OLEH KELOMPOK 4
KELAS : MAKSI 22B
Eisenhard (1989), menyatakan bahwa teori keagenan dilandasi oleh 3 asumsi yaitu:
1) Asumsi tentang sifat manusia. Asumsi tentang manusia yang memiliki sifat
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded
rationality), dan tidak menyukai resiko (risk aversion).
2) Asumsi tentang keorganisasian. Asumsi tentang adanya konflik antar anggota organisasi,
efisiensi sebagai kriteria produktivitas, serta adanya Asymmetric Information (AI) antara
prinsipal dengan agen.
3) Asumsi tentang informasi. Asumsi tentang informasi yang dipandang sebagai barang
komoditi yang dapat diperjualbelikan.
c. Agency theory dalam Praktik Akuntansi dan Aplikasinya pada Pengelolaan Perusahaan
Teori keagenan berperanan penting terhadap akuntansi dalam menyediakan informasi
setelah terjadinya suatu kejadian yang disebut sebagai peranan pasca keputusan. Peranan
tersebut seringkali diasosiasikan dengan peran pengurusan (stewardship) akuntansi, dimana
seorang agen melaporkan kejadian-kejadian di masa lalu kepada prinsipal. Hal tersebut akan
memberikan akuntansi nilai umpan balik selain nilai prediktifnya. Dalam memotivasi agen
prinsipal perlu merancang suatu kontrak sehingga dapat mengakomodasi kepentingan pihak-
pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan. Kontrak dikatakan efisien apabila memenuhi
faktor berikut :
a. Agen dan pinsipal memiliki informasi dengan kualitas dan jumlah yang sama sehingga
tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk kepentingan pribadi.
b. Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya kecil, artinya agen mempunyai
kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya.
Namun pada kenyataannya informasi simetris itu tidak pernah terjadi, karena manajer
berada di dalam perusahaan sehingga manajer mempunyai banyak informasi mengenai
perusahaan, sedangkan prinsipal sangat jarang atau bahkan tidak pernah datang ke perusahaan
sehingga informasi yang diperoleh sangat sedikit. Akibatnya kontrak efisien tersebut tidak
pernah terlaksana sehingga hubungan agen dan prinsipal selalu dilandasi oleh asimetri
informasi.
d. Masalah Keagenan
Menurut Lins (2003) permasalahan keagenan yang terjadi antara pemegang saham
dengan manajer akan menimbulkan biaya keagenan ekuitas. Menurut Jesen dan Meckling
(1976) terdapat tiga macam biaya keagenan, yaitu monitoring oleh prinsipal, biaya bonding
oleh agen, dan residual loss. Biaya monitoring yang dikeluarkan oleh prinsipal bertujuan
untuk membatasi aktivitas agen yang berbeda dengan kepentingan prinsipal, selain itu agen
juga akan mengeluarkan sumber daya (bonding cost) untuk memberikan kepastian pada
prinsipan bahwa agen tidak akan melakukan tindakan yang akan merugikan investor. Masalah
keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang
dari seratus persen (Masdupi, 2005). Dengan proporsi kepemilikan yang hanya sebagian dari
perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi dan bukan
untuk memaksimumkan perusahaan, sehingga nantinya akan menyebabkan biaya keagenan
(agency cost). Hampir mustahil sebuah perusahaan memiliki zero agency cost yang dapat
menjamin manajer dalam mengambil keputusan yang optimal dari
pandangan shareholders akibat adanya perbedaan kepentingan diantara mereka. Terkadang
untuk mencapai kepentingannya, manajemen dapat bertindak menggunakan akuntansi sebagai
alat untuk melakukan rekayasa. Perbedaan kepentingan diantara principal dan agen atau yang
sering disebut Agency Problem, salah satunya disebabkan oleh adanya Asimmetric
Information.
1) Moral Hazard yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal
yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja. Hal ini disebabkan karena adanya
kegiatan agent yang tidak sesuai dengan harapan principle sehingga agent dapat
melakukan manipulasi atau tindakan yang tidak sesuai dengan norma. Moral Hazard
biasanya dilakukan demi keuntungan pribadi bagi agent
2) Adverse Selection yaitu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah
keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang telah
diperolehnya atau dari kelalaian tugas. Perbedaan informasi yang dimiliki dapat
menimbulkan kerugian pada salah satu pihak yang memiliki informasi sedikit. Misalnya
agent memanipulasi atau menyembunyikan informasi keadaan perusahaan kepada
principle. Akibatnya principle merasa tidak yakin dengan keadaan perusahhan yang
sesungguhnya jika dibandingkan antara informasi yang diberikan agent dengan keadaan
perusahaan yang sebenarnya. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi principle dan
perusahasan.
2. SIGNALING THEORY
Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal.
Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan
pihak- pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan
tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan
keuangan. Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan
keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan
bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan
bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi.
Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan
kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena
prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan
perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi
asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan
prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang
berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan dapat
menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan menggambarkan kemungkinan
yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki.
Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik (prinsipal), dan
pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas
atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang
berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan
(agent), perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang
laporan keuangan.
Pemilik berhak atas aktiva, setelah dikurangi dengan kewajiban. Kekayaan bersih
pemilik dihitung sebesar selisih antara aktiva dengan kewajiban. Konsep teori ini berorientasi
pada pos neraca. Aktiva dinilai dan neraca disajikan untuk mengetahui dan mengukur
perubahan yang terjadi dalam hak dan kekayaan pemilik. Beberapa contoh istilah akuntansi
dan metode pencatatan investasi yang dipengaruhi oleh konsep teori ini adalah dividends per
share, earnings per share, dan equity method. Teori proprietary dapat dianggap memiliki
paling tidak dua bentuk, yang menjadi dasar untuk membedakan siapa yang termasuk dalam
kelompok proprietary yaitu;
a. Bentuk pertama, hanya pemegang saham biasa yang merupakan bagian dari kelompok
proprietary dan pemegang saham preferred tidak termasuk di dalamnya. Jadi, deviden
preferen dikurangkan ketika menghitung earnings pemilik. Bentuk kelompok proprietary
yang sempit ini identik dengan konsep ekuitas residual yang dikembangkan Staubus.
Konsisien dengan bentuk teori proprietary ini, net income diperluas dengan
mengurangkan deviden preferen untuk menghasilkan net income kepada ekuitas residual
yang menjadi dasar perhitungan laba per lembar saham.
b. Bentuk kedua, teori proprietary, baik saham biasa dan saham preferen termasuk dalam
ekuitas pemilik. Pandangan yang lebih luas tentang teori ini memfokuskan perhatian pada
bagian ekuitas pemegang saham dalam neraca dan jumlah yang dikreditkan pada semua
pemegang saham dalam laporan income.
4. TEORI ENTITAS
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak
yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik,
merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan
bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Dengan persamaan sebagai berikut:
Setiap lembar saham biasa akan memberikan pemegang saham hak untuk menentukan perihal
perusahaan (memiliki hak suara), memperoleh bagian atas laba perusahaan (berupa dividen),
membeli lebih dahulu tambahan saham biasa baru yang diterbitkan oleh perusahaan agar
dapat mempertahankan besarnya persentase kepemilikan dalam jumlah yang sama (pre-
emptive right), dan hak untuk mendapatkan sisa klaim (residual claim) setelah klaim kreditor
dan pemegang saham preferen atas aktiva perseroan dipenuhi (pada saat terjadinya likuidasi).
Untuk menarik lebih banyak investor, perusahaan dapat menerbitkan jenis saham tertentu
yang memberikan beberapa hak istimewa kepada pemegangnya. Jenis saham ini dinamakan
saham preferen (preferred stock). Umumnya, pemegang saham preferen memiliki hak
prioritas dibandingkan pemegang saham biasa dalam hal pembagian dividen dan aktiva
perusahaan pada saat likuidasi. Kreditor dan pemegang saham preferen dianggap sebagai
specific equity, beda dengan pemegang saham biasa yang merupakan residual equity. Dengan
memutuskan perhatian pada residual equity, maka penyajian informasi akuntansi untuk
pengambilan keputusan akan menjadi lebih mudah dan terfokus pada kepentingan pemegang
saham biasa semata.
Dalam konsep teori ini, unit akuntansi didefinisikan sebagai aktiva (unit dana), di mana
penggunaan atas aktiva ini sifatnya terbatas (tertentu). Kewajiban merupakan suatu pembatas
ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aktiva. Konsep teori ini berorientasi pada
laporan sumber dana dan penggunaan dana, yaitu laporan yang menggambarkan dari mana
saja sumber dana diperoleh dan untuk apa saja dana dikeluarkan. Teori dana terutama berguna
untuk pemerintah dan organisasi nirlaba. Rumah sakit, universitas, unit kota dan
pemerintahan, sebagai contoh, dijalankan dalam operasi yang beraneka segi sehingga
memerlukan pemisahan dana. Setiap dana (selfbalanced fund) menghasilkan laporan terpisah
melalui sistem akuntansi yang terpisah dan serangkaian catatan yang memadai. Dana dapat
didefinisi sebagai: entitas fiskal dan akuntansi independen dengan pencatatan serangkaian
akun kas dan atau sumber daya lain yang berimbang bersama dengan utang, kewajiban,
cadangan, dan ekuitas yang terpisah untuk tujuan melakukan aktivitas tertentu atau mencapai
tujuan tertentu sesuai dengan aturan khusus, restriksi (pembatasan), atau limitasi.
Sebagai contoh, berikut ini terdapat delapan dana utama yang direkomendasikan untuk
administrasi keuangan unit pemerintahan yang baik:
Dana Umum (General Funds) untuk mencatat semua transaksi keuangan yang tidak
layak dicatat dalam dana lain.
Dana Penerimaan Khusus (Special Revenue Funds) untuk mencatat hasil atas sumber
penerimaan khusus (selain perkiraan khusus) atau untuk mendanai aktivitas tertentu yang
diminta oleh hukum atau aturan administratif.
Dana Jasa Peminjaman (Debt Service Funds) untuk mencatat pembayaran bunga dan
pokok pinjaman jangka panjang selain iuran khusus (special assessment) dan revenue
bonds.
Dana Projek Modal (Capital Projects Funds) untuk mencatat penerimaan dan
pengeluaran uang dan untuk memperoleh fasilitas modal selain yang dibiayai oleh iuran
khusus dan dana perusahaan.
Dana Perusahaan (Enterprises Funds) untuk mencatat pendanaan jasa bagi masyarakat
umum, di mana sernua atau hampir sernua kos yang termasuk dibayarkan dalam bentuk
beban oleh pemakai jasa.
Dana Perwalian dan Agen (Trust and Agency Funds) untuk mencatat aset yang dimiliki
unit pemerintahan sebagai bendahara atau agen individual, organisasi swasta, dan unit
organisasi pemerintahan lain.
Dana Jasa antar Pemerintahan (Intragovermental Service Funds) untuk mencatat
pendanaan aktivitas khusus dan jasa yang dilakukan oleh unit organisasi yang ditunjuk
dalam batas kekuasaan pemerintah.
Dana luran Khusus (Spedal Assessment Funds) untuk mencatat iuran khusus yang
dipungut guna mendanai perbaikan masyarakat atau jasa yang bermanfaat bagi kekayaan
yang menjadi dasar pemungutan iuran tersebut.
Teori dana juga relevan untuk organisasi berorientasi laba, yang menggunakan dana untuk
aktivitas yang bermacam macam seperti dana pelunasan (sinking funds), akuntansi untuk
kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang atau divisional, pemisahan
aset dalam aset lancar atau tetap, dan konsolidasi
7. Commander Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi
akuntansi adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang
memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan pengendalian ekonomi secara efektif
atas sumber daya perusahaan. Penekanan informasi menurut konsep teori ini adalah terletak
pada pertanggungjawaban atau stewardship, dengan kata lain bagaimana pihak-pihak yang
telah diberikan kepercayaan (commander) mengelola sumber daya perusahaan yang
dipercayakan tersebut.