Anda di halaman 1dari 27

AKUNTANSI KEBERLANJUTAN

GRI 400 : SOCIAL STANDARDS

oleh :
ALEXANDER DEPATRA (1610532023)
WAHYU RILVI SATRIA (1610532038)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sustainability Report (SR) merupakan bentuk laporan yang dibuat oleh organisasi dalam rangka
mengungkapkan kepada seluruh pemangku kepentingan mengenai kinerja non finansial, mencakup
kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial. SR merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan
oleh perusahaan dan pemerintah dalam upaya penerapan pendidikan pembangunan berkelanjutan. Oleh
karena itu, penyusunan SR menempati posisi yang sama pentingnya dengan pengungkapan informasi
dalam laporan keuangan.
Global Reporting Inisiatives (GRI) telah menjadi acuan bagi banyak organisasi untuk menyusun
SR nya .sejak diluncurkan ada tahun 2001 sudah lebih dari ribuan organisasi dan perusahaan yang
menggunakan GRI sebagai standar dalam penyusunan laporan keberlanjutan mereka.Menyiapkan
laporan sesuai dengan standar GRI memberikan gambaran mneyeluruh tentang topik material
organisasi ,dampak terkaitnya,dan bagaimana dampak-dampak tersebut dikelola.Organisasi juga dapat
menggunakan semua atau memilih sebagian dari standar GRI. Standar spesifik yang terdapat di dalam
GRI Ada tiga yaitu GRI 200 mengenai standar ekonomi,GRI 300 mengenai standar kinerja
lingkungan dan GRI 400 tentang standar sosial .
GRI 400 khusus membahas tentang standar yang digunakan untuk melaporkan informasi tentang
aktivitas material organisasi terkait topik sosial . Pendekatan organisasi terhadap topik topik sosial
yang material diatur oleh GRI 400 ini.Topik sosial ini di atur dalam 19 standar , dimulai dari GRI 401
sampai GRI 419.

1.2 Rumusan Masalah


1.Bagaimana isi standar GRI 400 ?

1.3 Tujuan
1.Untuk Mengetahui dan memahami GRI 400
BAB II
ISI
2.1 GRI 400
GRI 400 mengatur mengenai standar pengungkan topic- topik sosial yang dianggap material
oleh sebuah organisasi. Pengungkapan standar tersebut diatur di dalam standar yang lebihh rinci ,
diantaranya :
 GRI 401 : Kepegawaian
 GRI 402: Hubungan Tenaga Kerja/Manajemen
 GRI 403: Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 GRI 404: Pelatihan dan Pendidikan
 GRI 405: Keanekaragaman dan Kesempatan Setara
 GRI 406: Non-diskriminasi.
 GRI 407: Kebebasan Berserikat dan Perundingan Kolektif
 GRI 408: Pekerj Anak
 GRI 409 : Kerja Paksa atau Wjib Kerja
 GRI 410 : Praktik Keamanan
 GRI 411 : Hak-hak Masyarakat Adat
 GRI 412 : Penilaian hak asasi manusia
 GRI 413 : Masyarakat Lokal
 GRI 414 : Peniaian Sosial Pemasok
 GRI 415 : Kebijkan Publik
 GRI 416 : Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
 GRI 417 : Pemasaran dan Pelabelan
 GRI 418 : Privasi Pelanggan
 GRI 419 : Kepatuhan Sosial Ekonomi

A. GRI 401 : Kepegawaian


Dalam konteks Standar GRI, dimensi sosial dari keberlanjutan menyangkut dampak
organisasi pada sistem sosial di tempat organisasi beroperasi. GRI 401 membahas topik
kepegawaian. Ini mencakup pendekatan organisasi terhadap kepegawaian atau penciptaan
pekerjaan, yang merupakan pendekatan organisasi untuk memperkerjakan, merekrut,
mempertahankan dan praktik-praktik terkait, serta kondisi kerja yang diberikannya. GRI 401 juga
mencakup kepegawaian dan kondisi kerja dalam rantai pasokan organisasi.
1.Pengungkapan Manajamen
Pengungkapan yag dilakukan oleh manajemen tentang bagaimana hubungan pekerja dan
manajamen yang terjadi di organisasi mereka . Kebijakan atau praktik yang meliputi hubungan
yang menjadi dasar dilakukannya pekerjaan untuk sebuah organisasi dapat mencakup hubungan
kepegawaian yang diakui, penggunaan karyawan dari organisasi lain (seperti pekerja yang dipasok
oleh agen), dan sejauh mana pekerjaan yang dilakukan secara sementara atau paruh waktu.
Deskripsi kebijakan dan praktik dapat mencakup kebijakan dan praktik yang berkaitan dengan
diskriminasi, kompensasi, promosi, privasi, pengembangan sumber daya manusia dan hubungan
industri.
2.Pengungkapan Topik Spesifik

 Pengungkapan 401-1 Perekrutan karyawan baru dan pergantian karyawan


Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
i. Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru selama periode pelaporan,
berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
ii. Jumlah total dan tingkat pergantian karyawan selama periode pelaporan, berdasarkan
kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.

Ketika menyusun informasi yang dijelaskan dalam Pengungkapan 401-1, organisasi


pelapor harus menggunakan jumlah total karyawan pada akhir periode pelaporan untuk
menghitung tingkat perekrutan karyawan baru dan pergantian karyawan.

Panduan untuk Pengungkapan 401-1 :


Organisasi dapat menggunakan kelompok usia berikut:
i. Di bawah 30 tahun;
ii. 30-50 tahun;
iii. Di atas 50 tahun.

 Pengungkapan 401-2 Tunjangan yang diberikan kepada karyawan purnawaktu yang


tidak diberikan kepada karyawan sementara atau paruh waktu

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


i. Tunjangan yang bersifat standar untuk karyawan purnawaktu organisasi tetapi tidak
diberikan kepada karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi
yang signifikan. Ini termasuk, secara minimum:
a. asuransi jiwa;
b. perawatan kesehatan;
c. tanggungan disabilitas dan difabel;
d. cuti melahirkan;
e. persiapan masa pensiun;
f. kepemilikan saham;
g. lainnya.
ii. Definisi yang digunakan untuk ‘lokasi operasi yang signifikan’.

Ketika menyusun informasi yang dijelaskan dalam Pengungkapan 401-2, organisasi pelapor
tidak boleh mencantumkan tunjangan non-tunai seperti penyediaan fasilitas olahraga atau
penitipan anak, makanan gratis selama jam kerja, dan program-program kesejahteraan
karyawan umum sejenisnya.

 Pengungkapan 401-3 Cuti melahirkan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

i. Total jumlah karyawan yang berhak mendapat cuti melahirkan, berdasarkan jenis
kelamin.
ii. Total jumlah karyawan yang mengambil cuti melahirkan, berdasarkan jenis kelamin.
iii. Total jumlah karyawan yang kembali bekerja pada periode pelaporan setelah cuti
melahirkan berakhir, berdasarkan jenis kelamin.
iv. Total jumlah karyawan yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan berakhir, yang
masih dipekerjakan 12 bulan setelah kembali bekerja, berdasarkan jenis kelamin.
v. Tingkat karyawan yang mengambil cuti melahirkan yang kembali bekerja dan dapat
dipertahankan,berdasarkan jenis kelamin

Panduan untuk Pengungkapan 401-3


Karyawan yang berhak mendapatkan cuti melahirkan adalah karyawan yang
tercakup dalam kebijakan, perjanjian atau kontrak organisasi yang mengandung hak-hak
untuk cuti melahirkan.
Untuk menentukan siapa yang kembali kerja setelah cuti melahirkan selesai dan
masih tetap dipekerjakan hingga 12 bulan selanjutnya, organisasi dapat memeriksa catatan
dari periode pelaporan yang sebelumnya.

B. GRI 402 :Hubungan Tenaga Kerja/Manajemen

GRI 402 membahas topik tentang hubungan tenaga kerja/manajemen. Ini mencakup praktik
konsultasi sebuah organisasi dengan karyawan dan para perwakilan mereka, termasuk pendekatan
organisasi dalam mengomunikasikan perubahan operasional yang signifikan.
1.Pengungkapan Manajamen
Pengungkapan tentang pendektan yang dilakukan manajemen terhadap tenaga kerja yang
dan hubungan dengan serikat yang mewakili pekerja.
2.Pengungkapan topik spesifik
 Pengungkapan 402-1 periode pemberitahuan minimum terkait perubahan operasional
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
i. Jumlah minggu pemberitahuan minimum yang biasanya diberikan kepada para
karyawan dan perwakilan mereka sebelum pengimplementasian perubahan
operasional yang signifikan yang dapat memberi pengaruh besar kepada mereka.
ii. Untuk organisasi dengan perjanjian perundingan kolektif, laporkan apakah periode
pemberitahuandan ketentuan konsultasi serta negosiasi dijelaskan secara spesifik
dalam perjanjian kolektif.

Panduan untuk Pengungkapan 402-1


Periode pemberitahuan minimal dapat ditemukan dalam kebijakan perusahaan dan
kontrak kerja kepegawaian standar. Pernyataan kebijakan berbeda dapat terjadi pada tingkat
regional.
Suatu organisasi dapat mengidentifikasi perjanjian perundingan kolektif yang
dirujuk dalam Pengungkapan 102-41 dari GRI 102: Pengungkapan Umum, dan mengulas
klausul periode pemberitahuan dalam dokumen-dokumen tersebut.

C. GRI 403 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


GRI 403 membahas topik tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Hak untuk tempat kerja
yang sehat dan aman diakui sebagai hak asasi manusia dan dibahas dalam sejumlah instrumen
internasional yang berotoritas. Kesehatan dan keselamatan pekerja dapat dipengaruhi baik oleh
pekerjaan yang mereka lakukan maupun tempat mereka melakukan pekerjaan. Oleh karena itu,
sebuah organisasi diharapkan bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dari:
 seluruh pekerja yang melakukan pekerjaan yang dikendalikan oleh organisasi;
 seluruh pekerja yang tempat kerjanya dikendalikan oleh organisasi, baik pekerjaan mereka
di bawah kendali organisasi maupun tidak.
1.Pengungkapan Manajemen
Ketika melaporkan pendekatan manajemennya terhadap kesehatan dan keselamatan kerja,
organisasi pelapor juga dapat mendeskripsikan mengenai program bantuan tentang penyakit
berbahaya untuk:pekerja yang pekerjaannya, atau tempat kerjanya dikendalikan oleh organisasi;
serta keluarga mereka;anggota masyarakat.Deskripsi ini juga dapat mencakup apakah program
tersebut melibatkan pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, pengukuran terkait pencegahan dan
pengendalian risiko terhadap penyakit, atau perawatan
2.Pengungkapan topik spesifik
 Pengungkapan 403-1 Perwakilan pekerja dalam komite resmi gabungan manajemen-
pekerja untuk kesehatan dan keselamatan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


i. Di tingkat mana komite resmi gabungan manajemen-pekerja untuk kesehatan dan
keselamatan biasanya beroperasi di dalam organisasi.
ii. Persentase pekerja yang pekerjaannya, atau tempat kerjanya, dikendalikan oleh
organisasi, yang diwakili oleh komite resmi gabungan manajemen-pekerja untuk
kesehatan dan keselamatan.

Ketika menyusun informasi yang dijelaskan dalam Pengungkapan 403-1.Organisasi


pelapor sebaiknya menjelaskan bagaimana persentase tersebut dihitung, termasuk seluruh
asumsi yang dibuat, seperti pekerja mana yang dimasukkan dalam penghitungan.

Panduan untuk Pengungkapan 403-1


Pengungkapan ini mencakup komite kesehatan dan keselamatan resmi yang membantu memonitor,
mengumpulkan tanggapan dan memberi nasihat mengenai program keselamatan kerja. Komite ini dapat
berada di tingkat fasilitas, atau multi-fasilitas, regional, kelompok, atau organisasi. Komite resmi adalah
komite yang keberadaan dan fungsinya terintegrasi dalam struktur organisasi dan kewenangan organisasi,
dan beroperasi menurut peraturan tertulis tertentu yang sudah disepakati.

 Pengungkapan 403-2 Jenis kecelakaan kerja dan tingkat kecelakaan kerja, penyakit
akibat kerja, hari kerja yang hilang, dan ketidakhadiran, serta jumlah kematian terkait
pekerjaan.
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
i. Jenis kecelakaan kerja, tingkat kecelakaan kerja (TKK), tingkat penyakit akibat kerja
(TPAK), tingkat hari kerja yang hilang (THKH), tingkat ketidakhadiran (TK), dan
kematian terkait pekerjaan, untuk seluruh karyawan, dengan perincian berdasarkan:
a. wilayah;
b. jenis kelamin.
ii. Jenis kecelakaan kerja, tingkat kecelakaan kerja (TKK), dan kematian terkait pekerjaan,
untuk seluruh pekerja (tidak termasuk karyawan) yang pekerjaannya, atau tempat
kerjanya, dikendalikan oleh organisasi, dengan perincian berdasarkan:
a. wilayah;
b. jenis kelamin.
iii. Sistem peraturan yang berlaku dalam mencatat dan melaporkan statistik kecelakaan
Ketika menyusun informasi yang dijelaskan dalam Pengungkapan 403-2, organisasi pelapor
harus:
i. mengindikasikan apakah kecelakaan kerja kecil (tingkat pertolongan pertama) termasuk
atau tidak termasuk dalam tingkat kecelakaan kerja (TKK);
ii. memasukkan korban jiwa dalam tingkat kecelakaan kerja;
iii. dalam menghitung ‘hari kerja yang hilang’, mengindikasikan:
a. apakah ‘hari’ berarti ‘hari kalender’ atau ‘hari kerja yang sudah dijadwalkan’;
b. mulai kapan penghitungan ‘hari kerja yang hilang’ dilakukan (contohnya, satu hari
setelah kecelakaan atau tiga hari setelah kecelakaan).

 Pengungkapan 403-3 Para pekerja dengan resiko kecelakaan atau penyakit berbahaya
tinggi terkait degan pekerjaan mereka

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

i. Apakah ada pekerja yang pekerjaannya, atau tempat kerjanya, dikendalikan oleh
organisasi, yang terlibat dalam aktivitas kerja dengan tingkat kecelakaan kerja tinggi
atau risiko penyakit tertentu yang tinggi.

 Pengungkapan 403-4 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian
resmi dengan serikat buruh

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


i. Apakah perjanjian resmi (baik lokal atau global) dengan serikat buruh mencakup
kesehatandan keselamatan.
ii. Jika iya, sampai sejauh mana, dalam bentuk persentase, berbagai topik kesehatan dan
keselamatan dicakup oleh perjanjian ini.
Panduan untuk Pengungkapan 403-4
Perjanjian pada tingkat lokal biasanya membahas topik yang dapat mencakup:
i. peralatan pelindung pribadi;
ii. komite gabungan manajemen-pekerja untuk
iii. kesehatan dan keselamatan
iv. partisipasi perwakilan pekerja dalam pemeriksaan
v. dan audit kesehatan dan keselamatan, serta
vi. penyelidikan kecelakaan;
vii. pelatihan dan pendidikan
viii. mekanisme pengaduan.
ix. hak menolak pekerjaan yang tidak aman;
x. pemeriksaan rutin.
Perjanjian pada tingkat global biasanya membahas topic yang dapat mencakup:
i. kepatuhan terhadap ILO;
ii. pengaturan atau struktur untuk menyelesaikan masalah;
iii. komitmen terkait standar kinerja target, atau tingkat praktik untuk diterapkan.
 GRI 404 Pelatihan dan Pendidikan
GRI 404 menentapkan standarmnegenai topik pelathan dan pendidikan .GRI ini
melingkupi pendekatan organisasi terhadap pelatihan dan peingkatan keterampilan
kryawan ,serta tinjauan pengembangan karir dan kinerja.
1.Pengungkapan pendekatan manajamen
Pendekataan manajemen mengenai kegiatan yang dilakukan untuk
pengembangan karyawan melalui pelatihan dan pedidikan Kemudian juga bagaimana
organisasi mengatur kegiatan tersebut.Termasuk juga program bantuan peraihan
untuk memfasiitas kemampuan kerja yang berkesinambungan ,dan manajemen
akhirkarier kren pension atau pemutusan huungan kerja.
`` 2.Pengungkapan topik spesifik
 Pengungkapan 404-1 Rata-rata jam pelatihan per tahun per karyawan
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
i. Rata-rata jam pelatihan yang telah dilakukan karyawan organisasi tersebut
selama periode pelaporan, berdasarkan:
a. jenis kelamin;
b. kategori karyawan

Ketika menyusun informasi yang dijelaskan dalam Pengungkapan 404-1, organisasi


pelapor sebaiknya:
i. menyatakan jumlah karyawan baik berdasarkan jumlah kepala atau Setara
Purna Waktu (FTE),serta mengungkap dan menerapkan pendekatan ini
secara konsisten dalam periode tersebut,dan di antara periode-periode;
ii. menggunakan data dari Pengungkapan 102-7 di GRI 102: Pengungkapan
Umum untuk mengidentifikasi jumlah total karyawan;
iii. mengambil dari informasi yang digunakan untuk Pengungkapan 405-1 di
GRI 405: Keanekaragaman dan Kesempatan Setara untuk mengidentifikasi
jumlah karyawan berdasarkan kategori karyawan.

 Pengungkapan 404-2 Program untuk meningkatkan keterampilan karyawan


dan program bantuan peralihan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


i. Jenis dan ruang lingkup program yang diterapkan dan bantuan yang
diberikan untuk meningkatkan keterampilan karyawan.
ii. Program bantuan peralihan yang disediakan untuk memfasilitasi
kemampuan kerja yang berkesinambungan dan manajemen akhir karier
karena pensiun atau pemutusan hubungan kerja.

Panduan untuk Pengungkapan 404-2


Program pelatihan karyawan yang bertujuan meningkatkanketerampilan dapat
mencakup:
i. kursus pelatihan internal;
ii. bantuan dana untuk pelatihan atau pendidikan eksternal;
iii. pemberian periode cuti panjang dengan jaminan dapat kembali pada
pekerjaan.
Program bantuan peralihan yang diberikan untuk mendukung karyawan yang
akan pensiun atau yang kena pemutusan hubungan kerja dapat mencakup:
i. perencanaan sebelum pensiun untuk yang memang bermaksud untuk
pensiun;
ii. pelatihan kembali bagi mereka yang ingin terus melanjutkan bekerja;
iii. pembayaran pesangon, yang dapat mempertimbangkan usia karyawan dan
masa kerja;
iv. layanan penempatan kerja;
v. bantuan (seperti pelatihan, penyuluhan) mengenai peralihan ke masa hidup
tidak bekerja

 Pengungkapan 404-3 Persentase karyawan yang menerima tinjauan rutin


terhadap kinerja dan pengembangan karier

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

i. Persentase total karyawan berdasarkan jenis kelamin dan berdasarkan


kategori karyawan yang menerima tinjauan rutin terhadap kinerja dan
pengembangan karier selama periode pelaporan
E.GRI 405 Keanekaragaman dan Kesempatan Setara
GRI 405: KEANEKARAGAMAN & KESEMPATAN SETARA

 Pengungkapan 405-1 : Keanekaragaman Badan Tata Kelola & Karyawan

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Persentase individu dalam badan tata kelola organisasi di setiap kategori


keanekaragaman berikut:

i. Jenis kelamin;

ii. Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30 – 50 tahun, di atas 50 tahun;

iii. Indikator keberagaman lainnya yang relevan (seperti kelompok minoritas


atau kelompok rentan).

b. Persentase karyawan per kategori karyawan dalam setiap kategori keanekaragaman


berikut:

i. Jenis kelamin;

ii. Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30 – 50 tahun, di atas 50 tahun;

iii. Indikator keberagaman lainnya yang relevan (seperti kelompok minoritas


atau kelompok rentan).

Panduan:

Badan tata kelola yang ada dalam organisasi dapat berupa dewan direksi, komite manajemen,
atau badan serupa untuk organisasi non-korporasi. Suatu organisasi dapat mengidentifikasi
indikator keberagaman lain yang digunakan dalam pemantauan dan pencatatannya sendiri
yang relevan dengan pelaporan.

 Pengungkapan 405-2 : Rasio Gaji Pokok & Remunerasi Perempuan Dibandingkan


Laki-Laki

Persyaratan Pelaporan
c. Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut: Rasio gaji pokok dan
remunerasi perempuan dibandingkan laki-laki untuk setiap kategori karyawan,
berdasarkan lokasi operasi yang signifikan.
d. Definisi yang digunakan untuk 'lokasi operasi yang signifikan'.

Panduan:

Organisasi pelapor dapat menggunakan informasi yang digunakan untuk Pengungkapan


405-1 untuk mengidentifikasikan jumlah total karyawan dalam setiap kategori karyawan
berdasarkan jenis kelamin.

GRI 406: NON-DISKRIMINASI

 Pengungkapan 406-1: Insiden Diskriminasi & Tindakan Perbaikan Yang Dilakukan

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jumlah total insiden diskriminasi selama periode pelaporan.


b. Status insiden dan tindakan yang dilakukan berdasarkan rujukan berikut:

i. Insiden yang ditinjau oleh organisasi;

ii. Rencana remediasi yang sedang dilaksanakan;

iii. Rencana remediasi yang telah diterapkan, dengan hasil yang ditinjau melalui
proses kajian manajemen internal rutin;

iv. Insiden yang tidak lagi menjadi subjek tindakan.

Panduan:

Dalam konteks pengungkapan ini, sebuah ‘insiden’ mengacu pada tindakan hukum atau
pengaduan yang didaftarkan pada organisasi pelapor atau badan yang berwenang melalui
proses formal, atau contoh dari ketidakpatuhan yang diidentifikasi oleh organisasi melalui
prosedur yang ditetapkan. Prosedur yang ditetapkan untuk mengidentifikasikan contoh
ketidakpatuhan dapat mencakup audit sistem manajemen, program pemantauan formal, atau
mekanisme penanganan pengaduan.
Suatu insiden tidak lagi menjadi subjek tindakan jika telah diselesaikan, kasus telah berakhir,
atau organisasi tidak lagi membutuhkan tindakan lebih lanjut. Misalnya, sebuah insiden yang
tidak lagi memerlukan tindakan lebih lanjut dapat mencakup kasus-kasus yang ditarik
kembali atau kasus di mana keadaan yang mendasari insiden tidak ada lagi.

GRI 407: KEBEBASAN BERSERIKAT & PERUNDINGAN KOLEKTIF

 Pengungkapan 407-1 : Operasi dan pemasok di mana hak atas kebebasan


berserikat dan perundingan kolektif mungkin berisiko

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Operasi dan pemasok di mana hak-hak pekerja untuk menjalankan kebebasan


berserikat atau perundingan kolektif mungkin dilanggar atau sedang mengalami risiko
signifikan dalam hal:

i. jenis operasi (seperti pabrik manufaktur) dan pemasok;


ii. negara-negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang
dianggap berisiko.
b. Tindakan yang dilakukan oleh organisasi dalam periode pelaporan yang bertujuan
mendukung hak untuk menjalankan kebebasan berserikat dan perundingan kolektif.

Panduan:

Proses untuk mengidentifikasi operasi dan pemasok, sebagaimana dijelaskan dalam


Pengungkapan 407-1, dapat mencerminkan pendekatan organisasi pelapor terhadap penilaian
risiko atas masalah ini. Proses ini juga dapat menggunakan sumber data internasional yang
diakui, seperti berbagai macam hasil dari badan Supervisor ILO dan rekomendasi dari
Komite Kebebasan Berserikat ILO (lihat rujukan 4 dalam bagian Rujukan). Ketika
melaporkan tindakan yang dilakukan, organisasi dapat merujuk pada ‘Deklarasi Tripartit
tentang Prinsip-Prinsip mengenai Perusahaan Multinasional dan Kebijaksanaan Sosial’ ILO
dan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Pedoman OECD
untuk Perusahaan-Perusahaan Multinasional untuk panduan lebih lanjut.

GRI 408: PEKERJA ANAK


 Pengungkapan 408-1 : Operasi & Pemasok Yang Berisiko Signifikan Terhadap
Insiden Pekerja Anak

Persyaratan pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Operasi dan pemasok yang dianggap memiliki risiko signifikan terhadap insiden:

i. pekerja anak;

ii. pekerja muda yang terpapar pekerjaan berbahaya.

b. Operasi dan pemasok yang memiliki risiko signifikan terhadap insiden pekerja anak
dalam hal:

i. jenis operasi (seperti pabrik manufaktur) dan pemasok;

ii. negara-negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang
dianggap berisiko.

c. Tindakan yang dilakukan oleh organisasi dalam periode pelaporan yang ditujukan
untuk berkontribusi pada penghapusan pekerja anak secara efektif.

Panduan:

Proses untuk mengidentifikasi operasi dan pemasok, sebagaimana dijelaskan dalam


Pengungkapan 408-1, dapat mencerminkan pendekatan organisasi pelapor terhadap penilaian
risiko atas masalah ini. Proses ini juga dapat menggunakan sumber data internasional yang
diakui, seperti Informasi dan laporan ILO tentang penerapan Konvensi dan Rekomendasi
(lihat rujukan 1 di bagian Rujukan).

Ketika melaporkan tindakan yang dilakukan, organisasi dapat merujuk pada ‘Deklarasi
Tripartit tentang Prinsip-Prinsip mengenai Perusahaan Multinasional dan Kebijaksanaan
Sosial’ ILO dan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD)
Pedoman OECD untuk Perusahaan-Perusahaan Multinasional untuk panduan lebih lanjut.

Dalam konteks Standar GRI, seorang ‘pekerja muda’ didefinisikan sebagai orang di atas usia
kerja minimum yang berlaku dan lebih muda dari 18 tahun. Perhatikan bahwa Pengungkapan
408-1 tidak mewajibkan pelaporan kuantitatif tentang pekerja anak atau jumlah pekerja
muda. Sebaliknya, pengungkapan itu meminta untuk melaporkan tentang operasi dan
pemasok yang memiliki risiko signifikan terhadap insiden pekerja anak atau pekerja muda
yang terpapar pekerjaan berbahaya.

GRI 409: KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

 Pengungkapan 409-1: Operasi & Pemasok Yang Berisiko Signifikan Terhadap


Insiden Kerja Paksa Atau Wajib Kerja

Persyaratan pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Operasi dan pemasok yang memiliki risiko signifikan terhadap insiden kerja paksa
atau wajib kerja dalam hal:

i. jenis operasi (seperti pabrik manufaktur) dan pemasok;

ii. negara-negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang
dianggap berisiko.

b. Tindakan yang dilakukan oleh organisasi dalam periode pelaporan yang ditujukan
untuk berkontribusi pada penghapusan segala bentuk kerja paksa atau wajib kerja.

Panduan:

Proses mengidentifikasi operasi dan pemasok, sebagaimana dijelaskan dalam Pengungkapan


409-1, dapat mencerminkan pendekatan organisasi pelapor terhadap penilaian risiko atas
masalah ini. Proses ini juga dapat menggunakan sumber data internasional yang diakui,
seperti Informasi dan laporan ILO tentang penerapan Konvensi dan Rekomendasi (lihat
rujukan 1 di bagian Rujukan).

Ketika melaporkan tindakan yang dilakukan, organisasi dapat merujuk pada ‘Deklarasi
Tripartit tentang Prinsip-Prinsip mengenai Perusahaan Multinasional dan Kebijaksanaan
Sosial’ ILO dan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD)
Pedoman OECD untuk Perusahaan-Perusahaan Multinasional untuk panduan lebih lanjut.

GRI 410: PRAKTIK KEAMANAN


 Pengungkapan 410-1 : Petugas Keamanan Yang Dilatih Mengenai Kebijakan Atau
Prosedur Hak Asasi Manusia

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Persentase petugas keamanan yang telah menerima pelatihan resmi dalam kebijakan
organisasi tentang hak asasi manusia atau prosedur spesifik dan penerapannya pada
keamanan.
b. Apakah persyaratan pelatihan juga berlaku bagi organisasi pihak ketiga yang
menyediakan petugas keamanan.

Panduan:

Pelatihan dapat mengacu pada pelatihan yang khusus tentang hak asasi manusia atau modul
hak asasi manusia di dalam program pelatihan umum. Pelatihan dapat meliputi masalah
seperti penggunaan kekuatan, perlakuan tidak manusiawi atau merendahkan atau
diskriminasi, atau identifikasi dan pendaftaran.

