COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
E. Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pola Eliminasi Ibu Masa Nifas dan
Kebiasaan tidak bermanfaat Ibu dan Bayi........................................................7
A. Kesimpulan..................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dan praktek budaya seringkali berdasarkan pada kepercayaan bahwa
persalinan telah mengganggu keseimbangan tubuh seorang wanita,
memprediksi dirinya untuk terkena penyakit, dan kepercayaan bahwa wanita
setelah bersalin dalam kondisi kotor,serta perilaku pingitan selama 40 hari
dan meminimalkan untuk melakukan aktifitas.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui:
5. Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pola Eliminasi Ibu Masa Nifas dan
Kebiasaan tidak bermanfaat Ibu dan Bayi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau
setelah melahirkan.
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu
atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan
pada keadaan yang normal.
Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai
alatalat kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-
kira 6 minggu.
3
a. Sistem pencernaan
Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi (section caesarea) biasanya
membutuhkan waktu sekitar 1- 3 hari agar fungsi saluran cerna dan nafsu makan
dapat kembali normal. Ibu yang melahirkan secara spontan biasanya lebih cepat
lapar karena telah mengeluarkan energi yang begitu banyak pada saat proses
melahirkan. Buang air besar biasanya mengalami perubahan pada 1- 3 hari
postpartum, hal ini disebabkan terjadinya penurunan tonus otot selama proses
persalinan. Selain itu, enema sebelum melahirkan, kurang asupan nutrisi dan
dehidrasi serta dugaan ibu terhadap timbulnya rasa nyeri disekitar anus/ perineum
setiap kali akan b.a.b juga mempengaruhi defekasi secara spontan. Faktor- faktor
tersebut sering menyebabkan timbulnya konstipasi pada ibu nifas dalam minggu
pertama. Kebiasaan defekasi yang teratur perlu dilatih kembali setelah tonus otot
kembali normal.
b. Sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat
spasine sfingter dan edema leher buli- buli sesudah bagian ini mengalami kompresi
antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang
besar akan dihasilkan dalam waktu 12- 36 jam sesudah melahirkan. Setelah
plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Uterus
yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
4
sepenuhnya tercapai, sehingga pemerintah menetapkan program SDG’s
(Sustainble Develoment Goals) yang berlaku mulai tahun 2015-2030,
dimana salah satu program dari SDG’s adalah kesehatan untuk semua
lapisan usia termasuk AKI dan AKB. Namun, hingga saat ini AKI dan
AKB di Indonesia masih cukup tinggi dan merupakan masalah kesehatan
yang serius. Program kesehatan tersebut telah meluas jangkauan pelayanan
kesehatan ke barbagai perjuru tanah air, hingga kedaerah-daerah terpencil
yang semula masih sulit dijangkau oleh system pelayanan kesehatan. Namun
dalam berbagai pengalaman pelaksanaan kesehatan bagi ibudan anak,
masih ditemukan berbagai masalah, seperti masih tingginya angka kematian ibu
pada saat masa nifas, dan masih tingginya angka kematian bayi.
Pemanfaatan sarana kesehatan pun belum sepenuhnya menunjukkan tingkat
memuaskan. Keadaan ini tidak hanya terdapat pada daerah yang sulit sarana
komunikasi dan transportasi, namun termasuk dalam ketersediaan tenaga
kesehatan dan juga dalam segi akses alam pemenfaatan pelayanan kesehatan
tersebut, serta factor sosial budaya, tingkat pendidikan juga melatar
belakangi tingginya angka kematian ibu.
5
prevalensi stunting yang dapat dilakukan sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK) balita.
6
makanan tertentu yang berdampak negatif bagi kesehatan ibu dan janin. Jika
pantangan tersebut dilanggar beresiko bahaya bagi ibu dan janin, terdapat berbagai
kesan mistik misterius yang akan menghukum bagi yang melanggar. Pantangan
tersebut berfungsi untuk melindungi kesehatan, tetapi hal ini berdampak
sebaliknya, yaitu berbahaya bagi kesehatan khususnya masalah gizi. Mitos yang
ada di masyarakat tidak sejalan dengan ilmu pengetahuan yang telah berkembang
saat ini dan masih banyak mitos tentang kehamilan yang membahayakan
keselamatan ibu dan janin.
Contoh kebiasaan tidak bermanfaat dan praktik budaya pada ibu dan bayi yaitu:
2. Banyak jalan dan bergerak pada pagi hari saat udara masih segar
3. Ibu yang hamil tua dianjurkan untuk melakukan gerakan menungging termasuk
mengepel lantai dengan menggunakan tangan
E. Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pola Eliminasi Ibu Masa Nifas dan
Kebiasaan tidak bermanfaat Ibu dan Bayi
Bidan harus dapat meyakinkan pada pasien bahwa kencing segera setelah
persalinan dapat mengurangi komplikasi post partum. Berikan dukungan mental
pada pasien bahwa ibu pasti mampu menahan sakit pada luka jalan lahir akibat
7
terkena air kencing, karena ibupun telah berhasil berjuang untuk melahirkan
bayinya. BAK normal dalam tiap 3-4 jam secara spontan. Bila tidak mampu BAK
sendiri, maka dilakukan tindakan bleder training, berikut ini:
Bidan harus dapat meyakinkan pasien agar tidak takut buang air besar,
karena tidak akan mempengaruhi luka jalan lahir. Untuk meningkatkan volume
feses, anjurkan pasien untuk makan tinggi serat dan banyak minum air putih.
Buang air besar (BAB). Defekasi (buang air besar) harus ada dalam 3 hari
postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala (feses yang
mengeras) tertimbun di rectum, mungkin akan terjadi febris. Bila terjadi hal
demikian dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per os (melalui mulut).
1. Diet teratur
8
Peran tenaga kesehatan sangatlah penting misalnya dapat dilakukan
dengan tindakan mandiri atau kolaborasi. Perlu juga adanya pengawasan dari
pihak keluarga untuk memastikan kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan
tidak melakukan hal hal atau kebiasaan buruk dari budaya setempat atau mitos
yang merugikan ibu dan bayi. Berikan pendidikan/penyuluhan sesuai dengan ilmu
kesehatan. Pastikan bahwa ibu telah mengikuti rencana yang telah disusun oleh
bidan. Oleh karena itu dalam memberikan pelayanan bidan harus mendiskusikan
dengan ibu dan keluarga sehingga pelaksanaan asuhan menjadi tanggung jawab
bersama.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Asthiningsih NWW dan Muflihatin SK. 2018. Deteksi Dini Perkembangan Balita
Dengan Metode Ddst Ii Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Juanda
Samarinda. Jurnal Endurance. 3(2) 367–374
Kemenkes RI. 2019. Strategi Penurunan AKI & Neonatal. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Muthoharoh H. 2015. Persepsi Ibu Hamil Tentsng Budaya Dan Mitos Kehamilan di
Wilayah Kerja Puskesmas Padangan Kabupaten Bojonegoro. Food and
nutrition bulletin. 12(3): 55-65
Nurul Azizah, Rafhani Rosyidah. 2019. Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
NIfas dan Menyusui. Umsida Press. Jawa Timur
Siti Maryam. 2020. Budaya Masyarakat yang Merugikan Kesehatan Pada Ibu Nifas
dan Bayi. Jurnal Kebidanan Vol. 10 No . 1
Sugeng HM, Tarigan R, Sari NM. 2019. Gambaran Tumbuh Kembang Anak pada
Periode Emas Usia 0-24 Bulan di Posyandu Wilayah Kecamatan Jatinangor.
Jurnal Jsk. 4(3) 96–101.
11