Anda di halaman 1dari 26

KONTROLING DAN PENGENDALIAN

“KONSEP PENJAMINAN MUTU PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu : Rini Fahriani Zees, S. Kep, Ns, M. Kep

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Estevania Darna Putri Nento 751440119071

Kardina Ali 751440119074

Nurul Fauziah Ahmad 751440119082

Olviani Soleman 751440119083

Renaldi Yantu 751440119084

Srifitriyani Bobihu 751440119093

Yulianti Puteri 751440119098

Zulkarnain Mopili 751440119099

Kelas : 3C Keperawatan

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih

diberi kesehatan sehinnga makalh ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang

berjudul “ Konsep Penjaminan Mutu Pelayanan dan Asuhan Keperawatan “. Ini di susun

untuk memenuhi tugas dari mata kuliah manajemen keperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini

di masa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, dan semoga makalah ini

dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan pembaca.

Gorontalo, 28 Februari 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................

A. Latar Belakang........................................................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................

D. Manfaat Penulisan..................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................

A. Konsep Dasar Controlling......................................................................................................

B. Konsep Penjaminan Mutu Pelayanan Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan.................

C. Mutu Pelayanan Keperawatan................................................................................................

D. Kepuasan Pelanggan/Pasien...................................................................................................

E. Audit Mutu Keperawatan.......................................................................................................

F. Laporan Kerja Penjaminan Mutu Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit..........................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................................

B. Saran.......................................................................................................................................

Daftar Pustaka....................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen adalah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,

mengkoordinasikan, dan mengendalikan. Memperkirakan dan merencanakan berarti

mempertimbangkan masa depan dan menyusun rencana aktifitas. Mengorganisasikan

berarti mengembangkan struktur ganda, yaitu materi dan manusia, dari suatu usaha,

memimpin berarti mengikat, menyatukan dan menyelaraskan segala bentuk aktifitas dan

usaha. Mengendalikan berarti memperhatikan bahwa segala sesuatu yang terjadi sesuai

dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan tuntutan yang ada. Salah satu

proses manajemen adalah controlling yang merupakan proses terakhir dari manajemen

tetapi bukan langkah terakhir dalam manajemen.Karena seperti kita ketahui bahwa

proses manajemen merupakan proses yang berkesinambungan, dimana setiap fungsi

manajemen saling memberikan kontribusi yang sama terhadap keberlangsunagn proses

manajemen. Proses controlling menjadi salah satu proses yang memberikan kontribusi

yang besar terhadap proses selanjutnya khusunya dalam merencanakan strategi baru guna

mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam controlling, memiliki kecenderungan tanggung

jawab terhadap keberlangsungan manajemen resiko,.manajemen resiko ini termasuk

kedalam pengembangan dan implementasi strategi utnuk mencegah terjadinya kesalahan

dalam melakukan tindakan.Supaya resiko bias diminimalisir maka suatu organisasi harus

bias mengembangkan manajemen mutu pelayanan sehingga ada jaminan kualitas

pelayanan terhadap pelanggan yang pada akhirnya bias memberikan kepuasan pada

pelanggan.
Mutu pelayanan kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari

pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak masyarakat

sebagai pemakai jasa pelayanan kesehatan. Menurut Pohan (2012) pendekatan jaminan

mutu layanan kesehatan telah menjadi suatu kiat yang sistemik serta terus menerus

dievaluasi dan disempurnakan sebagai salah satu perangkat yang sangat berguna bagi

mereka yang mengelola dan merencanakan layanan kesehatan. Pendekatan itu juga

merupakan bagian dari keterampilan yang sangat mendasar bagi setiap pemberi

(provider) layanan kesehatan yang secara langsung melayani pasien.

Mutu pelayanan tidak terlepas dari satu profesi saling keterkaitan,tergantung pada

mutu pelayanan medis dan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien .

Pelayanan keperawatan yang baik didasarkan pada kualitas tindakan profesional perawat.

