Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NANDITHA PAKAYA

KELAS : III / C

NIM : 751440119078

TUGAS : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

TUGAS KE III

1. Konstipasi adalah gangguan pencernaan akibat penurunan kerja usus. Masalah


pencernaan ini ditandai dengan keluhan susah buang air besar atau BAB tidak lancar
dalam jangka waktu tertentu. Tanda dan gejalanya yaitu : susah buang air besar, feses
keras atau kering, sakit perut dan terasa mual, BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu,
perut terasa kencang, keras, penuh, atau padat, BAB berdarah atau keluar darah setelah
buang air besar, serta tidak puas setelah buang air besar atau merasa ada yang
tersumbat,gelisah, sulit tidur, sering terjaga karena mersa nyeri, kemampuan aktivitas
menurun diagnose yang bisa kita angkat yaitu :
1. Konstipasi (karena susah buang air besar, feses keras atau kering, bab kurang,
tidak puas buang air besar, bab berdarah ),
2. Nyeri akut ( karena sakit perut, tampak gelisah, tampak sulit tidur)
3. Nausea (karena merasa mual)
4. Gangguan pola tidur ( karena sulit tidur, nyeri pada perut, sering terjaga)

2. Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau
adanyaobstruksi pada saluran cerna. Bisa juga didefinisikan sebagai tidak adanya
pengeluaran feses selama 3 hari atau lebih. Tanda dan gejalanya yaitu : Pada neonatus
jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi jika tidak
mengeluarkan feses selama 3 hari atau lebih, Sakit dan kejang pada perut, Bayi sering
menangis, Susah tidur dan gelisah, Kadang-kadang muntah, Abdomen distensi
(kembung, karena usus tidak berkontraksi), terdapat luka pada anus, diagnose yang bisa
kita angkat yaitu :
1. Konstipasi (karena berhubungan dengan tidak adanya pengeluaran feses selama 3
hari atau lebih, abdomen distensi atau kembung)
2. Nyeri akut (karena berhubungan dengan sakit atau kejang pada perut, tampak
gelisah dan susah tidur)
3. Nausea (karena berhubungan dengan kadang – kadang muntah)
4. Gangguan pola tidur ( kaena berhubungan dengan susah tidur, tampak gelisah,
dan nyeri pada bagian perut)
5. Resiko infeksi (karena berhubungan dengan luka pada anus)
3. Kanker usus besar adalah tumor ganas di usus besar. Penyebabnya antara lain : Pola
makan kurang serat, Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan lemak, Merokok,
Mengonsumsi minuman beralkohol, Jarang berolahraga, menderita diabetes, obesitas,
tanda dan gejala yaitu :
a. Ada beberapa gejala yang dapat muncul pada kanker usus besar stadium awal,
yaitu: Diare atau sembelit, Perut kembung, Kram atau sakit perut, Perubahan
bentuk dan warna tinja, BAB berdarah, anemia
b. Jika sudah memasuki stadium lanjut, penderita kanker usus besar dapat
mengalami gejala berupa: Kelelahan, Sering merasa BAB tidak tuntas, Perubahan
pada bentuk tinja yang terjadi lebih dari sebulan, Penurunan berat badan drastis
c. Apabila kanker usus besar sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya, dapat
muncul gejala berupa: Sakit kuning (ikterus), Pandangan kabur, Pembengkakan
pada lengan dan tungkai, Sakit kepala, Patah tulang, Sesak napas
Diagnose yang dapat kita angkat yaitu :
1. Diare (karena berhubungan dengan diare, sering merasa BAB tidak tuntas,
penurunan berat badan drastic, perut kembung)
2. Nyeri akut (karena berhubungan dengan kram atau sakit perut, sakit kepala, sesak
nafas)
3. Pola napas tidak efektif ( karena berhubungan dengan sesak nafas)
4. Deficit nutrisi ( karena berhubungan dengan penurunan berat bedan drastic,
kelelahan)
5. Keletihan (karena berhubungan dengan kelelahan, BAB berdarah, pandangan
kabur)
6. Intoleransi aktivitas (karena berhubungan dengan sakit pada perut, pandangan
kabur, anemia, kelelahan, pembengkakan pada lengan dan tungkai, patah tulang)
7. Resiko infeksi ( karena berhubungan dengan luka pasca operasi)
8. Hipovolemia (karena berhubungan dengan diare)

4. Kolostomi (terapi pengalihan usus) adalah jenis operasi besar yang dilakukan guna
mengatasi berbagai penyakit yang berhubungan dengan organ usus besar. Pada
pengerjaannya, dokter akan membuat lubang di perut yang berfungsi sebagai pengganti
usus besar untuk menampung dan mengeluarkan feses. Prosedur kolostomi biasanya
dilakukan pada orang-orang yang memiliki masalah pada usus bagian bawah. Masalah ini
menyebabkan feses menjadi sulit dikeluarkan dari usus besar dan lama-lama bisa
membahayakan kesehatan. Penyebabnya bisa bermacam-macam, di antaranya yaitu:
a. penyakit IBD, termasuk kolitis ulseratif dan penyakit Crohn,
b. radang kantung usus besar (divertikulitis),
c. kanker usus besar,
d. polip kolon, yaitu tumbuhnya jaringan ekstra di dalam usus besar yang bisa
berubah menjadi kanker,
e. atresia ani, yaitu kondisi saat usus besar bayi belum terbentuk sempurna sehingga
menjadi tersumbat dan sangat sempit, dan
f. sindrom iritasi usus besar (IBS), gangguan pada usus besar yang menyebabkan
diare, perut kembung, sembelit, dan sakit perut.
Kolostomi bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung dari kondisi masing-masing
pasien. Pada kolostomi sementara, lubang yang telah dibuat dokter untuk menampung
kotoran akan bertahan hanya untuk sementara waktu sampai bagian usus yang
bermasalah telah pulih. Setelah itu, dokter akan menutup lubangnya kembali. Diagnose
yang bisa kita angkat yaitu :
1. Nyeri akut ( karena berhubungan dengan nyeri yang dilakukan kolostomi)
2. Resiko infeksi ( karena berhubungan dengan bagian yang dilakukan kolostomi)
3. Intoleransi aktivitas (berhubungan dengan kesusahan menggerakan tubuhnya)
4. Gangguan pola tidur (berhubungan dengan kesusahan untuk tidur, sering terjaga)
5. Deficit nutrisi ( berhubungan dengan nafsu makan menurun, tubuh terasa lemah,
mual dan muntah)
6. Nausea ( berhubungan dengan mual muntah)

Anda mungkin juga menyukai