Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN FISIOLOGIS PADA NY.

S UMUR
27 TAHUN G2P0A1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 5 HARI INPARTU
KALA I FASE AKTIF JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI DI PMB
AMANAH KOTA PALU

NITA SYAFIRA

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI


LEMBAR PENGESAHAN

“Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny.S Umur 27 tahun G2P0A1 Umur Kehamilan 37
Minggu 5 Hari Inpartu Kala I Fase Aktif Janin Tunggal Hidup Intra Uteri Di PMB Amanah Kota
Palu” mahasiswa atas nama :

Nama : Nita Syafira


NIM :

Telah disahkan pada tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

..................................................... .....................................................
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain

dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya

kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan

diakhiri dengan kelahiran plasenta.

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus

ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan

(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus

berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

B. Etiologi Persalinan

Selama kehamilan, didalam tubuh perempuan terdapat dua hormon yang dominan

yaitu esterogen dan progesteron. Hormon esterogen berfungsi untuk meningkatkan

sensitivitas otot rahim serta memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan mekanis. Sedangkan, hormon progesteron

berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar

seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan mekanis serta menyebabkan otot rahim

dan otot polos relaksasi.

Sampai saat ini hal yang menyebabkan mulainya proses persalinan belum diketahui

sehingga hanya ada teori-teori antara lain disebabkan oleh hormon, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi. Dengan demikian dapat

disebutkan beberapa teori yang dapat menyebabkan persalinan antara lain sebagai

berikut.

1. Teori Keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah batas

waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus

terus membesar dan menjadi tegang yang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.

2. Teori Penurunan Progesteron

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi

penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan

buntu. Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih

sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya, otot rahim mulai berkontraksi setelah

tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

3. Teori Oksitosin Internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Perubahan

keseimbangan esterogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim

sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi

progesteron akibat tuanya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan

aktifitas sehingga persalinan dimulai.

4. Teori Protaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang

dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan


kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan. Prostaglandin

dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan.

C. Tanda-Tanda Persalinan

1. Terjadinya his persalinan. Saat terjadi his ini pinggang terasa sakit dan menjalar ke

depan, sifatnya teratur, interval lebih pedek, dan kekuatan makin besar, serta semakin

beraktivitas (jalan) kekuatan akan makin bertambah.

2. Pengeluaran lendir dengan darah. Terjadinya his persalinan mengakibatkan

terjadinya perubahan pada serviks yang akan menimbulkan pendataran dan

pembukaan. Hal tersebut menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis

lepas dan pembuluh darah pecah sehingga terjadi perdarahan.

3. Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah ketuban. Sebagian besar, keadaan

ini terjadi menjelang pembukaan lengkap. Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan

proses persalinan akan berlangsung kurang dari 24 jam.

4. Hasil-hasil yang didapatkan dari pemeriksaan dalam yakni pelunakan serviks,

pendataran seviks, dan pembukaan serviks.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1. Power

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot

perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan

dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga

meneran ibu.
2. Passage

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul,

vagina, dan introitus (lubang vagina). Janin harus berhasil menyesuikan dirinya

dengan jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul

harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Tulang panggul dibentuk oleh

gabungan tulang ilium, tulang iskium, tulang pubis, dan tulang-tulang sakrum.

3. Passenger

Perubahan mengenai janin sebagai passenger sebagian besar dalah mengenai

ukuran kepala janin, karena kepala merupakan bagian terbesar dari janin dan paling

sulit untuk dilahirkan. Adanya celah antara bagianbagian tulang kepala janin

memungkinkan adanya penyisipan antara bagian tulang sehingga kepala janin dapat

mengalami perubahan bentuk dan ukuran, proses ini disebut molase.

4. Psikis

Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan, ibu bersalin yang

didampingi suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung mengalami proses

persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa

didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukan bahwa

dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada

kelancaran proses persalinan.

5. Penolong

Peran dari penolong peralinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi

yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan

dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.


E. Tahapan Persalinan

1. Kala I

Kala I adalah pembukaan serviks yang berlangsung antara pembukaan nol sampai

pembukaan lengkap (10 cm). Pada primigravida kala I berlangsung kira –kira 13 jam,

sedangkan pada multigravida kira – kira 7 jam. Gejala pada kala I ini dimulai bila

timbulnya his dan mengeluarkan lender darah. Lendir darah tersebut berasal dari

lender kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan

darahnya berasal dari pembuluh– pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis

serviks itu pecah karena pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya

serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase yaitu :

a. Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lamban sampai

mencapai ukuran diameter 3 cm.

b. Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :

1) Fase akselerasi yaitu dalam waktu 2 jam pemukaan 3 cm menjadi 4 cm.

