Anda di halaman 1dari 10

KONSEP PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

BATASAN DAN PENGERTIAN PPM

Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara


kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu
masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunhan, 1958).

Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki


masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (Alan
Twelvetrees, 1993).

Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan sebagai


sebuah ‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama (Mayo, 1998),
misalnya RT, RW, kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan.

Menurut Murray G. Ross, PPM adalah suatu proses ketika suatu masyarakat berusaha
menetukan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya, mengatur atau
menyusun, mengembangan kepercayaan dan Hasrat untuk memenuhinya, menentukan
sumber-sumber (baik dari dalam maupun luar masyarakat), mengambil tindakan
yang dieperlukan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya ini,
dan dalam pelaksanaan keseluruhannya, memperluas dan mengembangkan sikap-sikap
dan praktik-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.

Perorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat


dapatmengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas dari
kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas
sumber-sumber yang ada dimasyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan
usaha secara gotong royong. Tigaaspek dalam perorganisasian masyarakat meliputi
proses,masyarakat serta berfungsinyamasyarakat. Pengertian proses dalam
perorganisasian masyarakat merupakan proses yangdapat terjadi secara sadar tetapi
mungkin pula merupakan proses yang tidak di sadari olehmasyarakat. Sedangkan
pengertian masyarakat, dapat diartikan sebagai suatu kelompok besaryang mempunyai
batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu kelompok darimereka yang
mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam kelompok yang besar
tadi.Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan
keberhasilanmengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja,
membuat rencana kerjayang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat,
serta melakukan usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebut public
health problem perencanaandalam pengorganisasian masyarakat , berdasarkan aspek
perencanaannya, terdapat 2 bentuk,langsung (direct) dan tidak langsung (inderect).
Perencanaan yang bersifat langsungmengandung langkah-langkah identifikasi
masalah/kebutuhan , perumusan masalah, sertamenggunakan nilai-nilai sosial yang
sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut di atas.Sedangkan bentuk yang tidak
langsung (inderect), mempersyaratkan adanya orang-orangyang benar-benar yakin akan
adanya kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jika diambilTindakan-tindakan untuk
mengatasinya maka akan timbul manfaat bagi masyarakat. Hal inidapat berupa badan
perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu untuk menampung apayang
direncanakan secara tidak formal oleh para petugas, serta mempunyai efek samping
terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.

POTENSI MASYARAKAT DALAM PPM

Masyarakat memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan


dan pengorganisasian masyarakat. Potensi ini mencakup sumber daya manusia,
pengetahuan lokal, keterampilan, budaya, dan komitmen untuk berpartisipasi dalam
upaya-upaya pengembangan masyarakat. Berikut adalah beberapa potensi masyarakat
yang penting dalam konteks ini:

Pengetahuan Lokal: Masyarakat memiliki pengetahuan yang mendalam tentang


lingkungan, budaya, dan sejarah mereka sendiri. Pengetahuan ini dapat menjadi dasar
yang kuat untuk merencanakan dan mengimplementasikan program pengembangan
yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai lokal.

Sumber Daya Manusia: Setiap individu dalam masyarakat memiliki potensi, bakat, dan
keterampilan yang dapat digunakan untuk mendorong pengembangan masyarakat. Ini
termasuk keterampilan teknis, kepemimpinan, dan kemampuan untuk bekerja sama
dalam kelompok.

Jaringan Sosial: Hubungan dan jaringan sosial dalam masyarakat dapat digunakan
sebagai alat untuk mengorganisasi, berbagi informasi, dan mendukung upaya-upaya
pengembangan. Kelompok-kelompok sosial yang sudah ada, seperti keluarga, komunitas
agama, atau asosiasi lokal, dapat menjadi platform untuk berkolaborasi.

Kepemimpinan: Masyarakat memiliki tokoh-tokoh yang dihormati dan diakui oleh


masyarakat. Kepemimpinan ini dapat dimanfaatkan dalam proses pengorganisasian
masyarakat untuk memobilisasi masyarakat dan memperkuat organisasi-organisasi
Masyarakat

Pendekatan Partisipatif: Masyarakat yang terlibat secara aktif dalam perencanaan,


implementasi, dan evaluasi program pengembangan memiliki potensi yang lebih besar
untuk berhasil. Partisipasi masyarakat memungkinkan mereka untuk merasa memiliki
program dan mendorong tanggung jawab bersama.

Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dan


pelatihan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, yang kemudian
dapat digunakan untuk pengembangan sendiri dan komunitas mereka.
Dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, penting untuk
mengidentifikasi, memahami, dan memanfaatkan potensi ini secara efektif. Pendekatan
yang berbasis pada kekuatan masyarakat (asset-based approach) menghargai potensi
masyarakat sebagai aset yang berharga dan berusaha untuk memobilisasi dan
mengoptimalkan sumber daya ini dalam upaya untuk mencapai perkembangan yang
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

TAHAP-TAHAP PERENCANAAN DALAM PPM

Tahapan perencanaan dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat dapat


berbeda-beda tergantung pada konteks dan tujuan dari program pembangunan yang
dilakukan. Namun secara umum terdapat beberapa tahap perencanaan yang dapat
dilakukan dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, antara lain:

Tahap Perencanaan dalam Pengembangan Masyarakat:

Identifikasi masalah: Tahap ini melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai
masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi masyarakat. Data dan
informasi ini dapat diperoleh melalui survei, wawancara, atau diskusi dengan
masyarakat

Analisis masalah: Tahap ini meliputi analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan
untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah tersebut

Perumusan tujuan: Tahap ini melibatkan perencanaan tujuan yang ingin dicapai dalam
program pembangunan. Tujuan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan
berorientasi pada masyarakat

Perencanaan program: Tahap ini melibatkan perencanaan program pembangunan yang


sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Program ini harus melibatkan partisipasi
aktif masyarakat dan memperhatikan kebutuhan dan potensi masyarakat

Implementasi program: Tahap ini melibatkan pelaksanaan program pembangunan yang


telah dirancang. Pelaksanaan program harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan
memperhatikan kebutuhan dan potensi masyarakat

Evaluasi program: Tahap ini melibatkan evaluasi terhadap program pembangunan yang
telah dilaksanakan. Evaluasi ini bertujuan untuk mencetuskan keberhasilan program dan
memunculkan kembali tujuan dan perencanaan program yang telah dirancang

Tahap Perencanaan dalam Pengorganisasian Masyarakat:

Identifikasi kebutuhan: Tahap ini melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai
kebutuhan organisasi masyarakat yang dibutuhkan oleh masyarakat. Data dan informasi
ini dapat diperoleh melalui survei, wawancara, atau diskusi dengan masyarakat
Perumusan tujuan: Tahap ini melibatkan penetapan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembentukan organisasi masyarakat. Tujuan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan berorientasi pada masyarakat

Perencanaan organisasi: Tahap ini melibatkan perencanaan organisasi masyarakat yang


sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi ini harus melibatkan partisipasi
aktif masyarakat dan memperhatikan kebutuhan dan potensi masyarakat

Implementasi organisasi: Tahap ini melibatkan pelaksanaan pembentukan organisasi


masyarakat yang telah dirancang. Penyelenggaraan organisasi harus melibatkan
partisipasi aktif masyarakat dan memperhatikan kebutuhan dan potensi masyarakat

Evaluasi Organisasi: Tahap ini melibatkan evaluasi terhadap organisasi masyarakat yang
telah dibentuk. Evaluasi ini bertujuan untuk mencetuskan keberhasilan organisasi dan
mengembalikan tujuan dan perencanaan organisasi yang telah dirancang

Dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, tahap-tahap perencanaan


tersebut harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis agar program pembangunan
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN


MASYARAKAT

Dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, ada berbagai faktor yang


dapat menjadi penghambat atau tantangan dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan. Faktor-faktor penghambat ini dapat berupa hambatan internal maupun
eksternal yang menghambat kemajuan program atau inisiatif pengembangan
masyarakat. Berikut adalah beberapa faktor penghambat yang umumnya ditemui:

Kurangnya Sumber Daya Finansial: Salah satu penghambat utama adalah keterbatasan
sumber daya finansial yang dibutuhkan untuk melaksanakan program pengembangan.
Tanpa anggaran yang memadai, sulit untuk melakukan kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.

