PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi dan diakhiri sampai
adanya kelahiran janin dengan waktu hamil yang normal adalah 280 hari atau 9
bulan lebih 7 hari yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir seorang wanita.
Pada masa kehamilan seorang ibu akan mengalami perubahan-perubahan yang
terjadi baik perubahan fisiologis maupun psikologis. Perubahan akibat kehamilan
yang dialami oleh seluruh tubuh wanita mulai dari sistem pencernaan, pernafasan,
kardiovaskuler, integumen, endokrin, metabolisme, muskuloskeletal, payudara,
kekebalan dan sistem reproduksi khususnya pada alat genetalia eksterna dan
interna (Prawirohardjo, 2010). Perubahan-perubahan ini menyebabkan timbulnya
rasa ketidaknyaman dalam kehamilan seperti mudah lelah, keputihan, ngidam,
sering buang air kecil, dan emesis gravidarum (Kusmiyati, 2009).
Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung secara normal dan
hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang
menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis itu sendiri tidak terjadi secara
mendadak karena proses kehamilan dengan efek terhadap organ tubuh
berkembang secara bertahap. Secara fisiologis terjadi peningkatan hormon
esterogen dalam darah sehingga mempengaruhi sistem saraf pusat dan sistem
pencernaan yang mengakibatkan pengosongan lambung yang berkurang.
Perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG (Human Chorionic
Gonadotropin) dalam darah dapat menimbulkan beberapa keluhan yang membuat
ibu merasa tidak nyaman saat kehamilan, diantaranya adalah mual muntah
(Bobak, 2004).
Madjunkova et al (2013) menyatakan bahwa wanita hamil (50-90%)
mengalami mual dan muntah selama trimester pertama, 28% mengalami mual
saja, sedangkan 52% mual dan muntah. Gejala itu muncul biasanya pada minggu
ke-4 dan menghilang pada minggu ke-16 serta juga mencapai puncak antara
minggu ke-8 dan minggu ke-12. Sekitar 53% dari terjadinya muntah itu antara
pukul 06.00 dan 12.00. Diantaranya 20-30% dari wanita hamil juga dapat
mengalami gejala mual dan muntah pada usia kehamilan di atas 20 minggu
sampai dengan waktu akan melahirkan.
2) Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya jelas setelah
minggu ke-22.Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah
minggu ke 24.
3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16
minggu).
(Sulistyawati, 2009).
5. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena
pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena
panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur
terlentang.Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan
kaki dan harus dibedakan dengan edema karena preeklamsi.
Cara meringankannya:Hindari menggunakan pakaian ketat, Elevasi kaki
secara teratur setiap hari, Posisi menghadap kesamping saat berbaring,
Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan vena-
vena panggul.
6. Nyeri ulu hati (trimester II dan trimester III)
Penyebab : Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesterone, Penurunan motilitas
gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan
disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus, Tidak ada
ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan penekanan
oleh uterus yang membesar
Cara meringankannya:Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk
menghindari lambung menjadi terlalu penuh, Pertahankan postur tubuh
yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi lambung untuk menjalankan
fungsinya, Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas
usus dan sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan,
Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan.
7. Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos
usus besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara meringankannya:Asupan cairan yang adekuat, Istirahat cukup,
Minum air hangat ( air putih, teh) saat bangkit dari tempat tidur untuk
menstimulasi peristaltic, Makan makanan berserat dan mengandung serat
alami, Miliki pola defekasi yang baik dan teratur, Lakukan latihan secara
umum, berjalan tiap hari, pertahankan postur tubuh yang bai, mekanisme
tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur.
8. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor.selain itu uterus yang membesar memberi tekanan
pembulu darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf
yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas
bawah.
Cara meringankannya: Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan
menekan tumitnya( dorsofleksikan kakinya), dorong wanita untuk
melakukan latihan umum dan memiliki kebiasaan mekanisme tubuh yang
baik guna meningkatkan sirkulasi darah, Anjurkan elevasi kaki secara
teratur sepanjang hari, Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor,
Kesemutan dan baal pada jari.
9. Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan
posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan
pada saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan
dan baal pada jari-jari
Cara meringankannya : Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal
jari-jari , Berbaring rileks (Varney, 2007).
Mual dan muntah merupakan hal yang umum terjadi pada awal
kehamilan(trimester I). Biasanya terjadi pada pagi hari disebutmorning sickness,
namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada siang dan malam hari. Mual dan
muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari dan menyebabkan dehidrasi disebut hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum lebih banyak terjadi pada kehamilan primigravida
daripada multigravida (Fauziyah, 2012).
2. Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum di muntahkan, haus
hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan
darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor,
kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat
menurun.
3. Tingkat III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah
gangguan kesadaran ( delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti,
tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung,
bilirubin, dan proteinuria dalam urin.
a. Maternal
Akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi
nervus ke-6, nistagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera
ditangani, akan terjadi psikosis Korsakkoff (amnesia, menurunnya
kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian. Oleh karena itu, untuk
hiperemesis tingkat III perlu dipertimbangkan terminasi kehamilan.
b. Fetal
Makanan yang tidak dianjurkan untuk hiperemesis I, II, dan III adalah
makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbau
tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang
mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga
tidak dianjurkan.
2. Tatalaksana Pengobatan
Konsep pengobatan yang dapat diberikan sebagai berikut:
1) Isolasi dan pengobatan psikologis
Dengan melakukan isolasi diruangan sudah dapat meringankan wanita
hamil karena perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas
dapat memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang berbagai
masalah berkaitan dengan kehamilan.
2) Pemberian cairan pengganti
Dalam keadaan darurat diberikan cairan pengganti sehingga keadaan
dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang diberikan adalah glukosa 5-
10% dengan keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan
berfungsi sebagai sumber energi, sehingga terjadi perubahan metabolisme
dari lemak dan protein menjadi pemecahan glukosa. Dalam cairan dapat
ditambahkan vitamin C, B kompleks ataukalium yang diperlukan untuk
kelancaran metabolisme. Selama pemberian cairan harus mendapat
perhatian tentang keseimbangan cairan yang masuk dan keluar melalui
kateter, nadi, tekanan darah, suhu dan pernapasan. Lancarnya pengeluaran
urine memberikan petunjuk bahwa keadaan wanita hamil berangsur-angsur
baik.
3) Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah darah, urine, dan bila mungkin
fungsi hati dan ginjal. Bila keadaan muntah berkurang, kesadaran
membaik, wanita hamil dapat diberikan makan minum dan mobilisasi.
4) Obat yang dapat diberikan
Memberikan obat untuk hiperemesis gravidarum sebaiknya berkonsultasi
dengan dokter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik
(kelainan kongenial-cacat bawaan bayi). Obat yang dapat diberikan adalah
sedatif ringan yang sering digunakan, yaitu:
Vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infus
Vitamin B12 200 mcg/hari/infus, vitamin C 200/hari/infus
Fenobarbital 30 mg IM 2-3 kali/hari atau chlorpromazine 25-50
mg/hariIM atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3 kali/hari IM
Antiemetik: prometazine (avopreg) 2-3 kali25 mg/hari/oral
ataumediamer B6 3x1/hari/oral
Antasida: acidrine 3x1 tablet/hari/oral atau mylanta 3x1
tablet/hari/oralatau magnam 3x1 tablet/hari/oral
(Prawirohardjo, 2008)
5) Menghentikan kehamilan
Pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil
malah menjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga
diperlukan pertimbangan untuk melakuakan gugur kandung. Keadaan
yang memerlukan pertimbangan gugur kandungan diantaranya:
Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai koma,
terjadi gangguan kejiwaan ensefalopati Wernicke)
Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran
penglihatan)
Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk
anuria,jantung dan pembuluh darah terjadi meningkat, tekanan
darah menurun), dengan memperhatikan keadaan tersebut, gugur
kandung dapat dipertimbangkan pada hiperemesis gravidarum
(Manuaba, 2014).
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat
No. MR : 02.19.55
I. DATA SUBYEKTIF
1.1 IDENTITAS
1.2 ANAMNESIS
1. Alasan Ibu Berkunjung : ibu mengatakan mual muntah sejak 3 hari yang lalu,
pusing dan nyeri ulu hati
2. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari-30 hari
Teratur/tidak : teratur
Dismenorhea : Tidak ada
HPHT : 18-03-2019
HPL : 25-12-2019
Makan Minum
Frekuensi : 2x sehari dengan Frekuensi : 6-7 gelas sehari
porsi kecil Jenis : Air putih
Jenis : sedikit nasi, lauk, Keluhan : tidak ada
sayur sedikit
Keluhan : ibu mengatakan sulit
untuk makan karena
setiap makan ibu
memuntahkan
makanannya kembali
b. Pola istirahat dan Tidur
Saat hamil : siang hari tidak ada, malam hari 5-6 jam
Istirahat dan tidur terakhir : tadi malam
c. Pola Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : 7-8 kali/hari Frekuensi : 1 kali/ hari
Warna : kuning jernih Warna : kuning kecoklatan
Keluhan : tidak ada Konsistensi : lembek
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Inspeksi
Kepala : bersih, tidak ada kelainan
Wajah : tidak pucat, tidak ada oedema dan ada cloasma
gravidarum
Mata : simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda
dan tidak ada kelainan pada mata
Telinga : bersih, tidak ada kelainan, simetris kiri dan kanan
Mulut : bibir ibu tidak pucat, tidak kering, bersih, tidak ada
sariawan, gigi tidak berlubang dan tidak ada caries,
bibir tidak pecah-pecah
Dada : payudara simetris, areola hyperpigmentasi, puting
susu menonjol
Abdomen : tidak ada bekas SC, ada linea alba
Ekstremitas: simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, tidak ada
varises
Genitalia : tidak dilakukan
Anus : tidak ada haemoroid
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembengkakan kelenja tiroid, limfe, dan
vena jugularis
Mammae : tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan, kolostrum
belum keluar
Leopold 1 : teraba ballotement
Genitalia : tidak dilakukan
c. Auskultasi
- DJJ : 152 x/i
d. Perkusi :
- Refleks patella kiri : Tidak Dilakukan
- Reflek patella kanan : Tidak Dilakukan
3. PEMERIKSAAN KHUSUS
a. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Kadar Haemoglobin : 10,4 g/dl
Leukosit : 10.100 / mm3
Eritrosit : 3,52
Trombosit : 235,000 / mm3
Hematokrit : 30,3 %
Urine
Protein urine : negatif
Glukosa urine : negatif
Keton urine : +
Urobilinogen urine: +
Bilirubin : ++
b. Pemeriksaan panggul luar : tidak dilakukan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulam
Pada masa kehamilan seorang ibu akan mengalami perubahan-perubahan
yang terjadi baik perubahan fisiologis maupun psikologis. Perubahan akibat
kehamilan yang dialami oleh seluruh tubuh wanita mulai dari sistem pencernaan,
pernafasan, kardiovaskuler, integumen, endokrin, metabolisme, muskuloskeletal,
payudara, kekebalan dan sistem reproduksi khususnya pada alat genetalia eksterna
dan interna. Perubahan-perubahan ini menyebabkan timbulnya rasa
ketidaknyaman dalam kehamilan seperti mudah lelah, keputihan, ngidam, sering
buang air kecil, dan emesis gravidarum.
Pada umumnya mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan
pada kehamilan trimester pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi
hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara setengah dari
wanita hamil mengalami morning sickness, antara 1,2 - 2% mengalami
hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius. Hiperemesis gravidarum
merupakan suatu penyakit pada ibu hamil yang jarang terjadi. Mual dan muntah
pada kehamilan adalah peristiwa normal yang dapat berubah menjadi suatu
penyakit yang lebih serius yaitu hiperemesis gravidarum.
5.2 Saran
Seorang Bidan disarankan mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu
hamil sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Kejadian HEG pada ibu hamil
muda sering terjadi, penanganan dan pemeriksaan kesehatan yang awal dapat
mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
England, C. 2009. Infants With Low Birth Weight Healthy. In: D. M. Fraser, and
M. A. Cooper, eds. Myles Textbook for Midwives. 14th Edition. Elsevier
Limited. Oxford, United Kingdom. Terjemahan Rahayu, S., dan L.
Mahmudah. 2009. Myles: Buku Ajar Bidan. Edisi 14. EGC.
JakartaKamariyah, N., Anggasari, Y., & Muflihah, S. 2014. Buku Ajar
Kehamilan. Jakarta Selatan: Salemba Medika
Fitria, R. 2017. Pengalaman Ibu dengan Hiperemesis Gravidarum di Rumah
Bersalin Sehat Bondar Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.
Jurnal Maternity and Neonatal Vol 2:2
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. Jakarta
Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Manuaba, I.B.G. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC Margono. 2016. Pengaruh Terapi Zinger Officinale Terhadap
Intensitas Nyeri Low Back Pain Di Posyandu Margomulyo Desa
Ngrancah Kecamatan Grabag. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 1
(1)
McCarthy, et al. 2015. Hyperemesis Gravidarum: current perspectives.
International Journal of Women’s Health. 6719-725
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sastrawinata, dkk. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Jakarta :
EGC
Shiddiq, A. 2014. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil terhadap Berat
Bayi Lahir di Kota Pariaman. Padang. Juurnal Kesehatan Andalas
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika
Varney, H. 2007. Buku ajar asuhan kebidanan. Ed. 4. Jakarta: EGC
Winkjosastro. H. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, Edisi 1, Cet. 12. Jakarta : Bina Pustaka