Anda di halaman 1dari 36

Laporan Diskusi Topik Khusus

KIA: Pelayanan Pasca Persalinan


Puskesmas Sukamerindu Periode 27
Narasumber:
dr. Noor Diah Erlinawati, M.Gizi, Sp.GK.
Anggota Kelompok
● Aisyah Amelia, S.Ked.
● Ory Laras Fitkarani, S.Ked.
● Sadid Reyudo Suringgar, S.Ked.
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Target global Millenium Development Goals (MDGs) kelima adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI)
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) 2015 angka kematian ibu di Indonesia 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

Perawatan setelah melahirkan atau masa nifas


dianggap sebagai salah satu pelayanan
kesehatan yang paling penting untuk
kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan
bayinya. Hampir setengah dari semua kematian
ibu terjadi pada saat setelah melahirkan.
Diperkirakan insiden kematian ibu di Indonesia
sebesar 60% terjadi pada postpartum atau masa
nifas, dan sebesar 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama.
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan konseptus ketika perubahan fisiologis dan anatomi ibu
kembali ke keadaan tidak hamil. berlangsung kira-kira 6 minggu, akan tetapi, seluruh alat genital baru
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.

Komplikasi paling umum pada masa nifas yang parah


Merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya, adalah pada fase pasca-plasenta, perdarahan dan
penyulit yang sering terjadi pada ibu nifas yaitu gangguan involusi uterus, infeksi dan kondisi yang
perdarahan dan infeksi masa nifas, maka dalam hal berhubungan dengan hipertensi. Tromboemboli,
morbiditas dan mortalitas ibu, masa nifas sama inkontinensia dan gangguan dasar panggul, penyakit
pentingnya dengan kehamilan dan persalinan. mental, dan gangguan endokrin yang dapat timbul
kapan saja selama masa nifas.
Ibu pada masa nifas perlu dilakukan pemeriksaan, diberikan informasi, edukasi
dan pelayanan keluarga berencana pasca persalinan. Kunjungan pada masa nifas
bertujuan agar terjaganya kesehatan ibu dan bayi secara holistik pada aspek
biopsikososial dan spiritual, dilakukan skrining yang komprehensif, dapat
melakukan rujukan secara aman dan tepat waktu serta, memberikan pendidikan
kesehatan kepada ibu nifas dan menyusui.

Berdasarkan hasil Kemenkes RI (2021), Cakupan


kunjungan nifas lengkap di Indonesia pada tahun 2020
sebesar 88,3%. Sedangkan, capaian kunjungan nifas
lengkap di Provinsi Bengkulu sebesar 83,3%.

Puskesmas memiliki peran strategis dalam upaya kesehatan ibu pada masa nifas. Oleh karena itu,
puskesmas menjamin agar setiap ibu masa nifas mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan yang baik
melalui program pelayanan pasca persalinan yang dilakukan di wilayah Puskesmas Sukamerindu.
1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan
Bagaimana pelaksanaan program pelayanan pasca Untuk mengevaluasi pelaksaan program
persalinan di Puskesmas Sukamerindu dalam
pelayanan pasca persalinan di Puskesmas
upaya menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Sukamerindu dalam upaya menilai kondisi
Bengkulu? kesehatan ibu dan bayi.

1.4.Manfaat

1. Bagi Puskesmas 2. Bagi Fakultas Kedokteran 3. Bagi Penulis


Ilmu Kesehatan Universitas
Hasil makalah ini dapat Bengkulu
digunakan sebagai acuan untuk Penulis dapat menerapkan ilmu
mengevaluasi program pelayanan pengetahuan yang didapat selama
pasca persalinan di Puskesmas Sebagai referensi ilmiah untuk masa perkuliahan dan melatih
Sukamerindu dalam upaya kemampuan dalam mengevaluasi
menilai kondisi kesehatan ibu dan
meningkatkan pengetahuan
program di puskesmas.
bayi di wilayah kerja Puskesmas khususnya dalam program-
Sukamerindu di Kota Bengkulu. program kesehatan di
puskesmas.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi Nifas
Nifas merupakan masa yang dibutuhkan ibu setelah
melahirkan untuk memulihkan kondisi tubuh ibu kembali
ke keadaan sebelum hamil.

Fase nifas:
1. Akut  24 jam awal setelah plasenta lahir
2. Awal  24 jam – 7 hari
3. Akhir  6 minggu – 6 bulan
Fisiologi Masa Nifas
—Sistem Reproduksi

• Pasca melahirkan berat uterus menjadi 1000 gr


• di akhir minggu pertama beratnya menjadi 500 gr
• 6 mg beratnya kira-kira 50 gr
• Endometrium biasanya pulih sepenuhnya dalam
waktu 2 sampai 3 minggu.

Perubahan Lokia
Lokia awalnya berwarna merah selama 1
sampai 4 hari => kemudian berubah warna
menjadi coklat kekuningan atau pucat,
berlangsung 5 sampai 9 hari => berwarna
putih bertahan hingga 10 hingga 14 hari.
Lokia dapat bertahan hingga 5 minggu
pascapersalinan.
Fungsi Laktasi
Laktogenesis atau sekresi susu dimulai
pada hari ketiga atau keempat
pascapersalinan. Seorang ibu yang sehat
mengeluarkan 500-800 ml susu per hari,
yang membutuhkan 700 kkal/hari
Fisiologi Masa Nifas
—Masa Menstruasi —Fungsi miksi
Jika ibu tidak menyusui, maka Beberapa hari setelah
masa menstruasi kembali melahirkan dapat terjadi
pada minggu ke-6 hingga ke- retensi urin. Namun, pada
8 pascapersalinan. 30% kasus dapat terjadi
Pada ibu menyusui, inkontinensia urin yang
menstruasi biasanya muncul terkait stress psikologis.
kembali dalam 4 sampai 5
bulan. Pada beberapa kasus dapat terjadi disuria =>
bisa sampai 24 bulan. disebabkan robekan
vagina atau episiotomi
Setelah melahirkan dapat terjadi diuresis cepat dalam
dua minggu pertama, pengeluaran dapat mencapai
3000 cc/hari

Laju filtrasi glomerulus kembali ke baseline pada Laktosuria dapat erjadi pada hari ketiga atau keempat
delapan minggu pascapersalinan. awal laktasi.

Hematologi Gastrointestinal
• Hematokrit awalnya mungkin turun karena Ibu dapat mengalami perut kembung, konstipasi.
kehilangan darah terkait dengan persalinan. Konstipasi postpartum disebabkan oleh penurunan
Nilai hematokrit kembali normal dalam 3 waktu transit gastrointestinal yang diinduksi oleh
hingga 5 hari postpartum. progesteron. selama kehamilan terjadi peningkatan
• Sebuah Studi mengevaluasi nilai kejadian refluks asam . Setelah melahirkan, kadar
hemoglobin pada fase postpartum progesteron dan gastrin turun dalam waktu 24 jam, dan
menunjukkan bahwa dibutuhkan setidaknya refluks asam serta gejala terkait akan hilang dalam tiga
4 hingga 6 bulan untuk mengembalikan hingga empat hari berikutnya
penurunan hemoglobin yang diinduksi
kehamilan ke keadaan sebelum hamil.
Integumen
• Hiperpigmentasi adalah perubahan kulit yang paling sering dilaporkan
selama kehamilan, dapat mempengaruhi 85%-90% wanita.
• Perubahan pigmen yang menyertai kehamilan (melasma dan linea
nigra) biasanya menghilang dalam 6 sampai 8 minggu.
• Peningkatan estrogen selama kehamilan => telangiektasis dan spider
angiomata.
• Dilatasi vena dan peningkatan tekanan hidrostatik => edema non-
pitting dan varises pada ekstremitas bawah, yang kembali ke normal
pada periode postpartum.
• Pasien mungkin mengalami striae atau stretch mark di perut dan kaki
mungkin tidak hilang.
Kemenkes (2018) juga merangkum keadaan ibu sesuai tahapan pada masa nifas
adalah sebagai berikut:

immediate postpartum early postpartum


Masa segera setelah plasenta (>24 jam hingga 1 minggu)
lahir sampai dengan 24 jam.

late postpartum Remote puerperium


(>1 minggu hingga 6 minggu) waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat terutama bila
selama hamil atau bersalin
memiliki penyulit atau komplikasi
Tanda Bahaya Pasca Persalinan
Sebagian besar kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang
normal. Akan tetapi, 15-20% diperkirakan akan mengalami gangguan atau
komplikasi. Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak dan biasanya
tidak dapat diperkirakan sebelumnya.

Karena itu, tiap tenaga kesehatan, ibu hamil, keluarga dan


masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda bahaya pada ibu
pasca persalinan dan bayi baru lahir.
Tanda Bahaya pada Ibu Tanda Bahaya pada Bayi
● Perdarahan pasca persalinan ● Bayi lemas/gerakan
● Keluar cairan berbau dari berkurang/kejang
jalan lahir ● Suara nafas merintih
● Demam lebih dari 2 hari ● Nafas cepat, sesak nafas
● Kelainan pada payudara ● Perubahan warna kulit
(Bengkak, merah, sakit) ● Badan panas/dingin
● Gangguan psikologis ● Tidak bisa menyusu
● Telapak ekstremitas kuning
● Mata bernanah
● Pusar kemerahan
Program Pelayanan Pasca
Persalinan
01 DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan pasca persalinan = pelayanan
02 TUJUAN
• Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
kesehatan yang diberikan bagi ibu dan bayi baru • Deteksi dini masalah , penyakit dan
lahir dalam kurun waktu 6 jam sampai 42 hari penyulit pasca persalinan,
setelah melahirkan, yang dilaksanakan secara • Memberikan KIE dan konseling untuk
terintegrasi dan komprehensif memastikan perawatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui,

03
pemberian imunisasi dan asuhan bayi
PELAKSANA PELAYANAN baru lahir pada ibu beserta keluarganya.
• Melibatkan ibu, suami dan keluarga
tenaga kesehatan (dokter, bidan, atau dalam menjaga kesehatan ibu nifas dan
perawat) yang kompeten. bayi baru lahir

04
• Memberikan pelayanan KB sesegera
SASARAN KEGIATAN mungkin setelah persalinan

seluruh ibu nifas di seluruh wilayah kerja


Puskesmas Sukamerindu yang telah
terdata
Waktu Pelayanan Pasca Persalinan
Pelayanan pasca persalinan dilaksanakan minimal 4 kali
dengan waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir
bersamaan yaitu:
• Pelayanan pertama => 6-48 jam setelah persalinan.
• Pelayanan kedua => 3-7 hari setelah persalinan.
• Pelayanan ketiga => 8-28 hari setelah persalinan.
• Pelayanan keempat => 29-42 hari setelah persalinan
Ruang Lingkup Pelayanan Pasca Persalinan

Ruang lingkup pelayanan pasca persalinan pada ibu, • Pemeriksaan payudara dan anjuran
meliputi: pemberian air susu ibu (ASI) Ekslusif
• Anamnesis • Identifikasi risiko dan komplikasi
• Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan • Penanganan risiko tinggi dan komplikasi
suhu pada masa nifas
• Pemeriksaan tanda-tanda anemia • Pemeriksaan status mental ibu
• Pemeriksaan tinggi fundus uteri • Pelayanan kontrasepsi pascapersalinan
• Pemeriksaan kontraksi uteri • Pemberian KIE dan Konseling
• Pemeriksaan kandung kemih dan saluran kencing • Pemberian kapsul vitamin A
• Pemeriksaan lokhia dan perdarahan
• Pemeriksaan jalan lahir
Pencatatan dan Pelaporan Program Pelayanan Pasca Persalinan

Puskesmas melalui tenaga bidan/perawat penanggungjawab di desa/kelurahan melaksanakan pendataan sasaran ibu nifas
dan bayi baru lahir, memberikan pelayanan kesehatan pasca persalinan kepada ibu dan bayi baru lahir dengan
menggunakan formulir pemeriksaan ibu nifas (untuk ibu) dan formulir MTBM/Manajemen Terpadu Bayi Muda (untuk
bayi).

Pelayanan tersebut lalu dicatat pada kohort ibu nifas dan kohort bayi kemudian direkapitulasi dan dilaporkan setiap
bulan secara berjenjang ke puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi. Semua tenaga
kesehatan yang melakukan praktik pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk swasta melaporkan hasil pelayanan ke
puskesmas yang mewilayahi, untuk institusi rumah sakit melaporkan hasil pelayanan neonatus ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota yang mewilayahinya.

Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas, melaporkan
rekapitulasi hasil pelayanan pasca persalinan setiap awal bulan ke Puskesmas atau disesuaikan dengan kebijakan
daerah masing-masing. Puskesmas menghimpun laporan rekapitulasi dari tenaga kesehatan di wilayah kerjanya dan
memasukkan ke dalam laporan bulanan KIA dan KB untuk keperluan pengolahan dan analisis data serta pembuatan
laporan pemantauan wilayah setempat (PWS) KIA.
Dinas kesehatan kabupaten/kota menghimpun hasil pengolahan dan analisis data dari seluruh Puskesmas di wilayahnya
untuk keperluan pengolahan dan analisis data serta pembuatan grafik PWS KIA tingkat kabupaten/kota setiap bulan.
Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi setiap bulan. Sementara itu grafik PWS KIA
digunakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memantau pencapaian target dan melihat tren pelaksanaan
pelayanan pasca persalinan.

Dinas Kesehatan Provinsi menghimpun hasil pengolahan dan analisis data dari seluruh kabupaten/kotadi wilayahnya
untuk keperluan pengolahan dan analisis data di tingkat provinsi. Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke
Kementerian Kesehatan.

Dinkes
Puskesmas
Kab/Kota

Kemenkes Dinkes
RI Provinsi
Fungsi Puskesmas:
Definisi Puskesmas 1. Pusat penggerak
pembangunan
● Unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota
berwawasan
yang bertanggung jawab kesehatan
menyelenggarakan 2. Pusat pemberdayaan
pembangunan kesehatan di masyarakat dan
suatu wilayah kerja. keluarga
3. Pusat pelayanan
tingkat pertama
BAB III
Pembahasan
Input
Input Pedoman Kemenkes Puskesmas

Sumber Daya Pelayanan pasca persalinan Program dilakukan oleh tim


dilakukan oleh tenaga kesehatan
Manusia pelaksana program yang
(dokter, bidan, atau perawat)
yang kompeten. berisikan 2 orang tenaga
kesehatan yang masing-
masing berasal dari
puskesmas induk dan
puskesmas pembantu di
wilayah kerja Puskesmas
Sukamerindu.
Input
Pendanaan Sumber dana atau pendanaan dapat berasal dari dana Pendanaan program berasal dari dana BOK.
bantuan operasional kesehatan (BOK) dan dana
kapitasi jaminan kesehatan nasional (JKN).

Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
melaksanakan program: melaksanakan program:
1. Form pemeriksaan ibu nifas 1. Form pemeriksaan ibu nifas

2. Kohort nifas 2. Kohort nifas


3. Kohort KB 3. Buku KIA
4. Buku KIA 4. Form MTBM
5. Form MTBM 5. Buku register KIA
6. Register kohort bayi 6. Hal lain yang diperlukan seperti, tablet tambah
darah (TTD), vitamin A, tensimeter, termometer,
dan timbangan
PROSES

PERSIAPAN PELAKSANAAN
● Tim pelaksana program pelayanan pasca ● Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu
persalinan akan mengidentifikasi atau memiliki 7 daerah binaan => Kelurahan
mendaftar semua ibu hamil yang terdapat Sukamerindu, Tanjung Agung, Tanjung
di wilayah kerja Puskesmas Suka Jaya, Semarang, Surabaya, Kampung
Merindu Kota Bengkulu Kelawi.
● Jadwal dan tempat pelaksanaan program ● Peserta program pelayanan pasca
sudah dirundingkan sebelumnya antara persalinan saat ini berjumlah 56 orang
tim pelaksana program, ibu nifas, dan ibu nifas.
kader. ● Pelaksanaannya program ini
dilaksanakan sebanyak 4 kali per tahun
dan dibagi per 3 bulan dilaksanakan di
rumah ibu nifas.
● dilakukan pada pagi hari dengan estimasi
waktu 20-30 menit.
RINCIAN KEGIATAN
• Pemeriksaan Involusi uteri • Edukasi kepada ibu mengenai pentingnya
• Pemeriksaan lokia dan pengeluaran pervaginam lainnya. kebersihan diri:
• Penilaian fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan 1. Membersikan daerah vulva
luka, sakit kepala, rasa lelah dan nyeri punggung. 2. Mengganti pembalut dua kali sehari
• Pemeriksaan status mental ibu 3. Menghindari menyentuh daerah luka
• Menganjurkan ibu untuk menghubungi tenaga kesehatan episiotomi atau laserasi
lainnya bila ibu menemukan salah satu tanda berikut: 4. Pemeriksaan payudara dan anjurkan
1. Perdarahan berlebihan pemberiaan ASI esklusif (6 bulan)
2. Sekret vagina berbau 5. Pemberian kapsul vitamin A 200.000
3. Demam IU yang kedua
4. Nyeri perut berat 6. Menganjurkan ibu untuk istirahat
5. Kelelahan atau sesak yang cukup, melakukan mobilisasi,
6. Bengkak di tangan, wajah, tungkai atau sakit dan mengkonsumsi makanan yang
kepala atau pandangan kabur bergizi
7. Nyeri payudara, pembekakan payudara luka atau
perdarahan putting.
Monitoring dan Evaluasi
• melihat perkembangan dan pencapaian,
serta masalah dalam pelaksanaan program
pelayanan pasca persalinan dan evaluasi
dilakukan untuk melihat keluaran.
• Kegiatan monitoring dilakukan hanya pada
saat kegiatan masih berjalan untuk melihat
kekurangan yang ada agar dapat segera
diatasi.
• Untuk kegiatan evaluasi dilakukan sebanyak
1 kali per tahun dan dilaksanakan di awal
tahun.
Output
Program Pelayanan pasca persalinan dalam pelaksanaanya terdapat indikator yang harus dicapai. Indikator ini dibuat
untuk mengetahui keluaran program tersebut telah mencapai target atau tidak. Indikator pemantauan program KIA
yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program
KIA. Sasaran yang digunakan dalam PWS KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun.

Adapun indikator dan output dari program Program Pelayanan Nifas adalah sebagai berikut:

Indikator meliputi :
a. Cakupan Kunjungan Nifas1 (KF1): Adalah cakupan pelayanan kepada ibu
nifas sesuai standar pada masa 6-48 jam setelah bersalin.
b. Cakupan Kunjungan Nifas 2 (KF2): Adalah cakupan pelayanan kepada ibu
nifas sesuai standar pada masa 3-7 hari setelah bersalin.
c. Cakupan Kunjungan Nifas 3 ( KF3): Adalah cakupan pelayanan kepada ibu
nifas sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah bersalin .
d. Cakupan Kunjungan Nifas 4 (KF4): Adalah cakupan pelayanan kepada ibu
nifas sesuai standar pada masa 29-42 hari pasca bersalin
e. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1): Adalah cakupan pelayanan bayi baru
lahir sesuai standar pada masa 6-48 jam hari setelah lahir .
f. Cakupan Kunjungan Neonatal 2 (KN2): Adalah cakupan pelayanan bayi baru
lahir sesuai standar pada masa 3-7 hari setelah lahir.
g. Cakupan Kunjungan Neonatal 3 (KN3): Adalah cakupan pelayanan bayi baru
lahir sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah lahir
Output: Jumlah kunjungan setiap ibu nifas dilakukan 3 kali (KF1, KF2, KF3) dan kunjungan
neonatal 3 kali (KN1, KN2, KN3) di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu

Kementerian Kesehatan RI (2019), dalam Panduan Pelayanan Pasca Persalinan


bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir Berdasarkan dinyatakan waktu Pelayanan pasca
persalinan dilaksanakan minimal 4 kali dengan waktu kunjungan ibu dan bayi baru
lahir bersamaan, Sedangkan di Kunjungan ibu nifas di Puskesmas Sukamerindu
hanya dilakukan 3 kali. Hal ini dikarenakan menyesuaikan dan mengikuti format
formulir yang telah disediakan oleh pihak pusat, karena kunjungan nifas yang
ketiga pada formulir tersebut sudah mencakup kunjungan nifas yang keempat.
BAB IV
Penutup
Kesimpulan

Program Pelayanan Nifas oleh tenaga Kesehatan merupakan suatu salah satu program
puskesmas sebagai upaya dalam deteksi dan skrinning kesehatan ibu postpartum dan neonatal.
Kegiatan ini berupa kunjungan pelayanan nifas dilakukan minimal empat kali sesuai jadwal yang
dianjurkan dan melakukan intervensi dini jika ditemukan komplikasi ibu pada masa nifas.
Pelaksanaan program Pelayanan Nifas oleh tenaga Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Sukamerindu Kota Bengkulu telah terlaksana dengan cukup baik.
Meskipun telah terlaksana cukup baik. Akan tetapi bila dibandingkan dengan panduan dari
Kemenkes (2019) yang minimal dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali. Puskesmas Sukamerindu
melakukan kunjungan nifas tiga kali dikarenakan menyesuaikan dan mengikuti format formulir
yang telah disediakan oleh pihak pusat, karena kunjungan nifas yang ketiga pada formulir
tersebut sudah mencakup kunjungan nifas yang keempat.
Saran
● Untuk meningkatkan pelaksanaan program pelayanan pasca bersalin di masa
sekarang sangat diharapkan adanya kerja sama yang baik antara tim pelaksana
program, kader, ibu nifas dan keluarga, serta masyarakat yang terlibat dalam
program tersebut.
● Dalam pelaksanaan pelayanan pasca bersalin semua pihak yang terlibat diwajibkan
untuk tetap menjalankan protokol kesehatan demi mencegah dan menghindari
penyebaran penyakit terutama bagi kelompok yang rentan yaitu balita.
● Setelah pelaksanaan pelayanan pasca bersalin diharapkan untuk melakukan
evaluasi dan membuat laporan dalam bentuk arsip yang disimpan oleh petugas
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk pelaksanaan program yang
berkelanjutan dan berkesinambungan.
Terima kasih banyak

Anda mungkin juga menyukai