TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PANTI SECANTI
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT
PANTI SECANTI.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Gisting
Pada tanggal 12 Juli 2016
T. WELLY STEFANUS
RUMAH SAKIT PANTI SECANTI
Jl. Raya Gisting - Gisting 35378
TANGGAMUS - LAMPUNG
Tlp (0729) 347553, 347100, 347422, Fax (0729) 347400. Email: rsp_secanti@yahoo.com
C. Penyimpanan :
1. Penyimpanan obat dan perbekalan farmasi khusus (obat yang dibawa oleh pasien, obat
emergency, obat progam kesehatan) dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah
ditetapkan rumah sakit.
2. Rumah sakit tidak melakukan penyimpanan dan pengelolaan obat sitostatika, Total
Parenteral Nutrition (TPN) dan produk steril karena belum ada fasilitas BSC
(Biological Safety Cabinet).
3. Rumah sakit menetapkan proses dan peralatan untuk pengamanan obat dan perbekalan
farmasi lainnya.
4. Perbekalan farmasi khusus meliputi obat-obat narkotik dan psikotropik, obat-obat High
Alert, obat-obat LASA, elektrolit pekat, bahan berbahaya dan beracun, produk nutrisi
dan bahan radioaktif, dikelola dengan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.
5. Obat yang dibawa pasien dari luar, setelah melalui proses rekonsiliasi obat dan terapi
boleh dilanjutkan, disimpan di Instalasi Farmasi untuk dilakukan proses UDD.
6. Sebagai proses monitoring dan evaluasi kondisi penyimpanan obat dan alat kesehatan,
ditunjuk satu orang petugas farmasi untuk melakukan inspeksi secara berkala setiap
dua minggu sekali.
7. Obat emergensi tersedia di unit-unit pelayanan pasien dan pengelolaannya dimonitor
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.
8. Sistem penarikan obat telah diatur sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan rumah
sakit.
9. Obat-obat yang kadarluarsa dan ketinggalan jaman dipisahkan, disimpan dan
dimusnahkan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit.
E. Pemberian :
1. Petugas farmasi yang berwenang memberikan obat adalah Apoteker yang telah
memiliki SIPA dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah memiliki SIKTTK.
2. Dalam pemberian obat pada pasien rawat inap, wewenang pemberian obat
didelegasikan kepada perawat. Perawat yang berwenang memberikan obat adalah
perawat yang telah ditentukan kewenangannya sesuai Penugasan Klinis Perawat.
3. Dokter yang berwenang memberikan obat adalah semua dokter yang telah
mendapatkan Surat Penugasan ( Clinical Appointment ) dari Direktur RS yang memuat
kewenangan klinis ( Clinical Privileges ) yang boleh dilakukan di rumah sakit.
4. Petugas farmasi melakukan proses telaah obat sebelum memberikan obat.
5. Perawat melakukan proses telaah obat dan serah terima dengan menggunakan form 6
benar.
6. Rumah sakit menyediakan sarana edukasi dan konseling bagi pasien yang
menggunakan obat sendiri.
7. Proses dokumentasi dan pengelolaan obat yang dibawa pasien saat masuk ke rumah
sakit, dilakukan dalam proses Rekonsiliasi Obat oleh dokter dan pengelolaan obat
berikutnya dilakukan oleh instalasi farmasi.
8. Rumah sakit tidak melakukan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian obat
sampel yang ditujukan untuk uji klinis kepada pasien.
F. Pemantauan :
1. Ada proses Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan Pemantauan Reaksi Obat
Tidak Dikehendaki (ROTD) yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan prosedur
yang sudah ditetapkan rumah sakit.
2. Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan Pemantauan Reaksi Obat Tidak
Dikehendaki (ROTD) yang terpantau, ditulis di dalam dokumen rekam medik pasien
dan dilaporkan selambat-lambatnya 2 x 24 jam dalam bentuk laporan MESO.
3. Instalasi Farmasi ikut serta dalam proses peningkatan mutu dan keselamatan pasien
bersama Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.