Kurangnya Pengetahuan dan Keterampilan: Ketika anggota masyarakat tidak memiliki


pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam program
pengembangan atau pengorganisasian, hal ini dapat menjadi penghambat. Pelatihan
dan pendidikan dapat membantu mengatasi masalah ini.

Ketidaksetujuan atau Ketidakpedulian: Ada kasus di mana sebagian anggota masyarakat


mungkin tidak setuju dengan tujuan atau strategi yang diusulkan. Ketidakpedulian atau
kurangnya dukungan dari beberapa warga juga bisa menjadi hambatan.

Konflik Internal: Konflik antaranggota masyarakat atau kelompok-kelompok dalam


komunitas bisa menghambat kemajuan. Konflik bisa muncul karena persaingan sumber
daya, perbedaan pendapat, atau masalah lainnya.
Kurangnya Akses ke Pemerintah atau Sumber Daya Eksternal: Terkadang, masyarakat
mungkin kesulitan mendapatkan dukungan atau sumber daya dari pemerintah atau
pihak eksternal, seperti LSM atau lembaga donor.

Tingkat Korupsi: Korupsi di tingkat lokal atau nasional bisa menghambat alokasi dan
penggunaan dana yang seharusnya digunakan untuk pengembangan masyarakat. Ini
dapat menghambat kepercayaan masyarakat pada lembaga-lembaga pemerintah dan
keberlanjutan program.

Isu Lingkungan dan Bencana Alam: Bencana alam, perubahan iklim, atau masalah
lingkungan lainnya dapat menghambat program pengembangan dengan merusak
infrastruktur atau memaksa masyarakat untuk fokus pada pemulihan darurat.

Ketidakstabilan Politik: Instabilitas politik dan konflik bersenjata di wilayah tertentu


dapat sangat menghambat upaya pengembangan masyarakat dengan mengganggu
ketenangan dan keamanan.

Tidak Adanya Kepemimpinan yang Kuat: Kepemimpinan yang lemah atau tidak efektif
dalam komunitas atau organisasi masyarakat bisa menjadi penghambat, karena
kepemimpinan yang baik sangat penting dalam menggerakkan program dan inisiatif.

Perubahan Sosial dan Budaya: Perubahan dalam nilai-nilai atau budaya lokal kadang-
kadang dapat menghambat adaptasi terhadap perubahan dalam program
pengembangan.

Keterbatasan Infrastruktur: Kurangnya infrastruktur dasar, seperti jalan, listrik, atau air
bersih, dapat menghambat pelaksanaan program pengembangan.

Penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor penghambat ini melalui


analisis yang cermat, partisipasi aktif masyarakat, kerja sama dengan pemangku
kepentingan, dan rencana pengelolaan risiko yang baik. Upaya untuk mengatasi
hambatan-hambatan ini adalah bagian integral dari perencanaan dan pelaksanaan
program pengembangan dan pengorganisasian masyarakat yang sukses.

METODE PPM

Jack Rothman mengartikan pengorganisasian masyarakat sebagai bentukintervesi pada


tingkat masyarakat yang diarahkan pada peningkatan atau perubahan lembaga
masyarakat dan pemecahan masalah-masalah.Berdasarkan pengertian tersebut,
Rothman membedakan tiga model pengorganisasian masyarakat, yaitu :

Model A (Locality Development / Pengembangan Lokal)

Adalah kegiatan yang berorientasi pada proses, tujuannya adalahmemberikan


pengalaman belajar pada masyarakat, menekankan pentingnya konsesus/kesepakatan,
kerjasama, membangun identitas,kepedulian dan kebanggaan sebagai anggota
masyarakat. Proses pengorganisasian masyarakat dapat optimal jika adanya
partisipasimasyarakat dalam menetapkan tujuan dan pelaksanaan tindakan.

Model B (Social Planning / Perencanaan Sosial)

Adalah kegiatan yang mementingkan tercapainya tujuan, metoda pemecahan masalah


yang bersifat rasional, emphiris. Proses menekankan pada aspek teknis dalam
penyelesaian masalah dengan melalui perencanaan yang baik dan rasional, sedangkan
partisipasi masyarakatsifatnya bervariasi tergantung dari permasalahan yang dihadapi.

Model C (Social Action / Aksi Sosial)

Adalah kegiatan yang mempunyai tujuan mengadakan perubahanmendasar pada


lembaga kemasyarakatan. Sasaran utamanya adalah penataan kembali sturktur
kekuasan, sumber-sumber dan proses pengabilan keputusan.

LANGKAH-LANGKAH DALAM PPM

Menurut “Adi Sasongko (1978)”, langkah

-langkah dalam pengorganisasian masyarakat adalah :a.

Persiapan SosialTujuan persiapan sosial adalah mengajak berpartisipasi atau peran serta
masyarakat sejak awal kegiatan, sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan
hingga pengembangan programkesehatan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam
persiapan sosial inilebih ditekankan kepada persiapan-persiapan yang harus dilakukan
baik aspek teknis, administratif dan program-program kesehatanyang akan dilakukan.

Tahap Pengenalan MasyarakatDalam tahap awal ini kita harus datang ketengah-
tengahmasyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenalsebagaimana
adanya, tanpa disertai prasangka buruk sambilmenyampaikan maksud dan tujuan
kegiatan yang akandilaksanakan

Tahap Pengenalan MasalahDalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk


dapatmengenal masalah-masalah yang memang benar-benar menjadikebutuhan
masyarakat. Beberapa pertimbangan yang dapatdigunakan untuk menyusun skala
prioritas penanggulangan masalahadalah :Beratnya Masalah. Seberapa jauh masalah
tersebutmenimbulkan gangguan terhadap masyarakat.Mudahnya Mengatasi.Pentingnya
Masalah bagi Masyarakat, yang paling berperandisini adalah subyektivitas masyarakat
sendiri dan sangatdipengaruhi oleh kultur budaya setempat.Banyaknya Masyarakat yang
Merasakan Masalah,misalnya perbaikan gizi, akan lebih mudah dilaksanakan
diwilayahyang banyak balitanya.


Tahap Penyadaran MasyarakatTujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat
agarmereka tentang tahu dan mengerti masalah-masalah kesehatan yangmereka hadapi
sehingga dapat berpartisipasi dalam penanggulangannya serta tahu cara memenuhi
kebutuhan akanupaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber
dayayang ada. Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhanmereka akan
pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanismeyang terencana dan terorganisasi
dengan baik, untuk itu beberapakegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
menyadarkanmasyarakat :

Lokakarya Mini Kesehatan.

Musyawarah Masyarakat Desa. (MMD).

Rembuk Desa.

b.

PelaksanaanSetelah rencana penanggulangan masalah disusun dalamlokakarya mini,


maka langkah selanjutnya adalah melaksanakankegiatan tersebut sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun.Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
pelaksanaankegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :

Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya olehmasyarakat.

Libatkan masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulanganmasalah.

Kegaitan agar disesuaikan dengan kemampuan, waktu, sumberdaya yang tersedia di


masyarakat.

Tumbuhkan rasa percaya diiri masyarakat bahwa merekamempunyai ke mampuan


dalam penanggulagan masyarakat.c.

EvaluasiPenilaian dapat dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan yangdilakukan dalam


jangka waktu tertentu. Dalam penilaian dapatdilakukan dengan :1)

Penilaian selama kegiatan berlangsung.


Disebut juga penilaian formatif = monitoring.

Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang telahdijalankan apakah


telah sesuaI dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.2)

Penilaian setelah Program selesai dilaksanakan.

Disebut juga penilaian sumatif= penilaian akhir program.

Dilakukan setelah melalaui jangka waktu tertentu dari kegiatanyang dilakukan.

Dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanankesehatan telah tercapai
atau belum.

PerluasanPerluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yangdilakukan dan dapat


dilaksanakan dalam 2 cara :a.

Perluasan KuantitatifPerluasan dengan menambah jumlah kegiatan yangdilakukan, baik


pada wilayah setempat maupun padawilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan
masyarakatsetempat. b.

Perluasan KualitatifPerluasan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatanyang


telah dilaksankan sehingga dapat nmeningkatkankepuasan dari masyarakat yang
dilayani.

BENTUK PERANAN PETUGAS KESEHATAN

petugaskesehatan dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat


bidangkesehatan adalah bekerjasama dalam masyarakat bukan bekerja
untukmasyarakat. Oleh karena itu peran petugas atau sektor kesehatan adalah :1)

Menfasilitasi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan atau program- program


pengembangan, misalnya masyarakat ingin membangun pengadaan air bersih, maka
peran petugas adalah menfasilitasi pertemuan-pertemuan anggota masyarakat dengan
pemerintahdaerah setempat dan pihak lain yang dapat membantu dalammewujudkan
pengadaan air bersih tersebut.2)
Memotifasi masyarakat untuk bekerja sama atau bergotong royongdalam melaksanakan
kegiatan atau program bersama untukkepentingan berdama di dalam masyarakat
tersebut.3)

Mengalihkan pengetahuan teknologi dan keterampilan kepadamasyarakat agar sumber


daya yang ada baik sumber daya manusia 17

maupun suber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal dalamrangka kemandirian
mereka.Untuk menentuk

an seseorang sebagai “Commuity Worker”atau “ Promotor Kesehatan Desa


(Promokesa)”, harus memiliki

sebagai berikut:1)

Mampu menggunkan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehinggadapat menarik


kepercayaan masyarakat.2)

Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangunrasa saling percaya


antara petugas dan masyarakat.3)

Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada dimasyarakat yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan danmemecahkan masalah.4)

Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakanmetode dan


teknik komunikasi yang disesuaikan dengan keadaanmasyarakat sehingga informasi
dapat dimengerti dan dilaksanakan olehmasyarakat.5)

Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan denganmasyarakat baik


formal leader maupun informal leader.6)

Mempunyai pegetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakatdan keadaan


lingkungannya7)

Mempunyai pengetahuan dan keterampian tentang kesehatan yangdapat diajarkan


kepada masyarakat

Mengetahui dinas-dinas terkait dan ahli yang ada di wilayah tersebutuntuk dimintakan
bantuan keikutsertaannya dalam memecahkanmasalah Masyarakat

PERAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Partisipasi masyarakat memainkan peran penting dalam pengembangan dan


pengorganisasian masyarakat. Berikut adalah beberapa peran partisipasi masyarakat
dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat yang dapat ditemukan dari
hasil pencarian:

Peran Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat:


Meningkatkan kualitas program pembangunan: Partisipasi masyarakat dapat
meningkatkan kualitas program pembangunan dengan memperhatikan kebutuhan dan
potensi masyarakat

Meningkatkan keterlibatan masyarakat: Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan


keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan memperkuat dukungan
masyarakat terhadap program-program pembangunan

Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat: Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan


partisipasi aktif masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan menyebarkan
program-program pembangunan

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat: Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan


kualitas hidup masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi masyarakat
dalam proses pembangunan

Peran Partisipasi Masyarakat dalam Pengorganisasian Masyarakat:

Meningkatkan keterlibatan masyarakat: Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan


keterlibatan masyarakat dalam proses pengorganisasian masyarakat dan memperkuat
dukungan terhadap masyarakat organisasi-organisasi masyarakat

Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat: Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan


partisipasi aktif masyarakat dalam membentuk dan mengelola organisasi-organisasi
masyarakat

Meningkatkan kualitas organisasi: Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan kualitas


organisasi dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi masyarakat dalam proses
pengorganisasian masyarakat

Meningkatkan kemandirian masyarakat: Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan


kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik
yang dihadapi

Dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, partisipasi masyarakat harus


ditingkatkan agar program pembangunan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai