Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN TUTORIAL KASUS

SITOSTATIKA
Dosen Pengampu : Apt.Fajar Setiawan,M.Farm

Kelompok 4

Nidi Halipah 10027121050


Rima Putu 10027121051
Gina Violita 10027121052
Femi Yulianti 10027121053
Ghina Nadhifah 10027121054
Ari Syahrul R 10027121055

Pendidikan Studi Program Profesi Apoteker VI


KASUS SITOSTATIKA
KASUS
Wanita : 42 Th
 Diagnosa : Ca Mammae
 BB : 70 KG TB : 156 cm
 GFR 82 ml/min/1,73 m3
 Regimen : P C ( Paclitaxel, Carboplatin )
 Hitung dosis ?
 Pelarut yang cocok ?
 Bagaimana preparesI obat sitostatika tersebut ?
 Kapan pasien harus datang ?
 Urut-urutan pemberian obat ?
 pemberian informasi obat (ESO, Penyiapan, dsb. )
1. PERHITUNGAN DOSIS
 Rumus Luas Permukaan Tubuh
L = = 3,033 = 1,741 = 1,74 m2

a. Paclitaxel
1. Dosis (80 mg/m2)
Dosis = 1,74 m2 x 80 mg
Dosis = 139,2 mg/m2

2. Dosis Pasaran (6 mg/mL)


Dosis = 139,2/6 = 23,2 mL
Kemasan : 1 vial = 16,7 mL (100mg)
Diambil 2 vial : 1 vial diberikan utuh
: 1 vial diambil 6,5 mL (23,2 – 16,7 = 6,5)
3. Laju Infus
 NaCl : 500 mL
 Paclitaxel : 23,2 mL LANJUTAN….
 Laju Infus =
LI 3 jam =
LI 3 jam =
LI 24 jam =
LI 24 jam =

4. Cara Pencampuran
a) Siapkan disposible syringe 10 mL dan 20 mL masing-masing 1 buah.
b) Siapakan sediaan Paclitaxel 100mg / 16,7 mL sebanyak 2 vial.
c) Buka penutup segel botol. Seka bagian penutup karet botol dengan alkohol 70% biarkan mengering.
d) Ambil sebanyak 1 vial penuh Paclitaxel mengunakan disposible syringe 20 mL dalam posisi miring 45°.
e) Ambil sebanyak 6,5 mL dari 1 vial Paclitaxel yang lain mengunakan disposible syringe 10 mL dalam posisi miring 45°.
f) Siapkan Nacl 0,9% 500 mL sebanyak 1 labu.
g) Buka penutup segel, seka bagian penutup karet botol dengan alkohol 70% biarkan mengering.
h) Masukan Paclitaxel ke dalam labu yang berisi Nacl 0,9 %
i) Laju infus 58 tetes / menit
j) Etiket
B. Carboplatin
1. Dosis 3. Laju Infus
LANJUTAN….
a) Dosis AUC (1,5) = Target AUC (crcl + 25)  NaCl : 500 mL
Dosis AUC = 1,5 ( 82 + 25) Carboplatin : 16,5 mL
a) b) Carboplatin : 21,4 mL
Dosis AUC = 1,5 (107)
Laju Infus = Laju Infus =
Dosis AUC = 160,5 mg
LI = LI =
b) Dosis AUC (2) = Target AUC (crcl + 25)
LI = LI =
Dosis AUC = 2 ( 82 + 25)
Dosis AUC = 2 (107) 4. Cara Pencampuran
Dosis AUC = 214 mg a. Siapkan disposible syringe 3 mL dan 20 mL masing-masing 1 buah.
b. Siapakan sediaan Carboplatin 150 mg / 15 mL sebanyak 2 vial.
2. Dosis Pasaran (10 mg/mL)
c. Buka penutup segel botol. Seka bagian penutup karet botol dengan alkohol 70% biarkan
a) Dosis = mengering.
d. Ambil sebanyak 1 vial penuh Carboplatin mengunakan disposible syringe 20 mL dalam posisi
Kemasan : 1 vial = 15 mL (150 mg) miring 45°.
Diambil 2 vial : 1 vial diberikan utuh e. Ambil sebanyak 1,5 mL dari 1 vial Carboplatin yang lain mengunakan disposible syringe 3 mL
dalam posisi miring 45°.
: 1 vial diambil 1,5 mL (16,5 – 15 = 1,5)
f. Siapkan Nacl 0,9% 500 mL sebanyak 1 labu.
b) Dosis = g. Buka penutup segel, seka bagian penutup karet botol dengan alkohol 70% biarkan mengering.
Kemasan : 1 vial = 45 mL (450 mg) h. Masukan carboplatin ke dalam labu yang berisi Nacl 0,9 %

Diambil 1 vial diberikan 21,4 mL i. Laju infus 172 tetes / menit


j. Etiket
2.Pelarut yang cocok

A. Paclitaxel
Dapat dilarutkan dalam NaCl 0,9%, Dextrose 5%, Dextrose 5% dalam RL, dan Dextrose
5% dalam NaCl 0,9%. (Trissel LA, 2009.)

B. Carboplatin
Dapat dilarutkan dalam Nacl 0,9%, Dextrose 5% dalam Air. (Trissel LA, 2009.)
3. PREPARASI OBAT SITOSTATIKA

A. Protap Desinfektan dan Dekontaminasi


Persiapan Alat dan Bahan
1. Mempersiapkan bahan yang terdiri dari alcohol swab/alcohol 70% yang digunakan untuk mensterilkan
kemasan luar bahan obat dan botol pelarut.
2. Mempersiapkan dan mensterilkan alat yang digunakan untuk proses handling sitostatika seperti sarung
tangan, masker, baju APD, topi, sarung kaki, spuit inj, jarum suntik, mendesinfektan etiket, label, klip
plastic, kantong plastic untuk disposal dengan menyemprotkan alcohol 70% (Depkes RI, 2009).
B. Protap Persiapan Ruang Septik
1. Menggunakan kelengkapan APP (Alat Pelindung Pribadi).
2. Membersihkan dinding dengan lap basah.
3. Membersihkan lantai dengan lap basah kemudian membilas dengan larutan desinfektan.
4. Membersihkan semua permukaan Biological Safety Cabinet dengan alcohol 70%.
5. Memasukkan semua kassa ke dalam kantong tertutup kemudian membuang dalam kantong sampah.
6. Melepaskan semua pakaian pelindung (Depkes RI, 2009).
LANJUTAN….
C. Prosedur Tetap Menanggalkan APD
1. Menanggalkan Sarung Tangan Luar
a. Tempatkan jari-jari sarung tangan pada bagian luar manset.
b. Angkat bagian sarung tangan luar dengan menariknya ke arah telapak tangan. Jari-jari sarung tangan
luar tidak boleh menyentuh sarung tangan dalam ataupun kulit.
c. Ulangi prosedur dengan tangan lainnya.
d. Angkat sarung tangan luar sehingga ujung-ujung jari berada dibagian dalam sarung tangan.
e. Pegang sarung tangan yang diangkat dari dalam sampai seluruhnya terangkat.
f. Buang sarung tangan tersebut ke dalam kantong tertutup.
2. Menanggalkan Baju Pelindung
a. Buka ikatan baju pelindung.
b. Tarik keluar dari bahu dan lipat sehingga bagian luar terletak didalam.
c. Tempatkan dalam kantong tertutup.
d. Tanggalkan tutup kepala dan buang dalam kantong tertutup.
e. Tanggalkan sarung tangan dalam, bagian luar sarung tangan tidak boleh menyentuh kulit. Buang dalam
kantong tertutup.
f. Tempatkan kantong tersebut dalam wadah buangan sisa.
g. Cuci tangan (Depkes RI, 2009).
D. Protap Melakukan Persiapan Pencampuran
1. Petugas tidak menggunakan perhiasan.
2. Mencuci tangan dengan antiseptic kemudian membersihkan kuku dengan sikat diruang
LANJUTAN….
cuci tangan.
3. Petugas menggunakan kelengkapan untuk pencampuran sitostatika diruang transisi (baju,
topi, masker, sepatu, handscoon).
4. Petugas masuk ke dalam clean room.
5. Menyiapkan Biological Safety Cabinet (BSC), memberihkan semua permukaan BSC
dengan alcohol 70% dari bagian atas ke bawah.
6. Menunggu 5 menit untuk menghilangkan residu.
7. Memberi alas sitostatika pada meja kerja.
8. Meletakkan kantong limbah disamping meja kerja (Depkes RI, 2009).
E. Protap Melaksanakan Pencampuran
1. Menyeka obat dan alkes dengan alcohol.
2. Meletakkan seluruh obat dan perlengkapan pencampuran diatas alas sitostatika.
3. Sesudah dioplos, menyeka syringe dan bag infus dengan alcohol kemudian memberi etiket.
4. Membuang sisa bungkus, syringe jarum, bekas vial ke kantong limbah tertutup.
5. Memasukkan obat yang terlindung dari cahaya dalam kantong plastic hitam.
6. Memberi etiket dan label yang berisi komposisi cara pemberian, penyimpanan dan kadaluarsa.
7. Memberi paraf setelah selesai.
8. Memeriksa kembali obat yang siap dikirim ke ruang sesuai order.
9. Mendekontaminasi dan mendesinfeksi ruang kerja.
10. Melepaskan perlengkapan pelindung (Depkes RI, 2009)
F. Persiapan Pencampuran Obat Sitostatika
1. Mencuci tangan sesuai protap.
2. Memakai perlengkapan pelindung sesuai protap. LANJUTAN….
3. Menyiapkan clean room :
a. Menghidupkan BSC (teori : 5 menit) praktiknya : 1 jam sebelum digunakan.
b. Dekontaminasi dan desinfeksi BSC, biarkan 5 menit sebelum digunakan untuk menghilangkan
aerosol residu.
c. Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan sitostatika.
d. Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika.
e. Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprotkan alcohol 70%.
4. Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box.
5. Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan diatas meja BSC.
6. Safety box untuk benda-benda tajam diletakkan jauh dari BSC (Depkes RI, 2009).
G. Pencampuran Obat Sitostatika
1. Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.
2. Obat dan alat kesehatan dalam keadaan tanpa kardus dan sudah diseka dengan alcohol, dimasukkan ke dalam clean
room melalui pass box.
3. Seluruh obat dan perlengkapan pencampuran, diletakkan diatas alat kemoterapi.
4. Melakukan pencampuran dengan memperhatikan protap.
5. Setelah selesai direkonstitusi, syringe dan bag infus diseka alcohol dan diberi label obat.
6. Khusus untuk obat-obat yang harus terlindung dari cahaya, dibungkus alumunium foil steril.
7. Masukkan ke dalam box kemoterapi dan dikeluarkan melalui pass box.
8. Sisa syringe, jarum dan bekas vial atau ampul dimasukkan ke dalam safety box yang tertutup dan dimasukkan ke
dalam kantong buangan berwarna ungu (Depkes RI, 2009)
H. Setelah Pencampuran Obat Sitostatika
1. Apoteker melakukan pemeriksaan kembali obat yang sudah siap dikirim ke ruangan dengan protocol terapi : LA
a. Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi sediaan sitostatika. NJ
b. Membungkus dengan kantong hitam atau alumunium foil untuk obat-obat yang harus terlindung cahaya.
c. Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam wadah pembuangan khusus.
UT
d. Memasukkan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke dalam wadah untuk pengiriman. AN
e. Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi melalui pass box. ….
2. Memberi label besar meliputi :
a. Nama pasien
b. Nomor rekam medik
c. Jumlah paket
d. Tanggal penyiapan
3. Obat sitostatika yang telah disiapkan dikeluarkan melalui pass box.
4. Apoteker melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC serta melepaskan perlengkapan pelindung sesuai SOP.
5. Apoteker menghubungi perawat ruangan untuk mengambil obat sitostatika yang telah disiapkan.
6. Perawat mengambil obat sitostatika di depo farmasi rawat inap dengan memperhatikan :
a. Box kemoterapi tertutup rapat dan diberi label peringatan (label peringatan harus jelas terlihat dari luar).
b. Perawat menggunakan baju pelindung dan sarung tangan sesuai dengan protap.
c. Serah terima dengan perawat, mengisi jam diterima dan paraf. Sebelum pemberian kepada pasien, perawat akan
mengecek kembali label obat (nama pasien, nomor rekam medik, ruangan, nama obat, konsentrasi, rute, larutan
infus, kadaluarsa campuran dan kondisi penyimpanan) (Depkes RI, 2009).
LANJUTAN….