2) Fase dilatasi maksimal yaitu dalam waku 2 jam pembukaan berlangsung

sampai cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

3) Fase deselerasi yaitu pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2

jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10 cm). Fase– fase tersebut

dijumpai pada primigravida, pada multigravida pun terjadi demikian, akan

tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebuh pendek.

2. Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap dan berakhir

dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Gejala dan

tanda kala II persalinan adalah: Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi, Ibu merasakan adannya peningkatan tekanan pada rektum dan

vagina, perineum menonjol, Vulva dan spingter ani membuka, meningkatkan

pengeluaran lendir bercampur darah. Sedangkan tanda pasti kala II ditentukan

melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah pembukaan serviks telah lengkap

dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

3. Kala III

Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban. Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah yaitu

pemberian oksitosin dalam menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan

tali pusat terkendali, massase fundus uteri.

4. Kala IV

Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah

itu dilakukan dengan melakukan pemantauan pada kala IV yaitu lakukan rangsangan

taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus baik dan kuat, evaluasi tinggi fundus

uteri, memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan, periksa kemungkinan

perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi) perineum, evaluasi keadaan ibu,

dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV di bagian

belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Persalinan Pad Ny.S Umur 27 Tahun G2P0A1 Umur Kehamilan 37
minggu 5 Hari Inpartu Kala I Fase Aktif Janin Tunggal Hidup Intra Uteri Di PMB
Amanah Kota Palu

Tanggal pengkajian : 15 November 2021 Jam : 20.40 WITA


No register : 532

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama klien : Ny. Siti Aisyah Nama suami : Tn. Moh. Risal
Umur : 27 Tahun Umur : 29 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan Pendidikan : S2
Pendidikan
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Guru
Penghasilan : Penghasilan :
Alamat : Jl. Puebongo 2 Alamat : Jl. Puebongo 2

2. Keluhan utama
Sakit perut tembus belakang, ada pengeluaran lendir bercampur darah.

3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Tidak Ada

b. Penyakit sekarang
Tidak Ada

c. Penyakit Keluarga
Tidak Ada

4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Amenorhoe : Dismenorhoe : Tidak Ada
Menarche : 11 Tahun Fluor albus : Tidak Ada
Lama : 7 Hari HPHT : 21 Februari 2021
Banyak : 2-3 kali ganti pembalut TP/HPL : 28 November 2021
Siklus : 28 Hari
Teratur/tidak : Teratur
b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N Tgl/Bln/Th Usia Tempat Jenis Penolon Penyulit Ana Nifa Usi
o persalinan Kehamil persalina persalina g kehamila k s a
an n n n JK B P ana
B B k
1 ABORTUS - - - - - - - - - -
2 HAMIL
SEKARAN
G

c. Riwayat Kehamilan dan persalinan sekarang


Ibu mengatakan ini kehamilan ke 2 Dengan usia kehamilan ± 9 bulan
ANC TM I : 1 kali
Keluhan : Mual dan Muntah
Hasil pemeriksaan : TD : 123/81 mmHg, TFU : Belum Teraba,
BB : 77 Kg
Terapi : Pemberian obat B6 dan B12

ANC TM II : 3 kali
Keluhan : Nyeri Pinggang
Hasil pemeriksaan : TD : 110/80 mmHg, BB : 88 Kg, TFU : 1 jr
bpst, Puka, presentasi kepala, belum masuk PAP, DJJ : 148 x/m.
Terapi : Pemberian obat Table Fe, Calcium, dan Vit. C

ANC TM III : 5 kali


Keluhan : Nyeri Pinggang
Hasil pemeriksaan : TD : 120/80 mmHg, BB : 89 Kg, TFU : 21 cm,
Puka, Presentasi Kepala, sudah masuk PAP, DJJ : 140 x/m.
Terapi : Pemberian Obat Calcium, Sf

Gerak anak sejak 4 bulan,


Gerak 24 jam terakhir >10 kali.

Mulai persalinan :
Pukul 14.00 mulai merasakat sakit perut tembus belakang dan pengeluaran lender
bercampur darah.

5. Riwayat KB
Menjadi peserta KB : Belum Pernah Ber-KB
6. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama : 2 th
Usia pertama menikah : 25 th

7. Riwayat Psikososial
Tidak Ada

8. Riwayat Budaya
Tidak Ada

9. Perilaku kesehatan
Jamu : Tidak Pernah Meminum Jamu-jamuan
Merokok : Tidak Pernah Merokok
Minum minuman keras: Tidak Pernah Meminum Minuman Keras

10. Pola kebiasaan sehari-hari


Pola Selama Inpartu
Kebiasaan

Nutrisi Makan : 1 kali saat pukul 20.00 WITA


Minum : sering selama inpartu

Eliminasi BAB : Tidak Ada


BAK : Tidak Ada

Istirahat Belum tidur selama inpartu

Personal Bersih
Higiene

Aktivitas Selama inpartu kala I melakukan birth ball dan miring kiri di
atas tempat tidur

