Anda di halaman 1dari 24

 SEKLP ORG YG M’PUNYAI KARAKTERISTIK

SAMA B’DASAR RAS, ETNIK, USIA,


PEKERJAAN, MINAT (MEMILIKI IKATAN YG
SAMA) Mc. KENZIE dkk (2007).
 SEKUMPULAN INDV.  MENEMPATI WIL. DG
BATAS2 TERTENTU, M’PUNYAI ADAT
ISTIADAT KEBUDAYAAN & IDENTITAS YG
SAMA  SLG B’INTERAKSI & MEMILIKI RASA
SALING KT’GANTUNGAN. EFFENDY (2008).
1. BATAS2 WILAYAH TERTENTU
2. HUB SOSIAL LEBIH DALAM DG TINGKAT
SOLIDARITAS YG TINGGI
3. MEMILIKI STRUKTUR SOSIAL, PERAN SOSIAL
DAN SALING KETERGANTUNGAN
4. KUMPULAN/ KELOMPOK ORANG
(AGGREGGATE)
 DEFINISI
Community Organization adalah suatu proses
untuk memelihara keseimbangan antara
kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-
sumber kesejahteraan sosial dari suatu
masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan
tertentu (Arthur Dunham, 1958)
 Pengorganisasian
Masyarakat
Suatu proses dimana masyarakat dapat
mengidentifikasikan kebutuhan-
kebutuhannya dan menentukan prioritas
dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan
mengembangkan keyakinan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai
dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas
sumber-sumber yang ada di masyarakat
sendiri maupun yang berasal dari luar,
dengan usaha secara gotong-royong.
 PROSES
adalah serentetan tindakan mulai dari
penentuan masalah atau tujuan sampai pada
pemecahan masalah atau tercapainya tujuan di
dalam masyarakat
 MASYARAKAT
1. Pengelompokan berdasarkan minat /
keahlian
2. Keseluruahan orang yang tinggal di suatu
daerah geografis (desa, kota, provinsi)
 Menyusun atau mengatur kebutuhan-kebutuhan
dan tujuan-tujuan berarti, perlunya usaha untuk
menentukan prioritas
 Penemuan sumber-sumber (dari dalam atau
dari luar masyarakat)
 Mengambil tindakan-tindakan yaitu melakukan
rangkaian kegiatan yang telah disebutkan
sebelumnya
 Memperluas dan mengembangkan sikap-sikap
dan praktik-praktik kooperatif dan kolaboratif
di dalam masyarakat.
 Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar
untuk menyusun perencanaan dan melakukan
tindakan yang sehat
 Memulai mengembangkan dan merubah program
dan usaha-uasha kesejahteraan untuk
memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara
sumber-sumber dan kebutuhan
 Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk
meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-
lembaga
 Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi
dan meningkatkan koordinasi antara organisasi
Peranan petugas dalam pengembangan dan
pengorganisasian masyarakat
 Sebagai pembimbing (guide)
 Sebagai enabler
Tujuan yang ingin dicapai dalam
pengembangan masyarakat
 Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri
 Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah
kerja
 Mengingatkan dinamika masyarakat untuk
membangun
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
A. Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan
dinamika masyarakat:
1. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
2. Pertinggi mutu potensi yang ada
3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
B. Unsur-unsur program pengembangan masyarakat
• Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan
menyeluruh (total needs) dari masyarakat yang bersangkutan.
• Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling
utama)
• Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta
atau organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil,
peralatan, bahan ataupun dana
• Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan,
kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga,
kewanitaan, kepemudaan, dll untuk membantu masyarakat.
C. Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat
Menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis program dalam usaha
pengembangan masyarakat, yaitu :
 Program integratif – Memerlukan pemgembangan melalui
koordinasi dinas-dinas teknis
 Program adaptis – Fungsi pengembangan masyarakat cukup
ditugaskan pada salah satu kementrian.
 Program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah
tertentu dan program disesuaikan khusus kepada daerah yang
bersangkutan
Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan
masyarakat ini sebagai berikut
 Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang
dihadapi secara perorangan atau kelompok.
 Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk
selanjutnya menyusun rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.
 Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk
melaksanakan usaha perbaikan tersebut.
 Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam
masyarakat sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan
bantuan dari luar.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat
 Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri
 Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja
 Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
 Secara teoritis, PPM bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan
pekerjaan sosial yang dikembangkan dari dua perspektif yang
berlawanan, yakni aliran kiri (sosialis-Marxis) dan kanan (kapitalis-
demokratis) dalam spektrum politik.
 Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar
bebas dan swastanisasi dan keterlibatan informal dalam mendukung
strategi penanganan dan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam
hal memfasilitasi partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Jack Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah
tulisannya yang berjudul “Approaches to
community intervention”, mengembangkan tiga
model yang berguna dalam memahami konsep
tentang PPM:
1. Pengembangan masyarakat lokal (PML)
2. Perencanaan sosial (PS)
3. Aksi sosial (AS)
Jack Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah tulisannya
yang berjudul “Approaches to community intervention”,
mengembangkan tiga model yang berguna dalam
memahami konsep tentang PPM:
1. Pengembangan masyarakat lokal (PML)
2. Perencanaan sosial (PS)
3. Aksi sosial (AS)
Paradigma ini merupakan format ideal yang
dikembangkan terutama untuk tujuan analisis dan
konseptualisasi. Dalam praktiknya, ketiga model tersebut
saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.
 Model Pengembangan
Masyarakat Lokal (PML)
Proses yang dirancang untuk mendapatkan
Kompetensi Masy  utk dipberdayakan agar
lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat
melalui partisipasi aktif mereka serta
berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap
prakarsa mereka sendiri
 Model ini menekankan proses pemecahan
masalah secara teknis terhadap masalah
sosial substantif , seperti: gangguan
kesehatan,
. perilaku tidak sehat, kemiskinan,
pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan
dll
 menekankan betapa gentingnya penanganan
secara terorganisasi, terarah, dan sistematis
terhadap kelompok yang tidak beruntung.
 Juga meningkatkan kebutuhan yang memadai
bagi masyarakat yang lebih luas dalam rangka
meningkatkan sumber atau perlakuan yang
lebih sesuai dengan keadilan sosial dan nilai-
nilai demokratisasi.
 Robert Chambers sebagaimana dikutip oleh Suharto (1996 :4)
mengemukakan lima bias yang sering terjadi dalam pelaksanaan
PPM, terutama dipedesaan:
• Spatial Bias
 PPM seringkali hanya dilaksanakan di lokasi-lokasi yang mudah
dijangkau sarana transportasi seperti di daerah pinggiran kota,
pinggir jalan raya, atau lokasi-lokasi yang dekat dengan kantor
pemerintahan.
• Project Bias
 PPM dilakukan pada masyarakat yang telah menerima proyek
sebelumnya, karena dipandang telah mampu dan berhasil
menjalankan proyek.
 Person Bias
orang-orang yang aktif dalam kegiatan pembangunan  mereka
yang SERING menerima program dan berkah pembangunan.
 Dry Sesion Bias
Kesulitan dan masalah yang dihadapi masyarakat umumnya
mencapai puncaknya pada musim hujan.
Kegagalan panen, banjir, kelaparan, masalah kesehatan diri dan
terjadi pada musim sulit.
 Profesional Bias
Bias ini timbul terutama oleh konsepsi yang memandang bahwa
kelompok masyarakat kurang beruntung sebagai kelompok lemah,
 pengetahuan rendah, pasif, malas, fatalis,
serta ciri-ciri lain budaya kemiskinan (culture of proverty).
Sementara itu para ahli, penguasa, dan pengusaha adalah raja yang
memegang hegemoni (Kekuasaan) dan kendali pembanguan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai