Anda di halaman 1dari 8

ASPEK KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan

1. Dilema bisnis

2. Otonomi divisional,

3. Akuntansi pertanggungjawaban.

4. Sasaran akuntansi pertanggungjawaban

5. Tujuan akuntansi pertanggungjawaban

6. Akuntansi pertanggungjawaban versus akuntansi konvensional.

7. Jaringan pertanggungjawaban.

8. Jenis-jenis pusat pertanggungjawaban.

9. Pusat pendapatan

10. Pusat biaya.

11. Pusat laba

12. Pusat investasi

13. Korelasi dengan struktur organisasi.

14. Menetapkan pertanggungjawaban.

15. Perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan berdasarkan pusat pertanggungjawaban

16. Asumsi keperilakuan dari akuntansi pertanggungjawaban

17. Kesesuaian antara jaringan pertanggungjawaban dan struktur organisasi.

18. Kapabilitas untuk mendorong kerja sama

19. Masalah-masalah dalam akuntansi pertanggungjawaban

PENDAHULUAN

Organisasi merupakan suatu aktivitas bisnis yang menyediakan jasa maupun melakukan produksi yang
dijalankan oleh sekelompok orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Dalam proses menjalankan
organisasi, orang-orang yang terlibat dalam organisasi memiliki banyak ide, pengetahuan, dan
kepentingan yang berbeda-beda. Akan tetapi, hal terpenting dari semua itu dan perbedaan kepentingan
tersebut adalah bagaimana agar semuanya sesuai dengan pencapaian visi dan misi organisasi. Oleh
karena itu, sistem pengendalian yang baik diperlukan untuk memperkecil bentuk kepentingan tersebut
agar selaras dengan tujuan dan kepentingan organisasi. Sebagai usaha untuk mempermudah dalam
memahami isi topik ini maka terlebih dahulu diuraikan dilema bisnis sebagai berikut.

A. DILEMA BISNIS

PT Kertas Karton didirikan pada tahun 1983 adalah produsen karton dan papan kertas yang cukup
mapan, di mana sebagian besar produknya dijual dalam bentuk kemasan untuk produk konsumen.
Perusahaan tersebut mempunyai reputasi yang baik dalam hal kualitas produk dan layanan pelanggan.

Industri papan kertas dan karton ditandai dengan persaingan ketat karena potensi kapasitas berlebih
yang mungkin terjadi di semua pabrik. Oleh karena adanya kapasitas yang berlebih ini, kompetisi untuk
pemesanan dalam jumlah besar menjadi tajam, dan pemotongan harga menjadi hal yang umum.

Pabrik karton tersebut memiliki 10 departemen produksi. Setiap departemen terdiri atas sebuah mesin
cetak dan peralatan sejenis, serta dipimpin oleh seorang kepala departemen. Selain itu, terdapat lima
departemen jasa yang menjalankan fungsi seperti gambar

B. OTONOMI DIVISIONAL

Organisasi saat ini membutuhkan fleksibilitas, inovasi, dan kreativitas. Dengan demikian, menjadi
semakin penting bagi manajemen puncak untuk memutuskan tingkat otonomi.

Vancil (1979) mengembangkan desain alat yang membantu manajemen untuk mengomunikasikan
tingkat otonomi yang diinginkan. Alat ini membantu manajemen dalam merancang struktur dan proses
untuk mencapai tingkat otonomi yang sesuai. Dalam konteks ini, penting untuk mendiskusikan variabel
yang memengaruhi otonomi dalam sebuah organisasi. Variabel tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

1. GAYA MANAJEMEN DAN PROSES


2. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MANAJEMEN
3. STRATEGI DIVERSIFIKASI
4. STRATEGI BISNIS
5. STRUKTUR TANGGUNG JAWAB
6. PENGUKURAN DAN SISTEM REWARD

C. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) menurut Hansen dan Mowen (2006) adalah
sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut
informasi yang dibutuhkan oleh manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawabannya.
D. SASARAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Adapun sasaran akuntansi pertanggungjawaban untuk manajemen dapat dijelaskan dengan beberapa
cara sebagai berikut.

1. KEMUDAHAN IDENTIFIKASI

2. KEUNTUNGAN MOTIVASIONAL

3. KETERSEDIAAN DATA

4. KESIAPAN INFORMASI

5. PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

6. PENDELEGASIAN DAN PENGENDALIAN

7. PRINSIP-PRINSIP DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

8. INPUT DAN OUTPUT

E. TUJUAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

1. Untuk menentukan kontribusi divisi sebagai sub-unit, dibuat untuk keseluruhan organisasi.

2. Untuk memberikan dasar dalam mengevaluasi kualitas kinerja manajer divisi.

3. Untuk memotivasi manajer divisi untuk mengoperasikan divisinya dengan cara yang konsisten dengan
dasar tujuan organisasi secara keseluruhan

F. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN VERSUS AKUNTANSI KONVENSIONAL

Akuntansi pertanggungjawaban berbeda dengan konvensional baik dalam hal caraoperasi,


pengklasifikasian dan akumulasi data. Akuntansi pertanggungjawaban meningkatkanrelevansi dari
informasi akuntansi dengan menetapkan suatu kerangka kerja untuk perencanaan, akumulasi data dan
pelaporan yang sesuai dengan struktur organisasi.

G. JARINGAN PERTANGGUNGJAWABAN

Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seluruh biaya dapat dikendalikan dan
masalahnya hanya terletak pada penetapan titik pengendaliannya. Untuk tujuan ini, struktur organisasi
perusahaan dibagi ke dalam jaringan pusat pertanggungjawaban secara individual.

Untuk memastikan jaringan tanggung jawab dan akuntabilitas berfungsi dengan mulus

Untuk menciptakan struktur jaringan pertanggungjawaban yang efisien, tanggung jawab dan lingkup
wewenang untuk setiap individu dari eksekutif puncak sampai ke karyawan pada tingkat paling rendah
harus didefinisikan secara logis dan jelas.
Harus mengandung kesesuaian yang sempurna antara tanggung jawab dan wewenang dalam semua
tingkatan.

H. JENIS-JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

Pusat pertanggungjawaban tersebut dapat berupa pusat pendapatan (revenue center), pusat biaya (cost
center), pusat laba (profit center), atau pusat investasi (investment center). Jumlah dan jenisnya akan
bergantung pada ukuran perusahaan, struktur organisasi, preferensi manajemen puncak, serta gaya
kepemimpinannya

I. PUSAT PENDAPATAN

Pusat pendapatan adalah organisasi pemasaran yang tidak mempunyai tanggung jawab terhadap laba.

Dalam organisasi fungsional, departemen pemasaran merupakan pusat pendapatan. Dalam organisasi
divisi, bagian pemasaran divisi juga merupakan pusat pendapatan. Setiap pusat pendapatan juga
merupakan pusat biaya karena sebenarnya mereka mengeluarkan biaya untuk terciptanya pendapatan.

J. PUSAT BIAYA

Pusat biaya merupakan bidang tanggung Jawab yang menghasilkan suatu produk atau memberikan
suatu jasa. Secara umum, pusat biaya dapat dibedakan menjadi pusat biaya teknik atau pusat biaya
standar dan pusat biaya kebijakan.

1. Pusat Biaya Teknik /Pusat Biaya Standar

2. Pusat Biaya Kebijakan

K. PUSAT LABA

Pusat laba adalah segmen di mana manajer memiliki kendali atas pendapatan maupun biaya.

KONDISI UNTUK MENDELEGASIKAN TANGGUNG JAWAB LABA

MANFAAT PUSAT LABA

PERMASALAHAN PADA PUSAT LABA

EFEKTIVITAS PUSAT LABA

PUSAT LABA LAINNYA

UNIT FUNGSIONAL

PEMASARAN

MANUFAKTUR
UNIT PENDUKUNG JASA

ORGANISASI LAINNYA

MASALAH YANG DITIMBULKAN PUSAT LABA

MENGURANGI MASALAH YANG DITIMBULKAN PUSAT LABA

PERBAIKAN PENGUKURAN PRESTASI MANAJEMEN

PERBAIKAN OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN

HARGA TRANSFER DUA JENIS

HARGA TRANSFER DUA TAHAP

L. PUSAT INVESTASI

Manajer pusat Investasi bertanggung jawab terhadap investasi dalam aset serta pengendalian atas
pendapatan dan biaya. Mereka bertanggung jawab untuk mencapai margin kontribusi dan target laba
tertentu serta efisiensi dalam penggunaan aset.

Kriteria yang digunakan dalam mengukur kinerja dan menentukan penghargaan mereka meliputi tingkat
imbal hasil atas aset (return on assets-ROA), rasio perputaran, dan laba residual. .

Tujuan pengukuran pusat Investasi hampir sama dengan tujuan pengukuran pusat laba, yaitu:

1. Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai investasi yang
digunakan manajer divisi dan memotivasi manajer untuk melakukan keputusan yang tepat.

2. Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan yang berdiri sendiri.

3. Perbandingan prestasi antardivisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.

4. Sedangkan informasi atas dasar pusat investasi dapat memotivasi manajer divisi untuk:

a. Menghasilkan laba yang memadai dengan keleluasaan untuk mengambil keputusan tentang sumber
ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan

b. mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan imbal hasil
yang memadai

c. Mengambil keputusan untuk melepas investasi yang tidak memberikan imbal hasil yang memadai.

MASALAH-MASALAH DALAM PUSAT INVESTASI

PENGUKURAN TOLOK UKUR PRESTASI

MASALAH PENGUKURAN ASET SEBAGAI DASAR INVESTASI


MASALAH DEFINISI INVESTASI YANG DIGUNAKAN

MASALAH PADA ASET LANCAR

MASALAH PADA ASET TETAP

ASET LEASING

FASILITAS MENGANGGUR

LIABILITAS JANGKA PANJANG

BIAYA MODAL

M. KORELASI DENGAN STRUKTUR ORGANISASI

Pendekatan yang digunakan dalam mendesain struktur organisasi dan dalam membebankan tanggung
jawab bervariasi dari perusahaan ke perusahaan bergantung pada pilihan manajemen puncak dan gaya
kepemimpinan.

Berbagal pendekatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai struktur vertikal atau horizontal

STRUKTUR VERTIKAL

STRUKTUR HORIZONTAL

PEMILIHAN STRUKTUR

N. MENETAPKAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pada tahun 1956, komite konsep dan standar biaya dari American Accounting Association (AAA)
menerbitkan beberapa pedoman, tetapi sekaligus memperingatkan bahwa penerapannya harus disertai
dengan penilaian dan akal sehat yang baik. AAA merekomendasikan hal-hal sebagai berikut

1.Orang dengan wewenang atas akuisisi atau penggunaan barang dan jasa sebaiknya dibebankan
dengan biaya dari barang dan jasa tersebut.

2. Orang yang secara signifikan dapat memengaruhi jumlah biaya melalui tindakannya dapat dibebankan
dengan biaya tersebut.

3. Orang yang tidak dapat memengaruhi jumlah biaya secara signifikan melalui tindakan langsung, maka
dapat dibebankan dengan elemen yang diinginkan manajemen agar orang tersebut memperhatikannya.
Dengan demikian, ia akan membantu memengaruhi orang lain yang bertanggung jawab.

O. PERENCANAAN, AKUMULASI DATA, DAN PELAPORAN BERDASARKAN PUSAT


PERTANGGUNGJAWABAN

ANGGARAN PERTANGGUNGJAWABAN
AKUMULASI DATA

PELAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

P. ASUMSI KEPERILAKUAN DARI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Perencanaan pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan didasarkan pada beberapa
asumsi yang berkenaan dengan operasi dan perilaku manusia, meliputi:

1. Manajemen berdasarkan perkecualian (management by exception-MBE) adalah mencukupi untuk


mengendalikan operasi secara efektif.

2. Manajemen berdasarkan tujuan management by objectives-MBO) akan menghasilkan anggaran, biaya


standar, tujuan organisasi, dan rencana praktis untuk mencapainya yang disetujui bersama

3. Struktur pertanggungjawaban dan akuntabilitas mendekati struktur hierarki organisasi.

4. Manajer dan bawahannya rela menerima pertanggungjawaban dan akuntabilitas yang dibebankannya
melalui hierarki organisasi.

5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerja sama, bukan persaingan.

MANAJEMEN BERDASARKAN PERKECUALIAN

MANAJEMEN BERDASARKAN TUJUAN

Q. KESESUAIAN ANTARA JARINGAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan bahwa pengendalian organisasi ditingkatkan dengan


menciptakan jaringan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur organisasi formal.

PENERIMAAN TANGGUNG JAWAB

Elemen terpenting dalam keberhasilan sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah penerimaan


manajer pusat pertanggungjawaban atas tanggung jawab yang diberikan sebagai suatu yang seimbang
dan kereleaan mereka untuk dimintai pertanggungjawaban.

R. KAPABILITAS UNTUK MENDORONG KERJA SAMA

Akuntansi pertanggungjawaban meningkatkan kerja sama organisasi dengan menunjukkan kepada


manajer bagaimana aktivitas mereka sesuai dengan gambaran keseluruhan dan bahwa setiap orang
bekerja untuk tujuan bersama.

S. MASALAH-MASALAH DALAM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN


Ketika menetapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban terdapat berbagai masalah dan kesulitan
yang kemungkinan besar akan dihadapi oleh manajemen, di antaranu

1.Klasifikasi biaya.

2.Konflik antar departemen.

3. Keterlambatan pelaporan.

4. Overloading informasi.

5. ketergantungan lengkap akan menipu.

KESIMPULAN

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu kajian akuntansi yang lebih memfokuskan diti
pada aspek tanggung jawab dari satu atau lebih anggota organisasi atas pekerjaan, bagian atau segmen
tertentu. Tidak hanya hal itu, akuntansi pertanggungjawaban juga melibatkan aspek keperitakuan dan
anggota organisasi. Hal ini disebabkan karena akuntansi pertanggungjawaban dapat dipandang sabaga
alat pengendalian organisasi. Masing-masing individu, kelompok, maupun divisi dapat dijelaskan
kinerjanya dari laporan yang diungkapkan dalam akuntansi pertanggungjawaban. Oleh karena itu, aspek
keperilakuan juga menjadi sorotan penting dalam implementasi akuntansi pertanggungjawaban

Permasalahan yang terkait keperilakuan dalam akuntansi pertanggungjawaban dapat berdampak serius
bagi individu dan organisasi Perilaku menyimpang dari yang apa diharapkan, rendahnya motivasi, dan
tidak layaknya manajer pusat pertanggungjawaban adalah contoh dari dampak yang dihasilkan akibat
gagalnya pusat pertanggungjawaban untuk mengakomodasi aspek keperilakuan secara tepat Dengan
demikian aspek keperilakuan menjadi aspek penting lain selain

Anda mungkin juga menyukai