Asumsi
Asumsi tentang sifat manusia, asumsi tentang Tujuan
keorganisasian, dan asumsi tentang informasi.
Teori Korporasi Klasik Meningkatkan kemampuan
Teori Korporasi Modern individu
Mengevaluasi hasil dari
Teori Post-Modern
Konsep pengambilan keputusan
Dalam Praktik
Aplikasi pada Akuntansi
perusahaan
1.Moral Hazard
2.(permasalahan yang muncul Pemegang Saham & Kreditur
jika agen tidak melaksanakan
hal-hal yang telah disepakati (kreditur lebih memperhatikan
bersama dalam kontrak kerja) kemampuan perusahaan untuk
membayar kembali utangnya, dan
pemegang saham lebih memperhatikan
1.Adverse Selection kemampuan perusahaan untuk
memperoleh kembalian yang besar
2.(suatu keadaan dimana principal
tidak dapat mengetahui apakah dengan melakukan investasi pada
suatu keputusan yang diambil oleh proyek-proyek yang berisiko)
agen benar-benar didasarkan atas
informasi yang telah diperolehnya,
atau terjadi sebagai sebuah kelalaian
dalam tugas) Pemegang Saham & Pihak
Manajemen
pemegang saham lebih menyukai
Cara Mengatasi Masalah investasi yang berisiko tinggi yang
juga menghasilkan return tinggi,
Meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen (insider sementara manajemen lebih memilih
ownership). investasi dengan risiko yang lebih
Meningkatkan rasio dividen terhadap laba bersih (earning rendah
after tax)
Meningkatkan sumber pendanaan melalui utang
Kepemilikan saham oleh Institusi (institutional holdings)
1
PEMBAHASAN
5
informasi yang lengkap mengenai perusahaan, sedangkan informasi tersebut tidak dimilki oleh
pemilik perusahaan (dalam hal ini timbul Asymmetric Information atau AI). Adanya
asymmetric information dan self serving behavior pada manager/agen, memungkinkan mereka
untuk mengambil keputusaan dan kebijakan yang kurang bermanfaat bagi perusahaan. Adanya
kondisi ini menimbulkan tata kelola perusahaan yang kurang sehat karena tidak adanya
keterbukaan dari manajemen untuk mengungkapkan hasil kinerjanya kepada principal sebagai
pemilik perusahaan. Agency Theory menganalisis dan mencari solusi atas dua permasalahan
yang muncul dalam hubungan antara para principal (pemilik/pemegang saham) dan agen
(manajemen).
F. MASALAH KEAGENAN
Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham
perusahaan kurang dari seratus persen (Masdupi, 2005). Dengan proporsi kepemilikan yang
hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan
pribadi dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan. Untuk mencapai kepentingannya
sendiri, manajemen bisa bertindak menggunakan akuntansi sebagai alat untuk melakukan
Perbedaan kepentingan antara principal dan agen atau yang disebut Agency Problem
ini, salah satunya disebabkan oleh adanya Asimmetric Information. Asimmetric Information
(AI), yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi
yang tidak sama antara principal dan agen. Akibat adanya informasi yang tidak seimbang
(asimetri) ini, dapat menimbulkan dua permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan
principal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan-tindakan agen. Jensen
dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan tersebut antara lain:
1. Moral Hazard
Moral Hazard merupakan permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan hal-
hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
2. Adverse Selection
Adverse Selection merupakan suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui
apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi
yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
Adanya agency problem di atas, menimbulkan biaya keagenan (agency cost). Biaya
keagenan didefinisikan sebagai biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk
mendorong manajer dalam memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham daripada
berperilaku mementingkan diri sendiri.
6
G. CARA MENGHADAPI MASALAH KEAGENAN
Dalam rangka memotivasi para manajer dan pemegang saham agar berperilaku dalam
sikap yang memajukan tujuan perusahaan, langkah berikut ini dapat memberikan rekomendasi
kepada dewan direksi, diantaranya:
1. Penilaian terhadap kinerja manajer dibuat dengan kontrak yang jelas sehingga
memotivasi agen bekerja dengan kepentingan terbaik principal.
2. Principal memberikan pilihan rencana insentif jangka pendek dan jangka panjang dan
agen diberikan keleluasan dengan batasan yang menguntungkan kepentingan para
pemegang saham.
Menurut Bathala et al, (1994) terdapat beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi
konflik kepentingan, diantaranya:
1. Meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen (insider ownership). Menurut teori
keagenan, konflik antara principal dan agen dapat dikurangi dengan mensejajarkan
kepentingan antara principal dan agen. Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial
(insider ownership) dapat digunakan untuk mengurangi agency cost yang berpotensi
timbul, karena dengan memiliki saham perusahaan diharapkan manajer merasakan
langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya.
2. Meningkatkan rasio dividen terhadap laba bersih (earning after tax).
3. Meningkatkan sumber pendanaan melalui utang. Adanya utang akan dapat
mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajer karena
perusahaan harus melakukan pembayaran atas bunga dan pokok pinjaman secara
periodik serta mematuhi ketentuan pada perjanjian utang.
4. Kepemilikan saham oleh Institusi (institutional holdings). Adanya kepemilikan saham
oleh investor institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan
kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih
optimal terhadap kinerja manajemen.
7
KESIMPULAN
Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih
(principal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan
memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Teori
keagenan memberikan peranan penting bagi akuntansi terutama dalam menyediakan informasi
setelah suatu kejadian yang disebut sebagai peranan pasca keputusan. Peranan ini sering
diasosiasikan dengan peran pengurusan (stewardship) akuntansi, dimana seorang agen melapor
kepada principal tentang kejadian-kejadian dimasa lalu.
Dalam suatu perusahaan, konflik kepentingan antara principal dengan agen salah
satunya dapat timbul karena adanya kelebihan aliran kas (excess cash flow). Ini menyebabkan
perbedaan kepentingan karena pemegang saham lebih menyukai investasi yang berisiko tinggi
yang juga menghasilkan return tinggi, sementara manajemen lebih memilih investasi dengan
risiko yang lebih rendah. Perbedaan kepentingan antara principal dan agen atau yang disebut
Agency Problem ini, salah satunya disebabkan oleh adanya Asimmetric Information. Beberapa
cara yang digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan, diantaranya: meningkatkan
kepemilikan saham oleh manajemen (insider ownership); meningkatkan rasio dividen terhadap
laba bersih (earning after tax); meningkatkan sumber pendanaan melalui utang; dan adanya
kepemilikan saham oleh Institusi (institutional holdings).