I. Prosedur Tetap Distribusi


1. Ambil wadah yang telah berisi obat hasil rekonstitusi dari pass box.
2. Periksa kembali isi dan mencocokkan formulir permintaan yang telah dibuat
dengan prinsip 5 BENAR dan kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat,
jumlah, nomor batch, tanggal kadaluarsa setelah obat direkonsitusi).
3. Beri label luar pada wadah.
4. Kirim obat-obatan tersebut ke ruang perawatan dengan menggunakan troli
tertutup dan tidak boleh melewati jalur yang banyak kontaminan (seperti : lift
barang, dll) untuk mengurangi kontaminasi.
5. Lakukan serah terima dengan pasien atau petugas perawat (Depkes RI, 2009).
4. Pasien Datang

6 SIKLUS (28 HARI)


A. Siklus pertama : 29 Maret 2022 – 25 April 2022
05 April 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
12 April 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
B. Siklus kedua : 26 April 2022 – 23 Mei 2022
03 Mei 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
10 Mei 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
C. Siklus ketiga : 24 Mei 2022 – 20 Juni 2022
31 Mei 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
07 Juni 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
D. Siklus keempat : 21 Juni 2022 – 18 Juli 2022
Juni 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
Juli 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
E. Siklus kelima : 19 Juli 2022 – 15 Agustus 2022
Juli 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
Agustus 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
F. Siklus keenam : 16 Agustus 2022 – 12 September 2022
23 Agustus 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
30 Agustus 2022 untuk penyutikan Paclitaxel dan Carboplatin
5. Urutan Pemberian Obat

A. Obat antiemetik (diberikan terlebih dahulu Sebelum Kemoterapu)


1. Olanzapine 5-10 mg (PO) ( Hari ke-1 )
2. Aprepitant 125 mg (PO) ( Hari ke-1 )
3. Ondansetron 16-24 mg (PO) ( Hari ke-1 )
4. Dexamethasone 12 mg (PO) ( Hari ke-1 )
B. Obat Kemoterapi
1. Paclitaxel (Infus) ( Hari Ke-1 )
2. Carboplatin (Infus) ( Hari ke-1 )
C. Obat- obatan setelah kemoterapi dilakukan di hari ke 1
1. Olanzapine 5-10 mg (PO) Hari ke-2,3,4.
2. Aprepitant 80 mg (PO) Hari ke-2,3
3. Dexamethasone 8 mg (PO) Hari ke-2,3,4
4. Paclitaxel (Infus) Hari ke-8&15
5. Carboplatin (Infus) Hari ke-8&15
6. Pemerian Informasi Obat
A. Stabilitas Obat Setelah Pencampuran
1) Paxlitaxel
Stabilitas : 27 jam pada suhu ruangan.
Penyimpanan : pada suhu ruang, simpan dengan botol kaca / botol khusus, terlindung
cahaya (Depkes RI, 2009).
2) Carboplastin
Stabilitas : 8 jam dalam suhu kamar, 24 jam dalam lemari pendingin.
Penyimpanan : suhu kamar, lemari pendingin, terlindung cahaya (Depkes RI, 200
B. Efek Samping Obat
1) Paclitaxel
Neutropenia (78-100%), alopecia (55-96%), anemia (47-96%), myalgia (93%), diare (90%), leukopenia
(90%), mual/muntah (9-88%), infeksi oportunistik (76%), neuropati ferifer (42-79%), trombositopenia
(4-68%), mucositis (5-45%), hipersensitivitas (2-45%), gangguan ginjal (34%) dan hipotensi (17%)
(Medscape, 2022).
2) Carboplatin
