Dosen Pengampu:
apt. Ghani Nurfiana Fadma Sari, M. Farm
Disusun Oleh:
Septia Utami
2120414669
A. Latar Belakang
Kondisi hamil rentan terhadap berbagai “stres” yang mempengaruhi fisiologis dan
fungsi metabolisme (Wagey 2012). Berbagai keadaan patologis maupun fisiologis dapat
mempengaruhi kesehatan ibu hamil, salah satunya adalah mual dan muntah pada kehamilan
atau disebut dengan Nausea and Vomiting in Pregnancy (NVP) (UNICEF 2012). NVP
ditandai dengan gejala mual, muntah, hipersaliva, sakit kepala, perut kembung, dan rasa
lemas pada tubuh. NVP dialami oleh sekitar 50% hingga 90% ibu hamil di dunia. Umumnya,
NVP dikenal dengan istilah morning sickness (Gunawan 2010).
Etiologi NVP yang belum diketahui secara pasti berdampak pada belum adanya
pengobatan definitif dalam penatalaksanaan NVP. Hingga saat ini, terdapat berbagai panduan
yang menyatakan bahwa sebagian NVP adalah self-limiting dan tidak memerlukan
pengobatan secara farmakologis. Namun, pada beberapa kasus pengobatan farmakologis juga
diperlukan dalam penanganan NVP terutama NVP yang gejalanya mengganggu aktivitas
sehari-hari atau menimbulkan komplikasi (Wegrzyniak 2012). Berdasarkan atas penelitian
yang dilakukan oleh Goodwin (2007) menunjukkan bahwa hingga kini pola pemberian terapi
pada pasien NVP khususnya farmakoterapi masih beragam dan memiliki kecenderungan
karakteristik yang berbeda pada beberapa periode waktu.
Gejala NVP sebagian besar dialami pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan
penggunaan obat pada trimester pertama kehamilan sangatlah beresiko bagi janin. Namun
dengan pemilihan obat serta tatalaksana yang tepat, morning sickness dapat diatasi, tanpa
harus membahayakan ibu maupun janin yang dikandung. Berdasarkan latar belakang diatas,
maka penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas pemilihan terapi obat yang tepat
untuk mengatasi NVP pada kehamilan trisemester pertama.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi kehamilan?
2. Apa saja tanda-tanda kehamilan?
3. Apakah definisi morning sickness?
4. Apakah etiologi morning sickness?
5. Bagaimana patofisiologi morning sickness?
6. Bagaimana terapi morning sickness?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kehamilan.
2. Untuk mengetahui tanda-tanda kehamilan
3. Untuk mengetahui definisi morning sickness.
4. Untuk mengetahui etiologi morning sickness.
5. Untuk mengetahui patofisiologi morning sickness.
6. Untuk mengetahui terapi morning sickness.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum
memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak
tersebut lahir (Sukarni & Wahyu 2013).
Kehamilan merupakan adanya fertilisasi atau pembuahan yaitu pertemuan antara sel
ovum dan sperma yang terjadi pada ampulla di tuba falopi. Setelah terjadi ovulasi ujung
infundibulum yang berbentuk tonjolan seperti jari dan dilapisi silia akan menangkap dan
menyapu ovum masuk ke tuba falopi dan masuk ke ampulla karena kontraksi peristaltik dan
gerakan siliab serta ovum hanya dapat bertahan selama 24 jam setelah ovulasi (Setiawan
2009).
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi
atas 3 semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester
kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli
2017).
B. Tanda-Tanda Kehamilan
Menurut Sofian (2013), secara klinis tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi tiga
katagori, yaitu sebagai berikut:
1. Tanda – tanda presumptif
- Amenorea, yaitu wanita yang tidak mendapatkan haid karena ini merupakan salah
satu bukti dini kehamilan.
- Mual dan muntah (Morning sickness), dimana gejala ini sering muncul pada pagi
hari sebagai respons awal tubuh terhadap tingginya kadar progesterone.
- Mengidam (ingin makanan khusus), dimana ibu hamil akan meminta makanan
atau minuman tertentu yang mereka inginkan terutama pada bulan triwulan
pertama. Mereka juga tidak tahan terhadap bau-bauan.
- Tidak ada selera makan, dimana nafsu makan ibu hamil menurun, kejadian ini
berlangsung pada triwulan pertama.
- Quickening, yaitu persepsi gerakan janin untuk pertama kalinya yang dapat
disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
- Keluhan kencing (BAK), wanita hamil akan mengalami frekuensi kencing yang
bertambah dan sering kencing malam, hal ini disebabkan karena kandung kemih
tertekan oleh rahim yang membesar.
- Konstipasi, terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.
- Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada dahi, punggung
hidung, dan kulit daerah tulang pipi.
- Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara mensekresi kolostrum
bisanya setelah kehamilan enam minggu.
- Pemekaran vena-vena, biasanya terjadi pada kaki, betis, dan vulva, hal ini
dijumpai pada triwulan akhir.
2. Tanda-tanda memungkinkan hamil
- Perut membesar.
- Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi Rahim
- Tanda hegar, ditemukannya serviks dan isthmus yang lunak pada saat
pemeriksaan di usia kehamilan 4-6 minggu 10.
- Tanda chadwick, yaitu suatu perubahan awal yang dapat terlihat pada perubahan
warna mukosa vagina menjadi kebiruan. Tanda tersebut timbul karena akibat dari
pelebaran vena karena meningkatnya kadar estrogen.
- Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang.
- Reaksi kehamilan positif.
3. Tanda pasti kehamilan
- Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan, dan diraba pada bagian-bagian janin.
- Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop laenec atau
dengan stetoskop ultrasonic (dopller)
- Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
- Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan untuk mendeteksi
adanya hCG dalam urin.
5. Peningkatan sensitivitas bau dan rasa adalah penyebab lain morning sickness. Bau
pada keadaan normal bisa saja menjadi memicu mual dan muntah pada wanita yang
sedang hamil.
Seorang ibu muda umur 26 tahun sedang hamil trimester pertama datang ke apotik
dengan keluhan mual dan muntah beberapa hari ini dirasakan setiap pagi setelah bangun
tidur, sampai sampai setiap makanan yang masuk langsung keluar.
Penyelesaian:
Subjektif:
Pasien mengalami keluhan mual muntah setiap pagi setelah bangun tidur, sampai-sampai
setiap makanan yang masuk langsung keluar.
Objektif:
Pasien berumur 26 tahun
Hamil tri semester pertama (usia kehamilan 1-3 bulan)
Assessment
Mual dan muntah pasien disebabkan oleh kehamilan. Berdasarkan literature mual dan muntah
umum dialami oleh ibu hamil pada usia kehamilan trisemester pertama.
Planning
Mual dan muntah di pagi hari atau morning sickness umum dialami oleh ibu hamil pada usia
kehamilan trisemester pertama. Berdasarkan literature, first line terapi untuk mengatasi mual
muntah pada ibu hamil yaitu obat vitamin B6 (pyridoxine) dengan dosis 10 mg diminum 3x
sehari 1 tablet atau setiap 8 jam sekali. Terapi non farmakologi:
- Jangan makan makanan panas dan berlemak.
- Jangan makan dalam porsi besar namun sedikit tapi sering.
- Hindari makanan atau hal-hal dengan bau menyengat yang menyebabkan mual dan
muntah.
- Makan makanan yang banyak mengandung protein.
- Menggunakan aroma terapi
Swamedikasi
Apoteker : “Selamat Siang bu. Saya Septia apoteker yang bertanggung jawab di apotek
ini, ada yang bisa saya bantu?”
Pasien : “Siang, ini mbak saya hamil 1 bulan. Beberapa hari terakhir saya sering mual
muntah waktu bangun tidur. Kira-kira obatnya apa ya mbak?”
Apoteker : “Oh begitu. Mohon maaf sebelumnya ibu, apakah saya boleh meminta data
diri ibu, nama, usia, dan alamat?”
Pasien : “Iya boleh, nama saya Nanda, umur 26 tahun, alamat Jl. Sumpah Pemuda No
10 Surakarta.”
Apoteker : “Baik. Apakah ada keluhan lain yang ibu rasakan?”
Pasien : “Iya mbak, saya tidak nafsu mkan karena saat makan saya juga mual muntah
mbak. Apa yang saya makan keluar lagi.”
Apoteker : “Sebelumnya sudah periksa ke bidan bu?”
Pasien : “Belum mbak.”
Apoteker : “Apakah ibu memiliki riwayat alergi?”
Pasien : “Tidak mbak.”
Apoteker : “Baik, saya siapkan obatnya dulu ya bu.”
Pasien : “Iya mbak.”
(Apoteker menyiapkan obat)
Apoteker : “Ibu Nanda.”
Pasien : “Iya saya mbak.”
Apoteker : “Boleh saya minta waktunya sebentar untuk menjelaskan tentang obatnya
bu?”
Pasien : “Boleh mbak.”
Apoteker : “Baik, jadi ini saya berikan pyridoxine/vitamin B6 ya bu untuk mengatasi
mual dan muntahnya, diminum 3x sehari 1 tablet atau setiap 8 jam sekali.
Obat ini memiliki efek samping kesemutan, namun efek samping tidak dialami
oleh semua orang. Jadi aman digunakan selama tidak melebihi dosis. Untuk
penyimpanannya sendiri sebaiknya disimpan ditempat kering dan terhindar
dari cahaya matahari ya bu”
Pasien : “Oh iya mbak.”
Apoteker : “Keluhan mual muntah ini memang umum dialami pada usia kehamilan 1-3
bulan bu, jadi jangan terlalu khawatir. Kalau memang merasa mual muntahnya
parah sebaiknya ibu periksa ke bidan/dokter kandungan.”
Pasien : “Baik mbak. Saya ingin bertanya apakah ada hal-hal yang perlu saya hindari
mbak?”
Apoteker : “Iya ibu, ada beberapa hal yang bisa dihindari untuk mengurangi mual dan
muntah diantaranya jangan makan makanan panas dan berlemak, jangan
makan dalam porsi besar namun sedikit tapi sering, hindari makanan atau bau
menyengat yang menyebabkan mual dan muntah. Sebaiknya ibu makan
makanan yang banyak mengandung protein, bisa juga menggunakan aroma
terapi untuk mengatasi mual dan muntah bu.”
Pasien : “Oh iya, baik mbak.”
Apoteker : “Nah ini untuk memastikan saja bahwa tidak ada informasi yang terlewatkan,
apakah ibu bisa mengulangi apa yang saya jelaskan tadi?”
Pasien : “Iya mbak, untuk mengatasi mual muntah obatnya vitamin B6 diminum 3x
sehari 1 tablet atau setiap 8 jam sekali. Efek samping bisa kesemutan tapi tidak
dialami oleh semua orang. Obatnya disimpan ditempat kering dan terhindar
dari cahaya matahari, terus saya harus menghindari makanan panas dan
berlemak, kalau makan jangan porsi besar namun sedikit tapi sering,
menghindari makanan dan bau yang menyengat, lebih baik saya makan
makanan yang mengandung protein dan menggunakan aromaterapi.”
Apoteker : “Iya betul, jangan lupa untuk memeriksakan kandungan ke bidan/dokter
kandungan secara rutin ya bu.”
Pasien : “Baik mbak.”
Apoteker : “Saya rasa ibu sudah paham, ini obatnya bisa dibayar di kasir semoga lekas
sembuh bu.”
Pasien : “Iya mbak, terimakasih.”
Apoteker : “Sama-sama.”
Dokumentasi Swamedikasi
Nama Pasien Nanda
Jenis Kelamin P / L *)
Usia 26 tahun
Riwayat alergi -
Riwayat Ya / tidak*)
peyakit
sebelumnya
OBAT YANG DIBERIKAN :
pemakaian Batch
REKOMENDASI
Jangan makan makanan panas dan berlemak, jangan makan dalam porsi besar namun sedikit
tapi sering, hindari makanan atau hal-hal dengan bau menyengat yang menyebabkan mual dan
muntah, menghirup aroma terapi, makan makanan yang banyak mengandung protein.
*) coret salah satu
Surakarta, 2 Maret 2021
Yang menyerahkan,
Apt. Septia Utami, S. Farm
BAB IV
KESIMPULAN