Menurut Puspitarini (2009) mutu pelayanan keperawatan adalah pelayanan kepada

pasien yang berdasarkan standar keahlian untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

pasien, sehingga pasien dapat menghasilkan keunggulan kompetitif melalui pelayanan

yang berkualitas, efesien, inovatif dan menghasilkan customer responsiveness. Mutu

pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi salah

satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di masyarakat. Kualitas pelayanan

yang berkaitan dengan kepuasan ditentukan oleh lima unsur yang biasa dikenal dengan

“RATER” yakni (Responsiveness) menunjukan segala bentuk aktualisasi kegiatan

pelayanan yang memuaskan orang-orang yang menerima pelayanan sesuai dengan daya

tangkap, (assurance) menumbuhkan adanya jaminan, (Tangible) menunjukan adanya

bukti fisik yang dapat dilihatnya, (empathy) menurut empati dari orang-orang yang

memberikan pelayanan sesuai dengan keandalannya, (Reliability) menjalankan tugas

pelayanan yang diberikan secara konsekuen untuk memuaskan yang menerima


pelayanan. Penilaian mutu pelayanan dan asuhan keperawatan perlu dilakukan guna

untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan rumah sakit.

Untuk mengukur kualitas pelayananan rumah sakit salah satunya ditentukan oleh

lama hari rawat. Menurut Depertemen Kesehatan RI (2010) lama hari rawat digunakan

untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit yang tidak dapat dilakukan sendiri

tetapi harus bersama dengan interpretasi lama pemakaian tempat tidur Bed turn over

(BTO) dan rata-rata dimana tempat tidak ditempati (kosong) turn over interval (TOI).

Secara umum nilai lama hari rawat yang ideal berdasarkan standar pelayanan minimal

rumah sakit Depkes RI (2010) adalah 4-5 hari. Lama hari rawat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah tenaga kesehatan yang menangani pasien. Tenaga

kesehatan yang menangani pasien cukup berperan dalam menentukan mamanjangnya

lama hari rawat, dimana perbedaan keterampilan antara dokter dan perawat akan

mempengaruhi kinerja dalam penanganan kasus.

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki intensitas waktu lama dalam

berinteraksi dengan pasien (Wartawan, 2011). Untuk mengoptimalkan hari rawat,

perawat diharapkan mengoptimalkan proses keperawatan dengan mengembangkan

patient care pathway sebagai alat kendali mutu rumah sakit. Menurut Calhoun (2015),

manajemen asuhan keperawatan yang didalamnya yang terdapat proses keperawatan bisa

dikembangkan dalam patient care pathway atau lebih dikenal dengan clinical pathway.

Proses keperawatan memberikan kerangka membangun clinical pathway. Ulasan singkat

dari proses keperawatan yang disertai diskusi tentang cara memasukkan setiap elemen

pada kerangka tersebut mengarahkan pada pencapaian tujuan. Penerapan clinical

pathway dapat menjadi salah satu alternatif manajemen asuhan keperawatan untuk

meningkatkan asuhan keperawatan dan dapat digunakan sebagai alat kendali mutu rumah

sakit sebagaimana salah satu tujuan akreditasi rumah sakit.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan

masalah adalah “Bagaimana konsep penjamin mutu pelayanan dan asuhan

keperawatan?” untuk meningkatkan asuhan keperawatan dan dapat digunakan sebagai

alat kendali mutu rumah sakit.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Bagaimana konsep penjamin mutu pelayanan dan asuhan

keperawatan untuk meningkatkan asuhan keperawatan dan dapat digunakan

sebagai alat kendali mutu rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menganalisis konsep penjamin

mutu pelayanan dan asuhan keperawatan adalah :

a) Mengidentifikasi pejamin mutu pelayan kesehatan untuk meningkatkan mutu

di RS.

b) Menganalisis Untuk mengukur kualitas pelayananan rumah sakit salah satunya

ditentukan oleh lama hari rawat .

D. Manfaat Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dan penguat

terhadap teori keperawatan tentang manajemen keperawatan terutama berkaitan

dengan peningkatan mutu pelayanan keperawatan melalui manajemen asuhan

keperawatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Controlling

1. Definisi Controlling

Controlling atau istilah lain disebut supervisi merupakan salah proses

terakhir dari manajemen tetapi bukan berarti langkah terakhir karena seperti

kita ketahui proses manajemen merupakan sebuah siklus yang terus berulang-

ulang. Fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi

yang terakhir dari proses manajemen.

Fungsi ini mempunyai kaitan yang erat dengan ketiga fungsi

manajemen lainnya., terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi

pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan (target, prosedur kerja

dsb) selalu Hrus dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang

mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan dan penyimpangan diupayakan agar

penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau

dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar

efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas

tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.

2. Prinsip Controlling

Prinsip-prinsip controlling adalah :

a) Prisnsip keseragaman yang menjamin bahwa control berkaitan

dengan struktur organisasi

b) Prinsip perbandingan menjamin bahwa control dinyatakan

dalam istilahistilah standar kinerja yang dibutuhkan, termasuk

kinerja masa lalu. Pada penontrolan ini berarti menyusun tanda


dan memeriksa serta menjelaskan hasil dalam istilah yang

ditandai.

c) Prinsip penerimaan memberikan ringkasan yang

mengidentifikasi penerimaan pada standar.

d) Pengawasan yang dilakukan harus dimenerti oleh staf dan

hasilnya mudah diukur.

e) Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada

semua staf.

f) Untuk meningkatkan kinerja

g) Bersifat edukatif dan suportif

h) Menerapkan proses manajemen (terencana)

i) Melihat “kinerja” bukan “orangnya”

j) Fleksible, Waktu, Adil, dan Murah

3. Karakteristik Controlling

a) Control merupakan proses yang berkelanjutan

b) Control merupakan sebuah proses manajemen

c) Control merupakan sesutau yang melekat dalam setiap level pada

hieraki organisasi.

d) Control bersifat lebih kearah memadang sesuatu kedepannya

e) Control memilik hubungan langsung dengan perencanaan

f) Controling merupakan alat untuk mencaapi tujuan organisasi

4. Teknik Controlling

a) Langsung “supervisor mengawasi secara lansung hal yang ada

dilapangan”
Keuntungan: - Relatif lebih objektif - Perbaikan & umpan balik

dapat secara langsung diberikan

Kerugian: Relatif membutuhkan waktu lebih banyak

b) Tidak Langsung “Melalui laporan tertulis atau lisan”

Keuntungan: Relatif lebih mudah (menghadapi benda mati)

Kerugian: Komunikasi satu arah) Gampang direkayasa) Sangat

dipengaruhi kemampuan pelapor)

5. Strategi dalam melaksanakan control/pengawasan

Strategi yang bisa digunakan manajer dalam menjalankan controlling

ada tiga pendekatan : market, birokrasi dan pendekatan kelompok, setiap

pendekatn memilki tujuan yang berbeda.Apabila controlling berfokus pada

hal-hal eksternal maka pendekatan market bisa tepat digunakan tetapi apabila

fokusnya ke dalam (internal) maka pendekatan yang cocok adalah pendekatan

birokrasi atau kelompok. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah

keuangan dan peran.Hal kedua kepuasan pekerja/karyawan berkaitan dengan

kebutuhan sosialnya. Self-control, kadang-kadang disebut juga control khusus,

pendekatan control ini akan melengkapi pendekatan market, birokrasi, dan

pendekatan kelompok. Dengan pelatihan dan mendorong individu untuk

berinisiatif dalam mengenali masalah dirinya sendiri sehingga bisa

menghasilkan kepekaan pada kekuasaan individu. The self-control

memberikan keuntungan terhadap organisasi dan meningkatkan kepekaan

terhadap manfaat dari kegiatan yang dilakukan individu atau karyawan.

Manajer dapat menggunakan salah satu dari pendekatan tersebut atau

mengombinasikan ketiga pendekatan tersebut.

B. Konsep Penjaminan Mutu Pelayanan Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan


Penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu

pengelolaansecara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen, dan

pihak lain yangberkepentingan memperoleh kepuasan. Khusus Pelayanan Kesehatan

Penjaminan mutu pelayanankesehatan adalah proses penetapan dan pemenuhan

standar mutu pengelolaan pelayanan kesehatan secara konsisten dan berkelanjutan,

sehingga stakeholders memperoleh kepuasan.(Suryadi,2O09)

Gugus kendali mutu/Total Quality Management adalah kualitas menjadi hal

utama yang menjadi titik fokus setiap perusahaan. Berbagai hal dilakukan untuk

meningkatkan kualitas yangditerapkan pada produk, pelayanan dan manajemen

perusahaan. Seiring dengan perkembanganilmu pengetahuan, lahirlah suatu inovasi

yang dikenal dengan TQM. Menurut Tjiptono & Anastasia(2003) TQM merupakan

suatu pendekatan dalam menaankan usaha yang mencoba untukmemaksimumkan

daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia,

proses, dan lingkungannya.

C. Mutu Pelayanan Keperawatan

1. Pengertian Mutu Pelayanan Keperawatan

Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang

dilakukan oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien

dalam mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan

spiritual pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012). Mutu pelayanan keperawatan

adalah asuhan keperawatan professional yang mengacu pada 5 dimensi

kualitas pelayanan yaitu, (reability, tangibles, assurance, responsiveness, dan

empathy) (Bauk et al, 2013). Mutu pelayanan keperawatan merupakan suatu

pelayanan yang menggambarkan produk dari pelayanan keperawatan itu

sendiri yang meliputi secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada
individu sakit maupun yang sehat dan dilakukan sesuai standar keperawatan

(Asmuji, 2012). Berdasarkan pernyataan ketiga teori diatas dapat disimpulkan

bahwa pelayanan keperawatan merupakan kegiatan atau upaya pelayanan yang

dapat dilakukan secara mandiri atau bersama-sama dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan pasien secara holistik.

2. Tujuan Mutu Pelayanan Keperawatan

Menurut Nursamalam cit Triwibowo (2013) tujuan mutu pelayanan

keperawatan terdapat 5 tahap yaitu:

a. Tahap pertama adalah penyusunan standar atau kriteria. Dimaksudkan

agar asuhan keperawatan lebih terstruktur dan terencana berdasarkan

standar kriteria masing-masing perawat.

b. Tahap kedua adalah mengidentifikasi informasi yang sesuai dengan

kriteria. Informasi disini diharapkan untuk lebih mendukung dalam

proses asuhan keperawatan dan sebagai pengukuran kualitas pelayanan

keperawatan.

c. Tahap ketiga adalah identifikasi sumber informasi. Dalam memilih

informasi yang akurat diharuskan penyeleksian yang ketat dan

berkesinambungan. Beberapa informasi juga didapatkan dari pasien itu

sendiri.

d. Tahap keempat adalah mengumpulkan dan menganalisa data. Perawat

dapat menyeleksi data dari pasien dan kemudian menganalisa

satupersatu.

e. Tahap kelima adalah evaluasi ulang. Dihahap ini berfungsi untuk

meminimkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan pada asuhan


dan tidakan keperawatan. Tujuan keperawatan merupakan hal yang

harus direncanakan secara optimal oleh perawat

3. Indikator Mutu Keperawatan

a) Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan

meliputi:

1. Angka infeksi nosocomial: 1-2%

2. Angka Kematan Kasar. S-40

3. Kematian pasca bedah: 1-2%

4. Kematian ibu melahirkan: 1-20%

5. Kematian bayi baru lahir: 20/1000

6. NDR (Net Death Rate): 2,5%%

7. ADR (Anasthesia Death Rate) maksimal 1/5000

8. PODR (Post Operation Death Rate): 1%

9. POIR (Post Operative Intection Rate): 1%

b) Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS

1. Biaya per unit untuk rawat jalan

2. Jumlah penderita yang mengalami decubitus

3. Jumlah penderita yang mengalami jatuh dart tempat tidur

4. BOR: 70-85%

5. BTO (Bed Turn Over): 5-45 hari atau 40-50 kali per satu

tempat tidur'tahun

6. TOI (Turn Over Interval): 1-3 hari TT yang kosong

7. LOS (Length of Stay): 7-10 hari (komplikasi, infeksi

nosocomial; gawat darurat; tingkat kontaminasi dalam

darah; tingkat kesalahan; dan kepuasan pasien)


8. Normal tissue removal rate: 10%

c) Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat

diukur dengan jumlah keluhan pasien/keluarganya, surat

pembaca dikoran, surat kaleng, surat masuk di kotak saran, dan

lainnya.

d) Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas:

1. Jumlah dan presentase kunjungan rawat Jalan/ inap

menurut jarak Rs dengan asal pasien.

2. Jumlah pelayanan dan tindakan seperti Jumlah tindakan

pembedahan dan Jumlah kunjungan SME spesialis.

3. Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-

angka standar tersebut di atas dibandingkan dengan

standar (indicator) nasional. Jika bukan angka standar

nasional, penilaian dapat dilakukan dengan

menggunakan hasil penacatatan mutu pada tahun-tahun

sebelumnya di rumah sakit yang sama, setelah

dikembangkan kesepakatan pihak manajemen/direksi

RS yang bersangkutan dengan masing-masing SMF dan

staff lainnya yang terkait.

e) Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien:

1. Pasien terjatuh dari tempat tidur/kamar mandi

2. Pasien diberi obat salah

3. Tidak ada obat/alat emergensi

4. Tidak ada oksige

5. Tidak ada suction (penyedot lendir)


6. Tidak tersedia alat pemadam kebakaran

7. Pemakaian obat

8. Pemakaian air, listrik, gas, dan lainnya

D. Kepuasan Pelanggan/Pasien

1. Pengertian Kepuasan

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja

(hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapan (Kotler, 2007). Pasien adalah

seseorang yang menerima perawatan medis. Sering kali, pasien menderita penyakit

atau cedera dan memerlukan bantuan perawat atau dokter untuk memulihkannya

(Hidayat, 2008). Kepuasan pasien dapat juga diartikan sebagai suatu sikap konsumen,

yakni beberapa derajat kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap pelayanan yang

pernah dirasakannya. Minat seseorang untuk berperilaku membeli dipengaruhi oleh

sikap, tapi minat untuk menggunakan kembali jasa pelayanan keperawatan akan

sangat dipengaruhi oleh pengalamannya yang lampau waktu memakai jasa yang

sama. Minat pasien untuk menggunakan rumah sakit sangat besar dipengaruhi oleh

pengalaman kepuasan dalam menerima pelayanan (Lamiri, 2008).

Kepuasan pasien dapat dilihat dari hak-hak yang dimiliki pasien yang

terpenuhi. Adapun berbagai hak pasien di rumah sakit menurut (Wardhono, 2007)

adalah:

1) Hak mendapatkan perawatan.

2) Hak untuk mendapatkan pelayanan medis dan rumah [20.27, 27/2/2022] Este:

sakit.

3) Hak memilih dokter dan rumah sakit.

4) Hak untuk tidak terlalu dibatasi kemerdekaannya selama proses pengobatan

atas informasi dan persetujuan.


5) Hak untuk meningkatkan pelayanan medis (pengobatan) dan tindakan kuratif.

6) Hak untuk mengadu dan mengajukan pengaduan atau gugatan.

7) Hak atas ganti rugi.

8) Hak atas bantuan hukum.

9) Hak atas penghitungan biaya pengobatan, perawatan dan mendapatkan

penjelasan atas penghitungan biaya tersebut terlepas dari pihak mana yang

membayar.

Pada saat ini makin banyak klien yang menuntut untuk diberikan informasi

tentang kondisi kesehatannya dan keputusan yang terikat dengan tindakan medis atau

keperawatan yang akan diterimanya. Perhatian mereka diarahkan seluruhnya pada

spektrum pelayanan kesehatan yang mereka terima selama berada di rumah sakit

(Marpuah, 2005).

2. Quality assurance (QA)

Quality assurance atau kepuasan pasien merupakan salah satu faktor penting

dan fundamental khususnya bagi manajemen itu sendiri dan para stakeholdernya,

pasalnya dampak dari quality assurance menentukan hidup matinya sebuah layanan

kesehatan. Bagi layanan kesehatan, adanya quality assurance yang baik tentu saja

membuat layanan kesehatan mampu untuk bersaing dan tetap eksis di masyarakat.

Bagi pasien, quality assurance dapat dijadikan sebagai faktor untuk memilih

rumahsakit yang bermutu dan baik. Bagi praktisi medis, selain terikat dengan standar

profesinya, dengan adanya quality assurance para praktisi medis dituntut untuk

semakin teliti, telaten, dan hati-hati dalam menjaga mutu pelayanannya. Bagi

pemerintah sendiri, adanya quality assurance dapat menjadikan standar dalam

memutuskan salah benarnya suatu kasus yang terjadi di rumah sakit (Supranto, 2007).

Dalam konsep quality assurance penilaian baik buruknya sebuah layanan


kesehatan dapat dilihat dari empat komponen yang mempengaruhinya yaitu:

1) Aspek klinis, yaitu komponen yang menyangkut pelayanan dokter, perawat

dan terkait dengan teknis medis.

2) Efisiensi dan efektifitas, yaitu pelayanan yang murah, tepat guna, tidak ada

diagnosa dan terapi yang berlebihan.

3) Keselamatan pasien, yaitu upaya perlindungan pasien dari hal-hal yang

dapatmembahayakan keselamatan pasien seperti jatuh, kebakaran, dan lain-

lain.

4) Kepuasan Pasien, yaitu yang berhubungan dengan kenyamanan, keramahan,

dan kecepatan pelayanan.

E. Audit Mutu Keperawatan

Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu

pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena

kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan

nyawa klien.

Di samping itu, tuntutan akan pelayanan keperawatan yang baik dan bermutu

semakin meningkat dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat dan kesadaran

tentang kesehatannya. Agar terhindar dari tuntutan itu, kita dituntut untuk

memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan standar profesi yang berlaku serta

memuaskan klien. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan standar. Oleh karena

itu hasil evaluasi dan interpretasi dari semua aspek memerlukan pertimbangan yang

sangat bijaksana. Dan terpenting dari Audit Keperawatan ini adalah interpretasi secara

profesional tentang faktor-faktor yang diketemukan dan mempengaruni standar

pelayanan pasien.
Secara objektif, elemen-elemen pelayanan keperawatan dapat diukur dengan

menggunakan perhitungan statistik serta dianalisis dan dipergunakan sebagai titik

tolak penentuan penilaian secara kualitatif. Secara subjektif, elemen di atas

memerlukan penilaian secara kualitatif melalui evaluasi klinis dan administratif.

Faktor yang dinilai bisa meliputi seluruh kegiatan yaitu tenaga, cara/metode,

sarana/alat yang digunakan, dana serta cara pengukuran yang diperlukan. Untuk

melaksanakan Audit Keperawatan diperlukan wadah/struktur yang diharapkan dapat

mengorganisir kegiatan audit tersebut, wadah ini bisa Bidang Keperawatan, Komite

Keperawatan, Gugus Mutu, Panitia Peningkatan Mutu Keperawatan dan lain-lain.

Langkah-langkah dalam melaksanakan audit keperawatan

1) Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas.

2) Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci

3) Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medik

4) Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria,

dianalisis, didiskusikan kemungkinan penyebabnya.

5) Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi

kriteria.

6) Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan

kemudian, untuk menilai dan meyakinkan bahwa kelemahan/

kekurangan yang didentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang

kembali.

Perlu dipastikan bahwa audit Keperawatan ini bukan acara pengadilan dari

kekurangan pelayananyang ada tetapi bertujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.


Seperti kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan dapat terlaksana dengan baik

apabila diksanakansecara tim yang solid. Perawat merupakan mitra dokter sehari har

dalam melaksanakan pelayanan. Dengan demikian audit bukan hanya ditujukan

terhadap pelayanan keperawatan, tetapijuga terhadap pelayanan medik.

F. Laporan Kerja Penjaminan Mutu Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit

A. Pendahuluan

Pelayanan yang berkualitas merupakan cermin dari sebuah proses yang

berkesinambuangan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan dalam

perkembangan masyarakat yang semangkin keritis ,mutu pelayanan rumah sakit

hanya di sorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan

pasien dan aspek pemberian pelayanannya,karena muara dari pelayanan rumah

sakit adalah pelayanan jasa.

Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan sistemat

ikun tuk memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap pasien,

menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan

masalah-masalah yang terungkap.(Jacobalis S, 1989).

2. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah suatu Institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat

pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit

menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup

berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit harus memiliki sumber

daya manusia yang professional baik dibidang teknis medis maupun administrasi

kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai

suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu dan keselamatan pasien.


Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan

penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada

tingkat input proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus melakukan berbagai

standard dan prosedur yang telah ditetapkan. Rumah sakit. Untuk menjamin mutu

pelayanan yang diterima oleh masyarakat di rumah sakit umum mitra sehat (secara

khusus di bidang pelayanan keperawatan ) Maka Sub Komite mutu pelayanan

keperawatan membuat program kerja untuk meningkatkan pelayanan keperawatan

di Rumah Sakit umum mitra sehat.

3. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus

a. Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.

b. Tujuan Khusus

1) Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.

2) Memberikan masukan kepada pimpinan rumah sakit berkaitan

dengan profesionalisme perawat dalam memberikan pelayanan

keperawatan.

3) Menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan penerapan disiplin

dan kode etik keperawatan.

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Membuat laporan penilaianperawat per 3 bulan sekali

2. Mengatur dan mengendalikan metode asuhan keperawatan

professional (MAKP )

3. Evaluasi SPO Keperawatan

4. Mengkordinir/Mengatur tenaga keperawatan

5. Mengatur pengendalian logistic


6. Mengatur mengendalikan kebersihan ruangan

7. Mengadakan koordinasi

8. Pencatatan dan pelaporan

9. Pembahasan kasus

10. Pemantauan kesalahan identifikasi

11. Pemantauan kesalahan pemberian informasi

12. Pemantauan pasien jatuh

13. Pemantauan kejadian kesalahan obat

14. Pemantauan kesalahan persiapan operasi

15. Pemantauan kejadian Dekubitus

16. Pemantauan kejadian ISK

17. Pemantauan kejadian infeksi luka infuse

18. Pemantauan kejadian infeksi luka operasi

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

A. Metode Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan program kerja sub komitemutu keperawatan dilakukan

dengan menggunakan beberapa metode pelaksanaan, yaitu sebagai berikut :

1. Pengumpulan data

2. Identifikasi dan penyusunan data

3. Survey/observasi

B. Tahapan Pelaksanaan

1. Sosialisasi Program

2. Pembentukan susunan organisasi

3. Pelaksanaan kegiatan
4. Monitoring dan Evaluasi

5. Pelaporan

C. Sumber Dana

Rumah Sakit

D. Sasaran

1) Perawat

E. Skedul (Jadwal) Pelaksanaan Kegiatan

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 6 6 7 8 9 10 11 12

1. Membuat laporan

penilaian /Perawat per 3

bulan

2. Mengatur dan

mengendalikan metode

Asuhann Keperawatan

professional ( MAKP )

3. Evaluasi SPO Keperawatan

4. Mengkordinir/mengatur

tenaga keperawatan

5. Mengatur pengendalian

logistik

6. Mengatur pengendalian

kebersihan ruangan

7. Mengadakan koordinasi

8. Pencatatan dan pelaporan


9. Pembahasan Kasus

10. Pemantauan Kesalahan

Identifikasi

11. Pemantauan Kesalahan

Pemberian Informasi

12. Pemantauan Pasien Jatuh

13. Pemantauan Kejadian

Kesalahan Obat

14. Pemantauan Kesalahan

Persiapan Operasi

15. Pemantauan Kejadian

Dekubitus

16. Pemantauan Kejadian ISK

17. Pemantauan Kejadian

Infeksi Luka Infuse

18. Pemantauan Kejadian

Infeksi Luka Operasi

F. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan

A. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Sub KomiteMutu

Keperawatan, setiap 3 bulan (triwulan).

G. Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan

Pencatatan dalam bentuk laporan hasil kegiatan, yang kemudian diserahkan

kepada Ketua Komite Keperawatan dan oleh Ketua Komite Keperawatan

diteruskan kepada direktur Rumah Sakit.


H. Penutup

Demikian telah disusun laporan kerja mutu keperawatan Rumah .Diharapkan

dengan program kerja ini, dapat dipakai sebagai pedoman kerja dalam

meningkatkan mutu pelayanan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu
pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen,
dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Mutu Pelayanan
keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh profesi
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam mempertahankan
keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, danspiritual pasien. Kepuasan,
kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja
(hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapan. Adapun audit keperawatan
adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena jika kekurangan dalam
pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan nyawa klien.
B. Saran
Dalam controling pengendalian ini kita dapat menentukan pekerjaan,
pelaksanaan, dan perbaikan. Salah satu fungsi controlling yaitu merupakan bagian
dari sistematika manajemen pelaksanaan tugas tertentu, jadi sangat pentingnya
controling pengendalian ini dalam suatu perencanaan. Untuk itu kami
mengharapkan masukan kepada pembaca demi perbaikan penyusunan
selanjutnya. Dan semoga dengan makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya untuk membantu kelancaran perkuliahan.
Daftar Pustaka

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15621/6.%20BAB

%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y#:~:text=Mutu%20pelayanan%20keperawatan

%20adalah%20asuhan,Bauk%20et%20al%2C%202013

https://id.scribd.com/document/454712758/MAKALAH-CONTROLLING-

MANAJEMEN-KEPERAWATAN

https://pdfcoffee.com/qdownload/konsep-penjaminan-mutu-askep1docx-pdf-

free.html

https://id.scribd.com/document/454712758/MAKALAH-PENJAMINAN-

MUTU-PELAYANAN-KEPERAWATAN

https://www.ilmulengkap.xyz/2016/12/makalah-manajemen-mutu-dalam-

pelayanan.html?m=1

https://www.slideshare.net/chuliecsztstefanerszt/mutu-pelayanan-asuhan-

keperawatan

Anda mungkin juga menyukai