Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATAKULIAH

AKUNTANSI KEBERLANJUTAN

STANDAR PELAPORAN GRI: SUSTAINABILITY REPORTING


STANDARDS

Kelompok 1:
NI KADEK DWITA DEASRI (1807531012 / 01)
NI KADEK WINDA ARDIYANI (1807531030 / 02)
NI MADE DIAN KEMALA RATIH PALGUNADI (1807531045 / 03)

Kelas : EKA463 C1

Dosen Pengampu : Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021

1
Pokok Bahasan :
1. Universal Standards, GRI-100
2. Topic Spesific Standards, GRI-200 Economics

PEMBAHASAN

I. UNIVERSAL STANDARDS, GRI-100


1.1 GRI 101 : Fondation
Prinsip-prinsip Pelaporan sangat penting untuk mencapai pelaporan
keberlanjutan yang berkualitas tinggi. Suatu organisasi diharuskan untuk
menerapkan Prinsip Pelaporan jika ingin mengklaim bahwa laporan
keberlanjutannya yang telah disiapkan sudah sesuai dengan Standar GRI. Hal
inilah yang dijelaskan pada bagian pertama GRI 101 sebagai pond asi awal dari
Pelaporan Berkelanjutan. Prinsip Pelaporan dibagi menjadi dua kelompok yaitu,
(1) Prinsip untuk menentukan konten laporan dan (2) Prinsip untuk menentukan
kualitas laporan.
a) Prinsip pelaporan untuk menentukan konten laporan
Prinsip pelaporan ini membantu organisasi memutuskan konten mana
yang akan dimasukkan dalam melaporkan. Hal ini melibatkan
mempertimbangkan kegiatan organisasi, dampak, dan harapan substantif serta
kepentingan para pemangku kepentingannya. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam prinsip ini adalah sebagai berikut:
a. Inklusi Stakeholder
b. Konteks Keberlanjutan
c. Materialitas
d. Kelengkapan
b) Prinsip pelaporan untuk menentukan kualitas laporan.
Prinsip pelaporan ini untuk menentukan pilihan panduan kualitas
laporan dalam memastikan kualitas informasi di laporan keberlanjutan,
termasuk presentasi yang tepat. Kualitas informasi penting untuk

2
memungkinkan pemangku kepentingan membuat penilaian yang masuk akal
dari suatu organisasi, serta untuk mengambil tindakan yang sesuai. Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip ini adalah sebagai berikut:
a. Akurasi
b. Keseimbangan
c. Kejelasan
d. Dapat diperbandingkan
e. Keandalan
f. Ketepatan waktu

1.2 GRI 102 : General Disclosures


Pada GRI 102 ini dibagi menjadi enam kategori pengungkapan pelaporan
keberlanjutan sebagai berikut:
a) Prosil Organisasi
Pengungkapan yang memberikan ikhtisar ukuran, lokasi geografis, dan
kegiatan organisasi.
b) Strategi
Pengungkapan ini memberikan ikhtisar strategi organisasi sehubungan
dengan keberlanjutan, untuk menyediakan konteks untuk pelaporan
selanjutnya yang lebih rinci menggunakan Standar GRI lainnya
c) Etika dan Integritas
Di bagian ini, istilah 'mitra bisnis' digunakan sehubungan dalam
konteks StandarGRI, dimana 'mitra bisnis' meliputi, antara lain, pemasok,
agen, pelobi dan perantara lainnya.
d) Pemerintah
Pengungkapan dalam bagian ini memberikan gambaran tentang,
struktur tata kelola dan komposisi-komposisi lain yang berkaitan dari suatu
pemerintah terhadap organisasi dalam pelaporan keberlanjutan
e) Keterlibatan Stakeholder

3
Pengungkapan ini memberikan gambaran umum tentang pendekatan
organisasi untuk keterlibatan pemangku kepentingan. Mereka tidak terbatas
pada pelibatan yang dilakukan untuk tujuan menyiapkan laporan.
f) Praktik Pelaporan
Pengungkapan ini memberikan gambaran umum tentang proses yang
diikuti oleh suatu organisasi untuk mendefinisikan kontennya laporan
keberlanjutan.

1.3 GRI 103 : Pendekatan Manajemen


Standar ini mencakup persyaratan umum dan pengungkapan untuk
melaporkan pendekatan manajemen untuk topik material sebagai berikut:
1) Persyaratan umum untuk melaporkan pendekatan manajemen
2) Penjelasan topik materi dan Batasnya (103-1)
3) Pendekatan manajemen dan komponen-komponennya (103-2)
4) Evaluasi pendekatan manajemen (103-3)
Dapat disimpulkan bahwa pada GRI 103 lebih menekankan keterlibatan
manajemen pada pengungkapan pelaporan berkelanjutan dalam sebuah perusahaan.

II. TOPIC SPESIFIC STANDARDS, GRI-200 ECONOMICS


2.1 GRI-201 : Economic Performances
GRI-201 membahas tentang topic kinerja ekonomi. Dimana hal ini termasuk
nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan (EVG & D ) oleh organisasi,
kewajiban program pensiun manfaat, bantuan finansial yang diterima dari
pemerintah, dan implikasi finansial pada perubahan iklim. Konsep ini termasuk
dalam instrument penting dari organisasi untuk kerjasama dan pembangunan
ekonomi. Pengungkapan dalam standard ini bisa memberikan informasi tentang
dampak suatu organisasi terkait kinerja ekonominya, dan bagaimana organisasi
tersebut mengaturnya. Adapun hal yang ditetapkan dalam standard ini, yakni sebagai
berikut :

4
1. Pengungkapan 201-1 nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan
didistribusikan
2. Pengungkapan 201-2 implikasi finansial serta risiko dan peluang lain akibat
dari perubahan iklim
3. Pengungkapan 201-3 kewajiban program pension manfaat pasti dan program
pension lainnya
4. Pengungkapan 201-4 bantuan finansial yang diterima dari pemerintah
2.2 GRI-202 : Market Presence
GRI-202 membahas tentang pasar organisasi, yang mencakup kontribusinya
terhadap pembangunan ekonomi daerah atau masyarakat setempat dimana organisasi
itu beroperasi. Misalnya tentang pendekatan organisasi terhadap remunerasi atau
perekrutan local. Pengungkapan dalam standard ini dapat memberikan informasi
tentang dampak suatu organisasi terkait keberadaan pasarnya, dan bagaimana
organisasi tersebut mengaturnya. Adapun hal yang ditetapkan dalam standar ini yakni
sebagai berikut :
1. Pengungkapan 202-1 rasio standard upah karyawan entry-level berdasarkan
jenis kelamin terhadap upah minimum regional
2. Pengungkapan 202-2 proporsi manajemen senior yang berasal dari
masyarakat local.

2.3 GRI-203 : Indirect Economic Impacts


GRI-203 membahas tentang dampak ekonmi tidak langsung, dimana
merupakan konsekuensi tambahan dari dampak langsung terkait keuangan dan aliran
uang antara organisasi dan pemangku kepentingannya. GRI-203 juga membahas
tentang dampak dari investasi infrastruktur dan dukungan layanan organisasi.
Dampak ekonomi tidak langsung ini bersifat moneter maupun non -moneter, dan
penting untuk dinilai dalam kaitannya dengan masyarakat local dan perekonomian
regional. Pengungkapan dalam standard ini dapat memberikan infromasi tentang
dampak ekonomi tidak langsung organisasi dan implementasinya dalam organisasi.
Adapun hal yang ditetapkan dalam standard ini yakni sebagai berikut :

5
1. Pengungkapan 203-1 investasi infrastruktur dan dukungan layanan
2. Pengungkapan 203-2 dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan

2.4 GRI-204 : Procurement Practices


GRI-204 membahas tentang topic praktik pengadaan. Yang mana hal ini
mencakup tentang dukungan organisasi untuk para pemasok local, atau yang dimiliki
oleh perempuan atau para anggota kelompok rentan. Selain itu hal ini juga mencakup
bagaimana praktik pengadaan organisasi seperti jangka waktu produksi hingga
pengiriman barang oleh pemasok yang disepakati dengan pemasok, atau harga beli
yang dinegosiasikan menyebabkan atau berkontribusi pada dampak negative dalam
rantai pasokan. Pengungkapan dalam standard ini bisa memberikan infromasi tentang
dampak suatu organisasi terkait praktik pengadaan, dan cara organisasi tersebut
mengatur dampak tersebut. Adapun hal yang ditetapkan dalam standard ini yakni
sebagai berikut :
1. Pengungkapan 204-1 proporsi pengeluaran utnuk pemasok local

2.5 GRI 205 : Anti Corruption


GRI-205 membahas tentang topic anti-korupsi. Dalam standard ini, dipahami
bahwa korupsi mencakup praktik-praktik seperti penyuapan, pembayaran fasilitasi
atau perantara, penipuan, pemerasan, kolusi, dan pencucian uang, penawaran atau
penerimaan hadiah, pinjaman, biaya, imbalan, atau keuntungan lain sebagai dorongan
untuk melakukan sesuatu yang tidak jujur, illegal atau memiliki u nsur melanggar
kepercayaan. Korupsi juga busa termasuk praktik seperti penggelapan, menggunakan
pengaruh dalam perdagangan, penyalahgunaan fungsi, memperkaya diri secara
illegal, penyembunyian, dan menghalangi keadilan. Adapun hal yang ditetapkan dalm
standard ini yakni sebagai berikut :
1. Pengungkapan 205-1 operasi-operasi yang dinilai memiliki risiko terkait korupsi
2. Pengungkapan 205-2 komunikasi dan pelatihan tentang kebijakan dan prosedur
anti-korupsi
3. Pengungkapan 205-3 insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil

6
2.6 GRI-206 : Anti Competitive Behavior
GRI-206 membahas tentang topic perilaku anti-persaingan, termasuk praktik
anti trust dan monopoli. Perilaku anti-persaingan merujuk pada tindakan organisasi
atau karyawannya yang dapat menyebabkan adanya kolusi dengan pesaing potensial,
dengan tujuan membatasi efek kompetisi pasar. Tindakan ini dapat mencakup
penetapan harga atau mengoordinasikan penawaran, emmbuat batasan pasar atau
hasil, memberlakukan kuota geografis, dan mengalokasikan pelanggan, epmasok,
wilayah geografis, dan lini produk. Adapun hal yang ditetapkan dalam standard ini
yakni sebagai berikut :
1. Pengungkapan 206-1 langkah-langkah hukum untuk perilaku anti- persaingan,
praktik anti-trust dan monopoli.

7
DAFTAR PUSTAKA

Amsterdam. 2016. GRI Standar 205: Anti Korupsi. Terdapat pada


https://www.globalreporting.org/standards/media/1536/bahasa-indonesia-gri-
205-anti-corruption-2016.pdf. Diakses pada tanggal 06 April 2021.
Airlangga University. 2016. GRI-201: Economics Performance. Terdapat pada
https://www.coursehero.com/file/40460127/Bahasa-Indonesia-GRI-201-
Economic-Performance-2016pdf/. Diakses pada tanggal 06 April 2021.
GRI. 2017. Resource center. https://www.globalreporting.org/how-to-use-the-gri-
standards/resource-center/ (diakses tanggal 6 April 2021)
Ramadani, Adellina Kurnia. Skripsi. Analisis Pengungkapan Laporan Keberlanjutan
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Tahun 2016 dan 2017 Berdasarkan
Standar Global Reporting Initiative (GRI). 2019.

Anda mungkin juga menyukai