Anda di halaman 1dari 2

PENCABUTAN GIGI SUSU

No Dokumen :
SP No Revisi :
Tanggal terbit :
O Halaman :
PUSKESMAS I MADE MATRA,S.Kep.Ns
SERIRIT II NIP. 19621231 198309 1 048

Pengertian 1. Dalam Instruksi Kerja ini, yang dimaksud dengan Gangguan Perkembangan dan Erupsi
gigi adalah Persistensi gigi sulung dan Supernumerary
2. Persistensi gigi sulung adalah kondisi dimana gigi sulung masih berada di rongga mulut
dalam keadaan masih kuat atau sudah goyang, sedangkan gigi tetap penggantinya sudah
erupsi
3. Supernumerary adalah adanya gigi berlebih yang normalnya tidak ada dan mengganggu
susunan gigi geligi
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencabutan gigi susu
Kebijakan Surat Kepurusan Kepala Puskesmas Seririt II No.
tentang Penyelenggaraan Pelayanan BP Gigi
Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI. Direktorat Jendral
Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun 1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar Persatuan Dokter
Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetcsh.P and Wagner.W., Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A, 1992, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke-Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Alih Bahasa Purwanto, 1993,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan :
kapas
Povidone iodine 10%
larutan anestetikum (chloretyle, pehacaine) dan atau jarum suntik
tang pencabutan
2. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
a. Pada persistensi dengan tingkat kegoyangan derajat 1, 2 & 3, petugas melakukan extraksi
dengan anestesi chloretyle
1) Petugas menyemprotkan chloretyle spray (CE) pada cotton roll
2) Petugas menempelkan kapas CE pada gingival dengan tangan kiri
3) Petugas mengambil tang extraksi dengan tangan kanan
4) Petugas melakukan extraksi gigi sulung
5) Petugas mengedep luka dengan tampon yang dibasahi larutan povidone iodide 10% dan
pasien diminta menggigit dengan kuat
6) Petugas memberi instruksi pasca pencabutan :
Tampon digigit selama 30 menit
Jangan sering kumur-kumur
Jangan makan minum yang panas dulu, selama 1x24 jam
Bekas pencabutan jangan dikorek-korek, disedot-sedot atau dipegang-[egang dengan tangan
Bekas pencabutan jangan dipakai untuk mengunyah selama 3x24 jam atau sesuai kondisi
minum obat sesuai aturan
Bila terjadi perdarahan dalam 1x24 jam diberikan kompres dingin
Bila ada keluhan segera kembali kontrol
7) Petugas memberi resep sesuai indikasi

SELESAI PELAYANAN BP GIGI

No Dokumen :
SP No Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
O

PUSKESMAS I MADE MATRA,S.Kep.Ns


SERIRIT II NIP. 19621231 198309 1 048
b. Pada gigi supernumerary dan persistensi yang belum goyang,
1) Petugas melakukan extraksi dengan anestesi injeksi
2) Petugas menyiapkan anestetikum dengan memasukkan pehacain pada spuit injeksi
3) Petugas melakukan anestesi infiltrasi
4) Petugas melakukan extraksi gigi supernumerary atau gigi sulung
5) Petugas mengedep luka dengan tampon yang telah dibasahi larutan povidone iodida 2% dan
pasien diminta menggigit dengan kuat
6) Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan
7) Petugas memberi resep sesuai indikasi

Bagan Alir Mulai

Menyiapkan anestetikum (Chlor


ethyl/injeksi infiltrasi)

Mengedep
Mengambil tang cabut extrak
luka
si

Memberi
Memberi resep
Selesai instruksi pasca
(bila perlu)
pencabutan

Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Historis Perubahan


No Isi Perubahan Tanggal Mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai