Anda di halaman 1dari 29

GRI 400 : Social Performance

Akuntansi Keberlanjutan

Oleh

Rezqi Oktaviani Putri 1510531001

Violsie Fatian 1510531033

Dosen Pembimbing: Dr. Elvira Luthan, SE. Akt. M.Si

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019
PENDAHULUAN

Berubahnya paradigma mengenai tujuan utama perusahaan yang awalnya hanya mengedepankan
laba menjadi perduli terhadap lingkungan dan sosial karena dalam melakukan kegiatan
operasionalnya perusahaan tidak lepas dari peran lingkungan dan sosial disekitar perusahaan.
Dengan hal ini perusahaan menjadi mulai memperhatikan tanggungjawab sosial dan lingkungan
menjadikan laporan keberlanjutan. Laporan keberlanjutan merupakan sebuah pendekatan terhadap
kinerja perusahaan dibidang lingkungan, sosial, dan ekonomi yang memiliki fungsi dan perannya
masing-masing seperti menjadi alat ukur dalam pencapaian kinerja perusahaan, misalkan investor
melihat laporan keberlanjutan sebagai alat kontrol atas pencapaian kinerja perusahaan sehingga
dapat menjadi media dalam pengambilan keputusan, dan bagi para pemangku kepentingan,
pengungkapan laporan keberlanjutan merupakan komitmen perusahaan dalam menjaga sosial dan
lingkungan disekitar perusahaan.

Pedoman perusahaan dalam melakukan pengungkapan laporan keberlanjutan adalah the Global
Reporting Index (GRI), yang mengatur prinsip dasar yang harus ada didalam laporan
keberlanjutan, yaitu seimbang, dapat dibandingkan, teliti, tepat waktu, jelas, dan dapat dipercaya.
Dan berisikan peraturan mengenai ekonomi, lingkungan dan sosial perusahaan. Saat ini di
Indonesia belum ada peraturan yang mewajibkan perusahaan mengungkapkan laporan
keberlanjutan sehingga perusahaan melakukan pengungkapan secara suka rela sebagai bentuk
komunikasi dengan para pemangku kepentingan di bidang lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Dan pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai laporan keberlanjutan dalam
bidang sosial yang sangat memiliki pengaruh yang besar didalam laporan keberlanjutan ini,
karena memuat tanggung jawab sosial perusahaan, proses tanggap kegiatan sosial oleh
perusahaan, kebijakan-kebijakan dan program yang peruntukan untuk pegawai, pekerja,
masyarakat dan tanggung jawab produk kepada pelanggan.
1. Definisi Kinerja Sosial :

Menurut Orlitzky(2000) dalam Anggreani (2011) kinerja social perusahaan (Corporate Social
Performance - CSP) didefinisikan sebagai “sebuah konfigurasi prinsip prinsip organisasi bisnis
dari tanggung jawab sosial, proses tanggapan sosial, dan kebijakan-kebijakan, program, dan hasil
yang dapat diamati sebagai hubungan-hubungan tersebut kepada hubungan perusahaan dalam
bermasyarakat. Sedangkan menurut Karimi dalam Septiadini (2010) kinerja sosial perusahaan
adalah penilaian kinerja sebuah perusahaan dilihat dari peran sosial CSR yang dimainkannya di
tengah masyarakat.

Semakin sebuah perusahaan mengimplementasikan CSR dengan baik, maka kinerja social
perusahaan tersebut akan semakin terangkat.Hasil yang diharapkan, tentu kembali kepada
perusahaan dalam bentuk dukungan publik dan penguatan faktor sosial terhadap pengelolaan dan
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) dari masyarakat terhadap
perusahaan yang bersangkutan.

2. Sub kategori kinerja sosial :

a. Prakter ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja


 Kepegawaian
 Hubungan industrial
 Kesehatan dan keselamatan kerja
 Pelatihan dan pendidikan
 Keberagaman dan kesetaraan peluang
 Kesetaraan remunerasi perempuan dan laki-laki
 Asesmen pemasok terkait praktik ketenagakerjaan
b. Hak asasi manusia
 Investasi
 Non-diskriminasi
 Kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama
 Pekerja anak
 Pekerja paksa atau wajib kerja
 Praktik pengamanan
 Hak adat
 Asesmen
 Asesmen pemasok atas hak asasi manusia
 Mekanisme pengaduan masalah hak asasi manusia
c. Masyarakat
 Masyarakat lokal
 Anti – korupsi
 Kebijakan publik
 Anti persaingan
 Kepatuhan
 Asesmen pemasok atas dampak terhadap masyarakat
 Mekanisme pengaduan dampak terhadap masyarakat
d. Tanggungjawab atas produk
 Kesehatan keselamatan pelanggan
 Pelabelan produk dan jasa
 Komunikasi pemasaran
 Privasi pelanggan
 Kepatuhan

3. Aspek kinerja sosial :

1. Kepegawaian (GRI 401)


Perekrutan karyawan baru & pergantian karyawan, Tunjangan Yang Diberikan
Kepada Karyawan Purnawaktu, Cuti Melahirkan.
2. Hubungan Tenaga Kerja/ Manajemen (GRI 402)
Periode Pemberitahuan Minimum Terkait Perubahan Operasional
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (GRI 403)
Perwakilan Pekerja Dalam Komite Resmi Gabungan Manajemen Pekerja Untuk
Kesehatan & Keselamatan, Jenis Kecelakaan Kerja & Tingkat Kecelakaan Kerja,
Penyakit Akibat Kerja, Hari Kerja Yang Hilang, & Ketidakhadiran, Serta Jumlah
Kematian Terkait Pekerjaan, Para Pekerja Dengan Risiko Kecelakaan Atau Penyakit
Berbahaya Tinggi Terkait Dengan Pekerjaan Mereka, Topik Kesehatan &
Keselamatan Yang Tercakup Dalam Perjanjian Resmi Dengan Serikat Buruh.
4. Pelatihan dan Pendidikan (GRI 404)
Rata-Rata Jam Pelatihan Pertahun Perkaryawan, Program untuk meningkatkan
keterampilan karyawan dan program bantuan peralihan, Persentase Karyawan Yang
Menerima Tinjauan Rutin Terhadap Kinerja & Pengembangan Karier.
5. Keanekaragaman dan kesempatan setara (GRI 405)
Keanekaragaman Badan Tata Kelola & Karyawan, Rasio Gaji Pokok & Remunerasi
Perempuan Dibandingkan Laki-Laki.
6. Non Diskriminasi (GRI 406)
Insiden Diskriminasi & Tindakan Perbaikan Yang Dilakukan.
7. Kebebasan Berserikat dan Perundingan Kolektif (GRI 407)
Operasi dan pemasok di mana hak atas kebebasan berserikat dan perundingan kolektif
mungkin berisiko.
8. Pekerja Anak (GRI 408)
Operasi & Pemasok Yang Berisiko Signifikan Terhadap Insiden Pekerja Anak.
9. Kerja Paksa atau Wajib Kerja (GRI 409)
Operasi & Pemasok Yang Berisiko Signifikan Terhadap Insiden Kerja Paksa Atau
Wajib Kerja,
10. Praktik Keamanan (GRI 410)
Petugas Keamanan Yang Dilatih Mengenai Kebijakan Atau Prosedur Hak Asasi
Manusia
11. Hak-Hak Masyarakat (GRI 411)
Insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat.
12. Penilaian Hak Asasi Manusia (GRI 412)
Operasi-operasi yang telah melewati tinjauan hak asasi manusia atau penilaian
dampak, Pelatihan karyawan mengenai kebijakan atau prosedur hak asasi manusia,
Perjanjian dan kontrak investasi signifikan yang memasukkan klausul-klausul hak
asasi manusia atau yang telah melalui penyaringan hak asasi manusia.
13. Masyarakat Lokal (GRI 413)
Operasi dengan keterlibatan masyarakat lokal, penilaian dampak, dan program
pengembangan, Operasi yang secara aktual dan yang berpotensi memiliki dampak
negatif signifikan terhadap masyarakat lokal.
14. Penilaian Sosial Pemasok (GRI 414)
Seleksi pemasok baru dengan menggunakan kriteria sosial, Dampak sosial negatif
dalam rantai pasokan dan tindakan yang telah diambil.
15. Kebijakan Publik (GRI 415)
Kontribusi politik.
16. Kesehatan dan Keselamatan (GRI 416)
Penilaian dampak kesehatan dan keselamatan dari berbagai kategori produk dan jasa,
Insiden ketidakpatuhan sehubungan dengan dampak kesehatan dan keselamatan dari
produk dan jasa.
17. Pemasaran dan Pelabelan (GRI 417)
Persyaratan untuk pelabelan dan informasi produk dan jasa, Insiden ketidakpatuhan
terkait informasi dan pelabelan produk dan jasa,
18. Privasi Pelanggan (GRI 418)
Pengaduan yang berdasarkan mengenai pelanggaran terhadap privasi pelanggan dan
hilangnya data pelanggan.
19. Kepatuhan Sosial Ekonomi (GRI 419)
Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan di bidang sosial dan ekonomi

4. Indikator kinerja sosial :

GRI 401: KEPEGAWAIAN

 Pengungkapan 401-1 : Perekrutan Karyawan Baru & Pergantian Karyawan


Persyaratan Pelaporan
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru selama periode pelaporan,
berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
b. Jumlah total dan tingkat pergantian karyawan selama periode pelaporan, berdasarkan
kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
Panduan:
Organisasi dapat menggunakan kelompok usia berikut:
• Di bawah 30 tahun;
• 30-50 tahun;
• Di atas 50 tahun.

 Pengungkapan 401-2 : Tunjangan Yang Diberikan Kepada Karyawan Purnawaktu


Persyaratan pelaporan
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Tunjangan yang bersifat standar untuk karyawan purnawaktu organisasi tetapi tidak
diberikan kepada karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang
signifikan. Ini termasuk, secara minimum:
1. asuransi jiwa;
2. perawatan kesehatan;
3. tanggungan disabilitas dan difabel;
4. cuti melahirkan;
5. persiapan masa pensiun;
6. kepemilikan saham;
7. lainnya.
b. Definisi yang digunakan untuk ‘lokasi operasi yang signifikan’

 Pengungkapan 401-3 : Cuti Melahirkan


Persyaratan pelaporan
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Total jumlah karyawan yang berhak mendapat cuti melahirkan, berdasarkan jenis
kelamin.
b. Total jumlah karyawan yang mengambil cuti melahirkan, berdasarkan jenis kelamin.
c. Total jumlah karyawan yang kembali bekerja pada periode pelaporan setelah cuti
melahirkan berakhir, berdasarkan jenis kelamin.
d. Total jumlah karyawan yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan berakhir, yang
masih dipekerjakan 12 bulan setelah kembali bekerja, berdasarkan jenis kelamin.
e. Tingkat karyawan yang mengambil cuti melahirkan yang kembali bekerja dan dapat
dipertahankan, berdasarkan jenis kelamin.

Panduan:
Karyawan yang berhak mendapatkan cuti melahirkan adalah karyawan yang tercakup dalam
kebijakan, perjanjian atau kontrak organisasi yang mengandung hak-hak untuk cuti melahirkan.
Untuk menentukan siapa yang kembali kerja setelah cuti melahirkan selesai dan masih tetap
dipekerjakan hingga 12 bulan selanjutnya, organisasi dapat memeriksa catatan dari periode
pelaporan yang sebelumnya.
GRI 402: HUBUNGAN TENAGA KERJA/MANAJEMEN
 Pengungkapan 402-1: Periode Pemberitahuan Minimum Terkait Perubahan Operasional
Persyaratan Pelaporan
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Jumlah minggu pemberitahuan minimum yang biasanya diberikan kepada para karyawan
dan perwakilan mereka sebelum pengimplementasian perubahan operasional yang
signifikan yang dapat memberi pengaruh besar kepada mereka.
b. Untuk organisasi dengan perjanjian perundingan kolektif, laporkan apakah periode
pemberitahuan dan ketentuan konsultasi serta negosiasi dijelaskan secara spesifik dalam
perjanjian kolektif.

Panduan:
Periode pemberitahuan minimal dapat ditemukan dalam kebijakan perusahaan dan kontrak kerja
kepegawaian standar. Pernyataan kebijakan berbeda dapat terjadi pada tingkat regional. Suatu
organisasi dapat mengidentifikasi perjanjian perundingan kolektif yang dirujuk dalam
Pengungkapan 102-41 dari GRI 102: Pengungkapan Umum, dan mengulas klausul periode
pemberitahuan dalam dokumen-dokumen tersebut.

GRI 403: KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA


 Pengungkapan 403-1 : Perwakilan Pekerja Dalam Komite Resmi Gabungan Manajemen
Pekerja Untuk Kesehatan & Keselamatan
Persyaratan Pelaporan
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Di tingkat mana komite resmi gabungan manajemen pekerja untuk kesehatan dan
keselamatan biasanya beroperasi di dalam organisasi.
b. Persentase pekerja yang pekerjaannya, atau tempat kerjanya, dikendalikan oleh
organisasi, yang diwakili oleh komite resmi gabungan manajemen-pekerja untuk
kesehatan dan keselamatan.
Panduan Pengungkapan 403-1-a:

Pengungkapan ini mencakup komite kesehatan dan keselamatan resmi yang membantu
memonitor, mengumpulkan tanggapan dan memberi nasihat mengenai program keselamatan
kerja. Komite ini dapat berada di tingkat fasilitas, atau multi-fasilitas, regional, kelompok, atau
organisasi.

Komite resmi adalah komite yang keberadaan dan fungsinya terintegrasi dalam struktur
organisasi dan kewenangan organisasi, dan beroperasi menurut peraturan tertulis tertentu yang
sudah disepakati.

Panduan Pengungkapan 403-1-b:

Pengungkapan ini mencakup pekerja yang melakukan pekerjaan yang berada di bawah
pengontrolan langsung organisasi pelapor, serta pekerja yang melakukan pekerjaan di lokasi
yang dikontrol oleh organisasi tersebut, bahkan jika pekerjaan itu sendiri tidak dikontrol oleh
organisasi.

Pengungkapan ini mewajibkan dilaporkannya persentase pekerja yang diwakili oleh komite
resmi gabungan manajemen-pekerja untuk kesehatan dan keselamatan. Pengungkapan ini tidak
mensyaratkan dilaporkannya persentase pekerja yang merupakan anggota dari komite ini.

 Pengungkapan 403-2 : Jenis Kecelakaan Kerja & Tingkat Kecelakaan Kerja, Penyakit
Akibat Kerja, Hari Kerja Yang Hilang, & Ketidakhadiran, Serta Jumlah Kematian Terkait
Pekerjaan

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jenis kecelakaan kerja, tingkat kecelakaan kerja (TKK), tingkat penyakit akibat kerja
(TPAK), tingkat hari kerja yang hilang (THKH), tingkat ketidakhadiran (TK), dan
kematian terkait pekerjaan, untuk seluruh karyawan, dengan perincian berdasarkan:
i. wilayah;

ii. jenis kelamin.


b. Jenis kecelakaan kerja, tingkat kecelakaan kerja (TKK), dan kematian terkait pekerjaan,
untuk seluruh pekerja (tidak termasuk karyawan) yang pekerjaannya, atau tempat
kerjanya, dikendalikan oleh organisasi, dengan perincian berdasarkan:
i. wilayah
ii. jenis kelamin.
c. Sistem peraturan yang berlaku dalam mencatat dan melaporkan statistik kecelakaan.

Panduan:

Sebuah organisasi diharapkan mengidentifikasi sistem yang digunakan untuk melacak dan
melaporkan kejadian serta kinerja kesehatan dan keselamatan, dan untuk memastikan bahwa
sistem ini mencakup seluruh operasi dan lokasi geografis yang signifikan. Dalam beberapa
kasus, beberapa sistem dapat digunakan di seluruh bagian organisasi.

 Pengungkapan 403-3 : Para Pekerja Dengan Risiko Kecelakaan Atau Penyakit


Berbahaya Tinggi Terkait Dengan Pekerjaan Mereka

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. apakah ada pekerja yang pekerjaannya, atau tempat kerjanya, dikendalikan oleh
organisasi, yang terlibat dalam aktivitas kerja dengan tingkat kecelakaan kerja tinggi
atau risiko penyakit tertentu yang tinggi.

 Pengungkapan 403-4 : Topik Kesehatan & Keselamatan Yang Tercakup Dalam


Perjanjian Resmi Dengan Serikat Buruh

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Apakah perjanjian resmi (baik lokal atau global) dengan serikat buruh mencakup
kesehatan dan keselamatan.
b. Jika iya, sampai sejauh mana, dalam bentuk persentase, berbagai topik kesehatan dan
keselamatan dicakup oleh perjanjian ini.
Panduan:

Perjanjian pada tingkat lokal biasanya membahas topik yang dapat mencakup:

• Peralatan pelindung pribadi;


• Komite gabungan manajemen-pekerja untuk kesehatan dan keselamatan
• Partisipasi perwakilan pekerja dalam pemeriksaan dan audit kesehatan dan keselamatan,
serta penyelidikan kecelakaan;
• Pelatihan dan pendidikan
• Mekanisme pengaduan.
• Hak menolak pekerjaan yang tidak aman;
• Pemeriksaan rutin.
Perjanjian pada tingkat global biasanya membahas topik yang dapat mencakup:

• Kepatuhan terhadap ILO;


• Pengaturan atau struktur untuk menyelesaikan masalah;
• Komitmen terkait standar kinerja target, atau tingkat praktik untuk diterapkan.

GRI 404: PELATIHAN & PENDIDIKAN

 Pengungkapan 404-1 : Rata-Rata Jam Pelatihan Pertahun Perkaryawan

Persyaratan pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Rata-rata jam pelatihan yang telah dilakukan karyawan organisasi tersebut selama
periode pelaporan, berdasarkan:
i. jenis kelamin;
ii. kategori karyawan.
Panduan:

Pengungkapan ini memberikan wawasan terhadap skala investasi sebuah organisasi dalam
pelatihan, dan tingkat sejauh mana dilakukannya investasi ke seluruh karyawan. Dalam konteks
Standar ini, ‘pelatihan’ mengacu pada:

• Semua jenis instruksi dan pelatihan kejuruan;

• Cuti pendidikan dibayar yang diberikan oleh organisasi untuk karyawannya;

• Pelatihan atau pendidikan yang dijalankan secara eksternal dan dibayar penuh atau sebagian
oleh organisasi;

• Pelatihan tentang topik spesifik. Pelatihan tidak mencakup pembinaan di lokasi oleh
supervisor.

 Pengungkapan 404-2 : Program untuk meningkatkan keterampilan karyawan dan


program bantuan peralihan

Persyaratan pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jenis dan ruang lingkup program yang diterapkan dan bantuan yang diberikan untuk
meningkatkan keterampilan karyawan.
b. Program bantuan peralihan yang disediakan untuk memfasilitasi kemampuan kerja yang
berkesinambungan dan manajemen akhir karier karena pensiun atau pemutusan
hubungan kerja
Panduan:
Program pelatihan karyawan yang bertujuan meningkatkan keterampilan dapat mencakup:
• Kursus pelatihan internal;
• Bantuan dana untuk pelatihan atau pendidikan eksternal;
• Pemberian periode cuti panjang dengan jaminan dapat kembali pada pekerjaan.
Program bantuan peralihan yang diberikan untuk mendukung karyawan yang akan pensiun atau
yang kena pemutusan hubungan kerja dapat mencakup:
• Perencanaan sebelum pensiun untuk yang memang bermaksud untuk pensiun;
• Pelatihan kembali bagi mereka yang ingin terus melanjutkan bekerja;
• Pembayaran pesangon, yang dapat mempertimbangkan usia karyawan dan masa kerja;
• Layanan penempatan kerja;
• Bantuan (seperti pelatihan, penyuluhan) mengenai peralihan ke masa hidup tidak bekerja

 Pengungkapan 404-3 : Persentase Karyawan Yang Menerima Tinjauan Rutin Terhadap


Kinerja & Pengembangan Karier

Persyaratan pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Persentase total karyawan berdasarkan jenis kelamin dan berdasarkan kategori karyawan
yang menerima tinjauan rutin terhadap kinerja dan pengembangan karier selama periode
pelaporan.

GRI 405: KEANEKARAGAMAN & KESEMPATAN SETARA

 Pengungkapan 405-1 : Keanekaragaman Badan Tata Kelola & Karyawan

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Persentase individu dalam badan tata kelola organisasi di setiap kategori keanekaragaman
berikut:

i. Jenis kelamin;

ii. Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30 – 50 tahun, di atas 50 tahun;

iii. Indikator keberagaman lainnya yang relevan (seperti kelompok minoritas atau
kelompok rentan).

b. Persentase karyawan per kategori karyawan dalam setiap kategori keanekaragaman


berikut:
i. Jenis kelamin;

ii. Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30 – 50 tahun, di atas 50 tahun;

iii. Indikator keberagaman lainnya yang relevan (seperti kelompok minoritas atau
kelompok rentan).

Panduan:

Badan tata kelola yang ada dalam organisasi dapat berupa dewan direksi, komite manajemen,
atau badan serupa untuk organisasi non-korporasi. Suatu organisasi dapat mengidentifikasi
indikator keberagaman lain yang digunakan dalam pemantauan dan pencatatannya sendiri yang
relevan dengan pelaporan.

 Pengungkapan 405-2 : Rasio Gaji Pokok & Remunerasi Perempuan Dibandingkan Laki-
Laki

Persyaratan Pelaporan

c. Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut: Rasio gaji pokok dan remunerasi
perempuan dibandingkan laki-laki untuk setiap kategori karyawan, berdasarkan lokasi
operasi yang signifikan.
d. Definisi yang digunakan untuk 'lokasi operasi yang signifikan'.

Panduan:

Organisasi pelapor dapat menggunakan informasi yang digunakan untuk Pengungkapan 405-1
untuk mengidentifikasikan jumlah total karyawan dalam setiap kategori karyawan berdasarkan
jenis kelamin.

GRI 406: NON-DISKRIMINASI

 Pengungkapan 406-1: Insiden Diskriminasi & Tindakan Perbaikan Yang Dilakukan

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Jumlah total insiden diskriminasi selama periode pelaporan.
b. Status insiden dan tindakan yang dilakukan berdasarkan rujukan berikut:

i. Insiden yang ditinjau oleh organisasi;

ii. Rencana remediasi yang sedang dilaksanakan;

iii. Rencana remediasi yang telah diterapkan, dengan hasil yang ditinjau melalui
proses kajian manajemen internal rutin;

iv. Insiden yang tidak lagi menjadi subjek tindakan.

Panduan:

Dalam konteks pengungkapan ini, sebuah ‘insiden’ mengacu pada tindakan hukum atau
pengaduan yang didaftarkan pada organisasi pelapor atau badan yang berwenang melalui proses
formal, atau contoh dari ketidakpatuhan yang diidentifikasi oleh organisasi melalui prosedur
yang ditetapkan. Prosedur yang ditetapkan untuk mengidentifikasikan contoh ketidakpatuhan
dapat mencakup audit sistem manajemen, program pemantauan formal, atau mekanisme
penanganan pengaduan.

Suatu insiden tidak lagi menjadi subjek tindakan jika telah diselesaikan, kasus telah berakhir,
atau organisasi tidak lagi membutuhkan tindakan lebih lanjut. Misalnya, sebuah insiden yang
tidak lagi memerlukan tindakan lebih lanjut dapat mencakup kasus-kasus yang ditarik kembali
atau kasus di mana keadaan yang mendasari insiden tidak ada lagi.

GRI 407: KEBEBASAN BERSERIKAT & PERUNDINGAN


KOLEKTIF

 Pengungkapan 407-1 : Operasi dan pemasok di mana hak atas kebebasan berserikat
dan perundingan kolektif mungkin berisiko

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Operasi dan pemasok di mana hak-hak pekerja untuk menjalankan kebebasan berserikat
atau perundingan kolektif mungkin dilanggar atau sedang mengalami risiko signifikan
dalam hal:

i. jenis operasi (seperti pabrik manufaktur) dan pemasok;


ii. negara-negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang
dianggap berisiko.
b. Tindakan yang dilakukan oleh organisasi dalam periode pelaporan yang bertujuan
mendukung hak untuk menjalankan kebebasan berserikat dan perundingan kolektif.

Panduan:

Proses untuk mengidentifikasi operasi dan pemasok, sebagaimana dijelaskan dalam


Pengungkapan 407-1, dapat mencerminkan pendekatan organisasi pelapor terhadap penilaian
risiko atas masalah ini. Proses ini juga dapat menggunakan sumber data internasional yang
diakui, seperti berbagai macam hasil dari badan Supervisor ILO dan rekomendasi dari Komite
Kebebasan Berserikat ILO (lihat rujukan 4 dalam bagian Rujukan). Ketika melaporkan tindakan
yang dilakukan, organisasi dapat merujuk pada ‘Deklarasi Tripartit tentang Prinsip-Prinsip
mengenai Perusahaan Multinasional dan Kebijaksanaan Sosial’ ILO dan Organisasi untuk Kerja
Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Pedoman OECD untuk Perusahaan-Perusahaan
Multinasional untuk panduan lebih lanjut.

GRI 408: PEKERJA ANAK

 Pengungkapan 408-1 : Operasi & Pemasok Yang Berisiko Signifikan Terhadap Insiden
Pekerja Anak

Persyaratan pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Operasi dan pemasok yang dianggap memiliki risiko signifikan terhadap insiden:

i. pekerja anak;

ii. pekerja muda yang terpapar pekerjaan berbahaya.


b. Operasi dan pemasok yang memiliki risiko signifikan terhadap insiden pekerja anak
dalam hal:

i. jenis operasi (seperti pabrik manufaktur) dan pemasok;

ii. negara-negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang
dianggap berisiko.

c. Tindakan yang dilakukan oleh organisasi dalam periode pelaporan yang ditujukan untuk
berkontribusi pada penghapusan pekerja anak secara efektif.

Panduan:

Proses untuk mengidentifikasi operasi dan pemasok, sebagaimana dijelaskan dalam


Pengungkapan 408-1, dapat mencerminkan pendekatan organisasi pelapor terhadap penilaian
risiko atas masalah ini. Proses ini juga dapat menggunakan sumber data internasional yang
diakui, seperti Informasi dan laporan ILO tentang penerapan Konvensi dan Rekomendasi (lihat
rujukan 1 di bagian Rujukan).

Ketika melaporkan tindakan yang dilakukan, organisasi dapat merujuk pada ‘Deklarasi Tripartit
tentang Prinsip-Prinsip mengenai Perusahaan Multinasional dan Kebijaksanaan Sosial’ ILO dan
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Pedoman OECD untuk
Perusahaan-Perusahaan Multinasional untuk panduan lebih lanjut.

Dalam konteks Standar GRI, seorang ‘pekerja muda’ didefinisikan sebagai orang di atas usia
kerja minimum yang berlaku dan lebih muda dari 18 tahun. Perhatikan bahwa Pengungkapan
408-1 tidak mewajibkan pelaporan kuantitatif tentang pekerja anak atau jumlah pekerja muda.
Sebaliknya, pengungkapan itu meminta untuk melaporkan tentang operasi dan pemasok yang
memiliki risiko signifikan terhadap insiden pekerja anak atau pekerja muda yang terpapar
pekerjaan berbahaya.

GRI 409: KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

 Pengungkapan 409-1: Operasi & Pemasok Yang Berisiko Signifikan Terhadap Insiden
Kerja Paksa Atau Wajib Kerja
Persyaratan pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Operasi dan pemasok yang memiliki risiko signifikan terhadap insiden kerja paksa atau
wajib kerja dalam hal:

i. jenis operasi (seperti pabrik manufaktur) dan pemasok;

ii. negara-negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang
dianggap berisiko.

b. Tindakan yang dilakukan oleh organisasi dalam periode pelaporan yang ditujukan untuk
berkontribusi pada penghapusan segala bentuk kerja paksa atau wajib kerja.

Panduan:

Proses mengidentifikasi operasi dan pemasok, sebagaimana dijelaskan dalam Pengungkapan


409-1, dapat mencerminkan pendekatan organisasi pelapor terhadap penilaian risiko atas
masalah ini. Proses ini juga dapat menggunakan sumber data internasional yang diakui, seperti
Informasi dan laporan ILO tentang penerapan Konvensi dan Rekomendasi (lihat rujukan 1 di
bagian Rujukan).

Ketika melaporkan tindakan yang dilakukan, organisasi dapat merujuk pada ‘Deklarasi Tripartit
tentang Prinsip-Prinsip mengenai Perusahaan Multinasional dan Kebijaksanaan Sosial’ ILO dan
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Pedoman OECD untuk
Perusahaan-Perusahaan Multinasional untuk panduan lebih lanjut.

GRI 410: PRAKTIK KEAMANAN

 Pengungkapan 410-1 : Petugas Keamanan Yang Dilatih Mengenai Kebijakan Atau


Prosedur Hak Asasi Manusia

Persyaratan Pelaporan

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Persentase petugas keamanan yang telah menerima pelatihan resmi dalam kebijakan
organisasi tentang hak asasi manusia atau prosedur spesifik dan penerapannya pada
keamanan.
b. Apakah persyaratan pelatihan juga berlaku bagi organisasi pihak ketiga yang
menyediakan petugas keamanan.

Panduan:

Pelatihan dapat mengacu pada pelatihan yang khusus tentang hak asasi manusia atau modul hak
asasi manusia di dalam program pelatihan umum. Pelatihan dapat meliputi masalah seperti
penggunaan kekuatan, perlakuan tidak manusiawi atau merendahkan atau diskriminasi, atau
identifikasi dan pendaftaran.

GRI 411 : HAK-HAK MASYARAKAT ADAT

 Pengungkapan 411-1 : Insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Jumlah total insiden pelanggaran yang teridentifikasi yang melibatkan hak-hak
masyarakat adat selama periode pelaporan.
b. Status insiden dan tindakan yang dilakukan berdasarkan rujukan berikut:
i. Insiden yang ditinjau oleh organisasi
ii. Rencana remediasi yang sedang dilaksanakan
iii. Rencana remediasi yang telah diterapkan, dengan hasil yang ditinjau melalui
proses kajian manajemen internal rutin
iv. Insiden yang tidak lagi menjadi subjek tindakan.

Panduan :

Dalam konteks pengungkapan ini, sebuah 'insiden' mengacu pada tindakan hukum atau
pengaduan yang didaftarkan pada organisasi pelapor atau badan yang berwenang melalui proses
formal, atau contoh dari ketidakpatuhan yang diidentifikasi oleh organisasi melalui prosedur
yang ditetapkan. Prosedur yang ditetapkan untuk mengidentifikasikan contoh ketidakpatuhan
dapat mencakup audit sistem manajemen, program pemantauan formal, atau mekanisme
penanganan pengaduan.
GRI 412 : PENILAIAN HAK ASASI MANUSIA
 Pengungkapan 412-1 : Operasi-operasi yang telah melewati tinjauan hak asasi manusia
atau penilaian dampak

Persyaratan pelaporan :
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Jumlah total dan persentase operasi yang telah melewati tinjauan hak asasi manusia atau
penilaian dampak hak asasi manusia, berdasarkan negara.

Panduan :
Informasi yang dilaporkan untuk pengungkapan ini dapat menunjukkan sejauh mana organisasi
mempertimbangkan hak asasi manusia ketika membuat keputusan di lokasi-lokasi
operasinya.Pengungkapan ini juga dapat memberikan informasi untuk menilai potensi organisasi
untuk diasosiasikan dengan, atau untuk dianggap terlibat dalam, pelanggaran hak asasi manusia.

 Pengungkapan 412-2 : Pelatihan karyawan mengenai kebijakan atau prosedur hak asasi
manusia
Persyaratan pelaporan :
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Jumlah total jam dalam periode pelaporan yang dikhususkan untuk pelatihan mengenai
kebijakan hak asasi manusia atau prosedur yang berkaitan dengan aspek hak asasi
manusia yang relevan untuk operasi.
b. Persentase karyawan yang dilatih selama periode pelaporan mengenai kebijakan hak asasi
manusia atau prosedur yang berkaitan dengan aspek hak asasi manusia yang relevan
untuk operasi.

Panduan :
Pengungkapan ini meliputi pelatihan karyawan tentang kebijakan hak asasi manusia atau
prosedur yang terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan untuk operasi, termasuk daya
terap kebijakan atau prosedur hak asasi manusia pada kerja karyawan.
Pelatihan dapat mengacu pada pelatihan yang khusus tentang hak asasi manusia atau modul hak
asasi manusia di dalam program pelatihan umum.

 Pengungkapan 412-3 : Perjanjian dan kontrak investasi signifikan yang memasukkan


klausul-klausul hak asasi manusia atau yang telah melalui penyaringan hak asasi manusia
Persyaratan pelaporan :
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Jumlah total dan persentase perjanjian serta kontrak investasi signifikan yang
memasukkan klausul-klausul hak asasi manusia atau yang telah melalui penyaringan hak
asasi manusia.
b. Definisi yang digunakan untuk ‘perjanjian investasi signifikan’.

Panduan :
Penyaringan hak asasi manusia mengacu pada proses formal atau terdokumentasi yang
menerapkan serangkaian kriteria kinerja hak asasi manusia sebagai salah satu faktor dalam
menentukan apakah akan menjalin hubungan bisnis.
Perjanjian dan kontrak signifikan dapat ditentukan berdasarkan tingkat persetujuan yang
diperlukan dalam sebuah organisasi untuk investasi. Kriteria lain juga dapat digunakan untuk
menentukan signifikansi jika kriteria itu dapat secara konsisten diterapkan pada semua
perjanjian.
Jika beberapa perjanjian investasi yang signifikan dilakukan dan kontrak ditandatangani dengan
mitra yang sama, jumlah total perjanjian mencerminkan jumlah total proyek terpisah yang
dilakukan atau entitas yang dibuat.

GRI 413 : MASYARAKAT LOKAL


 Pengungkapan 413-1 : Operasi dengan keterlibatan masyarakat lokal, penilaian dampak,
dan program pengembangan

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Persentase operasi dengan keterlibatan masyarakat lokal yang sudah diimplementasikan,


penilaian dampak, dan/atau program pengembangan, termasuk penggunaan:
i. penilaian dampak sosial, termasuk penilaian dampak gender, berdasarkan proses
partisipatif
ii. penilaian dampak lingkungan dan pemantauan terus menerus
iii. pengungkapan publik atas hasil penilaian dampak lingkungan dan social
iv. program pengembangan masyarakat lokal berdasarkan kebutuhan masyarakat
local
v. rencana keterlibatan pemangku kepentingan berdasarkan pemetaan pemangku
kepentingan
vi. komite konsultasi masyarakat lokal luas dan proses yang menyertakan kelompok
rentan
vii. dewan kerja, komite kesehatan dan keselamatan kerja, serta badan-badan
perwakilan pekerja lain untuk menangani dampak
viii. proses pengaduan keluhan masyarakat lokal secara formal.
Panduan :

Elemen penting dalam mengelola dampak pada orang-orang dalam masyarakat lokal adalah
penilaian dan perencanaan untuk memahami dampak aktual dan potensial, serta keterlibatan
yang kuat dengan masyarakat lokal untuk memahami harapan dan kebutuhan mereka.Terdapat
banyak elemen yang dapat digabungkan ke dalam keterlibatan masyarakat lokal, penilaian
dampak, dan program pengembangan.Pengungkapan ini berupaya untuk mengidentifikasi
elemen mana yang telah secara konsisten diterapkan, di keseluruhan organisasi.

Jika mungkin, organisasi diharapkan untuk mengantisipasi dan menghindari dampak negatif
pada masyarakat lokal.Jika tidak mungkin, atau jika dampak residual tetap ada, organisasi
diharapkan untuk mengelola dampak-dampak tersebut dengan tepat, termasuk keluhan, dan
untuk memberi kompensasi kepada masyarakat lokal atas dampak negative.

 Pengungkapan 413-2 : Operasi yang secara aktual dan yang berpotensi memiliki dampak
negatif signifikan terhadap masyarakat lokal

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Operasi yang secara aktual dan yang berpotensi memiliki dampak negatif signifikan
terhadap masyarakat lokal, termasuk:
i. lokasi operasi
ii. potensi dampak negatif dan aktual yang signifikan dari operasi.

Panduan :

Sumber informasi internal tentang potensi dampak negatif dan dampak negatif aktual operasi
terhadap masyarakat dapat mencakup:
- data kinerja aktual
- rencana investasi internal dan penilaian risiko terkait
- seluruh data yang dikumpulkan dengan pengungkapan topik spesifik karena terkait
dengan masing-masing masyarakat.

GRI 414 : PENILAIAN SOSIAL PEMASOK


 Pengungkapan 414-1 : Seleksi pemasok baru dengan menggunakan kriteria sosial

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Persentase pemasok baru yang diseleksi dengan menggunakan kriteria sosial.

 Pengungkapan 414-2 : Dampak sosial negatif dalam rantai pasokan dan tindakan yang
telah diambil

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Jumlah pemasok yang dinilai untuk dampak sosial.
b. Jumlah pemasok yang diidentifikasi memiliki dampak sosial negatif aktual dan
potensial yang signifikan.
c. Dampak sosial negatif aktual dan potensial signifikan yang diidentifikasi dalam rantai
pasokan.
d. Persentase pemasok yang diidentifikasi sebagai memiliki dampak sosial negatif aktual
dan potensial signifikan dan yang menyepakati dilakukannya perbaikan sebagai hasil
dari penilaian.
e. Persentase pemasok yang diidentifikasi sebagai memiliki dampak sosial negatif aktual
dan potensial signifikan dan hubungan kerja dengan mereka diakhiri sebagai hasil dari
penilaian, serta penyebabnya.

Panduan :

Dampak negatif mencakup hal-hal yang disebabkan atau dikontribusikan oleh suatu organisasi,
atau hal-hal yang terkait langsung dengan kegiatan, produk, atau layanan berdasarkan
hubungannya dengan pemasok.
Penilaian dapat dilakukan terhadap ekspektasi kinerja yang disepakati yang sudah ditetapkan
serta dikomunikasikan kepada pemasok sebelum penilaian.
Penilaian dapat menggunakan informasi dari audit, kajian kontrak, keterlibatan dua arah, dan
keluhan serta mekanisme penanganan pengaduan.
Perbaikan dapat mencakup perubahan praktik pengadaan organisasi, penyesuaian ekspektasi
kinerja, peningkatan kapasitas, pelatihan, dan perubahan proses.

GRI 415 : KEBIJAKAN PUBLIK


 Pengungkapan 415-1 : Kontribusi politik
Persyaratan pelaporan :
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Total nilai moneter kontribusi politik baik secara finansial maupun dalam bentuk
benda/barang yang diberikan langsung dan tidak langsung oleh organisasi berdasarkan
negara dan penerima/ penerima manfaat.
b. Jika berlaku, bagaimana nilai moneter kontribusi berupa benda/barang diperkirakan.

Panduan :
Tujuan pengungkapan ini adalah untuk mengidentifikasi dukungan organisasi terhadap tujuan-
tujuan politik. Pengungkapan ini dapat memberikan indikasi sejauh mana kontribusi politik
organisasi sejalan dengan kebijakan, tujuannya, atau posisi publik lainnya yang telah disebutkan.
Kontribusi langsung atau tidak langsung pada alasan politik juga dapat menghadirkan risiko
korupsi, karena kontribusi tersebut dapat digunakan untuk memberikan pengaruh yang tidak
layak pada proses politik

GRI 416 : KESEHATAN DAN KESELAMATAN


 Pengungkapan 416-1 : Penilaian dampak kesehatan dan keselamatan dari berbagai
kategori produk dan jasa
Persyaratan pelaporan :
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Persentase kategori produk dan jasayang signifikan yang dinilai dampak kesehatan dan
keselamatannya untuk perbaikan.
Panduan :
Pengukuran ini membantu mengidentifikasi keberadaan dan berbagai upaya sistematis untuk
menangani kesehatan dan keselamatan di seluruh siklus hidup suatu produk atau jasa.
 Pengungkapan 416-2 : Insiden ketidakpatuhan sehubungan dengan dampak kesehatan
dan keselamatan dari produk dan jasa
Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi dan/atau peraturan sukarela yang
menyangkut dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa dalam periode
pelaporan, berdasarkan:
i. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan denda atau
hukuman
ii. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan adanya peringatan
iii. insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan sukarela.
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap regulasi dan/atau
peraturan sukarela, pernyataan ringkas tentang fakta ini sudah cukup.
Panduan :

Insiden ketidakpatuhan yang terjadi dalam periode pelaporan dapat berkaitan dengan insiden
yang telah resmi terselesaikan selama periode pelaporan, apakah itu terjadi dalam periode
sebelum periode pelaporan atau bukan.

Pengungkapan ini membahas siklus hidup dari produk atau jasa setelah tersedia untuk
digunakan, oleh karena itu tunduk kepada regulasi dan peraturan sukarela yang menyangkut
kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa.

GRI 417 : PEMASARAN DAN PELABELAN


 Pengungkapan 417-1 : Persyaratan untuk pelabelan dan informasi produk dan jasa
Persyaratan Pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Apakah masing-masing jenis informasi berikut ini disyaratkan oleh prosedur organisasi
untuk pelabelan dan informasi produk dan jasa:
i. Sumber komponen produk atau jasa
ii. Isi, khususnya yang berhubungan dengan zat yang mungkin menghasilkan
dampak lingkungan atau sosial
iii. Penggunaan produk atau jasa dengan aman
iv. Pembuangan produk dan dampak lingkungan atau sosial
b. Persentase kategori produk atau jasa yang signifikan yang dicakup dan dinilai
kepatuhannya terhadap prosedur tersebut.
Panduan :
Pelanggan dan pengguna akhir membutuhkan informasi yang memadai dan dapat diakses tentang
dampak lingkungan dan sosial baik positif maupun negatif dari produk dan jasa.Hal ini dapat
mencakup informasitentang penggunaan sebuah produk atau jasa dengan aman, pembuangan
produk tersebut, atau sumber dari komponennya. Akses terhadap informasi ini membantu
pelanggan membuat pilihan terinformasi tentang apa yang akan dibeli.
 Pengungkapan 417-2 : Insiden ketidakpatuhan terkait informasi dan pelabelan produk dan
jasa
Persyaratan Pelaporan :
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:
a. Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi dan/atau peraturan sukarela yang
menyangkut pelabelan dan informasi produk dan jasa, berdasarkan:
i. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan denda atau
hukuman
ii. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan adanya peringatan
iii. insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan sukarela.
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap regulasi dan/atau
peraturan sukarela, pernyataan ringkas tentang fakta ini sudah cukup.

Panduan :

Insiden ketidakpatuhan yang terjadi dalam periode pelaporan dapat berkaitan dengan insiden
yang telah resmi terselesaikan selama periode pelaporan, apakah itu terjadi dalam periode
sebelum periode pelaporan atau bukan.

 Pengungkapan 417-3 : insiden ketidakpatuhan terkait komunikasi pemasaran

Persyaratan pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi dan/atau peraturan sukarela yang
menyangkut komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan pensponsoran,
berdasarkan:
i. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan denda atau
hukuman
ii. insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi yang menghasilkan adanya peringatan
iii. insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan sukarela.
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap regulasi dan/atau
peraturan sukarela, pernyataan ringkas tentang fakta ini sudah cukup.
Panduan :
Insiden ketidakpatuhan yang terjadi dalam periode pelaporan dapat berkaitan dengan insiden
yang telah resmi terselesaikan selama periode pelaporan, apakah itu terjadi dalam periode
sebelum periode pelaporan atau bukan.
GRI 418 : PRIVASI PELANGAN
 Pengungkapan 418-1 : Pengaduan yang berdasarkan mengenai pelanggaran terhadap
privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan

Persyaratan Pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:

a. Jumlah total pengaduan yang berdasar yang diterima mengenai pelanggaran terhadap
privasi pelanggan, yang dikategorikan berdasarkan:
i. pengaduan yang diterima dari pihak luar dan diperkuat oleh organisasi
ii. pengaduan dari badan regulatif.
b. Jumlah total kebocoran, pencurian, atau kehilangan data pelanggan yang teridentifikasi.
c. Jika organisasi tidak mengidentifikasi pengaduan yang berdasar apa pun, pernyataan
ringkas tentang fakta ini sudah cukup.
Panduan :
Perlindungan privasi pelanggan adalah tujuan yang diakui secara umum dalam peraturan-
peraturan nasional dan kebijakan-kebijakan organisasi.diharapkan untuk membatasi
pengumpulan data pribadi, mengumpulkan data dengan cara yang sesuai hukum, danbersikap
transparan tentang bagaimana data dikumpulkan, digunakan, dan diamankan. Organisasi juga
diharapkan untuk tidak mengungkapkan atau menggunakan informasi pribadi pelanggan untuk
tujuan apa pun selain dari yang sudah disetujui, dan untuk mengomunikasikan setiap perubahan
dalam kebijakan perlindungan data atau langkah langsung kepada pelanggan

GRI 419 : KEPATUHAN SOSIAL EKONOMI


 Pengungkapan 419-1 : Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan di
bidang sosial dan ekonomi

Persyaratan Pelaporan :

Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut:


a. Denda yang signifikan dan sanksi non-moneter karena ketidakpatuhan terhadap undang-
undang dan/atau peraturan di bidang sosial dan ekonomi dalam hal:
i. nilai moneter total dari denda yang signifikan
ii. jumlah total sanksi non-moneter
iii. kasus yang diajukan ke mekanisme penyelesaian sengketa.
b. Jika organisasi tidak mengidentifikasi ketidakpatuhan apa pun terhadap undang-undang
dan/atau peraturan, pernyataan ringkas tentang fakta ini sudah cukup.
c. Konteks timbulnya denda yang signifikan dan sanksi non-moneter.
5. Pengukuran Kinerja Sosial
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan 2 metode :
1. Metode pengukuran kuantitatif : yang berisikan antara lain pemilihan indikator kinerja
terkait dengan sosial yang dituju dalam pelaporan kinerja sosial
2. Metode pengukuran kualitatif : ukuran yang didasarkan pada penilaian sematik,
pandangan, persepsi seseorang berdasarkan pengamatan dan penilaiannya terhadap
kinerja sosial. Dan biasanya perusahaan diberikan kebebasan untuk membuat ukuran
kinerjanya sendiri yang sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut.
Daftar Pustaka
 GRI 400 : Social Standard
 https://www.globalreporting.org/standards/gri-standards-translations/gri-standards-bahasa-
indonesia-translations-download-center/?g=0066e2bf-fd12-4dda-beca-eb6dd1f6dd14

Anda mungkin juga menyukai