DISUSUN OLEH:
NI MADE DIAN KEMALA RATIH PALGUNADI
1807531045 / No. 05
I. Abstrak
Pengembang komunitas telah lama memahami pentingnya partisipasi lokal dalam
acara dan proses yang membentuk komunitas. Strategi pembangunan yang efektif,
demokratis, dan berpusat pada masyarakat dan tempat berpotensi untuk mencapai
partisipasi tersebut. Artikel ini menyarankan bahwa koperasi dapat menjadi strategi
partisipatif yang efektif untuk memasukkan masyarakat berpenghasilan rendah ke
dalam arus utama sosial ekonomi. Modal sosial dan model transisi kemiskinan
Woolcock dan Narayan (2000) diadaptasi untuk menunjukkan potensi pengembangan
bisnis koperasi. Kami berharap dapat merangsang diskusi di antara para sarjana dan
praktisi pengembangan masyarakat, pembuat kebijakan, dan publik tentang potensi
bisnis koperasi sebagai strategi pengembangan masyarakat, khususnya di komunitas
terbatas sumber daya.
KATA KUNCI: koperasi, pengembangan masyarakat, transisi kemiskinan, modal
sosial, peningkatan kapasitas
II.Pendahuluan
Untuk keperluan artikel ini, kami mendefinisikan a masyarakat sebagai berbagai
kelompok orang yang tinggal di lokasi atau tempat yang dipahami secara umum.
Tempat itu bisa berupa lingkungan, kota / kota, atau kabupaten. Beberapa melihat
pengembangan komunitas sebagai proses yang membantu komunitas untuk
mempertahankan dirinya sendirisecara sosial, ekonomi, dan lingkungan (Gertler,
2001; Ketilson, Fulton, Fairbairn, & Bold, 1992). Yang lain melihatnya sebagai
upaya koperasi oleh masyarakat lokal untuk mengontrol nasib sosial ekonomi
masyarakat (Nemon, 2000). Yang lain lagi mendeskripsikannya sebagai proses di
mana anggota masyarakat berjuang menuju prioritas atau tujuan yang ditetapkan
sendiri, biasanya berdasarkan geografi yang sama, pengalaman umum, atau nilai-nilai
bersama (Brown, 1997; Cabaj, 2004; Chaland & Downing, 2003; Nemon, 2000 ).
Akan tetapi, meskipun perspektifnya berbeda, tampaknya ada kesepakatan umum
bahwa pengembangan masyarakat dalam suatu komunitas harus secara aktif
melibatkan anggota masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.
Kretzmann dan McKnight's (1993) pengembangan masyarakat berbasis aset
(ABCD) berfokus pada identifikasi dan penggunaan kekuatan, hadiah, bakat, dan
sumber daya yang dapat dimobilisasi oleh komunitas untuk pembangunan
berkelanjutan. Dalam kombinasi, karya Earnest (1996), Langone (1992), dan Nemon
(2000) mengidentifikasi strategi pengembangan masyarakat primer sebagai kontrol
masyarakat, kontrol lokal atas modal, kepemilikan lokal, perekrutan lokal, revitalisasi
pusat kota, pengembangan bisnis, pengembangan usaha sosial. , dan pengembangan
kepemimpinan masyarakat. Inti dari strategi ini adalah koordinasi aset yang sudah
ada di masyarakat untuk membantu warga masyarakat meningkatkan kesejahteraan
sosial ekonomi dengan menjembatani inisiatif lokal dengan peluang eksternal. Kami
memandang pengembangan masyarakat sebagai proses yang memobilisasi sumber
daya dan membangun kapasitas penduduk lokal untuk bekerja sama meningkatkan
kondisi sosial dan ekonomi di komunitas mereka. Selain itu, kami melihat koperasi
sebagai sarana yang layak untuk mencapai tujuan ini.
VII. Berjalan Bersama: Modal Sosial dan Kemiskinan Transisi – Cara Kerja
Adaptasi kami terhadap kerangka Woolcock dan Narayan (2000) berusaha untuk
menunjukkan peran potensial dari koperasi untuk menggerakkan kelompok (daripada
individu) dari sebelumnya menjadi maju (dari B ke E). Pengembangan koperasi yang
berhasil, terutama di negara berkembang, menyarankan Koperasi sekaligus
memperkuat ikatan kelompok (modal sosial ikatan) dan menghubungkan kelompok
anggota dengan sumber daya luar untuk kemajuan mereka (menjembatani modal
sosial). Selain itu, karena dimiliki dan dikuasai secara lokal, koperasi adalah usaha
berbasis tempat yang menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan; menjamin
peluang kerja bagi masyarakat lokal; memberikan kepemilikan bisnis kepada
penduduk lokal; dan mendorong interaksi bisnis dan sosial dengan bisnis lain, baik di
dalam maupun di luar komunitas (Majee, 2007; Majee & Hoyt, 2009). Kerangka
konseptual berikut menyarankan bahwa, selain strategi pengembangan masyarakat
lainnya, koperasi dapat menjadi pilihan yang mengangkat kelompok, daripada
individu, keluar dari kemiskinan sebagai hasil dari kemampuan mereka untuk
menciptakan dan mempertahankan ikatan dan menjembatani modal sosial untuk
kelompok. anggota koperasi.