Puskesmas memiliki peran strategis dalam upaya kesehatan ibu pada masa nifas. Oleh karena itu,
puskesmas menjamin agar setiap ibu masa nifas mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan yang baik
melalui program pelayanan pasca persalinan yang dilakukan di wilayah Puskesmas Sukamerindu.
1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan
Bagaimana pelaksanaan program pelayanan pasca Untuk mengevaluasi pelaksaan program
persalinan di Puskesmas Sukamerindu dalam
pelayanan pasca persalinan di Puskesmas
upaya menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Sukamerindu dalam upaya menilai kondisi
Bengkulu? kesehatan ibu dan bayi.
1.4.Manfaat
Fase nifas:
1. Akut 24 jam awal setelah plasenta lahir
2. Awal 24 jam – 7 hari
3. Akhir 6 minggu – 6 bulan
Fisiologi Masa Nifas
—Sistem Reproduksi
Perubahan Lokia
Lokia awalnya berwarna merah selama 1
sampai 4 hari => kemudian berubah warna
menjadi coklat kekuningan atau pucat,
berlangsung 5 sampai 9 hari => berwarna
putih bertahan hingga 10 hingga 14 hari.
Lokia dapat bertahan hingga 5 minggu
pascapersalinan.
Fungsi Laktasi
Laktogenesis atau sekresi susu dimulai
pada hari ketiga atau keempat
pascapersalinan. Seorang ibu yang sehat
mengeluarkan 500-800 ml susu per hari,
yang membutuhkan 700 kkal/hari
Fisiologi Masa Nifas
—Masa Menstruasi —Fungsi miksi
Jika ibu tidak menyusui, maka Beberapa hari setelah
masa menstruasi kembali melahirkan dapat terjadi
pada minggu ke-6 hingga ke- retensi urin. Namun, pada
8 pascapersalinan. 30% kasus dapat terjadi
Pada ibu menyusui, inkontinensia urin yang
menstruasi biasanya muncul terkait stress psikologis.
kembali dalam 4 sampai 5
bulan. Pada beberapa kasus dapat terjadi disuria =>
bisa sampai 24 bulan. disebabkan robekan
vagina atau episiotomi
Setelah melahirkan dapat terjadi diuresis cepat dalam
dua minggu pertama, pengeluaran dapat mencapai
3000 cc/hari
Laju filtrasi glomerulus kembali ke baseline pada Laktosuria dapat erjadi pada hari ketiga atau keempat
delapan minggu pascapersalinan. awal laktasi.
Hematologi Gastrointestinal
• Hematokrit awalnya mungkin turun karena Ibu dapat mengalami perut kembung, konstipasi.
kehilangan darah terkait dengan persalinan. Konstipasi postpartum disebabkan oleh penurunan
Nilai hematokrit kembali normal dalam 3 waktu transit gastrointestinal yang diinduksi oleh
hingga 5 hari postpartum. progesteron. selama kehamilan terjadi peningkatan
• Sebuah Studi mengevaluasi nilai kejadian refluks asam . Setelah melahirkan, kadar
hemoglobin pada fase postpartum progesteron dan gastrin turun dalam waktu 24 jam, dan
menunjukkan bahwa dibutuhkan setidaknya refluks asam serta gejala terkait akan hilang dalam tiga
4 hingga 6 bulan untuk mengembalikan hingga empat hari berikutnya
penurunan hemoglobin yang diinduksi
kehamilan ke keadaan sebelum hamil.
Integumen
• Hiperpigmentasi adalah perubahan kulit yang paling sering dilaporkan
selama kehamilan, dapat mempengaruhi 85%-90% wanita.
• Perubahan pigmen yang menyertai kehamilan (melasma dan linea
nigra) biasanya menghilang dalam 6 sampai 8 minggu.
• Peningkatan estrogen selama kehamilan => telangiektasis dan spider
angiomata.
• Dilatasi vena dan peningkatan tekanan hidrostatik => edema non-
pitting dan varises pada ekstremitas bawah, yang kembali ke normal
pada periode postpartum.
• Pasien mungkin mengalami striae atau stretch mark di perut dan kaki
mungkin tidak hilang.
Kemenkes (2018) juga merangkum keadaan ibu sesuai tahapan pada masa nifas
adalah sebagai berikut:
03
pemberian imunisasi dan asuhan bayi
PELAKSANA PELAYANAN baru lahir pada ibu beserta keluarganya.
• Melibatkan ibu, suami dan keluarga
tenaga kesehatan (dokter, bidan, atau dalam menjaga kesehatan ibu nifas dan
perawat) yang kompeten. bayi baru lahir
04
• Memberikan pelayanan KB sesegera
SASARAN KEGIATAN mungkin setelah persalinan
Ruang lingkup pelayanan pasca persalinan pada ibu, • Pemeriksaan payudara dan anjuran
meliputi: pemberian air susu ibu (ASI) Ekslusif
• Anamnesis • Identifikasi risiko dan komplikasi
• Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan • Penanganan risiko tinggi dan komplikasi
suhu pada masa nifas
• Pemeriksaan tanda-tanda anemia • Pemeriksaan status mental ibu
• Pemeriksaan tinggi fundus uteri • Pelayanan kontrasepsi pascapersalinan
• Pemeriksaan kontraksi uteri • Pemberian KIE dan Konseling
• Pemeriksaan kandung kemih dan saluran kencing • Pemberian kapsul vitamin A
• Pemeriksaan lokhia dan perdarahan
• Pemeriksaan jalan lahir
Pencatatan dan Pelaporan Program Pelayanan Pasca Persalinan
Puskesmas melalui tenaga bidan/perawat penanggungjawab di desa/kelurahan melaksanakan pendataan sasaran ibu nifas
dan bayi baru lahir, memberikan pelayanan kesehatan pasca persalinan kepada ibu dan bayi baru lahir dengan
menggunakan formulir pemeriksaan ibu nifas (untuk ibu) dan formulir MTBM/Manajemen Terpadu Bayi Muda (untuk
bayi).
Pelayanan tersebut lalu dicatat pada kohort ibu nifas dan kohort bayi kemudian direkapitulasi dan dilaporkan setiap
bulan secara berjenjang ke puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi. Semua tenaga
kesehatan yang melakukan praktik pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk swasta melaporkan hasil pelayanan ke
puskesmas yang mewilayahi, untuk institusi rumah sakit melaporkan hasil pelayanan neonatus ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota yang mewilayahinya.
Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas, melaporkan
rekapitulasi hasil pelayanan pasca persalinan setiap awal bulan ke Puskesmas atau disesuaikan dengan kebijakan
daerah masing-masing. Puskesmas menghimpun laporan rekapitulasi dari tenaga kesehatan di wilayah kerjanya dan
memasukkan ke dalam laporan bulanan KIA dan KB untuk keperluan pengolahan dan analisis data serta pembuatan
laporan pemantauan wilayah setempat (PWS) KIA.
Dinas kesehatan kabupaten/kota menghimpun hasil pengolahan dan analisis data dari seluruh Puskesmas di wilayahnya
untuk keperluan pengolahan dan analisis data serta pembuatan grafik PWS KIA tingkat kabupaten/kota setiap bulan.
Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi setiap bulan. Sementara itu grafik PWS KIA
digunakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memantau pencapaian target dan melihat tren pelaksanaan
pelayanan pasca persalinan.
Dinas Kesehatan Provinsi menghimpun hasil pengolahan dan analisis data dari seluruh kabupaten/kotadi wilayahnya
untuk keperluan pengolahan dan analisis data di tingkat provinsi. Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke
Kementerian Kesehatan.
Dinkes
Puskesmas
Kab/Kota
Kemenkes Dinkes
RI Provinsi
Fungsi Puskesmas:
Definisi Puskesmas 1. Pusat penggerak
pembangunan
● Unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota
berwawasan
yang bertanggung jawab kesehatan
menyelenggarakan 2. Pusat pemberdayaan
pembangunan kesehatan di masyarakat dan
suatu wilayah kerja. keluarga
3. Pusat pelayanan
tingkat pertama
BAB III
Pembahasan
Input
Input Pedoman Kemenkes Puskesmas
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
melaksanakan program: melaksanakan program:
1. Form pemeriksaan ibu nifas 1. Form pemeriksaan ibu nifas
PERSIAPAN PELAKSANAAN
● Tim pelaksana program pelayanan pasca ● Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu
persalinan akan mengidentifikasi atau memiliki 7 daerah binaan => Kelurahan
mendaftar semua ibu hamil yang terdapat Sukamerindu, Tanjung Agung, Tanjung
di wilayah kerja Puskesmas Suka Jaya, Semarang, Surabaya, Kampung
Merindu Kota Bengkulu Kelawi.
● Jadwal dan tempat pelaksanaan program ● Peserta program pelayanan pasca
sudah dirundingkan sebelumnya antara persalinan saat ini berjumlah 56 orang
tim pelaksana program, ibu nifas, dan ibu nifas.
kader. ● Pelaksanaannya program ini
dilaksanakan sebanyak 4 kali per tahun
dan dibagi per 3 bulan dilaksanakan di
rumah ibu nifas.
● dilakukan pada pagi hari dengan estimasi
waktu 20-30 menit.
RINCIAN KEGIATAN
• Pemeriksaan Involusi uteri • Edukasi kepada ibu mengenai pentingnya
• Pemeriksaan lokia dan pengeluaran pervaginam lainnya. kebersihan diri:
• Penilaian fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan 1. Membersikan daerah vulva
luka, sakit kepala, rasa lelah dan nyeri punggung. 2. Mengganti pembalut dua kali sehari
• Pemeriksaan status mental ibu 3. Menghindari menyentuh daerah luka
• Menganjurkan ibu untuk menghubungi tenaga kesehatan episiotomi atau laserasi
lainnya bila ibu menemukan salah satu tanda berikut: 4. Pemeriksaan payudara dan anjurkan
1. Perdarahan berlebihan pemberiaan ASI esklusif (6 bulan)
2. Sekret vagina berbau 5. Pemberian kapsul vitamin A 200.000
3. Demam IU yang kedua
4. Nyeri perut berat 6. Menganjurkan ibu untuk istirahat
5. Kelelahan atau sesak yang cukup, melakukan mobilisasi,
6. Bengkak di tangan, wajah, tungkai atau sakit dan mengkonsumsi makanan yang
kepala atau pandangan kabur bergizi
7. Nyeri payudara, pembekakan payudara luka atau
perdarahan putting.
Monitoring dan Evaluasi
• melihat perkembangan dan pencapaian,
serta masalah dalam pelaksanaan program
pelayanan pasca persalinan dan evaluasi
dilakukan untuk melihat keluaran.
• Kegiatan monitoring dilakukan hanya pada
saat kegiatan masih berjalan untuk melihat
kekurangan yang ada agar dapat segera
diatasi.
• Untuk kegiatan evaluasi dilakukan sebanyak
1 kali per tahun dan dilaksanakan di awal
tahun.
Output
Program Pelayanan pasca persalinan dalam pelaksanaanya terdapat indikator yang harus dicapai. Indikator ini dibuat
untuk mengetahui keluaran program tersebut telah mencapai target atau tidak. Indikator pemantauan program KIA
yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program
KIA. Sasaran yang digunakan dalam PWS KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun.
Adapun indikator dan output dari program Program Pelayanan Nifas adalah sebagai berikut:
Indikator meliputi :
a. Cakupan Kunjungan Nifas1 (KF1): Adalah cakupan pelayanan kepada ibu
nifas sesuai standar pada masa 6-48 jam setelah bersalin.
b. Cakupan Kunjungan Nifas 2 (KF2): Adalah cakupan pelayanan kepada ibu
nifas sesuai standar pada masa 3-7 hari setelah bersalin.
c. Cakupan Kunjungan Nifas 3 ( KF3): Adalah cakupan pelayanan kepada ibu
nifas sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah bersalin .
d. Cakupan Kunjungan Nifas 4 (KF4): Adalah cakupan pelayanan kepada ibu
nifas sesuai standar pada masa 29-42 hari pasca bersalin
e. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1): Adalah cakupan pelayanan bayi baru
lahir sesuai standar pada masa 6-48 jam hari setelah lahir .
f. Cakupan Kunjungan Neonatal 2 (KN2): Adalah cakupan pelayanan bayi baru
lahir sesuai standar pada masa 3-7 hari setelah lahir.
g. Cakupan Kunjungan Neonatal 3 (KN3): Adalah cakupan pelayanan bayi baru
lahir sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah lahir
Output: Jumlah kunjungan setiap ibu nifas dilakukan 3 kali (KF1, KF2, KF3) dan kunjungan
neonatal 3 kali (KN1, KN2, KN3) di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu
Program Pelayanan Nifas oleh tenaga Kesehatan merupakan suatu salah satu program
puskesmas sebagai upaya dalam deteksi dan skrinning kesehatan ibu postpartum dan neonatal.
Kegiatan ini berupa kunjungan pelayanan nifas dilakukan minimal empat kali sesuai jadwal yang
dianjurkan dan melakukan intervensi dini jika ditemukan komplikasi ibu pada masa nifas.
Pelaksanaan program Pelayanan Nifas oleh tenaga Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Sukamerindu Kota Bengkulu telah terlaksana dengan cukup baik.
Meskipun telah terlaksana cukup baik. Akan tetapi bila dibandingkan dengan panduan dari
Kemenkes (2019) yang minimal dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali. Puskesmas Sukamerindu
melakukan kunjungan nifas tiga kali dikarenakan menyesuaikan dan mengikuti format formulir
yang telah disediakan oleh pihak pusat, karena kunjungan nifas yang ketiga pada formulir
tersebut sudah mencakup kunjungan nifas yang keempat.
Saran
● Untuk meningkatkan pelaksanaan program pelayanan pasca bersalin di masa
sekarang sangat diharapkan adanya kerja sama yang baik antara tim pelaksana
program, kader, ibu nifas dan keluarga, serta masyarakat yang terlibat dalam
program tersebut.
● Dalam pelaksanaan pelayanan pasca bersalin semua pihak yang terlibat diwajibkan
untuk tetap menjalankan protokol kesehatan demi mencegah dan menghindari
penyebaran penyakit terutama bagi kelompok yang rentan yaitu balita.
● Setelah pelaksanaan pelayanan pasca bersalin diharapkan untuk melakukan
evaluasi dan membuat laporan dalam bentuk arsip yang disimpan oleh petugas
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk pelaksanaan program yang
berkelanjutan dan berkesinambungan.
Terima kasih banyak