DI SUSUN OLEH :
b. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk
menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan
tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini. Pola-pola
penelitian deskriptif ini antara lain : survey, studi kasus, causal-
comparative, korelasional, dan pengembangan. Tujuannya yaitu :
1) menjelaskan suatu fenomena
2) mengumpulkan informasi yang bersifat aktual dan fuktual
berdasarkan fenomena yang ada
3) mengidentifikasi masalah-masalah atau melakukan justifikasi
kondisi-kondisi dan praktik-praktik yang sedang berlangsung
4) membuat perbandingan dan evaluasi,
5) mendeterminasi apa yang dikerjakan orang lain apabila memiliki
masalah atau situasi yang sama dan memperoleh keuntungan dari
pengalaman mereka untuk membuat rencana dan keputusan di
masa yang akan datang.
c. Penelitian eksperimen
Penelitian ekperimen adalah penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat. Bentuk penelitian eksperimen menurut
Tuckman (1982) ada 4 jenis, yaitu pre experimental, true experimental,
factorial, dan quasi experimental. Berbeda dengan Tuckman,
Sukmadinata (2009) dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian
eksperimen berdasarkan variasinya terdiri dari penelitian ekperimen
murni (true experimental), eksperimen kuasi (quasi experimental),
eksperimen lemah (weak experimental) dan eksperimen subjek tunggal
(single subject experimental).
Eksperimen murni merupakan metode eksperimen yang paling
mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Dalam
eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji
pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol
atau disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Sedangkan pada
eksperimen semu (quasi experimental) pengontrolan variabel hanya
dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang
paling dominan.
Eksperimen lemah merupakan metode penelitian eksperimen
yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi tidak ada
pengontrolan variabel sama sekali. Eksperimen ini sangat lemah kadar
validitasnya. Eksperimen jenis ke empat adalah eksperimen subjek
tunggal. Eksperimen subjek tunggal merupakan eksperimen yang
dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen
subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi dan lemah
belaku.
d. Penelitian survey
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sample dari
satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data
yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang
bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu
kelompok atau perilaku individu. Survey adalah suatu desain yang
digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan
prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu
popilasi. Pada survey tidak ada intervensi, survey mengumpulkan
informasi dari tindakan seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat,
perilaku, dan nilai.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi
maupun data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat
dilakukan tanya jawab langsung atau melalui telepon, sms, e-mail
maupun dengan penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat
dilakukan juga melalui telepon, video confeence maupun tatap muka-
langsung. Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh
berbagai informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan lain.
Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat
superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika
dilaksanakan analisa secara bertahap.
Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat
pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu
semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi.
Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajakan
(eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu
untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi,
prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan dating,
penelitian operational dan pengembangan indikator-indikator sosial.
e. Penelitian ekspos fakto
Penelitian ekspos fakto (after the fact) merupakan penelitian
yang dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung. Jenis
penelitian ini disebut juga sebagai restropective study karena
meneusuri kembali terhadap suatu peristiwa dan kemudian menelusuri
ke belakang untuk menyelidiki faktor-faktor yang dapat menimbulkan
kejadian tersebut. Penelitian ini dilakukan sesudah perbedaan-
perbedaan dalam variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu
kejadian secara alami. Penelitian ini merupakan penelitian yang
variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau tidak dlakukan
pada saat penelitian berlangsung.
Dalam beberapa hal penelitian ekspos fakto dapat dianggap
sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen atau sebagai pengganti
dari pengambilan dua kelompok yang sama, kemudian diberi
perlakuan yang berbeda.
B. Rancangan Penelitian
1. Pengertian Quasy Eksperiment
Quasy eksperiment amdlah eksperimen yang memiliki perlakuan
(treamtments), pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), dan
unit-unit eksperiment (experimental units) namun tidak menggunakan
penempatan secara acak. Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan
rancangan ekspereiment semu (Quasy Experiment). Desain tidak
mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat
yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Disebut
eksperimen semu karena eksperimen ni belum atau tidak memiliki ciri-ciri
rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variable-variabel yang
seharusnya dikontrol atau di manipulasi. Oleh sebab ituvaliditas penelitian
menjadi kurang cukup atau disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.
2. Tujuan Penelitian Quasy Eksperiment
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkirakan kondisi
eksperimen murni dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol
dan atau memanipulasi semua variable yang relevan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok control disamping kelompok eksperimen, namun
pemilihan kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random.
Penelitian eksperimental semu bertujuan untuk menjelaskan hubungan-
hubungan, mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa, atau
keduanya.
3. Langkah-Langkah Penelitian Quasy Eksperiment
a. Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti.
b. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian.
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian.
d. Menyususn rencana ekspeimen
e. Melakukan pengumpulan data tahap pertama
f. Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest)
g. Melakukan eksperimen
h. Mengumpulkan data tahap kedua (posttest)
i. Mengolah dan menganalisis data
j. Menyusun laporan
4. Rancangan-Rancangan Yang Ada Dalam Quasy Eksperiment
a. Non-equivalen Grup Desain
Adalah desain yang palong sering digunakan dalam penelitian
sosial. Hal ini terstruktur seperti sebuah ekspermen pretest posttest-
acak. Dalam NEGD, kita paling sering menggunakan grup utuh yang
kita anggap sama seperti perlakuan dan kelompok control. Dalam
pendidikan, kita bisa memilih dua kelas yang sebanding. Dalam
penelitian berbasis masyarakat, kita bisa menggunakan dua komunitas
yang sama. Kita mencoba untuk memilih grup yang semirip mungkin,
tapi kita tidak pernah bisa yakin kelompok-kelompok yang sebanding
atau dengan kata lain tidak mungkin bahwa kedua kelompok akan
mirip jika mereka kita tugaskan melalui undian acak. Karena sering
kemungkinan bahwa kelompok-kelompok yang tidak setara. Berarti
bahwa tugas yang kita berikan untuk kelompok seharusnya tidak acak.
Dengan kata lain, peneliti tidak menguasai tugas untuk kelompok
melalui mekanisme penugasan acak, ini yang dinamakan kelompok
non-equivalent.
b. Pretest Dan Posttest Desain
Dari banyak desain eksperimental sebenarnya, pretest posttest
desain-metode yang disukai untuk membandingkan kelompok peserta
dan mengukur tingkat perubahan yang terjadi sebagai hasil dari
perlakuan. Pretest posttest desain tubuh dari desain posttest sederhana
saja, dan beberapa masalah yang timbul dengan tugas dan alokasi
peserta untuk kelompok.
c. Desain Regresi-Diskontinuitas
Desain Regresi-Diskontinuitas untuk kebanyakan orang “regresi”
menyiratkan reverse mundur atau kembali, sebelumnya yang lebih
primitive sementara “diskontinuitas” menunjukkan lonjakan yang tidak
wajar atau pergeseran dalam apa yang dinyatakan mungkin menjadi
proses yang halus, lebih terus menerus. Regresi diskontinuitas
dipandang sebagai metode yang berguna untuk menentukan apakah
suatu program atau perlakuan itu efektif.
C. Cara Pengumpulan Data Dengan Rapid Assesment Procedure (RAP)
1. Prinsip Dasar
a. Rapid assessment harus dikerjakan secepatnya setelah suatu kejadian,
idealnya dalam jangka 1 minggu setelah suatu kejadian.
b. Untuk penyakit menula waktunya bervariasi, tergantung besarnya
wilayah, banyaknya populasi resiko, keamanan, infrastuktur, sumber
daya manusia dan metodologi yang digunakan. Tapi sebaiknya harus
selesai dalam waktu 1 minggu.
c. Apabila diperlukan diikuti dengan studi yang lebih mendalam setelah
RAP
d. Harus dikerjakan oleh para ahli kesehatan masyarakat atau
epidemiolog yang berpengalaman
2. Tujuan
a. Memperkirakan dampak kejadian yang engakibatkan keadaan darurat
dan ancaman penyakit menular terhadap penduduk.
b. Menentukan jenis dan besar intervensi serta prioritas aktivitasnya.
c. Merencanakan penerapan intervensi dan aktivitas.
d. Menjadi bahan informasi masyarakat internasional dan dasar
pembuatan proposal guna mobilisasi dana dan sumberdaya manusia.
3. Aktivitas Kunci RAP
a. Kumpulkan data demografi, lingkungan, kesehatan dan kebutuhan
sumber daya.
b. Metode : pengamatan, mapping, review laporan
c. Pengumpulan data sekunder, wawancara
d. Rapid survey
e. Analisis data, prioritisasi intervensi kesehatan dan identifikasi
kelompok resiko
f. Penulisan laporan
g. Penyebarluasan hasil
4. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam menyusun Tim RAP
a. Jumlah orang desusaikan dengan kebutuhan informasi/masalah yang
akan di assessment
b. Orang yang terpilih harus mempunyai ketrampilan dan pengalaman,
seperti ahli kesehatan masyarakat dan epidemiologi, ahli gizi, ahli
sanitasi lingkungan, administrator.
c. Salah satu anggota tim, ditentukan sebagai ketua tim RAP
d. Pembagian tugas dari tim
e. Mempersiapkan agenda pertemuan, lama pertemuan, tempat, aktivitas
dan output yang akan dihasilkan.