PENDAHULUAN
Pajak adalah salah satu sumber keuangan yang digunakan untuk membiayai
pemerintahan. Oleh karena itu partisipasi dan kesadaran dari masyarakat untuk
pertambahan pendapatan nasional dari waktu ke waktu (Todaro dan Smith, 2011).
Penerimaan negara tersebut dapat diperoleh dari segenap potensi sumber daya
yang berasal dari dalam negeri tanpa harus bergantung dengan bantuan atau
pinjaman luar negeri. Hal ini berarti bahwa semua pembelanjaan negara harus
dibiayai dari pendapatan negara, dalam hal ini yaitu penerimaan pajak.
dalam hal ini Dirjen Pajak berupaya untuk meningkatkan penerimaan perpajakan.
secara self assessment system. Maksud dari perubahan sistem perpajakan dari
1
Official Assessment menjadi Self Assessment, memberikan Wajib Pajak akses untuk
Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat oleh
pemerintah.
Salah satu teori yang merumuskan pengaruh penggunaan sistem informasi dan
teknologi informasi atau biasa disebut Theory Acceptance Model (TAM). Slemrod
akan efektif jika diikuti dengan perancangan dan pelaksanakan hukum pajak
secara konsisten. Ghimire (2006) menyatakan bahwa prosedur pajak perlu dibuat
nasional.
Wajib Pajak Orang Pribadi, karena mereka merasa sebagai pihak diatas yang
dibutuhkan aparat pajak, maka sudah sewajarnya mereka menuntut pelayanan dari
Kualitas pelayanan pajak juga dapat mengancam kepatuhan wajib pajak karena
wajib pajak akan menuntut pelayanan pajak yang maksimal jika mereka sudah
2
membayar pajak dengan baik. Pelayanan yang cepat, ramah serta adanya kepastian
pajak. lima dimensi kualitas pelayanan fiskus tersebut adalah (1) keandalan
tepat dan terpercaya, (2) jaminan (assurance), yaitu pengetahuan dan kesopanan
pelanggan, (4) empati (empathy), yaitu kepedulian atau perhatian pribadi yang
Purnaditya,2015)
Wajib Pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan secara jelas akan
cenderung menjadi wajib pajak yang tidak patuh. Hal ini menjadi dasar adanya
nilai pajak. Tingginya kepatuhan wajib pajak disebabkan karena pengetahuan yang
baik tentang perpajakan, sehingga mengurangi potensi penggelapan pajak. Hal ini
sejalan dengan Richardson (2006: 91) yang melakukan penelitian terhadap 45 negara
berkurang dengan tingkat pendidikan yang lebih baik. Untuk mewujudkan kepatuhan
3
secara sukarela, wajib pajak perlu diberikan sosialisasi secara teratur untuk menambah
Menurut Brown dan Mazur dalam Martin (2010), kepatuhan perpajakan adalah
ukuran secara teoritis dengan memperhatikan tiga jenis kepatuhan yakni kepatuhan
Pribadi dapat dikaitkan dengan sikap Wajib Pajak pada dasarnya teori atribusi yang
mereka mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau
eksternal (Robbins, 1996). Kepatuhan wajib pajak dapat diukur dari pemahaman
formulir dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan
benar, membayar dan melaporkan pajak yang terutang tepat pada waktunya.
4
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut:
wajib pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Denpasar
Timur?
dan tingkat pemahaman Wajib Pajak secara parsial terhadap kepatuhan wajib
pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Denpasar Timur?
pelayanan fiskus dan tingkat pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi secara
simultan terhadap kepatuhan wajib pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang
pelayanan fiskus dan tingkat pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi secara
parsial terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP
Denpasar Timur.
5
1. Kegunaan Teoritis
yang berguna bagi semua pihak yang terkait dan berkepentingan, serta sebagai
2. Kegunaan Praktis