GRI 411 : HAK-HAK MASYARAKAT ADAT

 Pengungkapan 411-1 : Insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jumlah total insiden pelanggaran yang teridentifikasi yang melibatkan hak-hak


masyarakat adat selama periode pelaporan.
b. Status insiden dan tindakan yang dilakukan berdasarkan rujukan berikut:
i. Insiden yang ditinjau oleh organisasi
ii. Rencana remediasi yang sedang dilaksanakan
iii. Rencana remediasi yang telah diterapkan, dengan hasil yang ditinjau
melalui proses kajian manajemen internal rutin
iv. Insiden yang tidak lagi menjadi subjek tindakan.

Panduan :
Dalam konteks pengungkapan ini, sebuah 'insiden' mengacu pada tindakan hukum atau
pengaduan yang didaftarkan pada organisasi pelapor atau badan yang berwenang melalui
proses formal, atau contoh dari ketidakpatuhan yang diidentifikasi oleh organisasi melalui
prosedur yang ditetapkan. Prosedur yang ditetapkan untuk mengidentifikasikan contoh
ketidakpatuhan dapat mencakup audit sistem manajemen, program pemantauan formal, atau
mekanisme penanganan pengaduan.

GRI 412 : PENILAIAN HAK ASASI MANUSIA

 Pengungkapan 412-1 : Operasi-operasi yang telah melewati tinjauan hak asasi


manusia atau penilaian dampak

Persyaratan pelaporan :
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Jumlah total dan persentase operasi yang telah melewati tinjauan hak asasi manusia
atau penilaian dampak hak asasi manusia, berdasarkan negara.

Panduan :
Informasi yang dilaporkan untuk pengungkapan ini dapat menunjukkan sejauh mana
organisasi mempertimbangkan hak asasi manusia ketika membuat keputusan di lokasi-lokasi
operasinya.Pengungkapan ini juga dapat memberikan informasi untuk menilai potensi
organisasi untuk diasosiasikan dengan, atau untuk dianggap terlibat dalam, pelanggaran hak
asasi manusia.

 Pengungkapan 412-2 : Pelatihan karyawan mengenai kebijakan atau prosedur hak


asasi manusia
Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jumlah total jam dalam periode pelaporan yang dikhususkan untuk pelatihan
mengenai kebijakan hak asasi manusia atau prosedur yang berkaitan dengan aspek
hak asasi manusia yang relevan untuk operasi.
b. Persentase karyawan yang dilatih selama periode pelaporan mengenai kebijakan hak
asasi manusia atau prosedur yang berkaitan dengan aspek hak asasi manusia yang
relevan untuk operasi.

Panduan :
Pengungkapan ini meliputi pelatihan karyawan tentang kebijakan hak asasi manusia atau
prosedur yang terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan untuk operasi, termasuk
daya terap kebijakan atau prosedur hak asasi manusia pada kerja karyawan.

Pelatihan dapat mengacu pada pelatihan yang khusus tentang hak asasi manusia atau modul
hak asasi manusia di dalam program pelatihan umum.

 Pengungkapan 412-3 : Perjanjian dan kontrak investasi signifikan yang memasukkan


klausul-klausul hak asasi manusia atau yang telah melalui penyaringan hak asasi
manusia
Persyaratan pelaporan :
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Jumlah total dan persentase perjanjian serta kontrak investasi signifikan yang
memasukkan klausul-klausul hak asasi manusia atau yang telah melalui penyaringan
hak asasi manusia.
b. Definisi yang digunakan untuk ‘perjanjian investasi signifikan’.

Panduan :
Penyaringan hak asasi manusia mengacu pada proses formal atau terdokumentasi yang
menerapkan serangkaian kriteria kinerja hak asasi manusia sebagai salah satu faktor dalam
menentukan apakah akan menjalin hubungan bisnis.
Perjanjian dan kontrak signifikan dapat ditentukan berdasarkan tingkat persetujuan yang
diperlukan dalam sebuah organisasi untuk investasi. Kriteria lain juga dapat digunakan untuk
menentukan signifikansi jika kriteria itu dapat secara konsisten diterapkan pada semua
perjanjian.
Jika beberapa perjanjian investasi yang signifikan dilakukan dan kontrak ditandatangani
dengan mitra yang sama, jumlah total perjanjian mencerminkan jumlah total proyek terpisah
yang dilakukan atau entitas yang dibuat.
GRI 413 : MASYARAKAT LOKAL

 Pengungkapan 413-1 : Operasi dengan keterlibatan masyarakat lokal, penilaian


dampak, dan program pengembangan

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Persentase operasi dengan keterlibatan masyarakat lokal yang sudah


diimplementasikan, penilaian dampak, dan/atau program pengembangan, termasuk
penggunaan:
i. penilaian dampak sosial, termasuk penilaian dampak gender, berdasarkan
proses partisipatif
ii. penilaian dampak lingkungan dan pemantauan terus menerus
iii. pengungkapan publik atas hasil penilaian dampak lingkungan dan social
iv. program pengembangan masyarakat lokal berdasarkan kebutuhan masyarakat
local
v. rencana keterlibatan pemangku kepentingan berdasarkan pemetaan pemangku
kepentingan
vi. komite konsultasi masyarakat lokal luas dan proses yang menyertakan
kelompok rentan
vii. dewan kerja, komite kesehatan dan keselamatan kerja, serta badan-badan
perwakilan pekerja lain untuk menangani dampak
viii. proses pengaduan keluhan masyarakat lokal secara formal.

Panduan :

Elemen penting dalam mengelola dampak pada orang-orang dalam masyarakat lokal adalah
penilaian dan perencanaan untuk memahami dampak aktual dan potensial, serta keterlibatan
yang kuat dengan masyarakat lokal untuk memahami harapan dan kebutuhan
mereka.Terdapat banyak elemen yang dapat digabungkan ke dalam keterlibatan masyarakat
lokal, penilaian dampak, dan program pengembangan.Pengungkapan ini berupaya untuk
mengidentifikasi elemen mana yang telah secara konsisten diterapkan, di keseluruhan
organisasi.
Jika mungkin, organisasi diharapkan untuk mengantisipasi dan menghindari dampak negatif
pada masyarakat lokal.Jika tidak mungkin, atau jika dampak residual tetap ada, organisasi
diharapkan untuk mengelola dampak-dampak tersebut dengan tepat, termasuk keluhan, dan
untuk memberi kompensasi kepada masyarakat lokal atas dampak negative.

 Pengungkapan 413-2 : Operasi yang secara aktual dan yang berpotensi memiliki
dampak negatif signifikan terhadap masyarakat lokal

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Operasi yang secara aktual dan yang berpotensi memiliki dampak negatif signifikan
terhadap masyarakat lokal, termasuk:
i. lokasi operasi
ii. potensi dampak negatif dan aktual yang signifikan dari operasi.

Panduan :

Sumber informasi internal tentang potensi dampak negatif dan dampak negatif aktual operasi
terhadap masyarakat dapat mencakup:

- data kinerja aktual


- rencana investasi internal dan penilaian risiko terkait
- seluruh data yang dikumpulkan dengan pengungkapan topik spesifik karena terkait
dengan masing-masing masyarakat.

GRI 414 : PENILAIAN SOSIAL PEMASOK

 Pengungkapan 414-1 : Seleksi pemasok baru dengan menggunakan kriteria sosial

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Persentase pemasok baru yang diseleksi dengan menggunakan kriteria sosial.

 Pengungkapan 414-2 : Dampak sosial negatif dalam rantai pasokan dan tindakan yang
telah diambil
Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jumlah pemasok yang dinilai untuk dampak sosial.


b. Jumlah pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak sosial negatif aktual dan
potensial yang signifikan.
c. Dampak sosial negatif aktual dan potensial signifikan yang diidentifikasi dalam
rantai pasokan.
d. Persentase pemasok yang diidentifikasi sebagai memiliki dampak sosial negatif
aktual dan potensial signifikan dan yang menyepakati dilakukannya perbaikan
sebagai hasil dari penilaian.
e. Persentase pemasok yang diidentifikasi sebagai memiliki dampak sosial negatif
aktual dan potensial signifikan dan hubungan kerja dengan mereka diakhiri sebagai
hasil dari penilaian, serta penyebabnya.

Panduan :

Dampak negatif mencakup hal-hal yang disebabkan atau dikontribusikan oleh suatu
organisasi, atau hal-hal yang terkait langsung dengan kegiatan, produk, atau layanan
berdasarkan hubungannya dengan pemasok.

Penilaian dapat dilakukan terhadap ekspektasi kinerja yang disepakati yang sudah ditetapkan
serta dikomunikasikan kepada pemasok sebelum penilaian.

Penilaian dapat menggunakan informasi dari audit, kajian kontrak, keterlibatan dua arah, dan
keluhan serta mekanisme penanganan pengaduan.
Perbaikan dapat mencakup perubahan praktik pengadaan organisasi, penyesuaian ekspektasi
kinerja, peningkatan kapasitas, pelatihan, dan perubahan proses.

GRI 415 : KEBIJAKAN PUBLIK

 Pengungkapan 415-1 : Kontribusi politik


Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Total nilai moneter kontribusi politik baik secara finansial maupun dalam bentuk
benda/barang yang diberikan langsung dan tidak langsung oleh organisasi
berdasarkan negara dan penerima/ penerima manfaat.
b. Jika berlaku, bagaimana nilai moneter kontribusi berupa benda/barang
diperkirakan.

Panduan :

Tujuan pengungkapan ini adalah untuk mengidentifikasi dukungan organisasi terhadap


tujuan-tujuan politik. Pengungkapan ini dapat memberikan indikasi sejauh mana kontribusi
politik organisasi sejalan dengan kebijakan, tujuannya, atau posisi publik lainnya yang telah
disebutkan.
Kontribusi langsung atau tidak langsung pada alasan politik juga dapat menghadirkan risiko
korupsi, karena kontribusi tersebut dapat digunakan untuk memberikan pengaruh yang tidak
layak pada proses politik

GRI 416 : KESEHATAN DAN KESELAMATAN

 Pengungkapan 416-1 : Penilaian dampak kesehatan dan keselamatan dari berbagai


kategori produk dan jasa
Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Persentase kategori produk dan jasayang signifikan yang dinilai dampak kesehatan
dan keselamatannya untuk perbaikan.

Panduan :

Pengukuran ini membantu mengidentifikasi keberadaan dan berbagai upaya sistematis untuk
menangani kesehatan dan keselamatan di seluruh siklus hidup suatu produk atau jasa.

 Pengungkapan 416-2 : Insiden ketidakpatuhan sehubungan dengan dampak kesehatan


dan keselamatan dari produk dan jasa

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi dan/atau peraturan sukarela


yang menyangkut dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa dalam
periode pelaporan, berdasarkan:
i. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan denda atau
hukuman
ii. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan adanya
peringatan
iii. insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan sukarela.
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap regulasi
dan/atau peraturan sukarela, pernyataan ringkas tentang fakta ini sudah cukup.
Panduan :

Insiden ketidakpatuhan yang terjadi dalam periode pelaporan dapat berkaitan dengan insiden
yang telah resmi terselesaikan selama periode pelaporan, apakah itu terjadi dalam periode
sebelum periode pelaporan atau bukan.

Pengungkapan ini membahas siklus hidup dari produk atau jasa setelah tersedia untuk
digunakan, oleh karena itu tunduk kepada regulasi dan peraturan sukarela yang menyangkut
kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa.

GRI 417 : PEMASARAN DAN PELABELAN

 Pengungkapan 417-1 : Persyaratan untuk pelabelan dan informasi produk dan jasa
Persyaratan Pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Apakah masing-masing jenis informasi berikut ini disyaratkan oleh prosedur


organisasi untuk pelabelan dan informasi produk dan jasa:
i. Sumber komponen produk atau jasa
ii. Isi, khususnya yang berhubungan dengan zat yang mungkin menghasilkan
dampak lingkungan atau sosial
iii. Penggunaan produk atau jasa dengan aman
iv. Pembuangan produk dan dampak lingkungan atau sosial
b. Persentase kategori produk atau jasa yang signifikan yang dicakup dan dinilai
kepatuhannya terhadap prosedur tersebut.

Panduan :

Pelanggan dan pengguna akhir membutuhkan informasi yang memadai dan dapat diakses
tentang dampak lingkungan dan sosial baik positif maupun negatif dari produk dan jasa.Hal
ini dapat mencakup informasitentang penggunaan sebuah produk atau jasa dengan aman,
pembuangan produk tersebut, atau sumber dari komponennya. Akses terhadap informasi ini
membantu pelanggan membuat pilihan terinformasi tentang apa yang akan dibeli.

 Pengungkapan 417-2 : Insiden ketidakpatuhan terkait informasi dan pelabelan produk


dan jasa
Persyaratan Pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi dan/atau peraturan sukarela


yang menyangkut pelabelan dan informasi produk dan jasa, berdasarkan:
i. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan denda atau
hukuman
ii. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan adanya
peringatan
iii. insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan sukarela.
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap regulasi
dan/atau peraturan sukarela, pernyataan ringkas tentang fakta ini sudah cukup.

Panduan :

Insiden ketidakpatuhan yang terjadi dalam periode pelaporan dapat berkaitan dengan insiden
yang telah resmi terselesaikan selama periode pelaporan, apakah itu terjadi dalam periode
sebelum periode pelaporan atau bukan.

 Pengungkapan 417-3 : insiden ketidakpatuhan terkait komunikasi pemasaran

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi dan/atau peraturan sukarela


yang menyangkut komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan
pensponsoran, berdasarkan:
i. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan denda atau
hukuman
ii. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan adanya
peringatan
iii. insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan sukarela.
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap regulasi
dan/atau peraturan sukarela, pernyataan ringkas tentang fakta ini sudah cukup.

Panduan :
Insiden ketidakpatuhan yang terjadi dalam periode pelaporan dapat berkaitan dengan insiden
yang telah resmi terselesaikan selama periode pelaporan, apakah itu terjadi dalam periode
sebelum periode pelaporan atau bukan.

GRI 418 : PRIVASI PELANGAN

 Pengungkapan 418-1 : Pengaduan yang berdasarkan mengenai pelanggaran


terhadap privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan

Persyaratan Pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jumlah total pengaduan yang berdasar yang diterima mengenai pelanggaran terhadap
privasi pelanggan, yang dikategorikan berdasarkan:
i. pengaduan yang diterima dari pihak luar dan diperkuat oleh organisasi
ii. pengaduan dari badan regulatif.
b. Jumlah total kebocoran, pencurian, atau kehilangan data pelanggan yang
teridentifikasi.
c. Jika organisasi tidak mengidentifikasi pengaduan yang berdasar apa pun, pernyataan
ringkas tentang fakta ini sudah cukup.

Panduan :
Perlindungan privasi pelanggan adalah tujuan yang diakui secara umum dalam peraturan-
peraturan nasional dan kebijakan-kebijakan organisasi.diharapkan untuk membatasi
pengumpulan data pribadi, mengumpulkan data dengan cara yang sesuai hukum, danbersikap
transparan tentang bagaimana data dikumpulkan, digunakan, dan diamankan. Organisasi juga
diharapkan untuk tidak mengungkapkan atau menggunakan informasi pribadi pelanggan
untuk tujuan apa pun selain dari yang sudah disetujui, dan untuk mengomunikasikan setiap
perubahan dalam kebijakan perlindungan data atau langkah langsung kepada pelanggan
GRI 419 : KEPATUHAN SOSIAL EKONOMI

 Pengungkapan 419-1 : Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan di


bidang sosial dan ekonomi

Persyaratan Pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Denda yang signifikan dan sanksi non-moneter karena ketidakpatuhan terhadap


undang-undang dan/atau peraturan di bidang sosial dan ekonomi dalam hal:
i. nilai moneter total dari denda yang signifikan
ii. jumlah total sanksi non-moneter
iii. kasus yang diajukan ke mekanisme penyelesaian sengketa.
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap undang-
undang dan/atau peraturan, pernyataan ringkas tentang fakta ini sudah cukup.
c. Konteks timbulnya denda yang signifikan dan sanksi non-moneter.

1. Pengukuran Kinerja Sosial


Pengukuran ini dapat dilakukan dengan 2 metode :
1. Metode pengukuran kuantitatif : yang berisikan antara lain pemilihan indikator kinerja
terkait dengan sosial yang dituju dalam pelaporan kinerja sosial
2. Metode pengukuran kualitatif : ukuran yang didasarkan pada penilaian sematik,
pandangan, persepsi seseorang berdasarkan pengamatan dan penilaiannya terhadap
kinerja sosial. Dan biasanya perusahaan diberikan kebebasan untuk membuat ukuran
kinerjanya sendiri yang sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut.
Daftar Pustaka

 GRI 400 : Social Standard


 https://www.globalreporting.org/standards/gri-standards-translations/gri-standards-
bahasa-indonesia-translations-download-center/?g=0066e2bf-fd12-4dda-beca-
eb6dd1f6dd14

Anda mungkin juga menyukai