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Baik
TTV : TD : 110 /80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,8 ° C
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut : bersih, rambut berwarna hitam, tidak ada kotoran dan rambut
tidak bercabang.
Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema.
Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak icterus.
Hidung : bersih, tidak ada benjolan/polip.
Telinga : bersih, pendengaran baik.
Mulut : bersih, tidak ada gigi berlubang dan tidak ada karies gigi.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening.
Dada : payudara simetris, areola mammae hiperpigmentasi, putting susu
menonjol.
Abdomen : tidak ada striae gravidarum, pembesaran perut sesuai umur
kehamilan
Genitalia : bersih, tidak ada oedema, tidak ad avarices, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholini, ada pengeluaran lendir campur darah.
Anus : tidak ada hemorroid.
Ekstremitas
Atas : kuku bersih dan tidak ada oedema.
Bawah : kuku bersih, tidak ada oedema, dan tidak ada avarices.

b. Palpasi
Leopold I : TFU 28 cm, bagian yang ada difundus
Leopold II : Pu-Ka
Leopold III : Presentasi Kepala
Leopold IV : Kepala Masuk PAP

Mc. Donnald : TFU 28 cm

TBJ : 2635 gr
HIS : 3 x dalam 10 menit, lamanya ± 30 detik, interval 1-2 menit

c. Auskultasi
Punctum maximum : dibawah pusat sebelah kanan
DJJ : 155 x/menit , regular/irregular

d. Perkusi
Reflek patella : +/+

e. Pemeriksaan Dalam
Jam : 20.45 WITA
v/v : normal
Ø : 5 cm
Eff : lunak, tipis
Ketuban : utuh
Presentasi : kepala
Hodge : II
Denominator :
Bagian kecil janin :
Cairan pd sarung tangan : lendir campur darah

II. INTERPRETASI DATA DASAR


A. Diagnosa : Ny. S umur 27 tahun G2P0A1 umur kehamilan 37 minggu 5 hari inpartu kala
I fase aktif janin tunggal hidup intra uteri.
DS : sakit perut tembus belakang, pengeluaran lendir darah

DO : TFU : 28 cm, Pu-Ka, Presentasi Kepala, Kepala masuk PAP, DJJ : 155 x/m. VT
Pembukaan 5 cm ,portio tipis lunak, ketuban utuh, kepala HII, HIS 3 x dalam 10
menit lamanya 30 detik.

B. Masalah : Tidak Ada

III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Dx Potensial : Tidak Ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak Ada

V. PERENCANAAN
Tanggal : 15 November 2021, Jam 20.45 WITA
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Persiapkan ruangan, perlengkapan (alat-alat dan obat-obatan) yang dibutuhkan untuk
persalinan
3. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu
4. Anjurkan ibu untuk posisi yang nyaman
5. Memberikan makanan dan minuman saat persalinan
6. Berikan ibu massase dan sentuhan
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 15 November 2021, Jam 20.45 WITA
1. Memberitahukan ibu mengenai hasil pemeriksaan
2. Menyiapkan ruangan, perlengkapan (alat-alat dan obat-obatan) yang dibutuhkan untuk
persalinan
3. Melibatkan suami dan keluarga untuk mendukung serta mendampingi ibu
4. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
5. Memberkan ibu makan dan minum agar ibu tidak lemas selama proses persalinan
6. Melakukan massase pada bagian punggung ibu saat adanya kontraksi

VII. EVALUASI
S : sakit perut tembus belakang da nada pengeluaran lendir bercampur darah

O : TFU : 28 cm, Pu-Ka, Presentasi Kepala, Kepala masuk PAP, DJJ : 155 x/m. VT
Pembukaan 5 cm ,portio tipis lunak, ketuban utuh, kepala HII, HIS 3 x dalam 10 menit
lamanya 30 detik

A : Ny. S umur 27 tahun G2P0A1 umur kehamilan 37 minggu 5 hari inpartu kala I fase aktif
janin tunggal hidup intra uteri

P:
1. Memberitahukan ibu mengenai hasil pemeriksaan
2. Menyiapkan ruangan, perlengkapan (alat-alat dan obat-obatan) yang dibutuhkan untuk
persalinan
3. Melibatkan suami dan keluarga untuk mendukung serta mendampingi ibu
4. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
5. Memberikan ibu makan dan minum agar ibu tidak lemas selama proses persalinan
6. Melakukan massase pada bagian punggung ibu saat adanya kontraksi
VII.CATATAN PERKEMBANGAN
KALA II
Tanggal 15 November 2021, Jam 23.15 WITA

Dx : Ny.S Umur 27 Tahun G2P0A1 Umur Kehamilan 37 Minggu 5 Hari Inpartu Kala II

S : ibu merasa sakit perut tembus belakang semakin kuat dan semakin sering dan merasa
ingin buang air besar.
O : VT pembukaan lengkap, ketuban dipecahkan warna jernih, kepala H3, HIS 4 x dalam 10
menit dengan lama 40-45 detik, DJJ 148x/menit
A : Ny.S Umur 27 Tahun G2P0A1 Umur Kehamilan 37 Minggu 5 Hari Inpartu Kala II
P:
1. Memeritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap
2. Mengatur posisi ibu yaitu dorsal recumbent senyaman mungkin
3. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar
4. Menyiapkan persiapan pertolongan ketika bayi lahir
5. Meletakkan handuk diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
6. Memakai Handscoon dan APD lainnya
7. Meletakkan kain yang dilipat 1/3 bagian di bokong ibu yang berfungsi untuk menyokong
perineum ketika kepala bayi sudah Nampak di vulva
8. Lindungi perineum ibu ketika kepala bayi sudah Nampak di vulva
9. Mengecek apakah ada lilitan tali pusat
10. Menunggu bayi melakukan putaran paksi luar
11. Tangan biparietal untuk melahirkan bahu bayi
12. Melakukan sanggah susur untuk melahirkan badan bayi
13. Melakukan penilaian sepintas
14. Mengeringkan tubuh bayi
15. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan bayi tunggal
16. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit/IM di 1/3 distal
lateral paha ibu
17. Setelah 2 menit bayi lahir, klem tali pusat sekitar 5 cm dari pusat bayi dan klem lagi
sekitar 3 cm dari klem pertama
18. Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat
19. Meletakkan bayi tengkurap diatas dada ibu untuk IMD

KALA III
Tanggal 15 November 2021, Jam 23.25 WITA
Dx : Ny.S Umur 27 Tahun G2P0A1 Umur Kehamilan 37 Minggu 5 Hari Inpartu Kala II
S : ibu merasakan perutnya masih mules

O : bayi lahir spontan pukul 23.25 WITA jenis kelamin perempuan, menangis kuat, kulit
kemerahan, plasenta belum lahir, uterus teraba bulat dank eras, TFU setinggi pusat.

A : Ny.S Umur 27 Tahun P1A1 Inpartu Kala III

P:
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik dan akan melahirkan plasenta
2. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
3. Letakkan satu tangan datas kain pada perut bawah ibu (siatas simfisis) untuk mendeteksi
kotraksi
4. Tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang satu melakukan dorso kranial.
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya
5. Bila ada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah dorsal ternyata di ikuti
dengan pergeseran tali pusat kearah distal maka lanjutkan dorongan kearah kranial
hingga plasenta dapat dilahirkan
6. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan plasenta dan
tempatkan pada wadah yang telah disiapkan
7. Melakukan massase uterus
8. Periksa kedua sisi plasenta dan pastikan plasenta lahir lengkap
9. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum

KALA IV
Tanggal 15 November 2021, Jam 23.45 WITA
Dx : Ny.S Umur 27 Tahun P1A1 Inpartu Kala IV
S : ibu merasakan perutnya masih mules dan merasa nyeri dijahitan perinium

O : kontraksi baik, TFU 2 jari dibawah pusat, TD 120/80 mmHg, N 84x/m, R 18x/m, S 36,8
°C

A : Ny.S Umur 27 Tahun P1A1 Inpartu Kala IV

P:
1. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
2. Melepaskan handscoon ke dalam larutan klorin
3. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan kandung kemih kososng
4. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai kontraksi
5. Evaluasi estimasi jumlah kehilangan darah
6. Periksa nadi dan pastikan keadaan umum ibu baik
7. Pantau keadaan bayi dan pastikan bayi dalam keadaan baik
8. Tempatkan semua peralatan bebas pakai kedlam larutan klorin dan rendam selama 10
menit, cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi
9. Buang bahan bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
10. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh serta bantu ibu mengganti pakaian
yang bersih
11. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan
12. Celupkan sarung tangan yang kotor ke dalam larutan klorin
13. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
14. Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemriksaan fisik bayi
15. Dalam 1 jam pertama, berikan salep mata, Vit.K 1 mg IM di paha kiri. Melakukan
pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
16. Setelah 1 jam pemberian Vit.K berikan suntik HB0 di paha kanan
17. Melepaskan sarung tangan ke dalam larutan klorin
18. Mencuci tangan dan keringkan dengan handung bersih
Lampiran:

1. Lembar Penapisan

2. Lembar Observasi ( bila persalinan dimulai dg kala I fase laten)

3. Lembar partograf

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

…………………………………….. ……………………………………..

Anda mungkin juga menyukai