Disusun oleh :
Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena atas rahmat dan kuasa-nya saya
dapat menyelesaikan makalah gastrointestinal. Dengan tepat waktu.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak akan terlaksana
sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak yang turut berperan dalam
penyelesaian makalah ini. Dengan selesainya makalah ini, maka tidak lupa saya ucapkan terima
kasih kepada semua orang yang sudah membantu kelompok kami dan terima kasih juga untuk para
pihak yang sudah terlibat langsung.
Dalam penyusunan makalah ini dirasakan masih banyak kekurangaan. Baik dalam
sistematika penyusunan maupun penggunaan kata-kata. Saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun cerminan kami dalam penyusunan makalah berikutnya, dan akhirnya kepada Tuhan
yang Maha Esa juga kami serahkan semuannya. Semoga makalah ini bisa bermafaat khususnya bagi
kelompok saya dan umumnya bagi para pembaca.
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
BAB II ISI...............................................................................................................................................5
A. PATOFISIOLOGI..............................................................................................................................5
B. FUNGSI HATI...................................................................................................................................5
A. KESIMPULAN..................................................................................................................................9
B. SARAN...............................................................................................................................................9
BAB 1
PENDAHULUAN
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi dan gangguan kekebalan tubuh karena sistem
imun spesifik dan non spesifik belum matang dengan sempurna sehingga periode neonatal
dini merupakan masa yang sangat rentan bagi pencernaan usus bayi. Saat berada di
intrauterin ibu, janin berada dalam kondisi yang steril dan mendapat pasokan sitokin namun
setelah lahir, mukosa bayi mulai terpapar dengan lingkungan hidupnya seperti susu formula,
bakteri patogen, dan pengobatan antibiotik yang dapat mengganggu keseimbangan flora
normal di ususnya maka dari itu, bayi membutuhkan sistem imunitas seperti strutur vili di
mukosa usus halus untuk memberikan perlindungan dari invasi patogen dan antigen yang
berbahaya terutama di saluran pencernaan Dalam memaksimalkan fungsinya, vili akan
bertambah panjang guna memperluas absorpsi. Vili yang rusak dan kurang panjang akan
berdampak pada penurunan absorpsi nutrien dan menurunya sistem imunitas penting
sehingga akan menimbulkan penyakit infeksi seperti diare. maka dari itu, diperlukan suatu
faktor pertumbuhan yang fungsinya untuk meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan
supaya vili bertambah panjang sehingga kejadian diare pada bayi dapat dikurangi.
BAB II
ISI
A. PATOFISIOLOGI
Pada bayi baru lahir, produksi haemoglobin dihasilkan oleh hati janin sampai usia bayi
sekitar 5 bulan. Asupan besi ibu selama hamil sangat mempengaruhi simpanan zat besi di
dalam hati janin. Pada bayi baru lahir hati juga berfungsi pada proses konjugasi bilirubin,
bilirubin ini diubah menjadi urobilinogen kemudian diekresikan dalam bentuk urin dan
sterkobilin yang diekskresikan dalam bentuk feses. Bayi baru lahir hati juga mempunyai
kapasitas fungsional untuk merubah bilirubin, sehingga kadang terjadi hiperbilirubinemia
fisiologis. Hati juga merupakan tempat ikatan albumin (albumin binding) yang sifatnya
adekuat, kecuali jika bayi mengalami asfiksia atau stress dingin (cold stress) ikatan ini akan
menuru
B. FUNGSI HATI
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam keadaan
matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
menghilangkan bekas penghancuran dalam peredaran darah. Setelah segera lahir, hati
menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan
kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu
yang lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasihati
pada neonatus juga belum sempurna,contohnya peberian obat kloramfenikol dengan dosis
lebih dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome.
metabolism karbohidrat, protein, lemak, dan asam empedu. Hati juga memiliki
fungsi ekskresi (aliran empedu) dan detoksifikasi obat/toksin. Bidan harus hati-hati dalam
memberikan obat kepada neonatus dengan memperhatikan dosis obat. Bila menemukan bayi
kuning lebih dari 2 minggudan feses berbentuk dempul ada kemungkinan terjadi atresia
bilier yang memerlukan operasi segera sebelum 8 minggu. Bilirubin saat lahir 9 antara 1,8-
2,8 mg/dl yang dapat meningkat sampai 5 pada hari ke 3 atau ke-4 karena imaturasi sel hati.
Karena masalah hati pada bayi perlu dideteksi dan diberi penanganan sesegera mungkin,
orangtua perlu tahu bagaimana cara mendeteksi apakah hati bayi bermasalah atau tidak.
Berikut beberapa tanda hati bayi bermasalah secara umum:
Normalnya, urine bayi memiliki warna kuning pucat atau bening. Namun, jika bayi
memiliki masalah pada organ hati, urinenya akan berwarna gelap dan pekat. Hal ini
disebabkan oleh adanya penumpukan bilirubin pada aliran darah, sehingga tersaring dan
menjadi urine.
3. Hati Membengkak
Gejala khas lainnya ketika ada masalah pada organ hati bayi adalah pembengkakan hati.
Kondisi ini umumnya akan mulai muncul beberapa minggu pertama setelah ia lahir.
Tandanya perut bagian atas akan mengeras, dan hal ini akan terdeteksi lewat pemeriksaan
rutin.
4. Pembengkakan Perut
Selain mengeras, perut bayi yang hatinya bermasalah juga akan membesar secara tidak
wajar, atau disebut asites. Kondisi ini terjadi karena adanya penumpukan cairan di rongga
perut. Penyebabnya adalah pelebaran pembuluh darah dan ketidakseimbangan elektrolit
dalam tubuh.
Bayi yang mengalami penguningan, khususnya di area kulit dan mata, bisa jadi tanda ada
masalah pada organ hatinya. Pada kasus yang tidak berat, kondisi ini dapat terjadi selama
dua sampai tiga hari pertama kehidupannya ini akan membaik setelah dua minggu
kemudian. Namun, jika kondisi ini bertahan selama lebih dari dua minggu, dokter biasanya
akan melakukan tes bilirubin untuk pemeriksaan lebih lanjut.
6. Muntah Darah
Gejala yang cukup berbahaya adalah Si Kecil mengeluarkan darah dari muntah. Hal ini
menjadi tanda bahwa masalah pada hati sudah memengaruhi saluran gastrointestinal bagian
atas. Kondisi ini juga biasanya disertai dengan berat badan bertambah meski ia kehilangan
selera makan, dan urine yang berwarna kuning.
1. Infeksi
Virus dan parasit tertentu dapat memberi efek negatif pada fungsi hati. Ini dapat
menyebabkan peradangan hati, dan bayi Anda mungkin memiliki risiko mengembangkan
Hepatitis A, B atauC.
3. Genetika
Jika bayi Anda mewarisi gen abnormal dari salah satu atau kedua orang tua, ia berisiko
lebih besar mengalami masalah hati. Beberapa penyakit hati yang diinduksi secara genetik
adalah penyakit Wilson, Hemochromatosis.
4. Kanker
Jika bayi Anda mengalami pertumbuhan kanker di hati atau saluran empedu, risiko
kerusakan hati tinggi
1. Penyakit kuning
Salah satu penyakit hati yang kerap dialami oleh bayi ialah penyakit kuning. Penyakit ini
membuat kulit dan mata bayi bisa menjadi pucat dan kekuningan. Perubahan warna kulit
terjadi karena tingginya tingkat bilirubin dalam aliran darah. Tandanya mungkin menderita
demam tinggi disertai menggigil dan muntah.
2. Cholestasi
Aliran empedu terbatas mengalir melalui hati dan hati dapat menjadi sangat terpengaruh.
3. Pembesaran Hati
Jika dokter mendiagnosa bayi dengan pembesaran hati atau hepatomegali, bayi mungkin
akan menangis lebih sering karena sakit perut yang intens.
4. Varises Esofagus
Pembuluh darah yang melebar di dinding esofagus rentan mengalami perdarahan.
5. Asites
Bayi mungkin mengalami penumpukan cairan mendadak di rongga perut dan perutnya
membengkak.
6. Muntah darah
Gangguan hati juga dapat ditandai dengan adanya muntah darah bila kondisi tersebut
mempengaruhi saluran GI bagian atas (gastrointestinal). Selain muntah darah bisa juga
ditandai dengan feses berdarah, kehilangan selera makan, mual, berat badan bertambah, dan
air seni kuning.
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pemeriksaan fisik
1. Penilaian apgar Prosedur:
2. Kaji warna kulit
3. Hitung frekuensi jantung
4. Kaji kemampuan refleks
5. Kaji tonus otot
6. Kaji kemampuan bernafas
7. Hitung total skor yang di dapat dari hasil pengkajian
8. Tentukan hasil penilaian ke dalam tiga kategori asfiksia, yaitu: (1) Adaptasi baik
skor 7-10
9. Asfiksia ringan-sedang skor 4-6
10. Asfiksia berat skor 0-3.
Penilaian dapat dilakukan pada menit pertama dan menit ke lima setelah lahir.
Komponen Skor
Tonus otot Lemah, Ekstremitas Gerakan
0
lumpuh 1 flexi
agak 2
aktif
1) Pemeri
Warna Kulit
Pernafasan Biru/ pucat
Tidak ada Tubuh merah,
Lambat Seluruh
Menangis
ksaan
Ekstremitas tubuh merah
kuat cairan
Pucat
amnion Prosedur:
a) Kaji jumlah cairan amnion
b) Lakukan penilaian jumlah cairan tersebut dengan kategori: >2000 ml,
bayi mengalami polihidramnion dan <500 ml bayi mengalami
oligohidramnion.
2) Pemeriksaan plasenta Prosedur:
a) Kaji keadaan plasenta seperti adanya pengapuran, nekrosis, berat dan
jumlah korion
b) Lakukan penilaian dari hasil pengkajian tersebut.
3) Pemeriksaan tali pusat Prosedur:
a) Kaji keadaan tali pusat, seperti adanya vena atau arteri, adanya tali
simpul atau kelainan lainnya
b) Lakukan penilaian dari hasil pengkajian tersebut.
4) Pengukuran berat badan
a) Timbang berat badan dengan menggunakan timbangan bayi
b) Lakukan penilaian dari hasil penimbangan, dengan kategori sebagai
berikut:
(1) Normal: 2500 - 4000 gram
(2) Prematur: < 2500 gram
(3) Makrosomia: > 4000 gram.
5) Pengukuran panjang badan
a) Ukur panjang badan dengan menggunakan meteran
b) Lakukan penilaian dari hasil pengkajian, dengan kategori maksimal
adalah 45-50 cm.
6) Pemeriksaan kepala Prosedur:
a) Ukur lingkar kepala
b) Lakukan penilaian hasil pengukuran, bandingkan dengan lingkar dada, jika
diameter kepala lebih besar 3cm dari lingkar dada, bayi mengalami
hidrosefalus dan jika diameter kepala lebih kecil 3cm dari lingkar dada, bayi
tersebut mengalami mikrosefalus
b) Kaji jumlah dan warna adanya lanugo terutama di daerah bahu dan
punggung
c) Kaji adanya moulage, yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada
saat lahir, apakah asimetri atau tidak
d) Kaji apakah adanya kaput suksedaneum, sefalhematoma
e) Kaji adanya perdarahan akibat pecahnya pembuluh vena yang
menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak
tegas sehingga bentul kepala nampak asimetris, dengan palpasi teraba
fluktuasi
f) Kaji adanya fontanel dengan cara melakukan palpasi menggunakan jari
tangan, denyutannya sama dengan denyut jantung, kemudian fontanel
posterior akan dilihat proses penutupan setelah usia 2 bulan dan fontanel
anterior menutup pada usia 12-18 bulan
7) Pemeriksaan mata Prosedur:
a) Kaji adanya strabismus dengan cara menggoyang kepala secara perlahan-
lahan sehingga mata bayi akan terbuka
b) Kaji adanya kebutaan jika bayi jarang berkedip atau sensitivitas terhadap
cahaya berkurang
c) Kaji adanya sindrom down jika ditemukan adanya epikantus yang melebar
d) Kaji adanya katarak kongenital jika terlihat pupil berwarna putih
e) Kaji adanya trauma pada mata seperti adanya edema palpebra, perdarahan
konjungtiva, dll.
1)Segera setelah lahir bersihkan muka bayi dari lendir dan darah untuk
mencegah terhalangnyajalan udara
2)Suction mulut dan nasofaring, waktu menghisap 5 detik, berhenti, hisap lagi
(beri kesempatan untuk reoksigenasi)
3)Posisikan bayi miring kekanan, untuk mencegah aspirasi
4)Pakaikan pakaian yang cukup longgar
5)Observasi tanda-tanda vital dan tanda gejala distress pernapasan
Rencana Tindakan:
1) Catat pengeluaran berkemih pertama dan selanjutnya
2) Lakukan pemberian makan oral, perhatikan jumlah yang ditelan, dimakan
dan dimuntahkan
3) Pantau masukan dan haluaran cairan. Perhatikan warna dan konsentrasi
urine dan adanya kristal berwarna persik pada popok
4) Kaji tingkat hidrasi bayi
5) Kurangi stress dingin
6) Palpasi adanya distensi kandung kemih
5. Evaluasi Keperawatan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hati adalah organ vital pada manusia yang terletak disebelah kananatas rongga perut bawah diafragma.
Hati kelenjar terbesar dalam tubuhmanusia dengan berat ± 1,5 kg (Junqueira dkk.,2007) . Berfungsi
sebagai penawar racun, sintesis protein, perombakan sel darah merah, metabolismelemak, karbohidrat,
dan lain sebagainya. Sel-sel hati dapat rusak atau hancurdan seluruh fungsi hati dapat terganggu akibat
berbagai penyakit, antara lain:infeksi, alkohol, obat-obatan, dan pertumbuhan baru (John, 216:2002).Satu
tes fungsi hepar mempunyai nilai diagnostik kecil biladilakukan secara terpisah. Pemilihan tes yang
coock harus selalu dilakukandan pemilihan tes fungsi hepar secara biokimia tergantung atas tujuan
penyelidikan. Mungkin tes hepar paling sering digunakan dalam diagnosa banding ikterus yang secara
klinis tak jelas asalnya dan dalam menilai sisafungsi pada penyakit kronis. Pemakaian tes fungsi hepar
lain yang seringadalah untuk deteksi dan pengukuran kelemahan fungsi pada penyakit heparkronis yang
telah diketahui atau dicurigai, juga walaupun tak ada iktrus(Baron, 230:1990).
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya