Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TEORI AGENSI, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, NILAI

PERUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Teori Agensi

Teori uutama governance


ama yang terkait dengan corporate go rnanc adalah teori agensi.

Jensen dan
d n Meckling
Me klin (1976) mendefinisikan hubungan
hubung keagenan
keage a sebagai
ebagai sebuah
sebuah

kont
kon ak yang menyatakan
enyatakan bahwa seorang atau lebih (principal) meminta
seorang minta kepada

orang
r g lain (agent) untuk melakukan jasa tertentu demi kepentingan principal
kepentiinga pr cipal,

dengan cara
ra mendelegasikan otoritas kepadanya. Principal atau pemilik p ahan

menyerahkan pengelolaan perusahaan terhadap pihak


pihak manajemen.
manajem n. Seorang
Seor n

pemegang
peme ang saham pada dasarnya menghendaki bertambahnya kemakmuran
kemakmur atau
ata

kekayaan, namun
nam manajer sebagai pihak yang diberi wewenang
wew ang atas
atas pengelolaan
pengelol

perusahaan cenderung melakukan sesuatu yang memaksimalkan kepentingan


kepentingannyaa

dan mengorbankan
da meng bank kepentingan
ti an pemegang saham sehingga
hi hal ini
ini memicu
icu

terjadinya
terj keagenan..
nya masala keage

Permasalahan keagenan yang terjadi di dalam perusahaan dapat diatasi

dengan diterapkannya Good Corporate


C porate Governance
G ernance (GCG). GCG dalam hal ini

berperan penting dimana pengelolaan


pengelol an perusahaan harus diawasi dan dikendalikan

untuk memastikan bahwa pengelolaan perusahaan dilakukan


pengelola perusahaan dilakukan dengan
dengan kepatuhan
kepatuhan atas

berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Bagi pemegang saham, GCG

memberikan jaminan bahwa dana yang diinvestasikan pada perusahaan dikelola

dengan baik dan akan memberikan returns yang memadai. Upaya tersebut

tentunya

9
1

akan menimbulkan biaya keagenan yang harus dikeluarkan perusahaan sehingga

biaya untuk mengurangi kerugian karena ketidakpatuhan setara dengan

peningkatan biaya enforcem


enforcement-nya.
nya. Menurut
Menur Jensen dan Meckling (1976) biaya

keagenan yang timbul terdiri dari:

1. The monitoring expenditure Th


2.1.1. by the (monitoring cost),
monitoring expendit b tyaituri cip
pe
(monitoring ost), yaitu biaya

pengawasan yang dikeluarkan oleh principal untuk


unt mengawasi
menga periilak
aku

darii agent ddalam


da lam mengelola perusahaan.

2.
2.1.2. (bounding cost),
Th yaitu
The bou biaya
ing yang
undin
exppen
ndiitur
ure by thee ag
gent
nt (bounding c t), yaitu biaya y g

dikeluarkan oleh agent untuk


unt menjami
njamin
n bahwa agent bertin
bertindak untu
ntuk
k

kepentingan principal
principal.

3. The residual
2.1.3. loss, yaitu
The residual loss, nilai
yaitu kerugian yang dialami
nilai kerugian yang dialami prinakibat
princi
ipal
akibat

keputusan yang diambil oleh agen


agent,, yang menyimpang dari keputusan
keputus

dibuat
yang dib at oleh principal
rincip l.

adanya GCG,
Dengan adanya GCG, diharapkan
diharapkan pihak
pihak manajemen
manajemen dapat
dapat meme
memenuhi
uhi

tanggung
ng un jjawabnya
ab sehubungan
n dengan kepentingan pemegang ah
gan kep

2.2. Good Corporate Governance (GCG)

2.2.1. Pengertian Good Corporate


Corpo te Gov nce (GCG)

Menurut Komite Cadburry, GCG adalah prinsip yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta

kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada para

shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Adapun Daniri (2005)


1

menyatakan bahwa GCG adalah suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang

digunakan oleh organ perusahaan (direksi, dewan komisaris, RUPS) guna

memberikan nilai tambah kepada pemegang


pemega saham secara berkesinambungan

dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders


stakeholders

lainnya, berlandaskan peraturan perundangan


peratura pe nd a da dan norma
norma yang
yang bberlaku. Dari definisi
laku. Dari

atasdapat
di ata dapatdisimpul
disimpulkan
lkan bahwa GCGmerupakan
ahwa GCG

11. Suatu struk


struktur yang mengatur
ur yang mengatur pola
pola hubungan
hubungan tent
tentang peran dewan
tang peran dewan

komisaris,
komi ris, direksi, Rapat Umum Pemegang Saham
Saha (RUPS) dan para
(RUPS) dan

stakeholder lainnya.

22. Suatu sistem check and balance mencakup perimbangan kewenangan


ke ng atas

pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang:


ua peluang:

pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.

33. Suat
Suatu proses
roses yang
ang transparan atas penentuan
penentu tujuan perusahaan,
tujuan perusah an,

pencapaian, dan pengukuran kinerjanya.

22.2.2. Prinsip-prinsip Good


2 2. P od Corporate Gov (GCG)
G)

Dalam penerapan
p n apan GCG terdapat
CG te beberapaa prinsip-prinsip
d pat beb p n ip-prinsip yang harus

dipenuhi agar terlaksana dengan baik. Prinsip-prinsip


ga GCG dapat terlaksa Prinsip-prin p GCG
CG diperlukan

kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan dengan tetap


untuk mencapai kesinambunga

lima
memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders). Secara umum ada lima

menurut
prinsip dasar dalam GCG me KNKG(2006),
rut KNKG (2006), yakni:
yakni: transparency
transparency,

accountability, responsibility, independency, dan fairness.


1

1. Transparency (Keterbukaan Informasi)

Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukan informasi, baik dalam proses

keputusan
pengambilan keput n maupun dalam mengungkapkan
gungkapkan informasi material

relevan
dan relev n mengenai perusahaan. Informasi material dan relevan adalah

informasi
info asi yang dapat mempengaruhi
m e g i naik
ik tturunnya
unnya harga saham
ham perusahaan

tersebut, atau yang mempengaruhi secara signifikan risiko serta


tersebu erta prospek

uusaha
aha perusahaan yang bersangkutan.

22. Acco
Accountability
tability (Akuntabilitas)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem


siste dan

pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan


pengelola perusahaan
p ah n

terlaksana secara efektif. Dalam hal ini, perusahaan harus dikelola secara
secar

benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan


deng tetap
tetap

memperhitungkan
memperh ungkan kepentingan
p ntingan pemegang
e gang saham
sa am dan pemangku
pema gk

kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan


diperlukaan tuk

mencapai kinerja yang


ai ki k in .

33. R
Responsibility
nsi ility (Pertanggungjawaban)
Pertanggungjawaban)

perusahaan
Pertanggungjawaban per ahaan adalah kesesuaian (kepatuhan) di dalam

pengelolaan perusahaan terhadap korporasi yang sehat serta peraturan

perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku dalam hal ini termasuk

yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan

lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian, dan

persaingan yang sehat.


1

4. Independency (Kemandirian)

Indepedensi atau kemandirian adalah suatu keadaan di mana perusahaan

dikelola secara pprofesional


esional tanpaa
tan benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang
y g berlaku prinsip-prinsip korporasi
berla dan prinsip-prinsip korporasi yang
yang sehat.

55. Fairness
Fairness (Ke
(Kesetaraan
et ra n dan kewajaran)

Fairness (keseta
Fa (kesetaraan
aan dan kewajaran) didefinisikan
didefin sikan sebagai
eba perlakuan
perlakuan yang
yang

adil dan
ad d n setara di dalam memenuhi hak-hak sttakkeholde
older yan
ng timbu
ti bul

berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlak Fairness


k Fairne

juga mencakup kejelasan hak pemodal, sistem hukum dan penegakan


p gakan

untuk melindungi
peraturan untuk melindungi hak
hak investor
investor khususnya
khususnya pemegang
pemegang saha
saham

minoritas dari berbagai bentuk kecurangan seperti insider trading,


trading frau
au ,

saham, K
dilusi saham KKN,
N, dll.

2.2.3. Manfaat Good Corporate Governance (GCG)

Suatu perusahaan
h yang ingin menuai manfaat darii pasar modal
dal atau
a jika
jika

ingin menarik modal


m da jangka
jan panjang,
panjang maka
aka penerapan
pe pan GCG
GCG secara
secara konsisten
ko isten dan
dan

efektif akan
ak mendukung
endukung tercapainya hal tersebut. Penerapan prinsip
p ip dan
dan praktik
praktik

GCG akan meningkatkan keyakinan


keyak nan investor
invest r terhadap perusahaan. Daniri (2005)

menjelaskan bahwa manfaat dari GCG dalam perusahaan yakni sebagai berikut:

11. Mengurangi agency


agency cost,
cost, yai
yaitu suatu biaya
itu suatu biaya yang
yang harus
harus ditanggung
ditanggung

pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak

manajemen. Biaya ini dapat berupa kerugian yang ditanggung perusahaan


1

sebagai akibat penyalahgunaan wewenang, ataupun berupa biaya

pengawasan yang timbul untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

22. Mengurangi biaya modal


mo al (cost of capital), yaitu sebagai
pital), yaitu sebagai dampak
dampak dari
dari

pengelolaan perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas

dana atau
da tau sumber daya yyang dipinjamoleh
ng dipinja oleh perusahaan
perusahaan semakin kecilseiring
kin kecil

turunnyatingkat
dengan turunny tingkatrisiko
risikoperusahaan

33. Men
Meningkatkan
ngkatkan nilai
ai saham perusahaan sekaligus
seka us dapat
dapat meningkatkan
kan citra
ningkatk citra

perusahaan
pe usahaan di mata publik dalam jangka panjang.

44. Me
Menciptakan
ciptakan dukungan para sttakeh
ak hollder
er (peemangku keepenting
pentingan
n) dalam
dala

lingkungan
ingkungan perusahaan terhadap keberadaan perusahaan dan
li d berbagai
b bagai

strategi serta kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena pada


pa a umumnya
umumny

mereka mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat manfaat


manfa t maksi l

dari segala tindakan dan operasi pperusahaan


h an dalam menciptakan
enciptak

kemakmuran dan kesejahteraan

Manfaat G
M GCG
G bukan hanya untuk saat ini atau dalam
a a jangka
ja pendek,
p dek, tetapi

dalam jangka panjang


dala pa jaang dapat
d menjadi pilar
pil r utama
utam pendukung
ndu un tumbuh
tumbuh kembangnya
kem
m angnya

perusahaan
suatu pe memenangkan
haan sekaligus pilar untuk m persaingan dii era global.
enangkan persainga

Corporate Govern
2.2.4. Faktor-faktor Corporat Governance
ce (GCG)

Dalam pelaksanaannya, GCG dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal

dan faktor eksternal (Daniri, 2005). Faktor internal adalah faktor-faktor


-faktor pendorong

keberhasilan pelaksanaan praktik GCG yang berasal dari dalam perusahaan,

seperti terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung

penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja di perusahaan, adanya

berbagai peraturan
1

dan kebijakan yang mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG, adanya sistem audit

yang efektif, adanya keterbukaan informasi bagi publik dll.

Adapun faktor eksternal


eks nal adalah berbagai faktor yang berasal dari luar

perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan


p nerapan GCG, seperti

sistem hukum
huk yang baik sehingga
sehi g mampu
p menjamin
njamin supremasi
supre si hukum
hukum yang
yang

konsisten dan efektif, adanya dukungan pelak


pelaksanaan
anaan GCG dari sektor

publik/lembaga
publik/le pemerintahan
baga pem rintahan yang diharapkan dapat pula melaksanakan
elaksanaka Good

Corporate
Corp ate Governance
overnance dan Clean Government menuju Good Government
Go G er t

Governance
G an yang sebenarnya.

2.2.5. Sistem dan Mekanisme Corporate Governance

Secara umum terdapat 2 struktur kepengurusan perusahaan yakni one ti


tier

board
bo d system dan two tier board system. Pada perusahaan di Indonesia, umumnya
Indonesi , umumn

menganut two tier board system


sys yang dimana
dim terdiri
erdiri dari
dar dewan komisaris serta
t

direksi yang mempunyai tugas, fungsi dan wewenang pengelolaan terpisah


terpi ah dari

dewan
e komisaris
mi ri sebagai pengawas per
perusahaan.
a Menurut Bacon
B dan
d Brown dalam

Daniri ((2005),, ada


Danir da 33kkarakteristik two ier
rakteristik utama two tierboa d syst
system, yaitu:

11. Struktur two tier board system memang benar-benar memisahkan antara

dewanpengelola
fungsi, tugas dan wewenang dewa pengelolaperusahaan
perusahaan(dewan
(dewandireksi)

dengan dewan pengawas perusahaan


peru ahaan (dewan komisaris).

22. Pemisahan secara fisik antar


antaratugas
tugasdan
danwewenang
wewenangkedua
keduadewan
dewanini
inidapat

menghindari campur tangan dan tugas ganda.


1

3. Dalam two tier board system ini dewan pengawas sama sekali tidak diberi

wewenang untuk campur tangan dalam pengelolaan perusahaan. Dewan

perusahaan benar-benar didorong


pengawas perusahaa idorong untuk melaksanakan tugas

utamanya yakni dalam memberi pengawasan dan saran bagi direktur

lainnya.

Pengawasan
Peng w san dalam perusahaan dilakukan oleh dewan
dew n komisaris dibantu

oleh komite-komite
k it -k mite yang dibentuknya. Pada two tier board system
syste semua komite

diciptakan sebagai wahana penyeimbang bagi perusahaan


diciptak perusah untuk
tuk menjamin
menj in

perusahaan
pe ahaan bisa dikelola dengan baik, efektif dan profesional.
profesional. Menurut
Menu t Barnhart
B rnh rt

dan Ro
da Rosenstein
nstein (1998), mekanisme corporate governance dalam suatu pperusahaan
ahaan

dibagi menjadi dua yakni mekanisme internal dan mekanisme


mekanism eksternal.
ekster a .

Mekanisme
Meka isme internal merupakan yang berhubungan langsung dengan pengambilan
peng bila

keputusan, seperti
sep dewan direksi,
direks dewan
dewan komisaris,
komisaris, kepemilikan
kep ilikan manajerial
manajerial dan
d

kkompensasi
ompensasi eksekutif. Adapun mekanisme eksternal seperti
perti pengendalian oleh
ol h

ppasar da
dan level debt fi . Mekanisme corporate
co governance diharapkan
ara a ddapat
pat

eng rangi konflik


mengurangi k n k keagenan
kea n yang
yang terjadi
rjadi antara
an age
ag t dan principal seehin
ngga

berdampak
dapat berd pak pada meningkatnya nilai perusahaan.

2.2.5.1. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti


s erti perusahaan asuransi, bank, perusahaan

investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Kepemilikan institusional

biasanya memiliki porsi kepemilikan yang besar pada perusahaan sehingga

memiliki pengawasan yang lebih ketat terhadap pihak manajemen.


1

Tarjo (2008) menyatakan bahwa investor institusional sebagai pemilik

mayoritas sangat berkepentingan untuk membangun reputasi perusahaan tanpa

harus melakukan ekspropriasi terhadap


erhadap pemegang
pem ang saham
saham minoritas.
minoritas. Ekspropriasi
Ekspropriasi

merupakan cara memaksimumkan kesejahteraan ssendiri


ndiri dengan distribusi

kekayaan dari
d i pihak lain (Claessens
(Cl et all., 2000 dalam Tarjo, 2008). Komitmen

pemegang saham mayoritas untuk meningkatkan


meningkatka nilai
nil i perusahaan yang juga nilai

pemegang
pem gang saham ini sangat
angat kuat karena apabila
apabila pemegang
pemegang saham
saham mayoritas
ayoritas

melakukan ekspropriasi pada saat dia memegang saham dalam jumlah bbesar,
melakuka sar, aka

para pemegang
par gang saham minoritas dan pasar saham akan mendiskon
pemeg mendiss on harga
h rga pasar
pas r

saham
ham perusahaan tersebut, sehingga akan merugikan pemegang saham mayoritas
yoritas

itu sendiri.

Adapun Laila (2011) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan


dil kuk oleh
oleh

institusional
investor institusi al dianggap m
mampu menjadi
mpu men mekanisme monitoring
adi mekanism yangefek if
onitoring yang

terhadap setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan invest
investorr

institusional
ins itusio mengawasi pihak
hak manajemen dalam
dala pemanfaatan
nf aktiva perusahaan
p ah n

sehingga
eh ga tidak terjadi
te jaa pemborosan
pem osan oleh
ole pihak manajemen.
m a em Penurunan pemborosan
emborosan

perusahaan
dalam pe kinerja
haan akan meningkatkan kin manajemen dan meningkatkan
ja pihak manajem

reputasi perusahaan. Peningkatan reputasi perusahaan yang lebih baik dapat


Peningkat n reputas

meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan berujung pada peningkatan nilai

perusahaan.

2.2.5.2. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
1

keputusan perusahaan (Laila, 2011). Jensen dan Meckling (1976) menemukan

bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi

masalah keagenan dari manajer


manaj dengan
dengan menyelaraskan
m elaraskan kepentingan-kepentingan

manajer dengan ppemegang


megang saham.

Dalam kepemilikan manajerial


jeri l yang
y tinggi,
t nggi, kemungkinan terjadinya

perilaku opportunistic manajer merasaka


oppor isti manajer akan menurun karena manaje merasakan
an langsung

dampak atas
ata setiap
s tiap keputusan yang diambil. Setiap keputusan
keputusa yang
yang diambil
diambil oleh
oleh

manajer
ma je akan
ak menentukan dampak yang diterima pemegang
pemeg g saham,
ha , sehingga
sehingga

manajer
m ajer sekaligus pemegang saham akan selalu berupaya meningkatkan
ningkatk nilai
men nilai

pperusahaan
sahaan agar terciptanya kemakmuran bagi dirinya sendiri selaku
selaku pemegang
p egang

perusahaan. Sementara
saham perusahaan. Sementara apabila
apabila dalam
dalam perusahaan
perusahaan tanpa
tanpa kepemilika
kepemilikan

manajerial,
najerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya
any akan
ak

mementingkan kepentingannya
k pentingannya Tarigan,
ndiri (Christiawan dan T 2007).
ig n, 2007).

2.2.5.3. Komisaris Independen

Komisaris
omi ri independen adalah
dalah anggota dewan komisaris
komi r yang
ng tidak
tidak

terafiliasi dengan
terafil ng direksi, anggota dewan komisaris
misaris lainnya
kom inny dan
da pemegang
gang saham
saham

pengendali, serta bebas dari hubungan


hub gan bisnis
bi is atau hubungan lainnya yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-

mata demi kepentingan perusahaan (KNKG, 2006). Menurut Amri (2011)


(2011),

independenadalah
tanggung jawab komisaris independe adalahsebagai
sebagaiberikut:

1. Komisaris independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong

diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik di dalam


1

perusahaan melalui pemberdayaan fungsi dewan komisaris agar dapat

melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara

efektif dan lebih memberikan


mem erikan nilai ttambah
mbah bagi perusahaan.

22. Dalam upaya untuk melaksanakan tanggung jawabnya


ja abnya dengan baik maka

komisaris independen hharus secara proaktif


pr ktif mengupayakan agar
agar dewan
dewan

komisaris melakukan
elakukan pengawasan dan memberikan
emberikan nasihat
nasihat kepada
kepada

direksi
di eksi yang terkait
t kait dengan, namun tidak terbatas
rbatas pada
p a hal-hal
hal-hal sebagai
sebagai

berikut:
rikut

a. Memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis yang


y ng efektif,

termasuk di dalamnya memantau jadwal, anggaran dan efektifitas


fektifitas

strategi tersebut.

bb. Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif dan


d manajer-
m aje -

manajer profesional.
al.

c. Memastikan bahwa perusahaan


pe usahaan memiliki informasi, sistem
sist

pengendalian, dan sistem audit yang bekerja dengan baik.

dd. Mema
Memastikan
k n bahwa perusahaan
per ah an mematuhi
mema uh hukum dan
dan perundangan
per ndangan

yyang
g berlaku maupun
maupu nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan
peru haan dalam

menjalankan operasinya.
opera inya.

e. Memastikan resiko dan potensi krisis selalu diidentifikasi dan dikelola

dengan baik.

f. Memastikan
M ik prinsip-prinsip
ri ip ri ip dan
d praktik
ktik good
od corporate governance

dipatuhi dan diterapkan dengan baik.


2

Keberadaan komisaris independen juga dimaksudkan untuk mendorong

terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif dan menempatkan

kewajaran dan kesetaraan di antara


tara berbagai
berbaga kepentingan termasuk kepentingan

pemegang saham minoritas dan stakeholder lainnya.


innya. Hal ini diihaaraapkan
kan dapat

mendorong reaksi
aksi positif pasar
pas karena
k kepentingan
kepentingan pemegang
pemegang saham
aham terlindungi
terlindungi

(Darwis, 2009 dalam


dala Laila,
Lailla, 2011). Adapun jumlah komisaris independen
indepeenden dalam

perusahaan harus
h r dapat menjamin
enjamin agar mekanisme
mekanism pengawasan
pengawa berjalan
berjala secara
secara

efektifda
efekti dansesu
sesuai denganperaturan
i dengan peraturanperundang-undangan.
perundang-undangan.

Berdasarkan
rdasarkan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014, proporsi komisaris
Ber komisaris

independen
in ependen dalam suatu perusahaan minimal 30% dari anggota ddewan
an komisaris
k isaris

yang terdiri dari lebih 2 anggota. Untuk dewan komisaris yang beranggotakan 2,

maka
ka 1 diantaranya wajib merupakan komisaris independen. Menyangkut
enyangk t

keberadaan komisaris
k is dalam tw
two tier board system, sangat dianjurkan
system sanga ianjurkan agar dewan
de

kkomisaris
omisaris didominasi atau seluruhnya diisi para komisaris independen
independen sehingga
sehin a

keberadaannya
kebe da lebih
leb h efektif
i dalam menjalankan
menjal ka fungsinya
i terutama melindungi
lindungi

pemegang
kepentingan pem g ng sa (Daniri,
(D n ri, 2005).

2.2.5.4. Komite Audit

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab

kepada dewan komisaris dalam membantu


m mbantu mel aksanakan tugas
melaksanakan tugas dan
dan fungsi dewan

komisaris (Kep 643/BL/2012) Me


(Kep-643/BL/2012). Menurutt KNKG (2006), komite audit bertugas

membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa:


2

1. Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum,

22. pengendalian internal


Struktur pengendalia perusahaan
nternal peru dilaksanakandengan
haan dilaksanakan denganbaik,
baik,

33. Pelaksanaan
Pelaksan an audit internal maupun eksternal dilaksanakan
d laksanakan sesuai dengan

standar
st dar audit yang berlaku,
berl ku, dan

44. lanjut
Tindak lanju dilaksanakan
ut temuan hasil audit dilaksan kan oleh manajemen.

Pengawasan
Peng wasan yang auditt untuk memastikan
ng dilaksanakan oleh komite aud mastika bahwa

tercapainya
terca kinerja
a nya ki rja perusahaan yang lebih baik dan mampu meningkatkan
katkan nilai
ngk nilai

perusahaan
pe ahaan (Chan dan Li, 2008 dalam Laila, 2011). Anggota komite
mite a udit terdiri
kom diri

dari orang-orang
o ng-orang yang independen, seperti komisaris yang tidak terlibat
t libat dalam

pengurusan
pengu usan perusahaan dan pihak-pihak yang terafiliasi. Berdasarkan Kep
Kep-

643/BL/2012, komite audit paling sedikit terdiri atas 3 orang anggota. Berdasarkan
erd arka

pengalaman
praktik dan penga internasional,
man dalam lingkup inte kebanyakan
nasional keban akan dari komite au it

y ng efektif terdiri dari 3 sampai 5 anggota (KNKG, 2002). Apabila suatu komite
yang ko ite

audit
dit beranggotakan
be ka terlalu sedikit,
dikit, maka akan
ak berdampak
b ak pada
ad minimnya
ni y ragam
agam

pengalaman
peng anggota
g laman ang (Daniri,, 2005).
ot (Dan

2.3. Nilai Perusahaan

2.3.1. Pengertian Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah nilai yang telah dicapai oleh suatu perusahaan

sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah

melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan

tersebut didirikan sampai dengan saat ini (Noerirawan, 2012). Memaksimalkan


2

nilai perusahaan sangat penting bagi perusahaan karena akan memaksimalkan

kemakmuran para pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan. Menurut

Fama (1978) nilai perusahaan tercermin dari harga


ercermin dar harga sahamnya.
sahamnya. Harga
Harga saham
saham jug
jug a

cerminaninformasi
merupakan cermina informasikinerja
kinerjayang
yangberasal
berasaldari
daripasar.

Nilai perusahaan yang dibentuk


dib n k melalui
el lu indikator nilai pasar
p ar saham sangat

dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang


pel ang investasi dapat
dapat

memberikan
emberika sinyal positif tentang pertumbuhan peru
perusahaan
ahaan dimasa yang
g akan

datang, sehingga Investordala


hingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Invest dalamb investasi

tentunya
ten nya menginginkan
enginginkan adanya peningkatan kekayaan dan m
mempertimbangkan
per mb ngka

nnilai perusahaan
ai pe dalammenetapkan keputusan
sahaan dalam keputusaninvestasi.
investasi.

2.3.2. Konsep Nilai Perusahaan

Beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan


perus h yakni
yak i

sebagai berikut (Christiawan dan Tarigan


Tarigan, 20 ):

1. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran
angga an

dasar perseroan,
n, disebutkan
ka secara eksplisit
pl dalam
da neraca perusahaan
pe h dan
dan

dditulis
t s jelas dalamsurat
jela dalam suratsaham
sahamkolek
ktif.

22. Nilai pasar adalah harg


harga yang terjadi
terjjadi sebagai hasil
hasil dari
dari proses
proses tawar-
tawar-

menawar yang terjadi di pasar saham. Nilai ini


saham Nilai ini hanya
hanya bisa
bisa ditentukan
ditentukan jika
jika

saham perusahaan di jual di pasar saham.

33. Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu pada

perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai

intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai
2

perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan

keuntungan di kemudian hari.

44. Nilai buku adalah nila


nilai perusahaan yang
ng dihitung dengan konsep dasar

akuntansi. Secara
S ara sederhana, nilai buku dihitung dengan membagi selisih
selisih

antara total aktiva dan ttotal


anta tal uutang
g ddengan
ng jumlah saham yang beredar.

55. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan


pe usahaan setelah dikurangi

dengan
den an semua kkewajiban dipenuhi.
wajiban yang harus dipenu i Nilai sisa merupakan
erupaka bagian

paraa ppemegang
pa megang saham. Nilai likuidasi dapat dihitung dengan
d ngan cara
c ra yang sama

untuk menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan neraca


neraca performa
perf ma yang
y ng

disiapkan ketika suatu perusahaan akan likuidasi. Apabila mekanisme


kani pasar

berjalan dengan baik, maka harga saham tidak mungkin berada di bawah
b wa

nilai likuidasi.

Berdasarkan
Berdasa penjelasan diatas,
k n penjelasan diatas, konsep
konsep yang
yang pa
paling representatif uuntuk
ng representatif t

menentukan
enentukan nilai perusahaan adalah pendekatan konsep nilai intrinsik. Dalam

memperkirakan
mper a nilai
n la intrinsik
insik sangat sulit karena
k dibutuhkan
dibu kemampuan
k puan

mengidentifikasi
eng dentifikasi variabel-variabel
abel- riabel signifikan
s gni ikan yang
y menentukan
men n ukan keuntungan
keunt ngan suatu
suatu

perusahaan.. Variabel tersebut berbeda dari satu perusahaan ke


perusaha k perusahaan yang

intrinsik
lain. Selain itu, penentuan nilai intri sik juga memerlukan kemampuan

memprediksi arah kecenderungan yang akan terjadi di kemudian hari. Maka dari

penjelasan di atas, nilai pasar digunakan


digu kan dengan
dengan alasan
alasan kemudahan
kemudahan data
data juga
juga

didasarkan pada penilaian yang moderat (Christiawan dan Tarigan, 2007).


2

2.3.3. Pengukuran Nilai Perusahaan

Harga saham sebagai ukuran nilai perusahaan tidak dapat nominalnya

digunakan untuk membandingkan


membandi gkan antar suatu
t perusahaan
perusahaan dengan perusahaan

lainnya, tetapi menggunakan suatu pengukuran. Menurut Ross et


et al.
al (2008),
(2008),

pengukuran nilai perusahaan


sahaan dapat
da at dilakukan
di akuk ddengan menggunakan
gan menggu beberapa rasio,
kan beberapa

yakni:

11. Pric
Price to Book Value (PBV)

PBV menggambarkan
nggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham
sah

suatu perusahaan. PBV juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan


per ahaa

mampu
mpu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal
dal

yang diinvestasikan. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan
aka

prospek perusahaan
perusahaan tersebut
tersebut di
di masa
masa depan.
depan. PBV
PBV memili
memilikii beb
beberapa
berapa

keunggulan yakni
keunggul akni nilai buku yang disediakan relatif stabil, sehingga
rela f stabil, sehingga bis
bisa

dibandingkan dengan nilai pasar dan dapat mengukur nilai perusahaan


perusah n

walaupun perusahaan memiliki


miliki laba negatif dimana P/E
P/ ratio tidak dapat
io tida

mengukurnya.
menguku Adapun PBV dapat
ny Ada dihitung deng
d pat dihit dengan menggunakan
n menggunak n rumus:

𝑃𝑟ii𝑐 𝑀𝑎𝑟𝑘ee𝑡𝑝𝑟
𝑀𝑎𝑟𝑘 𝑝𝑟ii𝑐𝑐e𝑝𝑝ee 𝑠ℎ𝑎𝑟e
𝑃𝑟 𝐵oo
𝑐e 𝑡 𝐵 𝑉𝑎𝑙𝑢 e
oo𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢 e
𝑡 𝐵oo𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢
𝑣𝑎𝑙𝑢e𝑝𝑝𝑟ee𝑟𝑠ℎ𝑎𝑟e
𝑠ℎ𝑎𝑟 e
e o 𝑘 =
𝑘 e 𝑟 e
22. Price-Earning Ratio (P/E
P/E ratio)
tio)

P/E ratio mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham

perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.

Semakin tinggi rasio ini sering diartikan bahwa perusahaan memiliki

prospek yang signifikan untuk pertumbuhan di masa depan. P/E ratio


2

memiliki keunggulan yakni mampu menunjukkan kinerja perusahaan

karena kinerja yang baik dapat terlihat dari laba yang dihasilkan. P/E ratio

dapat dihitung dengan menggunakan


enggunakan rumus:
mus:

𝑃 /� 𝑀𝑎𝑟𝑘ee𝑡𝑝𝑟
𝑀𝑎𝑟𝑘 i𝑐i𝑐e𝑝e𝑝 𝑠ℎ𝑎𝑟
𝑝𝑟 𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟e
𝑃 𝑟𝑎𝑡io
𝐸𝑟𝑎𝑡 io = 𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛i𝑛𝑔𝑠
e 𝑝𝑝e𝑟e𝑟𝑠ℎ𝑎𝑟
𝑛𝑔 e e
𝑠ℎ
/ �=
𝑠 𝑟 e
33. Tobin’s Q

Rasio Tobin’s Q mengukur


Rasi ngukur nilai perusahaan
perusah dengan
deng membandingkan
kan nilai
bandingk

ppasar
ar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai

penggantian
ggantian aset (asset replacement value) perusahaan. Jika rrasioo Tobin’s
peng

Q diatas 1, maka menunjukkan bahwa investasi pada aktiva


aktiva menghasilkan
mengh ilkan

laba dan memberikan nilai lebih tinggi daripada pengeluaran investasi,


investa i, hal

akan mendorong
ini akan mendorong investasi
investasi baru.
baru. Namun,
Namun, apabila
apabila rasio
rasio Tobin’
Tobin’s
’s Q

dibawah 1, maka
mak investasi
in stasi dalam aktiva tidaklah
tid klah menarik.

𝑀𝑎𝑟𝑘ee𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢
𝑀𝑎𝑟𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢 eof 𝑎𝑠𝑠ee𝑡𝑡𝑠
of 𝑎𝑠𝑠
i ′ �𝑄�𝑅𝑎𝑡
𝑇𝑇oo𝑏𝑏i𝑛 𝑅𝑎𝑡i io 𝑡 e 𝑠
𝑝𝑙𝑎𝑐ee𝑚
𝑅e𝑝𝑙𝑎𝑐 𝑚ee𝑛𝑡
𝑐oo𝑠𝑡
𝑠 ofof𝑎𝑠𝑠
𝑎𝑠𝑠ee𝑡 𝑡
𝑛 �� =
𝑛𝑡 𝑡 𝑠
Setiap rasio memiliki
iliki keunggulan
ke gg l dan kelemahan
kel a masing-masing. Rasio

Tobins’Q
Tobin adalah rasio yang paling baik karena memasukk
Q adala memasukkan seluruh
eluruh unsur utang

dan modal saham perusahaan atau memasukkan seluruh aset perusahaan. Namun

pada proses perhitungannya diperlukan


dipe lukan data yang banyak dan sulit diperoleh. Hal

ini menyebabkan Tobin’s Q menjadi rasio yang tidak aplikatif dalam pengambilan

keputusan sehari-hari.

Pada P/E ratio juga terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan pertama

yakni adanya kemungkinan manipulasi pendapatan. Net income adalah komponen


2

utama P/E ratio suatu perusahaan, maka manipulasi pendapatan dapat

mengakibatkan data P/E ratio yang menyesatkan. Kelemahan P/E ratio yang lain

terkait volatilitas dan risiko. Beberapa


eberapa perusahaan
peru ahaan mungkin memiliki P/E ratio

yang sama, akan tetapi jika pendapatan dan sumber penghasilan satu perusahaan

dapat benar benar


benar diandalkan sedangkan
benar-b seda gka pendapatan
dapatan perusahaan lain adalah

sangat

tidak pasti maka tidak ada


a perlakuan yang berbeda pada
pad P/EEratio.
ratio

Akhirnya
Akhi ya berdasarkan
ber asarkan beberapa penjelasan di atas,
at s, PBV merupakan
erupakan rasio
rasio

yang dipertimbangkan untuk penelitian ini. Pemilihan PBV dipertimbangkan


dipe imbangkkan

karena ssuatu
ka terbatas
tu perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terba ingg

nnilai
ai perusahaan juga menggunakan ukuran yang didasarkan pada
pad perhitungan
perhit ngan

jangka panjang yang bersifat akumulatif (tidak per periode) (Wibisono,


(Wibi ono, 2008)
2008).

Maka dari itu ukuran nilai perusahaan pada penelitian ini menggunakan PBV.
menggunaka PBVV.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu
P hu u yang
y g pernah
per ah meneliti
nel tentang GCG
G dan nilai

perusahaan
pe a adalah
d ah penelitian
pe litian yang
y g dilakukan oleh Chong
C ong dan Lopez-de-Silanes
-d Silanes

(2006) yang berjudul “Corporate Governance and Firm Value in Mexico” dengan

sampel 150 perusahaan yang listing di Mexican Stock Exchange pada tahun 2002-
2002

2005. Hasil penelitian menunjukkan


menunjukk bahwa
bah perusahaan
perusahaan di
di Mexico
Mexico dengan
dengan GCG
GCG

memiliki manfaat dalam penilaian, ki rja yang membaik dan pengembalian tinggi

yang berasal dari keuntungan perusahaan.


2

Penelitian yang dilakukan oleh Garay dan González (2008) yang berjudul

“Corporate Governance and Firm Value” dilakukan di Venezuela dengan sampel

terdaftar dii Caracas Stock


33 perusahaan yang terdafta S ck Exchange (12 bank, 2 institusi

keuangan serta 19 industri tahun


ndustri dan sektor jasa) pada tah n 2004. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa corporat


menunjukka corporate governance
go e yyang
g diproksikan melalui
lalui Corporate

Governance
Gove ce Index (CGI) berpengaruh
erpengaruh positif terhadap
te had p pembayaran dividen, PBV

danTobin’
da Tobin’sQ.

Penelitian yang dilakukan oleh Laila (2011) yang berjudul “Analisis


Penelit Analisis

Pengaruh
Pe garuh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan” dilakukan
d lak kan di

Indonesia dengan sampel 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2005-2009.
2005- 009. Hasil penelitian Laila (2011) menunjukkan bahwa kepemilikan
kepemilika

institusional,
nstit ional, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi dan kepemilikan
epemilika

manajerial berpengaruh
berp garuh positif terhadap
erhadap nilai perusahaan.
perusaha . Namun
Namun pada
pada ukuran
ukur

kkomisaris
omisaris independen tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Penelitian
liti yang dilakukan oleh Retno
Re dan Priantinahh (2012)
(20 2 yang
y g berjudul
berjudul

“Pengaruh
“P ng r Good
o Corporate
Co porate Governance
G vern nce dan Pengungkapan
Peng ngka Corporate
porate Social
Social

Responsibility terhadap Nilai Perusahaan”


Pe saha dengan sampel 60
60 perusahaan
perusahaan yang
yang

terdaftar di BEI periode 2007-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GCG

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan


per sahaan dan CSR berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ojulari (2012) yang berjudul “Corporate

Governance: The Relationship between Audit Commitees and Firm Values” dengan
2

sampel 25 perusahaan yang termasuk dalam indeks FTSE 100 dengan observasi 2

tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit yang efektif berdampak

positif terhadap nilai perusaha

Penelitian yang dilakukan oleh Muryati dan Suardikha (2014) yang berjudul

“Pengaruh Corporate Governance


Govern pada
p d Nilai
il i Perusahaan”
Pe haan” dilakukan
dilakukan di
di Indonesia
Indonesia

dengann sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012. Hasil
deng

penelitian Muryati dan Suardikha (2014) menunjukkan bahwa kepemilikan


penelitia

institusional
instit ional dan
dan kepemilikan manajerial berpengaruh positif
p itif terhadap
t hadap nilai
nilai

perusahaan.
pe ahaan. Namun pada ukuran komite audit pada penelitian ini tidak berp ngaruh

positif terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hariati (2015) yang berjudul “Pengaruh


“P ngaruh Tata

Kelola
Kelol Perusahaan dan Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan”
Perusaha ” dilakukan
di akuka

di Indonesia dengan sampel


sampe perusahaan
p u ahaan manufaktur
m ktur yang
yang terdaftar
terdaftar di
di BEI
BEI tahun
tah

2011-2013.
201 -20 3 Hasil penelitian Hariati (2015) menunjukkan bahwa kkomisaris
isa is

independen
d ddan kinerja
kin lingkungan
a berpengaruh
berp g positif terhadap
erhad nilai perusahaan,
ah n,

namun kkepemilikan
namu institusional
likan in titusional dan ukuran komite audit
udit titidak
ak berpengaruh
ngaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

2.5. Pengembangan Hipotesis

Kepemilikan
Ke milikan institusional adalah kepemilikan
k emilikan saham perusahaan
erusahaan yang

dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan

investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Jensen dan Meckling (1976)
2

menyatakan bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi konflik keagenan

yang antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional

dianggap mampu menjadi mekanisme


m kanisme monitoring
itoring yang efektif dalam setiap

keputusan yang diambil oleh manajer. Semakin tinggi kepemilikan institusional

maka semakin ketat monitoring yang dilaku


di ukaan. Sesuai
Sesua denga
ngan prinsip dasar GCG,

institusionall mendorong terlaksananya accountability


kepemilikan institusion danfairness.
c untability da fairness

Terpenuhinya
Terp uhinya prinsip accountability dikarenak
dikarenakan adanya
ya tuntutan
n adany untutan investor
i vestor

institusional
instit ional mengawasi
ngawasi pihak manajemen dalam pemanfaatan
pemanfaata aktiva
akt perusahaan
perusah n

sehingga
ehingga tidak terjadi pemborosan oleh pihak
pihak manajemen.
manajemen. Pada prinsip airnes
fairness

ddikarenakan
are kan tuntutan investor institusional terhadap manajer untuk melakukan
elakukan

praktikkorporasi
prakti korporasi yang
yangsehat
sehat sehingga
sehingga perlindungan
perlindungan terhadap
terhadap hak-hak
hak-hak stakeholde
stakeholder

terpenuhi.
erp uhi. Adanya accountability dan fairness memberikan gambaran per
perusahaan
ah

yang positif di mataa investor sehingga


seh ngga akan meningkatkan
m ningkatkan permintaan
rmintaan akan saham
saha

perusahaan. Permintaan saham perusahaan akan berdampak pada kenaikan harga


har a

saham
ha ddan hal
al ini mencerminkan peningkatan
ink terjadi penin ka nilai
lai .

Penelitian
P i sebelumnya
sebe umnya yang dilakukan
d akukan oleh Muryati
Muryat dan
da Suardikha
rd kha (2014)
(2014)

bahwa terdapat hubungan positif antara kepemilikan


dan Laila (2011) menemukan bah

institusional dengan nilai perusahaan. Akan


Aka tetapi, pada penelitian Hariati (2015)

terdapat hasil bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh positif terh adap
terhadap

nilai perusahaan. Maka berdasarkan penjelasan


p jelasan diatas dan beberapa hasil peneliti

terdahulu dapat dirumuskan hipotesis yakni:

H1: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.


3

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan

keputusan perusahaan (Laila, 22011). Menurut teori


11). Menuru eori agensi, kepemilikan manajerial

manajemen
dapat mengurangi konflik agensi karena ketika ma ajemen memiliki saham

perusahaan maka
aka dapat mengurangi
meng gi perilaku
p ak opportunistic karena merasakan

langsung manfaat atau dampak dari setiap keputusan


keputu a yang diambilnya sebagai

pemegang
pem gang saham.
ham. Dengan
Den n demikian kepemilikan manajerial
m najeria akan
ak mempersatukan
memper atukan

kepentingan
kepen manajer
in an m najer dengan pemegang saham. Semakin tinggi
tingg kepemilikan

manajerial
m najerial atas perusahaan, maka pihak manajemen akan berusaha semaksimal
aksim l

mungkin
ngki melakukan tindakan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
per ah Hal
Hal ini
ini

dilakukan
dilaku an untuk memaksimalkan kemakmuran pihak manajer sebagai pemegang
pemegan

saham.
saha

Berdasarkan
Berdasa k n prinsip GCG,
G adanya
GCG adany kepemilikan manajerial mendorong
anajerial mendor

terlaksananya responsibility dimana pihak manajemen sekaligus pemegang saham


aham

pperusahaan
ha akan
ka melakukan
l tugasnya dengan
denga baik
ba dan bertanggungjawab
b ngja b karena
ka na

melibatkan
elibatkan kesejahteraannya
kese h raan sebagai pemegang
pemegan saham
aham perusahaan.
u ahaan. Oleh
Ol h karena

itu, dengan
denga adanya kepemilikan manajerial
anaj ial maka dapat
dapat meningkatkan
m gkatkan kinerja
kinerja

perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan meningkatkan permintaan

investor atas saham perusahaan. Permintaan saham perusahaan akan berdampak

pada kenaikan harga saham dan hal ini mencerminkan bahwa terjadi peningkatan

nilai perusahaan.

Adapun penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muryati dan Suardikha

(2014) dan Laila (2011) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara
3

kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Maka berdasarkan penjelasan

diatas dan beberapa hasil peneliti terdahulu dapat dirumuskan hipotesis yakni:

manajerial
H2: Kepemilikan manaje positif
ial berpengaruh p tif terhadap nilai perusahaan.

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak

terafiliasi dengan direksi,


direk i, anggota
gg dewan
e komisaris
omi ri lainnya
ko la nnya dan pemegang
pe gang saham
saham

pengendali, serta
e a bebas dari hubungan
h ungan bisnis
bis atau
tau hubungan
hubung n lainnya
ainnya yang
yang dapat
dapat

mempengaruhi
mempe kemampuannya
garuhi kem independen
puannya untuk bertindak independ bertindak
n atau be
er indak se ta-

mata demi kepentingan


epentingan perusahaan (KNKG, 2006). Mengacu pada prinsip
d mi ke p insip GCG,

kkeberadaan
berada n komisaris independen mendorong terlaksananya accou
accountability
ability,

independency
ndependency dan fairness
fairness.

Pada prinsip accountability, komisaris independen


independe dituntutt
ditunt

pertanggungjawabannya
pert ggungjawabanny melalui pemberdayaan ffungsii dewan komisari
lalui pemberdaya komisaris agar
agar dap t

melakukan pengawasan dan pemberian


pemberia nasihat kepada direksi secara efektif
effektif

sehingga
ehi gga GCG di dalam perusahaan tercapai. Pada prinsipindependency,
independency komisaris
komi ris

independen
in
ndepen dituntut untuk
tuk menjalankan
nj l k tugasnya
ug ya tanpa
pa ppengaruh atau tek
tekanan dari

pihak tertentu
tert u yang dapat mengganggu proses pengambilan
pengamb an keputusan.
kepu usan Selain itu,

fairness komis
pada prinsip fairness komisaris
is independen
indep nden diharapkan dapat menjamin

terselenggaranya perlakuan adil atas dampak setiap keputusan dalam perusahaan

kepada stakeholder
stakeholder.

Berdasarkan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014, proporsi komisaris

independen dalam suatu perusahaan minimal 30% dari anggota dewan komisaris

yang terdiri dari lebih 2 anggota. Untuk dewan komisaris yang beranggotakan 2,
3

maka 1 diantaranya wajib merupakan komisaris independen. Proporsi komisaris

independen dalam dewan komisaris yang semakin dominan dalam perusahaan

bahwa dewan
menandakan bahwa dewan komisaris
komisaris m
melakukan fungsi pengawasan
lakukan fungsi pengawasan da
da n

koordinasi yang semakin ketat. Oleh karena itu, semaki


semakin besar proporsi komisaris

independen maka akan ssemakin


akin mendorong
do ong terciptanya GCG sehingga

meningkatkan
gkatkan reaksi positif investor untuk melakukan permintaan
mening permin aan saham.
saham.

Permintaan
Pe saham
a am yang
inta n sa yan meningkat akan berdampak pada kenaikan
ken kan harga
hargaa saham

dan hal ini mencerminkanbahwa


n mencerminkan bahwaterjadi
terjadipeningkatan
peningkatannilai
nilaiperusaha n.

Penelitian
Pe elitian sebelumnya telah dilakukan oleh Hariati (2015) menemukan
m n muka

bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.
peru ahaan. Maka berdasarkan penjelasan diatas dan hasil peneliti terdahulu
ter ahulu dapat

dirumuskan
diru skan hipotesis yakni:

H3: Proporsi komisaris independen


p de berpengaruh
b rpengaruh positif terhadap nilai
ilai

perusahaan.

Komite audit adalah


da komite
m e yang
y g dibentukk oleh dan bertanggung
gg g jawab

kepada dewan
de an komisaris
ko isaris dalam membantu
embantu melaksanakan
m laksanakan tugas dann fungsi
fu gsi dewan
dewan

komisaris (Kep 643/BL/2012). Berdasarak


(Kep-643/BL/2012). Berdasarakan prinsip GCG, komite audit dalam

perusahaan mendorong terlaksananya dantransparency.


terlaksan nya prinsip accountability da transparency

Pada prinsip accountability


accountability, komite
omite audit memastikan bahwa struktur
ko

pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit

internal telah sesuai dengan standar audit yang berlaku, serta tindak lanjut temuan

hasil audit dilaksanakan oleh pihak manajemen. Pada prinsip transparency

komite
3

audit akan berkonsultasi dengan auditor eksternal dan auditor internal untuk

menjamin laporan keuangan perusahaan dilaporkan kepada publik telah sesuai

dengan prinsip akuntansi yyang berlaku umum. Transparency bertujuan


ng berlak

menyeimbangkan informasi sehingga tidak ada indikasi


indika i bagi direksi perusahaan

untuk menggunakan informasi


inform i lebih
ebih yang
ang dimiliki serta
serta melakukan
lakukan tindak
tindak

kecurangan. Keberadaan komite audit di dalam


dala perusahaan akan
kan semakin
ak

meningkatkan
meningkat a kinerja manajemen
anajemen karena pengawasan
penga asan yang
ya dilakukan
dilakukaa akan

mengurangi/mengatasi
mengura gi/me gatasi terjadinya manipulasi laporan
laporan keuangan dan pengenda
keuangan da pengendalian
alian

internal yang
y ng semakin ketat. Dengan demikian, kinerja yang mening
meningkatt melalui

kkomite
mite audit
udit dapat meningkatkan kepercayaan investor atas perusahaan
per ah melalui
elalui

peng
ngawas
asan perusahaan serta penerapan prinsip
an dalam perusahaan prinsip GCG.
prinsip-prinsip

Sesuai dengan KEP-643/BL/2012 tentang pembentukan dan


da pedoman
ped
doma

kerja komite audit, keanggotaan


pelaksanaan ker keanggot an komite audit
aud minimal terdiri dari
da i 3

orang.
rang. Apabila suatu komite audit beranggotakan terlalu sedikit, maka
mak akan
ak n

berdampak
berd pa pada
da minimnya
in ragam
am pengalaman
pengalam anggota (Daniri, 2005).
5). Minimnya
Minimnya

ragam pengalam n akan


ragam pengalaman kan berdampak
rdampak pada pengawasan
p wasa yang lemah dan dapat

berdampak pada kinerja perusahaan


berdampa perusah yang menurun.
enurun. Semakin besar
b ukuran
ukuran komite
komite

audit, maka akan semakin beragam pengalaman anggota sehingga pengawasan

perusahaan berjalan efektif dan dapat meningkatkan kepercayaan investor atas

pengelolaan perusahaan. Kepercayaan


Kepercay investor tersebut akan meningkatkan

permintaan saham dan harga saham meningkat. Peningkatan harga saham

perusahaan menunjukkan nilai perusahaan yang juga meningkat. Menurut KNKG


3

(2002), berdasarkan praktik dan pengalaman dalam lingkup internasional,

kebanyakan dari komite audit yang efektif terdiri dari 3 sampai 5 anggota.

Pada penelitian
Pada penelitian yang dilakukan
y ng dilakukan oleh Ojulari
oleh Ojulari (2012) (2012) menyatakan
menyatakan bahwa bahwa

ukuran komite audit terbukti berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun

penelitian
pada penel tian Hariati (2015) dan
a Muryati
u yati dan Suardikha
dauardikha (2014)
(2014) diperoleh
diperoleh hasil
hasil

bahwa ukuran komite


komit audit tidak berpengaruh
ber engaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Berdas rkapenjel san diatas dan beberapa hasil peneliti terdahulu dapat diruskan hipotesis yakn
Berdasarkan penjelasan diatas dan beberapa hasil peneliti terdahulu dapat

dirumuskan hipotesis yakni:

H4: Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahn.


H4

Anda mungkin juga menyukai