Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum lalu terjadi nidasi
atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung 40 minggu atau 10 bulan menurut
kalender internasional (Prawirohardjo, 2009).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam beberapa trimester, yaitu
trimester pertama dimulai dari konsepsi higga 12 minggu atau 3 bulan,
trimester kedua dari 13 minggu sampai ke 24 minggu atau 6 bulan, dan
trimester ketiga dari 25 minggu sampai 36 minggu atau 9 bulan (Saifuddin,
2002).
Hiperemesis gravidarum merupakan penyakit yang cukup berbahaya bagi
kesehatan ibu, yang apabila berlangsung dengan durasi yang cukup lama, dan
menimbulkan gejala mual, muntah yang menyebabkan penurunan berat badan
dan juga gangguan metabolisme tubuh yang dapat menyebabkan komplikasi
seperti kekurangan gizi, lemah dan dehidrasi pada ibu.
Hyperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi angka
kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25% pasien hyperemesis gravidarum
dirawat inap lebih dari seklai. Terkadang, kondisi hyperemesis yang terjadi
terus menerus dan sulit sembuh membuat pasien depresi (Kevin Gunawan,
dkk)
Mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida.
Satu diantara 1000 kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan
mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen HCG
dalam serum. Pengaruh fisiologis kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin
karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah wanita yang meninggal mulai
saat hamil hingga 6 minggu setelah persalinan per 100.000 persalinan. Pada
tahun 2020 AKI di Indonesia berjumlah. AKI bergunan untuk
menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan
kesehatan ibu , kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan
masa nifas.
Sebab kematian ibu salah satunya adalah perdarahan, infeksi, eksklamsia,
partus lama, dan komplikasi abortus. Selain itu penyebab kematian ibu tidak
langsung antara lain gangguan pada kehamilan (Eka Suryaningrat, 2016).
Dampak yang terjadi pada hiperemesis gravidarum yaitu menimbulkan
konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus dan
menyebabkan gangguan fungsi umum liver. Mual dan muntah yang
berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan fungsi alat-alat vital dan
menimbulkan kematian (Manuaba, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang diuraikan diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana manajemen asuhan
kebidanan antenatal subjektif pada Ny. A umur 30 tahun G4P3AO, gravida
13 minggu dengan hyperemesis gravidarum tingkat I di PMB Heni Supenti
AmKeb. SIP.Msi Tahun 2021?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan
hyperemesis gravidarum tingkat 1 serta dapat menerapkan manajemen
asuhan kebidanan secara nyata sesuai standar dan wewenang bidan di
PMB Heni supenti AmKeb. SIP.Msi Tahun 2021.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. A umur 30 tahun
G4P3AO, gravida 13 minggu dengan hyperemesis gravidarum
tingkat I di PMB Heni Supenti AmKeb. SIP.Msi Tahun 2021
2. Melakukan pengkajian data objektif pada pada Ny. A umur 30 tahun
G4P3AO, gravida 13 minggu dengan hyperemesis gravidarum
tingkat I di PMB Heni Supenti AmKeb. SIP.Msi Tahun 2021
3. Mampu menegakan diagnosa atau masalah potensial pada Ny. A
umur 30 tahun G4P3AO, gravida 13 minggu dengan hyperemesis
gravidarum tingkat I di PMB Heni Supenti AmKeb. SIP.Msi Tahun
2021
4. Mengidentifikasi antisipasi atau tindakan segera pada Ny. A umur 30
tahun G4P3AO, gravida 13 minggu dengan hyperemesis gravidarum
tingkat I di PMB Heni Supenti AmKeb. SIP.Msi Tahun 2021
5. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada Ny. A umur 30
tahun G4P3AO, gravida 13 minggu dengan hyperemesis gravidarum
tingkat I di PMB Heni Supenti AmKeb. SIP.Msi Tahun 2021
6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. A umur 30
tahun G4P3AO, gravida 13 minggu dengan hyperemesis gravidarum
tingkat I di PMB Heni Supenti AmKeb. SIP.Msi Tahun 2021
7. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny. A umur 30 tahun
G4P3AO, gravida 13 minggu dengan hyperemesis gravidarum
tingkat I di PMB Heni Supenti AmKeb. SIP.Msi Tahun 2021
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan khasanah keilmuan dibidang
kesehatan ibu terutama yang berkaitan dengan hyperemesis gravidarum
dalam memberikan pelayanan yang berkaitan dengan asuhan pada masa
antenatal.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi PMB
Penelitian ini diharapkan lahan praktik dapat mempertahankan
mutu pelayaanan terhadap pasien pada umumnnya khususnya pada
pasien hyperemesis gravidarum di PMB Heni Supenti AmKeb.
SIP.Msi Tahun 2021.
b. Bagi profesi bidan
Menambah wawasan dalam memberikan pelayanan dan
pengetahuan dalam melakukan asuhan kebidanan antenatal sesuai
dengan standar asuhan kebidanan yang berlaku..
c. Bagi ibu dan keluarga
Sebagai bahan informasi dan wawasan untuk pasien dan
keluarga mengenai tanda-tanda hyperemesis gravidarum, komplikasi,
dan penanganan hyperemesis gravidarum sehingga keluarga dapat
mengambil keptusan yang tepat untuk dilakukan.
BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita
mual dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau
setiap saat, sehingga menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari
– hari (Arief. B., 2009).
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan
diminum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit
berkurang , dieresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di
sebut hiperemesis gravidarum (Sastrowinata, 2004).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan
atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004).
Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil, hiperemesis
gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang dapat
mengganggu aktivitas sehari – hari yang tidak terkendali selama
masa hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.

2.2 Konsep Kehamilan

1. Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai


lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40
hari atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir
( Saifuddin, 2002).
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40
minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300hari).
Kehamilan berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan premature, sedangkan lebih dari 43 minggu disebut
kehamilan post matur (Manuaba, 2005).

2. Tanda-tanda Kehamilan
a. Tanda kehamilan tidak pasti

1) Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting


karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi.
Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir,
supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila
persalinan diperkirakan akan terjadi.

2) Nausea (enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi


umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai
kadang-kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi
hari, tetapi tidak elalu. Keadaan ini lazim disebut
morning sickness Mengidam (ingin makanan
khusus/tertentu). Mengidam sering terjadi pada bulan-
bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin
tuanya kehamilan.

3) Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat


ramai.

Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat


ramai pada bulan- bulan pertama kehamilan. Hilang
sesudah kehamilan 16 minggu.

4) Anoreksia (Tidak ada selera makan). Pada bulan-bulan


pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi.
5) Sering kencing terjadi karena kandung kemih tertekan
oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada
triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala
ini kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin. Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.

6) Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke


atas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak
deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai
chloasma gravidarum. Areola mammae juga menjadi
lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian
pula linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih
hitam (linea griea).pigmentasi ini terjadi karena
pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.

7) Mengidam (ingin makanan khusus/tertentu). Mengidam


sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

8) Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat


ramai.

Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai


pada bulan- bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah
kehamilan 16 minggu.

9) Anoreksia (Tidak ada selera makan). Pada bulan-bulan


pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi.

10) Sering kencing terjadi karena kandung kemih tertekan


oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada
triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala
ini kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin.

11) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang


disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.

12) Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke


atas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak
deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai
chloasma gravidarum. Areola mammae juga menjadi
lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian
pula linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih
hitam (linea griea).pigmentasi ini terjadi karena
pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.

b. Tanda pasti kehamilan

1) Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta


gerak janin.

2) Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin(BJJ).


Dengan stetoskop laennec BJJ terdengar pada kehamilan
pada kehamilan 18-20 minggu. Dengan alat doppler BJJ
terdengar pada kehamilan 12 minggu.

3) Dengan ultrasonogravi (USG) atau scannig dapat dilihat


gambaran janin.

4) Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak


dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap
janin (Arif, 2000).
3. Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil

a) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di


bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertrofi otot polos uterus; di samping itu, serabut-serabut
kolagen yang adapun menjadi higroskopik akibat
meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat
mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamiln ektopik,
uteru akan membesar pula, karena pengaruh hormon-
hormon itu. Begitu pula endometrium menjadi desidua.

Berat uterus normal lebih kurang 30 gram; pada


akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada
bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk uterus seperti buah
alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus
berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali
seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan
antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat
penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis,
apakah wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau
menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya.

Pada minggu-minggu pertama ismus uteri


mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus
pada triwulan pertama membuat ismus menjadi panjang dan
lebih lunak. Hal ini dikenal dalam obstetri sebagai tanda
hegar.

b) Serviks Uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami


perubahan karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen
yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi,
maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen.
Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai
fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks
akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri
keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah. Sesudah
partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu
diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang
memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan
melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu
kehamilan.

Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih


dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-
kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan
cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai
batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik,.

c) Vagina dan vulva

Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva


tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna
porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat
genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti
karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia

d) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus


luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-
kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditas
berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian, ia mengecil setelah
plasenta terbentuk. Eperti telah dikemukakan, korpus
luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.
Lambat-laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta. Dalam
dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal ovulasi hormon
relaxin, suatu immunoreactive inhibin dalam sirkulasi
maternal. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat
sintesis dari relaxin pada awal kwhamilan. Kadar relaxin di
sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam
trimester pertama. Relaxin mempunyai pengaruh
menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik
hingga term.

e) Mamma

Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon


somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi
belum mengeluarkan air susu.

Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran,


sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pada
mamma. Somatomammotropin mempengaruhi
pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulakan
perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan demikian mamma
dipersiapkan untuk laktasi. Di samping ini, di bawah
pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk
lemak sekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga
mamma menjadi lebih besar. Papila mamma akan
membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti
seluruh areola mamma karena hiperpigmentasi. Glandula
Montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan
areola mamma. Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari
puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih
disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi.

f) Sirkulasi Darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi


oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar
dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula,
mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi
berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu adalm
kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan 32
minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit
secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh
lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah
menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini
menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32,
wanitahamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan itu,
jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian
juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah
jantung akan meningkat ± 30% pada minggu ke-30.
Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut disebabkan
oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi
denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih
dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan
tekanan darah.

g) Sistem Respirasi

Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan,


tetapi karena pergerakan diafragma terbatas setelah minggu
ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan
meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi,
sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini
disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih
dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut,
kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin
tidak kembali pada keadaan sebelum hamil, sehingga
menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang
memperhatikan penampilan badannya.

h) Traktus Digetivus

Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi


karena retensi cairan intraseluler yang disebabkan oleh
progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi, sehingga
dapat terjadi regorgitasi isilambung yang menyebabkan rasa
terbakar di dada (heathburn). Sekresi isilambungberkurang
dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot- otot usus
relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini
memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi
dapat menyebabkan konstipasi, yang memana merupakan
salah satu keluhan utamawanita hamil.

i) Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung


kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, ehingga
timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin
tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai tuun ke
PAP, keluhan sering kencing dan timbul lagi karena kandung
kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula
poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi
darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi
glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus
tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea,
uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak
yang dikeluarkan

j) Sistem Integumen
Perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH),
pengaruh lobus hipofisis anterior , dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum lividae atau alba, areola mamae, papila mamae,
linea nigra, dan pipi (chloasma gravidarum). Setelah
persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. Perubahan
kondisi kulit yang berubah terbalik dari keadaan semula,
yang biasanya (pada saat belum hamil) kulit kering, maka
kini akan menjadi berminyak, begitu pula sebaliknya. Hal
ini terjadi karena adanya perubahan hormone didalam tubuh
ibu hamil. Rambut menjadi lebih kering atau berminyak
karena adanya perubahan.
k. Metabolisme dalam kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan
pada trimester III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh
terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah
kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan,
dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori
dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil
cukup hemat dalam hal pemakaian tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan
tulang- tulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester
terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung
1,5-2,5 gr kalsium.
Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam badan untuk
keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk
pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar
kalsium dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh
karena adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut
masih cukup tinggi hingga dapat menanggulangi kemungkinan
terjadinya kejang tetani.

Segera setelah haid terlambat, kadar enzim


diamino-oksidase (histamine) meningkat dari 3-6 satuan
dalam masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 16
minggu. Kadar ini mencapai puncaknya sampai 400-500
satuan pada kehamilan 16 minggu dan seterusnya sampai
akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang dapat
membuat oksitosin tidak aktif. Pinositase ditemukan banyak
sekali di dalam darah ibu pada kehamilan 14-38 minggu.

Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira


diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan
ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir.
Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh
hasil konsepsi, fetus placenta dan liquor (Wiknjosastro,
2005).

4. Adaptasi Psikologis Pada Ibu Hamil

i. Trimester pertama; Ragu-ragu akan kehamilannya, ambivalen


(konflik perasaan) dan lebih banyak berfokus pada diri
sendiri. Pada trimester ini adanya perasaan tidak nyaman
akibat perasaan mual, muntah, dan keletihan sering kali
keinginan seksual menurun.

ii. Trimester kedua

1) Adanya pergerakan bayi, ibu menjadi yakin dengan


keberadaan bayinya, dan ibu merasa percaya akan
segera mempunyai bayi.

2) Ibu lebih banyak berfokus pada bayinya, biasanya dia


merasa lebih baik daripada trimester I dan belum
terganggu aktivitasnya.

3) Perubahan ukuran tubuh untuk beberapa orang


menyebabkan perubahan body image atau pandangan
terhadap gambaran diri yang negative.

iii. Trimester ketiga


a. Persiapan kelahiran sudah mulai dilakukan ibu. Ibu
menanyakan tentang tanda-tanda persalinan kepada
teman atau saudaranyayang telah mengalami proses
persalinan.

b. Beberapa wanita mengalami ketakutan persalinan dan


merasa tidak nyaman menghadapi hari-hari menjelang
persalinan.

c. Ibu menyiapkan pakaian, tempat untuk bayi, dan


merencanakan perawatannya (Hidayati, 2009).
5. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi

Anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu


genetalia ekterna dan genetalia interna.

(Sobotta, 2006)

a. Genitalia Eksterna
i. Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis
yang terdiri dari jaringan lemak, daerah ini ditutupi
bulu pada masa pubertas.

ii. Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di
sebelah luar vulva dilingkari oleh labio mayora (bibir
besar) yang ke belakang, menjadi satu dan
membentuk kommisura posterior dan perineam. Di
bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang
ada di mons veneris.

iii. Labio mayora

Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan


besar yang membatasi vulva, terdiri atas kulit,
jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat
pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada
sisi lateral.

iv. Labio minora


Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan
kecil diantara labio mayora, dengan banyak kelenjar
sebasea. Celah diantara labio minora adalah
vestibulum.
v. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada
diantara bibir kecil (labio minora), maka belakang
dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum
terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus
vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar skene
kiri dan kanan.
vi. Himen (selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar
dan liang senggama ditengahnya berlubang supaya
kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya
mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-
beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada
yang kaku dan yang lunak, lubangnya ada yang
seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.

vii. Perineum

Terbentuk dari korpus perineum, titik temu


otot-otot dasar panggul yang ditutupi oleh kulit
perineum.
6. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara


pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor
toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan –
perubahan anatomic pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf,
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat
inanisi. Beberapa factor predisposisi dan faktor lain yang telah
ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:

a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim :


hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola
hidatidosa.

b. Faktor organik: masuknya vili khorialis dalam sirkulasi


maternal, perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang
menurun dari pihak ibu dan alergi

c. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak


diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan
(Wiknjosastro, 2005).
7. Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual


dan muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik.

Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan


karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik
dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum
dan kehilangan karena muntah menyebankan dehidrasi sehingga
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida
air kemih turun.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit
dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung
(Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan
dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi atau
tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).

Terlalu sering mual dan muntah akan menyebabkan


dehidrasi, kekurangan gizi bagi ibu dan janin, serta berat badan
bayi rendah (BBLR), dan prematur. Kehilangan cairan yang
berlebihan dan tidak mendapatkan pertolongan segera dapat
mengakibatkan dehidrasi berat, syok, hingga kematian pada ibu
dan janin.
8. Manifestasi Klinik

Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam


kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila
keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap
sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum
menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan:

a. Tingkatan I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi


keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan
tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. nadi meningkat sekitar 100 kali/menit dan
tekanan darah sistolik turun, turgor kulit mengurang, lidah
mongering dan mata cekung.

b. Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor


kulit mengurang, lidah mengering dan Nampak kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit
ikterik. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi
turun, hemokonsentrasi oliguria dan konstipasi. Aseton dapat
tercium dalam hawa pernafasan, karena pempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

c. Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,


kesadaran makin menurun hingga mencapai somnollen atau
koma, terdapat ensefalopati werniche yang ditandai dengan :
nistagmus, diplopia, gangguan mental, kardiovaskuler ditandai
dengan: nadi kecil, tekanan darah menurun, dan temperature
meningkat, gastrointestinal ditandai dengan: ikterus makin
berat, terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau
yang makin tajam. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks.
Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati
(Wiknjosastro, 2005).

9. Pencegahan

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar ridak


terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara :

a. Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan


sebagai suatu proses yang fisiologik.

b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang


muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

c. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan


makanan dalam jumlah kecil tapi sering

d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun


dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau
biscuit dengan teh hangat

e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya


dihindarkan

f. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau


sangat dingin

g. Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor


penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY A USIA 30


TAHUN G4 P3 A0 GRAVIDA 13 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM TINGKAT II DI PMB BIDAN HENI SUPENTI

No Medrec :-
Tgl Masuk : 01 Februari 2021
Tgl & jam pengkajian : 01 Februari 2021
Nama Pengkaji : Yuni Nuryani

A. IDENTITAS

ISTRI SUAMI
Nama Ny. Ai Siti Khotimah Tn sarip
Umur 30 tahun 36 tahun
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMU
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Buruh harian
Alamat Kp. Cisirih Kp. Cisirih

B. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang ke Faskes
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan kondisi janinnya
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan merasa mual dan muntah, pusing, lemas, dan selalu
merasa capek
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Kehamilan Sekarang :G4P3A0
b. HPHT : 27-10-2020 UK : 13 minggu
TP : 04-08-2021
c. Gerakan janin : -
d. Keluhan saat hamil muda : Mual dan muntah
e. Imunisasi TT : TT ke 2 pada saat hamil ini
f. Obat yang dikonsumsi : Arkavit, Lactakal, Triocid, B6
4. Riwayat Haid
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 7 hari
d. Banyaknya : 3 kali / hari
e. Dismenorhoe : ya
5. Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu
Penolong Penyulit Anak Nifas
Hamil Tahun UK Jenis
ke Kehamilan &
Persalinan Persalinan
Persalinan J B P A Penyu
K S lit
B B
I
1 2010 40 Spontan Bidan tidak ada P 2900 50 ya tidak
ada
2 2013 40 Spontan bidan tidak ada p 3700 50 ya tidak
ada
3 2017 40 Spontan Bidan tidak ada p 3700 50 ya tidak
ada

5. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : Tidak Ada
b. Massa : Tidak Ada
c. Penyakit : Tidak Ada
d.Operasi : Tidak ada
e. Lainya :-

6. Riwayat KB
i. Kontrasepsi yang dipakai :
b. Keluhan : Tidak ada keluhan

c. Kontrasepsi yang lalu : Suntik KB 3 bulan


d. Lamanya pemakaian :1 Tahun.
7. Alasan berhenti : Hamil
8. Riwayat Penyakit yang Lalu : Tidak ada
9. Pola Nutrisi
a. Makan : 3 X/hari (teratur / tidak teratur)
b. Pantang Makan : Tidak ada
c. Minum : 8 Gelas
10. Pola Eliminasi :
a. BAB : 1 X/hari
b. BAK : 5 X/hari
c. Masalah : Tidak ada
Pola Tidur
c. Malam : 8 jam
d. Siang : 1 jam
c. Masalah : Tidak ada
11. Data Sosial
a. Dukungan Suami : Suami terlihat sangat senang dengan
kehamilannya yang sekarang
b. Dukungan keluarga : Keluarga mendukung kehamilannya
c. Masalah : Tidak ada

C. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : Composmentis
2. Antopometri
a. Berat badan : 72 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. Lila : 28 cm
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 90/60 mmHg
b. Nadi : 103 X / meni
c. Suhu : 38,1 X / menit
d. Pernafasan : 24 X / menit
4. Kepala
a. Rambut : Besih, tidak rontok, tidak ada ketombe, hitam dan tebal
b. Mata : Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih tidak pucat
Pengelihatan : Normal dan jelas
c. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada pengeluaran serumen
d. Hidung : Bentuk simetris, bersih tidak ada polip
e. Mulut : bentuk simetris, warna mulut merah lembab, tidak ada
sariawan, gigi bersih dan caries 1
f. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, limfe
atau vena jugularis
5. Dada : Bentuk simetri : Ya () Tidak ( )
a. Paru – paru : normal, tidak ada suara wheezing atau ronkhi
b. Jantung : Normal
c. Mamae :
− Bentuk simetris : Ya () Tidak ( )
− Putting susu : Menonjol
6. Abdomen
a. Inspeksi
− Bentuk : Sesuai dengan usia
− Striae : Tidak ada
− Luka operasi : Tidak ada
− Benjolan : Tidak ada
− Ekskresi : Tidak ada
b. Palpasi
− Tinggi fundus uteri :12 cm
− Lingkar perut : 82 cm
− Posisi janin
● Leopold I : Ballotement
● Leopold II : Ballotement
● Leopold III :Ballotement
● Leopold IV : Ballotement
- Kontraksi uterus : Tidak ada
c. Auskultasi
 DJJ : Tidak ada
 Bising usus : Ya/ada
7. Genitalia Luar (Atas Indikasi)
a. Bentuk :-
b. Varices :-
c. Oedema :-
d. Massa / Kista : -
e. Pengeluaran : -
8. Pemeriksaan dalam (Atas Indikasi)
a. Vulva / vagina :-
b. Portio :-
c. Pembukaan :-
d. Ketuban :-
e. Presentasi :-
f. Penurunan kepala :-
9. Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Bentuk : Kaki : Simetris dan lengkap Tangan : Simetris
dan lengkap
b. Kuku : Kaki : Bersih Tangan : Bersih
c. Refleks patella : Ya/ ada
d. Oedema : Tidak ada
10. Kulit
a. Warna : Sawo matang
b. Turgor : Kembali agak lambat
11. Data Penunjang (Laboratorium)
a. Pemeriksaan Urine
 rotein : Tidak dilakukan
− Reduksi : Tidak dilakukan

b. Pemeriksaan darah
− Hb : 9,1 gr/dl
− Golongan darah :O
− VDRL : Tidak dilakukan
− Urobilin : Tidak dilakukan
c. Bilirubin : Tidak dilakukan
d. Pemeriksaan pap smear : Tidak dilakukan
e. Pemeriksaan lain bila diperlukan : Tidak ada
D. ANALISA
Diagnosa : Ny A usia 30 tahun G4P3A0 Gravida 13 minggu dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II
E. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu hasil
pemeriksaannya
TD : 90/60 mmHg, N : 103 x/m, R : 24x/m, S: 37,1
2. Memberikan konseling mengenai tanda bahaya pada kehamilan seperti
penglihatan menjadi kabur,kepala pusing, nyeri perut bagian bawah,
oedema pada ekstermitas serta adanya perdarahan dari jalan lahir.
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi pola nutrisinya dengan
mengkonsumsi gizi seimbang, menghindari makanan berlemak dan
makan sedikit tapi sering untuk mengatasi rasa mualnya.
4. Menganjurkan ibu untuk menghindari minuman atau makanan yang asam
untuk mengurangi iritasi pada lambung.
5. Meberitahu ibu mengenai pola istirahat seperti tidur pada malam hari
minimal 7 jam dan pada siang hari minimal 30 menit.
6. Melakukan kaloborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan
cairan parenteral
(arkavit, laktakal, emturnas, B6, Triocid, RL 0,5% + B12 18 tpm)
7. melakukan observasi pemantauan

No Medrec :-
Tgl Masuk : 01 februari 2021
Tgl & jam pengkajian : 02 Februari 2021 / WIB
Nama Pengkaji : Astri

A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan sudah merasa segar mual dan muntah sudah tidak terasa
dan ibu bisa mengerjakan aktifitas yang ringan
B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : composmentis
2. Antopometri
a. Berat badan : 69 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. Lila : 28 cm
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 120/80 mmHg
b. Nadi : 83 X / menit
c. Suhu : 36.5 oC
d. Pernafasan : 22 x/menit
4. Kepala
a. Rambut : bersih, tidak rontok tida berketombe hitam dan tebal
b. Mata : Simetris
 Konjungtiva : merah muda

 Sklera : putih tidak pucat

 Pengelihatan : normal dan jelas


c. Telinga : bentuk simetris, tidak ada pengeluaran serumen
d. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip
e. Mulut : mulut normal, warna merah lembab, tidak ada sariawan,
gigi bersih, caries 1
f. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, limfe
atau vena jugularis.

5. Dada : Bentuk simetri : Ya (√) Tidak ( )


a. Paru – paru : normal, tidak ada suara wheezing atau ronkhi
b. Jantung : normal
c. Mamae :
 Bentuk simetris : Ya ( ) Tidak ( )

 Putting susu : Menonjol

 Benjolan : tidak ada

 Ekskresi : tidak ada


6. Abdomen
a. Inspeksi
 Bentuk : sesuai usia kehamilan

 Striae : ada

 Luka operasi : tidak ada


b. Palpasi
 Tinggi fundus uteri: 12 cm

 Lingkar perut: 82 cm

 Posisi janin

 Leopold I : Ballotement
 Leopold II : Ballotement

 Leopold III : Ballotement

 Leopold IV : Ballotement

 Kontraksi uterus : tidak ada


c. Auskultasi
 DJJ : tidak ada

 Bising usus : ada

7. Genitalia Luar (Atas Indikasi)


a. Bentuk :-
b. Varices :-
c. Oedema :-
d. Massa / Kista :-
e. Pengeluaran :-

8. Pemeriksaan dalam (Atas Indikasi)


a. Vulva / vagina :-
b. Portio :-
c. Pembukaan :-
d. Ketuban :-
e. Presentasi :-
f. Penurunan kepala : -
9. Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Bentuk : Kaki : simetris Tangan : simetris
b. Kuku : Kaki : bersih Tangan : bersih
c. Refleks patella : ada / aktif
d. Oedema : tidak ada
10. Kulit
a. Warna : sawo matang
b. Turgor : kembali dengan cepat
10. Data Penunjang (Laboratorium)
a. Pemeriksaan Urine
 Protein : tidak dilakukan

 Reduksi : tidak dilakukan

b. Pemeriksaan darah
 Hb : 13,5 gr/dL

 Golongan darah :O

 VDRL : tidak dilakukan

 Urobilin : tidak dilakukan

 Bilirubin : tidak dilakukan


c. Pemeriksaan pap smear : tidak dilakukan
d. Pemeriksaan lain bila diperlukan : tidak dilakukan

C. ANALISA
Diagnosa : Ny. A Usia 30 Tahun G4P3A0 Gravida 13 Minggu
dengan keadaan umum baik.

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu mengenai hasill pemeriksaannya bahwa ibu
dalam keadaan baik denga hasil TTV :
TD : 120/80 mmHg Nadi : 83 x/menit
Respirasi : 22 x/menit Suhu : 36,5ᵒC
2. Memberitahu atau mengedukasikan kepada ibu mengenai pola nutrisi
seperti makan dalam sehari minimal 2 kali serta memperhatikan gizi
seimbang seperti bua-buahan, sayuran dan minum minimal dalam sehari
1,5 Liter
3. Mengedukasikan kepada ibu apabila terjadi mual maka ibu makan
sedikit-sedikit tapi sering untuk mengurangi rasa mual.
4. Mengedukasikan kepada ibu mengenai pola istirahat bahwa tidur dalam
sehari pada siang hari minimal 1 jam dan pada malam hari minimal 7
jam
5. Menganjurkan ibu untuk meminum vitamin arkavit 1x1 sesudah makan
serta lactakal 1x1 sesudah makan.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada 1 bulan yang
akan datang dan memberitahu bidan apabila sebelum 1 bulan terdapat
keluhan lagi seperti mual muntah berlebih lagi.

No Medrec :-
Tgl Masuk : 01 februari 2021
Tgl & jam pengkajian : 03 Februari 2021 / WIB
Nama Pengkaji : Annisa Fauziah

A. DATA SUBJEKTIF
1 Keluhan utama
Ibu mengatakan sudah merasa segar mual dan muntah sudah tidak terasa
dan ibu bisa mengerjakan aktifitas kembali seperti biasanya.

B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : composmentis
2. Antopometri
a. Berat badan : 69 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. Lila : 28 cm
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 120/75 mmHg
b. Nadi : 83 X / menit
c. Suhu : 36.4 oC
d. Pernafasan : 24 x/menit
4. Kepala
a. Rambut : bersih, tidak rontok tida berketombe hitam dan tebal
b. Mata :
 Konjungtiva : merah muda

 Sklera : putih tidak pucat

 Pengelihatan : normal dan jelas


c. Telinga : bentuk simetris, tidak ada pengeluaran serumen
d. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip
e. Mulut : mulut normal, warna merah lembab, tidak ada sariawan,
gigi bersih, caries 1
f. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, limfe
atau vena jugularis.
5. Dada : Bentuk simetri : Ya (√ ) Tidak ( )
a. Paru – paru: normal, tidak ada suara wheezing atau ronkhi
b. Jantung : normal
c. Mamae :
 Bentuk simetris : Ya (√) Tidak ( )

 Putting susu : Menonjol

 Benjolan : tidak ada

 Ekskresi : tidak ada


6. Abdomen
a. Inspeksi
 Bentuk : sesuai usia kehamilan

 Striae : ada

 Luka operasi : tidak ada


b. Palpasi
 Tinggi fundus uteri : 12 cm

 Lingkar perut : 82 cm

 Posisi janin

 Leopold I : Ballotement
 Leopold II : Ballotement

 Leopold III : Ballotement

 Leopold IV : Ballotement

 Kontraksi uterus : tidak ada


c. Auskultasi
 DJJ : tidak ada

 Bising usus : ada

7. Genitalia Luar (Atas Indikasi)


a. Bentuk :-
b. Varices :-
c. Oedema :-
d. Massa / Kista :-
e. Pengeluaran :-
8. Pemeriksaan dalam (Atas Indikasi)
a. Vulva / vagina :-
b. Portio :-
c. Pembukaan :-
d. Ketuban :-
e. Presentasi :-
f. Penurunan kepala : -
9. Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Bentuk : Kaki : simetris Tangan : simetris
b. Kuku : Kaki : bersih Tangan : bersih
c. Refleks patella : ada / aktif
d. Oedema : tidak ada
11. Kulit
a. Warna : sawo matang
b. Turgor : kembali dengan cepat
12. Data Penunjang (Laboratorium)
a. Pemeriksaan Urine
 Protein : tidak dilakukan

 Reduksi : tidak dilakukan

b. Pemeriksaan darah
 Hb : 13,5 gr/dL

 Golongan darah :O

 VDRL : tidak dilakukan

 Urobilin : tidak dilakukan

 Bilirubin : tidak dilakukan


c. Pemeriksaan pap smear : tidak dilakukan
d. Pemeriksaan lain bila diperlukan : tidak dilakukan
C. ANALISA
Diagnosa : Ny. A Usia 30 Tahun G4P3A0 Gravvida
13 Minggu dengan keadaan baik.

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu mengenai hasill pemeriksaannya
bhwa ibu dalam keadaan baik denga hasil TTV :
TD : 120/75 mmHg Nadi : 83 x/menit
Respirasi : 24 x/menit Suhu : 36,4ᵒC
2. Memberitahu atau mengedukasikan kepada ibu mengenai pola
nutrisi seperti makan dalam sehari minimal 2 kali serta
memperhatikan gizi seimbang seperti bua-buahan, sayuran dan
minum minimal dalam sehari 1,5 Liter
3. Mengedukasikan kepada ibu apabila terjadi mual maka ibu makan
sedikit tapi sering guna mengurangi rasa mual.
4. Mengedukasikan kepada ibu mengenai pola istirahat bahwa tidur
dalam sehari pada sisng hari minimal 1 jam dan pada malam hari
minimal 7 jam
5. Menganjurkan ibu untuk meminum vitamin arkavit 1x1 sesudah
makan serta lactakal 1x1 sesudah makan.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada 1
bulan yang akan datang da memberitahu bidan apabila sebelum 1
bulan terdapat keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis akan membahas kesenjangan antara Asuhan secara
teoritis dan Asuhan kepada Ny.A usia 30 tahun G4P3A0 Gravida di Praktik
Bidan Mandiri Heni Supenti Kabupaten Cianjur. Pengkajian ini dilakukan
pada tanggal 01 Februari 2021 – 03 Februari 2021. Adapun lingkup asuhan
kebidanan ini meliputi: pengkajian, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
Pengkajian/Assessment kebidanan adalah suatu proses yang dilakukan
tenaga kebidanan kepada pasien secara terus menerus untuk mengumpulkan
informasi atau data dalam menentukan masalah kebidanan yang dialami oleh
pasien.
Pada pengkajian teori kasus pasien dengan Hiperemesis Gravidarum
(HEG) Tingkat II memiliki keluhan utama berupa mual muntah, mata
kekuning-kuningan (ikterus), mata cekung, turgor kulit makin berkurang,
berat badan menurun, nafas berbau aseton, pusing dan lemas. Suhu tubuh
meningkat dari batas normal, dan nafsu makan berkurang.
Berdasarkan hasil pengkajian pada Tanggal 01 Februari 2021 Data
Subjektif yang diperoleh dari Ny.A memiliki keluhan utama berupa mata
nampak cekung, mata sedikit kekuning-kuningan, dan pasien mengatakan
bahwa dirinya mengalami mual muntah, lemas, pusing dan tidak nafsu makan
sejak kemarin 2 hari yang lalu. Mual muntah awalnya hanya terjadi pada pagi
hari saja dan terjadi setelah makan dan minum, namun sejak 1 hari kemudian
muntah yang dialami ≥ 5 × / hari dengan volume ½ -1/3 gelas sedang. Isi
muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual muntah semakin bertambah
berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu
juga pasien mengeluh badan terasa lemas sehingga tidak mampu melakukan
aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan yang
dirasakan menurun karena pasien takut muntah. BAB dan BAK dirasakan
semakin menurun. Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan
rumah tangganya.
Riwayat haid pasien : menarche pada usia 13 tahun, haid teratur dengan
siklus 28 hari, lama haid ± 7 hari, dismenorhoe ada, HPHT 27-10-2020, Usia
Kehamilan 13-14 minggu sehingga HPL 04-08-2021. Riwayat pernikahan:
berumah tangga selama 12 tahun, merupakan pernikahan yang pertama.
Riwayat obstetri : G4P3A0, anak pertama perempuan, aterm, berat badan
lahir 2900 gram, panjang badan lahir 50 cm, lahir spontan ditolong bidan,
sekarang usia 11 tahun dalam kondisi sehat. Anak kedua, perempuan, aterm,
berat badan lahir 3700 gram, panjang badan lahir 50 cm, lahir spontan
ditolong bidan, sekarang usia 7 tahun dalam kondisi sehat. Anak ketiga
perempuan, aterm, berat badan lahir 3700 gram, panjang badan lahir 50 cm,
lahir spontan ditolong bidan, sekarang usia 2 tahun dalam kondisi sehat.
Riwayat KB : suntik 3 bulanan, sudah berhenti 1 tahun yang lalu.
Data objektif diperoleh dengan pemeriksaan awal yaitu pemeriksaan TTV,
Tekanan Darah 90/60 mmHg, Nadi 103 x/menit, Respirasi 28 x/menit, Suhu
38,1 derajat celcius, Berat Badan 70 kg, Tinggi Badan 160cm, Lingkar
Lengan Atas 28cm, dari data tersebut didapatkan Suhu tubuh naik dari batas
normal yaitu 36,5-37,5 derajat celcius, pola pernafasan sedikit agak cepat dari
batas normal yaitu 18-24x/menit. Dari hasil pemeriksaan fisik pasien
ditemukan bagian mata cowong atau cekung, konjungtifa berwarna pucat,
adanya peningkatan frekuensi denyut nadi, lidah terasa kering , BAB dan
BAK yang sedikit-sedikit dengan frekwensi yang menurun dan turgor kulit
agak berkurang pada penderita.
Keluhan utama Pada Ny.A ditemukan pasien mengalami mual dan
muntah dimana keluhan tersebut sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Muntah tersebut juga menimbulkan komplikasi dehidrasi karena kekurangan
cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah.Hiperemesis
Gravidarum (HEG) yang diderita pasien merupakan hiperemesis gravidarum
tingkat II, karena muntah yang terus menerus, mata tampak sedikit kekuning-
kuningan, mata nampak cekung, timbul intoleransi terhadap makanan dan
minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah keluar makanan,
lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100 × / menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata
cekung serta sedikit ikterus dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin
sedikit tapi masih normal.
Penulis menemukan masalah pada pola aktivitas dan latihan yaitu
pasien beraktivitas dibantu oleh orang lain.

4.2 Diagnose Kebidanan


Berdasarkan landasan teori terdapat masalah pada pasien dengan
Gangguan Sistem Pencernaan “Hipeemesis Garavidarum Tingkat II” yang
ditandai dengan :
1. Mual dan muntah
2. Lemah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari
3. Nadi meningkat sampai 100 x/menit
4. Nafas berbau aseton.
5. Tekanan darah sistolik menurun.
6. Mata kekuningan-kuningan (ikterus)
7. Gejala hemokosentrasi makin nampak : urine berkurang dan aseton
dalamurin meningkat.
8. Terjadi gangguan buang air besar
9. Mulai nampak gangguan kesadaran menjadi apatis.
10. Turgor kulit menurun, lidah mengering, dan mata cekung
11. Nafsu makan berkurang (anoreksia)

Sedangkan masalah yang terjadi pada Ny.I adalah:


1. Terdapat gangguan pada pola nutrisi dan hidrasi, diketahui dari hasil
anamnesa ibu mengalami mual dan muntah ≥ 5 x//hari.
2. Ibu merasa lemas sampai tidak bisa beraktivitas sehari-hari
3. Nadi meningkat sampai 103 x/m.
4. Tekanan darah sistolik menurun hingga 90/60 mmHg.
5. Turgor kulit menurun, lidah mengering, dan mata cekung.
6. Nafsu makan berkurang (anoreksia)
7. Pasien mengalami lemas dan susah tidur.
8. Mata nampak sedikit kekuning-kuningan dan cekung.

4.3 Rencana Kebidanan


Perencanaan disusun berdasarkan masalah prioritas yang ada sesuai
dengan kondisi pasien. Tujuan ditetapkan dengan mengacu pada masalah
yang akan dihilangkan/diminimalkan dan akan menjadi alat ukur tercapainya
tujuan adalah bagian akhir dari perencanaan, dimana bidan memutuskan
strategi dan intervensi kebidanan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan
yang akan dilakukan diarahkan langsung pada etiologi atau faktor pendukung
dari diagnosa kebidanan.
Rencana tindakan yang terdapat dalam teori dasar pengobatan hiperemesis
graavidarum (HEG) adalah :
a. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
b. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup minimal malam 6-7 jam
dan siang 1 jam.
c. Pemberian vitamin B6, B12, Arkavit, Paracetamol, kalcium, Fe dan obat
triocid untuk membantu ibu menambah nafsu makan serta mengurangi
mual muntah
d. Pemberian caairan infus Ringer Lactat guna untuk mengindari dehidrasi
yang semakin parah.
e. Pasien harus dirawat inap memungkinkan pemeriksaan tanda-tanda vital
dengan rutin.
Pada pasien Ny.A dengan Hiperemesis Gravidarum (HEG) perencanaan
yang dibuat penulis pada dasarnya untuk meminimalkan/menghilangkan
keluhan yang ada pada pasien saat itu, dan pada setiap diagnosa mulai dari
diagnose pertama sampai diagnosa yang kedua, perencanaan tidak terdapat
hambatan. Hal tersebut dikarenakan tercapai sebagian dari perencanaan yang
dibuat dan didukung oleh pasien dan keluarga pasien untuk diajak
bekerjasama.
Adapun tindakan yang telah direncanakan pada Ny. A secara nyata dalam
laporan kasus ini antara lain :
1. Observasi Tanda-Tanda Vital.
2. Memberikan cairan secara intravena.
3. Pemberian vitamin secara oral (Arkavit, B12, Kalcium, Fe) diminum 1x1
sesudah makan.
4. Pemberian obat secara oral (Triocid) diminum 1x1 sebelum makan.

4.4 Implemtasi
Implementasi kebidanan sebagai tahapan pelaksanaan intervensinya
untuk membantu pasien dalam mencegah, mengurangi dan menghilangkan
dampak atau respon yang ditimbulkan oleh masalah dan kesehatan.
Implementasi merupakan tindakan nyata yang dilanjutkan berdasarkan
rencana yang sudah direncanakan untuk bertujuan mengubah dan
menghilangkan suatu masalah yang dialami oleh pasien.
Dalam memberikan tindakan kebidanan penulis bekerjasama dengan
dokter obgyn, bidan dan keluarga untuk memantau cairan IV lines dengan
jenis cairan yang diberikan yaitu Ringer Laktat 20Tpm, dan menghubungi
bidan atau penulis apabila cairan habis untuk mengganti cairan yang
dibutuhkan, serta memberikan obat secara oral, asuhan selanjutnya yang
diberikan adalah observasi TTV, menganjurkan pasien untuk banyak istirahat
malam sampai 8 jam dan siang minimal 1 jam, menganjurkan pasien makan
sedikit-sedikit tapi sering dan minum air putih atau jus sebanyak mungkin
agar tidak dehidrasi serta menghindari minuman yang mengandung kafein
atau bersoda, mengajurkan ibu menghindari makanan berminyak, berlemak
dan pedas karena dapat memperburuk rasa mual.
Ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai nutrisi dan hidrasi penulis
melakukan implementasi yaitu mengkaji respons pasien taerhadap aktivitas
(memonitoring TTV, kelelahan sebelum dan sesudah aktivitas),
memdiskusikan aktivitas yang sesuai, membantu memilih aktivitas yang
sesuai, menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sesuai dengan
kesepakatan (jalan-jalan di rumah/halaman rumah), mengkaji keadaan pasien
setelah aktivitas.
Karena penulis dibatasi waktu sehingga kelanjutan perkembangan serta
tindakan kebidanan pada Ny.A selama 24 jam dilanjutkan dengan bantuan
keluarga yang menjaga pasien tersebut, selama pelaksanaan tidak ditemukan
faktor-faktor yang menghambat dalam proses tindakan.
4.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses asuhan yang diberikam pada
Ny. A dengan Gangguan Sistem Pencernaan dan Hidrasi “Hiperemesis
Gravidarum (HEG) Tingkat II” ada 8 masalah yang timbul:
Sedangkan masalah yang terjadi pada Ny.I adalah:
1. Terdapat gangguan pada pola nutrisi dan hidrasi, diketahui dari hasil
anamnesa ibu mengalami mual dan muntah ≥ 5 x//hari.
2. Ibu merasa lemas sampai tidak bisa beraktivitas sehari-hari
3. Nadi meningkat sampai 103 x/m.
4. Tekanan darah sistolik menurun hingga 90/60 mmHg.
5. Turgor kulit menurun, lidah mengering, dan mata cekung.
6. Nafsu makan berkurang (anoreksia)
7. Pasien mengalami lemas dan susah tidur.
8. Mata nampak sedikit kekuning-kuningan dan cekung.

1. Mengalami mual muntah ≥ 5 x / hari. Lalu,dilakukan pemberian obat


secara oral Triocid 1x1 sebelum makan serta mengajurkan ibu untuk
makan sedikit tapi sering guna mengurangi mual dan muntah
2. Demam (suhu tubuh mencapai 38,1 derajat celcius). Peningkatan suhu
tubuh teratasi tanggal 02 Februari 2020 yang ditandai dengan suhu tubuh
pasien menjadi 36,5 derajat celcius.
3. Tekanan darah mulai membaik di tunjukan dengan hasil pemeriksaan
tekanan darah menunjukan 120/75 mmHg
4. Lemas yang dirasakan diakibatkan kekurangan cairan sehingga diberikan
cairan infus Ringer Lactat sudah teratasi pada tanggal 01 Februari 2020
yang ditandai dengan kondisi pasien yang sudah stabil dan tidak merasa
lemas.

Beberapa kesenjangan diantaranya :


1. Dalam tindakan kebidanan secara teoritis telah dipadukan secara sempurna
antara rencana kebidanan dengan tindakan kebidanannya. Sedangkan
didalam tindakan kebidanan secara nyata terhadap pasien, penulis
melakukan suatu tindakan kebidanan sesuai dengan respon pasien pada
saat itu yang menunjukan bahwa tindakan tersebut memang harus
dilakukan kepada pasien.
2. Evaluasi yang diharapkan dari Asuhan Kebidanan memang hendaknya
dapat tercapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pada laporan
kasus tentang Asuhan pada Ny.A dengan Hiperemesis Gravidarum (HEG)
Tingkat II ini, seluruh diagnosa teratasi. Sehingga penulis merasa yakin
dapat mengatasi masalah penyakit ini sehingga tidak terjadi lagi.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari studi kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ny. A
Usia 30 tahun G4P3A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade 2 di PMB
Heni Supenti amdkeb.SIP.Msi Cianjur. Pada kasus Ny. A penulis melakukan
pengkajian dan upaya pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan, yaitu :
1. Pengkajian pada kasus ini didapatkan data subjektif yaitu pada kunjungan
pertama ibu datang dengan keluhan mual, muntah, lemas, dan pusing,
tidak nafsu makan sejak mengetahui bahwa ibu hamil.

2. ini merupakan kehamilan yang keempat dan bukan kehamilan yang di


rencanakan ibu merasa khawatir akan kehamilan dan persalinannya.

3. Pada data objektif pada pemeriksaan kehamilan pertama didapatkan data


pemeriksaan tanda tanda vital dengan tekanan darah 90/70 mmHg, nadi
103x/menit, respirasi 28x/menit, suhu 36,5°C, serta pemeriksaan fisik
pada kelopak mata tampak cekung, lidah kering dan kotor, leopod
ballottement, turgor kulit berkurang.

4. Berdasarkan data yang diperoleh dari data subjektif dan objektif di atas
dapat disimpulkan bahwa analisa yang dapat ditegakkan yaitu ibu sedang
dalam masa kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum Grade 2.

5. Penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.A usia 30 tahun ini


telah sesuai dengan rencana tindakan dan sudah dilakukan secara
menyeluruh. Hasil dari tindakan yang dilakukan berhasil mengurangi
keluhan setelah diberikan motivasi.
Tindakan yang diberikan meliputi:
a. Pasien di rawat, obeservasi intake dan output
b. Pemberian cairan pengganti dan vitamin RL+Neurobion 3ml
c. Obat anti mual Ondransetron 2x8mg dan Ranitidine 2x50mg
5.2 Saran
Saran yang diberikan ditujukan untuk :
1. Bagi Klien
Klien dapat lebih merencanakan kehamilannya dengan matang,
membatasi kehamilannya atau memberi jarak kehamilan dengan
kehamilan berikutnya serta dapat berdiskusi dengan suami mengenai
kontrasepsi yang sesuai untuk menunda atau membatasi kehamilannya.
2. Bagi Praktik Mandiri Bidan
Dapat menjadikan sebagai salah satu wadah untuk tukar pikiran dalam
memperoleh ilmu baik dari mahasiswa ke lahan praktek ataupun
sebaliknya dari lahan praktek ke mahasiswa dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan kebidanan. Klien mendapatkan pelayanan yang intensif
dan meningkatkan pengetahuan terhadap kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai