pneumokokus)
-informasikan vaksinasi untuk kejadian
khusus (mis. Rabies,tetanus)

Disfungsimotilitas Setelah dilakukan tindakan Manejemennutrisi: menghidentifikasi dan


2
gastrointestinal berhubungan keperawatan diharapkan mengelolahasupannutrisi yang
dengan asupan enteral motilitas gastrointestinal seimbangandengan Tindakan:
membaik dengan kriteriahasil: O: - identifikasi status nutrisi
-pengosonganlambungmenurun -identifikasialergi dan
-flalusmenurun inteloransimakanan
-identifikasimakanan yang disukai
-identifikasikebutuhankalori dan jenis
nutrient
-
identifikasiperlunyapenggunaannasogatri
k
-monitor asupanmakanan
-monitor berat badan
-monitor pemeriksaanlaboratorium

T:- Lakukan oral hygiene


sebelummakan,jikaperlu
-sajikanmakanansecaramenarik dan suhu
yang sesuai
-
berikanmakanantinggiseratuntukmencega
hkonstipasi
-Berikanmakanantinggikalori dan tinggi
protein
-Berikansuplemenmakana,jikaperlu
-
Hentikanpemberianmakanmelaluiselangn
asogetrokjikaasupan oral dapatditoleransi

E:-Anjurkan posisiduduk,jikamampu
-Ajarkan diet yang di progamkan

K: -
Kolaborasipemberianmedikasisebelumm
akan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik),jikaperlu
-
Kolaborasidenganahligiziuntukmenent
ukanjumlahkalori dan jenisnutrien
yang dibutuhkan, jikaperlu

1. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk


membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatuskesehatan yang baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan

2. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan


yang menandakan seberapa jauh diaknosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Ada beberapa tujuan evaluasi :

a. Melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

b. Mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan


keperawatan yang telah diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan

c. Mengakhiri rencana tindakan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan).

d. Memodifikasi rencana tindakan (klien mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan).

e. Meneruskan rencana tindakan (klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai
tujuan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, menverna, memetabolisme dan
mengabsorsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak. Pada bayi baru lahir
denga hidrasi yang adekuat membrane mukosa mulutnya lembab dan berwarna merah muda.
Saat bayi lahir, tidak terdapat bakteri dalam saluran cernanya. Bising usus bayi dapat didengar
satu jam setelah lahir. Kapasitas lambung bervariasi dari 30 hingga 50 mltergantung pada
ukuran bayi. Beberapa factor, seperti waktu pemberian makanan dan volume makanan, jenis
dan suhu makanan, serta stress psikis dapat mempengaruhi waktu pengosongan lambung.
Waktu ini bervariasi dari 1 sampai 24 jam. (Babok, 2005)

B. Saran
Saran Kami berharap para pembaca dapat memahami pembahasan makalah kami tentang
Gangguan Gastromtestinal, saran kami adalah agar setiap calon perawat dapat
memaksimalkan pengetahuanya dan tidak pernah berhenti untuk terus belajar dan bekerja
dengan kemampuan yang maksimal dan intergritas kerja yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI,2016 Standar Diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta

PPNI, 2017. Standar intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta

Anda mungkin juga menyukai