0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
284 tayangan16 halaman
Audit merupakan proses verifikasi dan evaluasi sistematis untuk menilai tingkat kesesuaian antara informasi yang diaudit dengan kriteria yang ditetapkan, yang dilakukan oleh auditor independen untuk memperoleh bukti dan menyimpulkan hasil audit. Proses audit mencakup perencanaan, pemahaman lingkungan, evaluasi pengendalian intern, pengujian ketaatan dan substansial, hingga penyelesaian audit dan pelaporan.
Audit merupakan proses verifikasi dan evaluasi sistematis untuk menilai tingkat kesesuaian antara informasi yang diaudit dengan kriteria yang ditetapkan, yang dilakukan oleh auditor independen untuk memperoleh bukti dan menyimpulkan hasil audit. Proses audit mencakup perencanaan, pemahaman lingkungan, evaluasi pengendalian intern, pengujian ketaatan dan substansial, hingga penyelesaian audit dan pelaporan.
Audit merupakan proses verifikasi dan evaluasi sistematis untuk menilai tingkat kesesuaian antara informasi yang diaudit dengan kriteria yang ditetapkan, yang dilakukan oleh auditor independen untuk memperoleh bukti dan menyimpulkan hasil audit. Proses audit mencakup perencanaan, pemahaman lingkungan, evaluasi pengendalian intern, pengujian ketaatan dan substansial, hingga penyelesaian audit dan pelaporan.
Proses Audit berkaitan dengan verifikasi dan atestasi yang bertujuan untuk membuktikan validitas dan kesesuaian antara informasi yang diaudit dengan kriteria yang telah ditetapkan Auditing adalah suatu proses penilaian yang sistematis oleh orang yang mempunyai keahlian & independen,untuk memperoleh dan menilai bukti dengan tujuan menentukan & melaporkan tingkat kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku 1. Merencanakan pemeriksaan 2. Memahami lingkungan kompoter (computer environment) 3. Mengevaluasi pengendalian intern 4. Melakukan pengujian ketaatan dan pengujian subtantif 5. Menyelesaikan pemeriksaan Merupakan keharusan yang disyaratkan oleh standar umum. Pentingnya perencanaan audit : 1. Memungkinkan bagi auditor memperoleh bukti yang kompeten & cukup, untuk memperkecil kewajiban hukum dan menjaga reputasinya sebagai auditor 2. Memungkinkan melaksanakan audit secara efisien dengan biaya memadai. 3. Menghindari kesalahpahaman yang timbul dari auditannya. 4. Sesuai dengan tujuan awal. Pekerjaan yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan menurut Weber Bagi auditor eksternal 1. Menentukan apakah penugasan audit dapat diterima atau tidak. 2. Menentukan staf yang akan ditugaskan. 3. Menanda-tangani kontrak dengan klien. 4. Mendapatkan informasi mengenai aktivitas dan aspek –aspek hukum yang melingkupi auditan. 5. Proses pengujian analitis untuk memahami aktivitas bisnis dan menaksir resiko audit Bagi auditor Intern 1. Memahami tujuan yang hendak dicapai dalam pekerjaan audit. 2. Mempelajari informasi latar belakang aktivitas yang diaudit. 3. Menentukan staf yang akan ditugaskan. 4. Mengidentifikasi bidang- bidang yang berkaitan dengan risiko. Tingkat pemahaman terhadap lingkungan komputer tergantung pada sistem PDE. Tujuan pemahaman terhadapa lingkungan komputer : 1. Untuk mengetahui sistem akuntansi yang dikomputerisasikan. 2. Untuk memilih serta menerapkan prosedur – prosedur audit organisasi secara memadai Mengevaluasi pengendalian intern sering pula dikatakan menilai risiko pengendalian yaitu menilai efektivitas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah salah saji. Penilaian terhadap risiko dapat dilaksanakan pada saat auditor memperoleh informasi dan bukti-bukti yang mendukung adanya rancangan & pelaksanaan struktur pengendalian intern. Pengendalian PDE dikaitkan dengan fungsi utama peralatan PDE yaitu: 1. Operasi / pengendalian umum 2. Pengembangan sistem serta aplikasi / pengendalian aplikasi yaitu pengendalian terhadap masukan, pengolahan dan keluaran Langkah-langkah menilai risiko pengendalian: 1. Menilai apakah entitas yang diaudit tersebut layak audit (auditable) dengan cara menilai integritas manajemen dan kelengkapan catatan- catatan akuntansi 2. Mengidentifikasi tujuan – tujuan audit yang harus dicapai ( eksistensi,kelengkapan, akurasi, klasifikasi, waktu penerapan, serta pembukuan ) 3. Mengidentifikasi kebijakan – kebijakan dan prosedur khusus seperti pengendalian utama. 4. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kelemahan ( tidak adanya pengendalian yang memadai) Untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian yang menyeluruh maka auditor PDE akan menggunakan prosedur manual antara lain: a) Kuesioner pengendalian intern b) Pengamatan fisik c) Wawancara d) Bagan alir Tujuan pengujian ketaatan untuk menentukan apakah sistem pengendalian intern berjalan sebagaimana dikehendaki. Tujuan pengujian subtantif untuk memvalidasi bahwa suatu transaksi tertentu telah diotorisasikan secara memadai, disertai bukti pendukung dan dicatat. Baik pengujian ketaatan maupun pengujian subtantif dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan program komputer atau teknik audit berbantuan komputer (TABK). Yaitu penyampaian laporan audit (audit report) sesuai dengan penugasan dan tujuan audit yang dilakukan Bagi auditor intern laporan audit merupakan media untuk menyatakan tujuan dan ruang lingkup auditannya serta melaporkan temuan – temuan dan kesimpulan – kesimpulan audit berikut saran tindakan perbaikan (rekomendasi). Bagi auditor independen penerbitan laporan mengikuti standar pelaporan ( laporan audit bentuk baku) dan diwajibkan untuk memberikan opini mengenai kewajaran LK Dari evaluasi terhadap pengendalian intern auditor menilai / menentukan besarnya resiko audit ( risiko maksimum yang dapat ditolerir)
100% untuk risiko yang tinggi
40% hingga 60% untuk risiko yang sedang 5% hingga 10% untuk risiko yang rendah Risiko audit = Risiko bawaan x Risiko pengendalian intern x risiki deteksi
Risiko audit = 100% x 100% x risiki deteksi
Risiko audit = Risiko deteksi
Opini auditor pendapat wajar 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian, apabila dua kondisi ini terpenuhi yaitu: a. apabila tidak ada kesalahan material yang dijumpai b. Apabila auditor tidak mengalami batasan apapun dalam lingkup pekerjaan audit yang dilakukannya. 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku. apabila karena suatu keadaan tertentu auditor harus menambahkan bahasa penjelas yang lain dalam laporan auditnya. THANK YOU