Leukopenia (26-97%), neutropenia (21-96%), mual (81-93%), muntah (81-93%), anemia (14-90%),
kehilangan magnesium (43-61%), trombositopenia (33-66%), alopecia (2-49%), asthenia (11-41%),
peningkatan alkaline phosphatase (29-37%), neurotoksisitas sentral (5-26%), peningkatan AST (19-
20%) dan neuropati perifer (6-15%) (Medscape, 2022).
LANJUTAN….
3) Olanzapine
Hipotensi ortostatik (20%), hipertrigliseridemia (39%), hiperkolesterolemia (39%), ekstrapiramidal (32%),
insomnia (12%), lemas (4%), pusing (2%), dyspepsia (7-11%), konstipasi (9-11%) (Medscape, 2022)
4) Aprepitant
Sakit kepala (10%), anoreksia (10%), konstipasi (10%), diare (10%), bradikardia (1-10%), hipotensi (1-
10%), mual (1-10%), insomnia (1-10%), dyspepsia (1-10%), anemia (1-10%), kandidiasis (1%),
konjungtivitis (1%), batuk (1%) (Medscape, 2022).
5) Ondansetron
Sakit kepala (9-27%), Malaise/kelelahan (9-13%), Sembelit (6-11%), Hipoksia (9%), Mengantuk (8%),
Diare (2-7%), Pusing (7%), Demam (2-8%), Gangguan ginekologi (7%), Kecemasan (6%), Retensi urin
(5%), Pruritus (2-5%), Nyeri di tempat suntikan (4%), Parestesia (2%), Sensasi dingin (2%), Hasil tes
fungsi hati yang meningkat (1-5%), Aritmia, bradikardia, Gastrointestinal: Mual dan muntah (Medscape,
2022)
6) Dexamethason
Reaksi anafilaktoid, anafilaksis, angioedema, Bradikardia, Jerawat, dermatitis alergi, kulit kering bersisik,
ekimosis dan petekie, eritema, gangguan penyembuhan luka, peningkatan keringat, ruam, striae, penekanan
reaksi terhadap tes kulit, kulit tipis rapuh, penipisan rambut kulit kepala, urtikaria, gangguan endokrin,
stress, Distensi perut, hepatomegali, peningkatan nafsu makn, pankreatitis, subkapsular posterior,
penglihatan kabur, cegukan, peningkatan atau penurunan motilitas dan jumlah spermatozoa, malaise, wajah
bulan, penambahan berat badan (Medscape, 2022).
C. Informasi Pada Pasien
1. Paclitaxel
a. Perhatikan jika ada keluhan mual atau muntah.
b. Diare.
c. Rambut rontok.
d. Konsumsi obat anti mual 30 menit sebelum dilakukan kemoterapi.
e. Ingatkan pasien agar tidak memulai, memberhentikan atau mengubah dosis sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter.
2. Carboplatin
1. Perhatikan jika ada keluhan mual atau muntah.
a. Anemia.
b. Rambut rontok.
c. Konsumsi obat anti mual 30 menit sebelum dilakukan kemoterapi. LANJUTAN…
d. Ingatkan pasien agar tidak memulai, memberhentikan atau mengubah dosis sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter.
3. Olanzapine
a. Mengurangi mual muntah saat atau sesudah kemoterapi.
b. Diminum 30-60 menit sebelum kemoterapi di hari ke 1.
c. Diminum 30-60 menit sebelum makan di hari ke 2,3, & 4.
4. Aprepitant
a. Mengurangi mual muntah saat atau sesudah kemoterapi.
b. Diminum 30-60 menit sebelum kemoterapi di hari ke 1.
c. Diminum 30-60 menit sebelum makan di hari ke 2 & 3.
5. Ondansetron
a. Mengurangi mual muntah saat atau sesudah kemoterapi.
b. Diminum 30-60 menit sebelum kemoterapi di hari ke 1.
6. Dexamethasone
1. Mengurangi mual muntah saat atau sesudah kemoterapi.
2. Diminum 30-60 menit sebelum kemoterapi di hari ke 1.
3. Diminum 30-60 menit sebelum makan di hari ke 2,3, & 4.
LANJUTAN….

