Anda di halaman 1dari 68

PENCAMPURAN OBAT SUNTIK

Disampaikan Pada Acara In


House Training RSU Kartini Kalirejo
Kalirejo, 20 Oktober 2022

apt. Herawati, S.F


Obat Suntik
2

Obat Sediaan
Suntik Steril
Sediaan Steril
3

IV
Admixture

Repacking
Sediaan
Steril Parenteral
Nutrisi

Handling
Cytotoxic
Permasyalahan
4

Pencampuran Obat Suntik

Ruang
Terbuka
Bangzal

Kotak
Aseptis

Tidak Aman/stabil
Stabilitas
5

Kimia

Stabilita
s Fiska

Mikro
biologi
(STERILITA
S)
Dasar Hukum
6

 PMK No 72 Tanun 2016


tentangStandar Pelayanan Kefarmasiandi
Rumah Sakit, dispensing sediaan steril
harus dilakukan di Instalasi Farmasi
dengan Tehnik Aseptik.
Tempat Pencampuran Obat
7
Suntik
H Cytotoxic

Parenteral
Nutrisi
R Steril

Repacking

Pncampuran
Obat IV Admixture
Suntik

Kondisi AV Admixture
Khusus 1 Bahan Obat
Instalasi Farmasi
8

Untuk melaksanakan Pencampuran obat


Suntik
harus mempunyai
 Alat

 LAFuntuk nonsitostatika
 BSCuntuk sitostatika

 Ruang Aseptis + HEPA filter


 Personil yang terlatih
Ruangan
9

 Ruang Persiapan
🞑 Administrasi
dan penyiapan alkes , obat,
pelarut-wadah (etiket, pelabelan,
penghitungan dosis dan volume cairan).
 Ruang cuci tangan dan ganti
Ruang Antara (ante room)
 pakaian

 Ruang Steril (Clean room)


Ruang Steril
10
Ruang Steril
11

 Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron


→ tidak lebih 350.000 partikel
 Jumlah jasad renik : ≤ 100 / m3
 Suhu 18 – 22°C
 Kelembaban 35 – 50%
 High Efficiency Particulate Air (HEPA)
Filter
 Tekanan udara di dalam ruang lebih
positif dari pada tekanan udara di luar
ruangan.
 Pass box
Ruang Kondisi Khusus
12

Jika tidak mempunyai Ruang Steril dan


LAF bisa menggunakan Ruangan dengan
Kondisi Kusus :
 Pilih Ruangan yang paling bersih
 Seluruh pintu dann cendela harus
selalu tertutup
 Tidak Ada bak cuci
 Tidak ada rak atau papa tulis
permanen
 Lantai didesinfektan setiap hari

Ruang Kondisi Khusus
13
Pencampuran Obat Suntik
Pada Kondisi Khusus dibutuhkan
14

 Ruangan (kondisi khusus)


 Peralatan
🞑 Troli khusus / Meja pencampuran obat
suntik (Stenlis)
 Alkes / Bahan Habis Pakai
🞑 Masker
🞑 Sarung tangan bebas powder
🞑 Spuit, Alkohol, dll
ED vs BUD
15

ED : Expire Date BUD : Beyond Use Date

 Batas waktu  Batas waktu


dimana obat tsb tidak dimana obattsb
boleh digunakan tidak boleh
yang dikeluarkan oleh
digunakan karena
pabrik
tindakan yang
merusak wadah
sediaan yang
mempengaruhi
stabilitas
CSP Risk Levels and Beyond-Use
Dates (BUDs) (Adapted from USP
Chapter 79715)a
aISO = International Organization for Standardization, PEC = primary
engineering control, IV = intravenous.
bAnte area must be ISO 7 if it opens into a negative pressure buffer
area.
cSource: The Joint Commission. MM.050.07,1. EP224.
Controlled Temperatures
(Data from USP General Notices and
Requirements)
BUD di Ruang Kondisi
19
Khusus
Sediaan Farmasi BUD
Obat injeksi dalam kemasan vial 28 Hari
multiple dose :
Obat injeksi dalam kemasan vial 1 jam
single dose
Obat injeksi dalam kemasan ampul : -
tidak boleh disimpan
Sirup kering yang sudah dilarutkan 14 Hari
Sirup 6 Bulan
Tetes / salep mata 1 Bulan
TetesBUDhidung: Batas
/ telinga yg tidak termasuk lama 1
Usia pakai Bulan
pemberian
Lama pemberian : maksimal 24 jam kecuali dinayatakan lain
Pemberian Etiket pada sediaan
yang telah di telah diracik
20

Etiket mencantumkan :
1. Identitas pasien (nama,no.reg/tgl
lahir, ruangan)
2. Nama obat dan cairan infus
yang dicampur
3. Dosis obat dan volume
cairan infus
4. Tanggal peracikan
5. Waktu kadaluwarsa (Beyond
Use Dated)
Pemberian Etiket pada spuit
yang akan disuntikkan kepada Px
21

 Identifikasi pasien,
 Nama dan jumlah semua bahan,
 Nama atau inisial dari yang
meracik,
 Tgl buka dan BUD
Kendala Pencampuran Obat
22
Suntik
Personil
Alat
Kec
Pelayanan

Didelagasikan ke Perawat

Mengandung 1 bahan Obat Ceftriaxone inj


Segera diberikan Cefotaxim inj
kepada Px (Disimpan < Meropenem inj
1 jam ) dll
Pendelegasian Pencampuran Obat
Suntik
23

Pendelegasian pencampuran obat suntik


dibutuhkan :
 Ruangan

 Peralatan

🞑 Troli khusus / Meja pencampuran


obat suntik
(Stenlis)
 Alkes / Bahan Habis Pakai
🞑 Masker
🞑 Sarung tangan steril bebas powder
🞑 Spuit, Alkohol, dll
Kegiatan Dispensing Sediaan Steril
24

Pencampuran Obat Suntik


Pengemasan ulang (repackaging) obat
injeksi
Penyiapan Nutrisi Parenteral
Penanganan Sediaan Sitostatika

Tehnik Aseptis
Tehnik Aseptis
25

Pelaksanaan suatu prosedur dibawah kondisi


yg terkontrol
utk mencegah atau meminimalkan terjadinya
kontaminasi mikro organisme atau partikel
kontaminan (mempertahankan sterilitas sediaan).

Pelatihan
Sumber Kontaminan
26

 Manusia (petugas) : kontaminasi


dari sentuhan dan aliranudara
 Udara (melalui ventilasi atau AC)
 Lingkungan / ruangan (dinding,
lantai, atap)
Titik Kritis Untuk Peralan Steril
27

 Syringe : tip and plunger (if


syringe digunakan ) kembali

 Jarum : Seluruh g
panjan jarum dari vel
hub - ba tip
Ampul : Leher ampul Vail
Tutup karet :

28
ProsedurTeknik Aseptis
Penyiapan Obat Injeksi
29

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


pengerjaan teknik aseptis penyiapan obat
injeksi :

 Semua perhiasan di pergelangan tangan dan jari


harus ditanggalkan (meskipun di dalam sarung
tangan)
 Dilarang meakukan kegiatan sambil
makan, minum dan merokok
 Bicara/batuk/bersin diarahkan
menjauhi
 Non esensial material ( kalkulator, pensil, buku
ProsedurTeknik Aseptis
Penyiapan Obat Injeksi
30

 Kemasan alkes/obat yg
dibutuhkan dibersihkan daridebu
yang terlihat.
 Perhitungan matematik harus dikerjakan
sebelum pengerjaan teknik aseptik
 Sebelum, selama dan sesudah pengerjaan,
petugas mencek (identifikasi, jumlah
dan kesesuaian)
Prosedur Teknik Aseptis
Penyiapan Obat Injeksi
31

1. Petugas
menggunakan
APD
2. Cuci tangan
(hands scrub) dengan
sabun antiseptis
sesuai prosedur.
3. Keringkan tangan
32

4. Permukaan
meja kerja
didesinfeksi
sebelum dan
sesudah
pengerjaan.
Desinfeksi
permukaan
dengan kassa
yang disemprot
alkohol 70%
33

PERALATAN/BAHAN
Syringe / Spuit
34

 Disposable
plastic syringe
 Luer Lock
 Slip-tip syringe
 Utk akurasi
pengambilan →
pilih ukuran
syringe yg terdekat
Syringe / Spuit
35

Utk menjaga
sterilitas :
jangan
menyentuh ujung
(tip) & bagian
plunger
 kemasan dibuka
pada sesaat
sebelum digunakan
Syringe / Spuit
36

Akurasi syringe → ½ dari tanda


strip terkecil yg tertera pada
barrel.
Contoh : Syringe 10 mL, tanda
strip terkecil pada barrel adalah
0,2 mL → akurat 0,1 mL.
Jadi bisa dipakai utk pengambilan
6,1 mL
Syringe / Spuit
37

Batas garis pada “ final edge of plunger


piston” sejajar dgn garis sesuai
volume yang diinginkan.

volume15 mL

Volume 7 mL
Jarum (Needle)
38

 Ukuran Gauge (G) pada jarum adalah


diameter lubang. Makin besar ukuran
Gauge makin kecil diameter lubang.
Jarum / needle
39

Non Coring Technique


 Utk mencegah
coring, maka tusuk
jarum pada tutup
karet dengan sudut
45- 60° ,
kemudian tegak
90°B. agian bevel tip
(point) & bevel
heel ditusuk
pada titik yg sama.
Membuka kemasan jarum dalam kabinet &
memasangkan dgn syringe
40
KEMASAN
41 VIAL
 Buka alumunium
foil
/protective
cover pada tutup
karet
(rubber stopper)
 Utk mencegah
kontaminasi &
menghilangkan partikel
→ sebelum
KEMASAN
42
VIAL
 Vial → wadah dgn closed system→
 Udara / cairan obat tidak dapat
lancar jika dikeluarkan atau
dimasukkan.
 Pada saat mengambil cairan,utk
mencegah tekanan dalam vial mjd
vakum, ambil udara dalam syringe
kemudian injeksikan terlebih dahulu
udara ke dalam vial sejumlah
Melarutkan Serbuk injeksi
43

 Mengambil aqua pro injeksi secukupnya


untuk melarutkan serbuk injeksi, setelah
pelarut ditambahkanke dalam vial, biarkan
udara dgn volume yg sama mengalir ke
dalam spuit sebelum dicabut.
 Utk melarukan serbuk injeksi, perhatikan
obat yg harus dikocok keras dan tidak
boleh dikocok terlalu keras
Melarutkan Sediaan
44

 Lihat di Brosur
 Chemotherapy preparation & stability
chart
(BCCA)
🞑 Ketik BC Cancer.bc.ca
🞑 Pilih Cancer drug manual
🞑 Pilih drugs A to K atau L to Z
 Gahart, 2018 : Intravenous Medications,
A Handbook for Nurses and
Health Professional
🞑 Harus punya aplikasi Adobe
Melarutkan Serbuk Injeksi
45
Melarutkan Serbuk Injeksi
46

Mengambil udara dalam vial setelah


melarutkan
RECONSTITUTING
A POWDERED
47

VIAL
Pengambilan Sediaan Larutan
Dalam Vial
48

Tarik plunger
syringe sesuai
volume yg akan
diambil, sebelum
syringe
dimasukkan
kedalam vial
Pengambilan Sediaan Larutan
Dalam Vial
49

Mengambil
larutan dlm vial
sedikit demi
sedikit (menarik
& mendorong
plunger )
Pengambilan Sediaan
Larutan
Dalam
50 Vial

Mengambil sejumlah volume


WITHDRAWING FROM
51
A
VIA
L
52
KEMASAN
53 AMPUL
Ampul diarahkan ke bawah, kemudian dibalik
dengan cepat
KEMASAN
54
AMPUL
 Sebelum
dibuka/dipatahkan,
usap leher
ampul dgn kassa
yang dibasahi
alkohol 70%

 Kassa alkohol
tetap dileher
ampul utk
menyelimuti
pada saat
mematahkan (obat
sitostatika)
KEMASAN
55
AMPUL

 Patahkan pada titik  Ambil larutan


dileher ampul dengan spuit
dgn jempol dan dengan jarum diujung
dgn gerakan cepat &
telunjuk permukaan ampul
kuat
Produk
56
Akhir
Sesudah pengerjaan, melihat (cek) :

 Kebocoran wadah,
 Partikel dalam larutan
 Adanya perubahan fisik (warna
dan endapan)
Penyimpanan
57

 Terlindung dari cahaya (sinar


matahari)
 Suhu
🞑 Dingin penyimpanan
2- oC
8
🞑 Kamar 15- oC
25 Lihat

di
🞑 Brosur
🞑
Chemoth
erapy

preparati
Praktek
58

1. Praktekkan pencampuran Inj.


Ceftriaxone
1 g dlm NS 100 ml
2. Praktekkan pemcampuran Inj. Meropenem
Inj 1 g dlm NS 100 ml
3. Praktekkan pencampuran KCL 50
mEq dalam NS 500 ml
59 Perhitungan dan Pencampuran
a = c
Kesetaraan … b d

60
(1)
Contoh : Dexamethason Inj 5 mg/ml, amp 5 ml
Jika dibutuhkan 10 mg berapa Dexamethason inj
yang harus diambil
5 mg = 1 ml
10 mg Vol
2
Vol 2 = 01 mg
x 1
ml
Vol 2 5
=
mg
2

ml
a = c
Kesetaraan … (2) b d

61

Berapa Kadar (mg/ml) Dextrosa Inj. 40 %, amp


25ml ?
40.000 mg =
 100 40 %ml = Dex 40 g dlm 100
Dex
ml X
25 ml X = 40.000
mg x 25
ml
X = 100 ml

10.000 mg

 Jadi kadar dextrosa = 10.000 mg/25 ml


= 400 mg/ml
ampul 25 ml
Epineprin
62

 Perubahan dlm pelebelan


🞑 Lar 1 : 1.000  1
mg/ml
🞑 Lar 1 : 10.000  0,1 mg
ml
🞑 Lar 1 : 100.000  0,01
mg/ml
Pencampuran …
63
(1)
Kadar 1 x Vol 1 =
Kadar Camp x Vol
Camp
Epinephrine HCl inj 1 mg/ml, amp 1 ml
 Jika ingin dibuat Epineprin HCl dg kadar 0,01
mg/ml berapa NaCl 0,9 % yang harus
ditambahkan.
 Jawab . 1 mg/ml . 1 ml = 0,01 mg/ml Vol
Camp
Vol

Camp

=
Pencampuran …
64
(2)
Kadar 1 x Vol 1 =
Kadar Camp x Vol
Camp

 Berapa ml NaCl 0,9 % yang harus


ditambhkan untuk mendapatkan Ropivacain
1,875 mg/ml dari Ropivacain 7,5 mg/ml
ampul 20 ml.

J  7,5 mg/ml x 20 ml = 1,875 mg/ml


.
Vol Camp
Dr Menginginkan vol campuran yang
dihasilkan bisa di injeksikan dalam
pum (spuit 50 cc), apa yang akan
saudara lakuka ?

J  Vol Camp diperkecil 2xlipat (40


ml),
Vol ropivacain yg diambil
diperkecil 2x
lipat (10 ml) ,
65
shg diperoleh
Vol Camp = Vol Ropivacain + NaCl 0,9 %
40 ml = 10 ml
+ Vol NaCl 0,9
%
Vol Na Cl 0,9 % = 40-10 = 30 ml

Jadi Langkahya
1. Lakukan repacking sediaan Ropivacain 7,5
mg/ml ampul20 ml, menjadi 2x[7,5 mg/ml
spuit 10 cc]. di Ruang Steril + LAF
2. Ambil NaCl 0,9 %, 30 ml, dalam spuit 50 cc
3. Masukkan Ropivacain 7,5 mg/ml, spuit 10 cc
kedalam spuit 50 cc yang berisi NaCl 0,9 %,
30 ml (spuit to spuit)
66
4. Homogenkan
67

 Ansel, HC, Stockton, SJ, 2017,


Pharmaceutical Calculations, 15th
Edition, WoltersKluwer.
 ASHP Guidelines on Compounding
Sterile Preparation
 Ditjen Binfar & Alkes, Depkes RI,
2009,
Pedoman Dasar Dispensing Sediaan
Steril

Pharmacy Practice for Technicians.
68

Anda mungkin juga menyukai