D. Informasi pada Perawat


1) Paclitaxel
a. Berikan dengan dosis 139,2 mg/23,3 mL secara intravena diberikan selama 3 jam dengan laju infus 7,26
tetes/menit.
b. Penyimpanan suhu kamar dan terlindung dari cahaya langsung.
c. Dibuat tanggal 29 Maret 2022 jam 12.30. Kadaluarsa 30 Maret 2022 jam 15.30.
2) Carboplatin
a. Berikan dengan dosis 160,5 mg/16,5 mL secara intravena diberikan paling sebentar 15 menit dan paling lama 60
menit, dengan laju infus 172 tetes/menit.
b. Penyimpanan suhu kamar dan terlindung dari cahaya.
c. Dibuat tanggal 29 Maret 2022 jam 13.00. Kadaluarsa 30 Maret jam 13.00 pada lemari pendingin dan 30 Maret
2022 jam 21.00 pada suhu ruang.
3) Olanzapine
a. Berikan 30-60 menit sebelum kemoterapi dimulai, dengan dosis 5-10 mg di hari pertama secara oral.
4) Aprepitant
a. Berikan 30-60 menit sebelum kemoterapi dimulai, dengan dosis 125 mg di hari pertama secara oral.
5) Ondansetron
a. Berikan 30-60 menit sebelum kemoterapi dimulai, dengan dosis 16-24 mg di hari pertama secara oral.
6) Dexamethasone
a. Berikan 30-60 menit sebelum kemoterapi dimulai, dengan dosis 12 mg di hari pertama secara oral.
LANJUTAN….
7) Etiket
A. Etiket dalam
1. Paclitaxel

B. Etiket Luar

2. Carboplatin
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan
Penanganan Sediaan Sitostatika. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Ditjen Bina Kefarmasi
dan Alat Kesehatan.
National Comprehensive Cancer Network (NCCN). 2020. Clinical Practice Guidelines in Oncology:
Breast Cancer. Ver 6.2020. Fort Washington, PA: nccn. Current version available online at
http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/breast.pdf. diakses 29 Maret 2022
National Comprehensive Cancer Network (NCCN). 2020. Clinical Practice Guidelines in Oncology:
Antiemesis. Ver 2.2020. Fort Washington, PA: nccn. Current version available online at
http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/antiemesis.pdf. diakses 29 Maret 2022
Trissel, Lawrence A. 2009. Handbook On Injectable Drugs ed 15th. American Society Of Health System
Pharmacists.
Sekian dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai