Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah salah satu indikator penting dari kualitas hidup masyarakat. Masyarakat
yang sehat memiliki potensi yang lebih besar untuk mencapai kemajuan dan pembangunan yang
berkelanjutan. Namun, masih terdapat berbagai tantangan dalam mencapai kesehatan yang
optimal di banyak negara, termasuk di Indonesia. Kurangnya akses terhadap pelayanan
kesehatan, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, dan faktor lingkungan yang tidak sehat
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat (World Health
Organization [WHO], 2021).

Analisis potensi pengembangan masyarakat pada kesehatan merupakan pendekatan yang


penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat dan
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Pendekatan ini melibatkan pemahaman yang holistik tentang konteks sosial, ekonomi, budaya,
dan lingkungan dalam masyarakat (Labonte, 2017).

Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Ardianti et al. (2020) di Indonesia
mengungkapkan bahwa pendekatan analisis potensi pengembangan masyarakat pada kesehatan
sangat relevan dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak. Studi ini menggunakan metode
survei dan wawancara untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat serta
memanfaatkan potensi yang ada dalam masyarakat untuk meningkatkan akses dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan.

Selain itu, analisis potensi pengembangan masyarakat pada kesehatan juga melibatkan
partisipasi aktif dari masyarakat dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi program
kesehatan. Pendidikan kesehatan, pelibatan komunitas, dan pemberdayaan masyarakat
merupakan faktor penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (Labonte, 2017).

1
Sebagai sumber data, analisis potensi pengembangan masyarakat pada kesehatan sering
mengandalkan data sekunder seperti data demografi, data kesehatan, dan data sosial ekonomi.
Sumber-sumber data ini dapat diperoleh dari instansi pemerintah, lembaga statistik, dan
penelitian yang relevan dengan topik kesehatan masyarakat (O'Donnell et al., 2016).

Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, analisis potensi pengembangan


masyarakat pada kesehatan dapat memberikan panduan yang berharga bagi pengambilan
kebijakan dan perencanaan program. Pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan pemangku
kepentingan lainnya dapat memanfaatkan hasil analisis ini untuk merancang program kesehatan
yang lebih efektif dan berkelanjutan (WHO, 2021).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi situasi kesehatan pada lingkungan Desa Sumber Sari III?
2. Bagaimana potensi kesehatan yang ada pada masyarakat Desa Taman Sari III?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui kondisi situasi kesehatan yang ada pada Desa Taman Sari III
2. Menggambarkan potensi kesehatan yang ada pada Desa Taman Sari III

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Terpenuhinya tugas manajemen pemberdayaan masyarakat yang berupa makalah


pemberdayaan masyarakat di Desa Wiyono.

2. Bagi Institusi

Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan.

3. Bagi Pembaca

2
Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian, strategi, partnership,/kemitraan,langkah
dan model, indicator hasil kemitraan dari konsep pemberdayaan masyarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Masyarakat

1. Definisi

Pengembangan masyarakat adalah suatu pendekatan yang penting dalam


mencapai pembangunan berkelanjutan di berbagai tingkat, mulai dari lokal hingga global.
Dalam konteks pembangunan sosial, pengembangan masyarakat berfokus pada
pemberdayaan individu dan kelompok dalam masyarakat untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihadapi oleh komunitas
mereka. Proses ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat, kolaborasi antara berbagai
pemangku kepentingan, serta penguatan kapasitas masyarakat untuk mengatasi tantangan
yang mereka hadapi.

Pengembangan masyarakat juga melibatkan penguatan kapasitas masyarakat.


Penguatan kapasitas mencakup upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan sumber daya masyarakat agar mereka dapat mengatasi masalah dan mengambil
inisiatif dalam memajukan kehidupan mereka sendiri. Ini dapat mencakup pelatihan,
pendidikan, pembangunan keterampilan, dan pembiayaan mikro untuk mendukung usaha
mandiri dan kegiatan ekonomi masyarakat.

2. Ruang Lingkup
Ruang Linkup Pengembangan Masyarakat adalah suatu mekanisme atau kerangka
kerja yang memfasilitasi kolaborasi dan partisipasi aktif antara berbagai pemangku
kepentingan dalam proses pengembangan masyarakat. Ruang linkup menciptakan forum
di mana individu, kelompok masyarakat, organisasi masyarakat, pemerintah, lembaga
non-pemerintah, dan sektor swasta dapat berinteraksi, berbagi pengetahuan, dan bekerja

3
sama untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan solusi, dan mengimplementasikan
program-program pengembangan masyarakat.

Ruang linkup pengembangan masyarakat berfungsi sebagai wadah inklusif untuk


membahas isu-isu yang relevan, berbagi pemikiran, dan membangun kemitraan yang
saling menguntungkan. Melalui ruang linkup, pemangku kepentingan yang beragam
dapat memberikan kontribusi unik mereka, menggabungkan keahlian dan sumber daya
mereka untuk menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Ruang linkup juga
memfasilitasi proses pembelajaran kolaboratif, di mana pengalaman dan pengetahuan
yang beragam dapat dipertukarkan, diperkaya, dan diterapkan untuk meningkatkan
praktik pengembangan masyarakat.

3. Model-model Pengembangan Masyarakat


Terdapat beberapa model pengembangan masyarakat yang telah dikembangkan dan
digunakan dalam praktik. Berikut ini adalah beberapa model yang umum digunakan:

1. Model Pembangunan Berbasis Masyarakat (Community-based Development Model)

Model ini berfokus pada partisipasi aktif masyarakat dalam mengidentifikasi masalah,
merumuskan solusi, dan melaksanakan program-program pembangunan. Pendekatan ini
mengakui pentingnya pengetahuan lokal dan pengalaman masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan implementasi kebijakan pembangunan.

2. Model Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment Model)


Model ini menekankan pada pemberdayaan individu dan kelompok masyarakat untuk
mengatasi masalah sosial dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Pemberdayaan
dilakukan melalui peningkatan kapasitas, akses terhadap sumber daya, partisipasi dalam
pengambilan keputusan, dan peningkatan kesadaran tentang hak-hak mereka.

3. Model Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Model)

4
Model ini menekankan pada upaya pengembangan masyarakat yang berkelanjutan dalam
aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pendekatan ini mempertimbangkan
keseimbangan antara kebutuhan masa kini dengan kemampuan memenuhi kebutuhan
generasi mendatang.
4. Model Pembangunan Partisipatif (Participatory Development Model)
Model ini mengedepankan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahapan
pengembangan, mulai dari perencanaan, implementasi, hingga evaluasi program.
Partisipasi masyarakat dianggap sebagai kunci dalam memastikan relevansi,
keberlanjutan, dan dampak positif dari program-program pembangunan.

5. Model Pembangunan Berbasis Komunitas (Asset-Based Community Development


Model)
Model ini menekankan pada pemanfaatan dan pemberdayaan sumber daya lokal yang ada
dalam komunitas sebagai basis untuk pembangunan. Pendekatan ini berfokus pada
pengembangan kapasitas dan potensi yang dimiliki oleh komunitas itu sendiri.Dengan
memanfaatkan berbagai model ini, praktisi pengembangan masyarakat dapat memilih
pendekatan yang sesuai dengan konteks dan tujuan pengembangan yang ingin dicapai.

4. Pengetahuan dan Keterampilan Dalam Pengembangan Masyarakat


Pengetahuan dan keterampilan memainkan peran penting dalam pengembangan
masyarakat. Berikut ini adalah beberapa contoh pengetahuan dan keterampilan yang
relevan dalam konteks pengembangan masyarakat:

1. Pengetahuan tentang Analisis Situasi dan Perencanaan Pembangunan Masyarakat


(Community Situation Analysis and Development Planning)
Pengetahuan tentang cara menganalisis situasi masyarakat, termasuk identifikasi masalah,
kebutuhan, dan sumber daya yang ada, serta kemampuan untuk merencanakan program-
program pengembangan yang efektif, merupakan keterampilan yang penting dalam
pengembangan masyarakat.

2. Keterampilan dalam Komunikasi dan Negosiasi (Communication and Negotiation Skills)

5
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, mendengarkan secara efektif, dan
berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan masyarakat merupakan
keterampilan yang esensial dalam membangun hubungan yang baik, memfasilitasi dialog,
dan mencapai kesepakatan bersama.

3. Pengetahuan dan Keterampilan Manajemen Proyek (Project Management Knowledge and


Skills)
Pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen proyek, termasuk perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pemantauan program pengembangan masyarakat,
membantu memastikan keberhasilan implementasi dan pencapaian tujuan yang
diinginkan.

4. Pengetahuan tentang Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat (Community


Empowerment and Participation Knowledge)
Pengetahuan tentang prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat dan keterampilan dalam
memfasilitasi partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan, perencanaan,
dan pelaksanaan program pengembangan, memberikan landasan yang kuat untuk
mencapai hasil yang berkelanjutan.

5. Pengetahuan tentang Keberlanjutan dan Pengelolaan Sumber Daya (Sustainability and


Resource Management Knowledge)
Pengetahuan tentang keberlanjutan dan keterampilan dalam mengelola sumber daya
alam, manusia, dan finansial yang tersedia merupakan aspek penting dalam
pengembangan masyarakat yang berkelanjutan. Dengan memiliki pengetahuan dan
keterampilan ini, praktisi pengembangan masyarakat dapat memperkuat kapasitas
masyarakat, memfasilitasi partisipasi aktif, dan mencapai perubahan sosial yang
berkelanjutan.

5. Perencanaan Pengembangan Masyarakat


Perencanaan pengembangan masyarakat adalah proses sistematis yang melibatkan
pengumpulan informasi, analisis kebutuhan, identifikasi tujuan, penentuan strategi, serta

6
pengorganisasian dan pengelolaan sumber daya untuk mencapai perubahan sosial yang
diinginkan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam perencanaan
pengembangan masyarakat, penting untuk melibatkan partisipasi aktif masyarakat,
mempertimbangkan konteks lokal, dan memastikan keberlanjutan program-program yang
direncanakan.

B. Gambaran Umum Lokasi IPE


1. Gambaran Geografis
a. Lokasi

7
Provinsi daerah tingkat I : Lampung
Kabupaten/Kotamadya : Pesawaran
Kecamatan : Gedong Tataan
Desa : Sumber Sari III

Dusun Sumber Sari III adalah salah satu dusun di Desa Taman Sari Kecamatan Gedong
Tataan, Kabupaten Pesawaran yang mempunyai luas 1100 Ha. Dilihat dari topografi dan
kontur tanah Dusun Sumber Sari III, Desa Taman Sari secara umum berupa buruh,
pertanian perkebunan dan persawahan dengan curah hujan antara 2.364-2.968 Mm,suhu
rata-rata 26-29C dan ketinggian tempat dari permukaan laut 140,5 Mdl. Dusun Sumber
Sari III terdiri dari 3 RT Orbitasi dan waktu tempuh dari ibu kota kecamatan 3 km selama
5 menit dan ibu kota Kabupaten 32 km dengan waktu tempuh 45 menit.

2. Gambaran Demografi
Dari update terakhir data di Bulan Mei akhir 2023 jumlah penduduk di Dusun
Sumber Sari 3 secara keseluruhan berjumlah 630 jiwa. Terdiri dari 3 RT RT 1 terdin
dari 67 KK, RT 2 terdiri dari 61 KK dan RT 3 terdiri dari 60 KK

3. Gambaran Fasilitas Sarana dan Prasarana Umum


Fasilitas sarana yang digunakan oleh warga di Dusun Sumber Sari 3 secara umum
adalah menggunakan sepeda motor Kemudian untuk prasarana umum disini terdapat
bangunan Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 1 unit, Masjid sebanyak 1 unit dan
Mushola 1 unit.

8
BAB III
HASIL DAN PENGUMPULAN DATA
A. Data Kesehatan Masyarakat
Pengumpulan data : Pengumpulan data primer dilakukan selama 20 hari mulai tanggal 13
-25 juni 2022. Pengumpulan data dilakakukan dengan teknik wawancara, door to door,
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), data puskesmas, dan data desa. Data di ambil
dari aparat desa Taman sari, Dusun sumber sari 03 Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan
hasil pengkajian yang telah dilakukan, di dapatkan data 2 masalah teresar didesa desa
Taman sari, Dusun sumber sari 03:
1. Hipertensi sebanyak 75%
2. Gastritis sebanyak 25%

9
Tabel 1 : 10 penyakit terbanyak di wilayah UPTD Puskesmas Bernung tahun 2022

No. Jenis Penyakit Jumlah


1 Hipertensi 1481
2 Rinitis Akut 2313
3 Gastritis 1245
4 Faringitis 1155
5 Artritis Reumatoid 609
6 Diabetes Melitus 398
7 Dermatitis Kontak Alergi 500
8 Dermatitis Atopic 458
9 Dermatitis Seboroik 438
10 Gastroentritis/Diare 429
Jumlah Penderita Seluruhnya 9026

10
B. Identifikasi Masalah Kesehatan
Hasil dari survey mawas diri di Dusun Sumber Sari 3 hipertensi menjadi penyakit
yang paling utama diderita oleh warga Dusun Sumber Sari 3. Dari hasil kuesioner yang
kami bagikan kepada 25 KK yang sebagian besar adalah lansia didapatkan data sebanyak
75% menderita hipertensi dan 25% menderita gastritis (maag).
Dari hasil wawancara terhadap sampel penelitian, didapatkan sebagian besar yang
menderita hipertensi dan gastritis belum mengetahui secara umum mengenai hipertensi
dan juga gastritis baik itu tentang gaya hidup, pola makan, serta pengobatan yang
seharusnya dilakukan.

1. Analisa Data
Tabel 2

ANALISA DATA MASALAH ETIOLOGI


Data skrinning : Kesiapan Peningkatan Kurangnya edukasi
Berdasarkan hasil Manajemen Kesehatan kesehatan
kuesioner didapatkan Pada Kelompok Hipertensi/kurangnya
masalah kesehatan : Dewasa dan Lansia di pengetahuan
75% Hipertensi pada Dusun Sumber Sari 03 masyarakat tentang
orang dewasa dan penyakit Hipertensi
lansia, 25% Gastritis
pada dewasa dan
remaja.

Data Sekunder :
75% orang dewasa
dan lansia yang
menderita Hipertensi
rutin melakukan cek
up tetapi masih
kurangnya informasi

11
mengenai Hipertensi.

Data Wawancara :
(Dengan masyarakat)
Rata-rata mereka
tidak mengetahui
informasi mengenai
Hipertensi.

Data Observasi :
Hasil wawancara
dengan orang dewasa
dan lansia terlihat
sering melakukan cek
up kesehatan tetapi
masih kurangnya
informasi mengenai
masalah yang
dideritanya. Orang
dewasa dan lansia
sering mengatakan
sering mengeluh
pusing, badan lemas,
dan sulit untuk tidur.
Data Skrining Kesiapan peningkatan Promosi kesiapan
Berdasarkan hasil pengetahuan tentang penerimaan
kuesioner didapatkan Gastritis pada informasi mengenai
masalah kesehatan : kelompok usia dewasa Gastritis
75% Hipertensi pada dan remaja di Dusun
orang dewasa dan Sumber Sari 03
lansia, 25% Gastritis

12
pada dewasa dan
remaja.

Data Sekunder :
25% orang dewasa
dan remaja yang
menderita Gastritis
rutin melakukan cek
up tetapi masih
kurangnya informasi
mengenai Gastritis.

Data Wawancara
(Dengan Masyarakat)
Rata-rata mereka
tidak mengetahui
informasi mengenai
Gastritis.

Data Observasi :
Hasil wawancara
dengan kelompok
usia dewasa dan
remaja terlihat sering
melakukan cek up
kesehatan tetapi
masih kurangnya
infoemasi mengenai
masalah yang
dideritanya.
Kelompok usia

13
dewasa dan remaja
sering mengatakan
sering mengeluh
nyeri perut/ulu hati,
perut kembung, mual
muntah dan
kehilangan nafsu
makan.

2. Diagnosa Keperawatan
Tabel 3

No. Diagnosa Keperawatan


1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112) pada
kelom[ok usia dewasa dan lansia di Dusun Sumber Sari 03
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan edukasi
kesehatan tentang Hipertensi.
2. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113) tentang
Gastritis pada kelompok dewasa dan remaja di Dusun
Sumber Sari 03 berhubungan dengan promosi kesiapan
penerimaan informasi mengenai Gastritis.

C. Prioritas Masalah Kesehatan


Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan kesehatan di Dusun Sumber Sari 03
terdapat beberapa masalah kesehatan, antara lain:
a. Masalah Hipertensi
b. Masalah Gastritis

Dengan diurutkan berdasarkan tabel prioritas masalah kesehatan yang harus diatasi
sebagai berikut :

14
Tabel 4

N Masalah
Tot Priorit
o Kesehatan/Diagn A B C D E F G H I J
al as
osa Komunitas
1. Kesiapan 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 34 1
Peningkatan
Manajemen
Kesehatan
(D.0112) pada
kelom[ok usia
dewasa dan lansia
di Dusun Sumber
Sari 03
berhubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan dan
edukasi kesehatan
tentang
Hipertensi.
2. Kesiapan 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 32 2
Peningkatan
Pengetahuan
(D.0113) tentang
Gastritis pada
kelompok dewasa
dan remaja di
Dusun Sumber
Sari 03
berhubungan
dengan promosi

15
kesiapan
penerimaan
informasi
mengenai
Gastritis.

Keterangan :
A : Risiko Terjadi
B : Risiko Keparahan
C : Potensial Untuk Pendidikan Kesehatan
D : Minat Masyarakat
E : Sesuai Program Pemerintah
F : Tempat
G : Waktu
H : Fasilitas Kesehatan
I : Dana
J : Sumber Daya

Pembobotan :
1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Tinggi
5 : Sangat Tinggi
Dari hasil identifikasi prioritas masalah dengan menggunakan metode hanlon
kuantitatif, diketahui bahwa masalah yang menjadi 2 prioritas utama yaitu hipertensi
dan gastritis.
D. Rencana Intervensi Kesehatan
Berdasarkan masalah yang ada di Dusun Sumber Sari 03 maka dibuatlah Rencana
intervensi kesehatannya, antara lain sebagai berikut :

16
Tabel 5

No Tujuan Tujuan
Diagnosa Strategi Intervensi
. Umum Khusus
Kesiapan Setelah Setelah Pemberian Melakuka
Peningkata dilakuka dilakukan Pendidikan n
n pemberian Kesehatan
n
tindakan promosi tentang
Manajemen selama 2 kesehatan Hipertensi dan
Kesehatan minggu diharap pencegahanny
diharap kan : a, serta
(D.0112)
kan - 75% melakukan
pada kelompo masyarakat pemeriksaan
kelom[ok k usia mempunyai kesehatan
dewasa pengetahua tensi darah.
usia
dan n yang baik
dewasa dan lansia di tentang
lansia di Dusun Hipertensi.
Dusun Sumber - 60% kader
1.
Sari 03 kesehatan
Sumber 25% mampu
Sari 03 dapat di melakukan
berhubunga interven penyuluhan
si sesuai kesehatan
n dengan
dengan tentang
kurangnya program Hipertensi.
pengetahua yang - 80% tokoh
diberika masyarakat
n dan
n. berpartisipa
edukasi si aktif
kesehatan dalam
kegiatan
tentang
dan lain-
Hipertensi. lain.
2.

17
E. Planning Of Action (POA)
Planning Of Action (POA)

N Masalah Tujuan Rencana Sasaran Waktu Tempat Dana PJ


o kegiatan
1. Hipertensi 1.Meningka 1.penyuluhan Masyaraka 1.Senin, 1.Balai Maha 1.Abung,
tkan tentang t 19 Juni posyandu siswa Banu
pengetahua hipertensi 2023 cempaka
n tentang dan (10.00 sd IV
hipertensi pengobatan selesai)
non-
farmakologi
2.meningka 2.Rabu 2.Lapanga 2.Desi,
yang bisa
tkan pola 21 Juni n balai salsa
dilakukan
hidup sehat 2.senam anti 2023 posyandu
- hipertensi (16.00 sd cempaka
selesai) IV
2 Gastritis 1.Meningka 1.Penyuluhan Masyaraka 1.Senin, 1.Balai Maha Titi, audia
tkan tengtang t 19 Juni posyandu siswa
pengetahua gastritis dan 2023 cempaka
n tentang pengobatas (10.00 sd

18
gastritis non- selesai) IV
farmakologi
yang bisa
dilakukan
Kelompok 26 Dusun Sumber Sari 3 Desa Taman Sari

F. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat


Pelaksanaan musyawarah masyarakat yang dilakukan pada Rabu, 14 Juni 2023 yang
dihadiri oleh perangkat dusun, dosen pembimbing, dan perwakilan masyarakat memuat
beberapa pembahasan yang mencakup:

1. Berdasarkan Hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan di Dusun Sumber
Sari 3 maka di temukan masalah kesehatan yang berhasil diidentifikasi yaitu: Hipertensi
dan gastritis.
2. Kemudian didapati preoritas masalahnya adalah Hipertensi
3. Setelah melakukan diskusi didapati alternatif pemecahan masalah yaitu melakukan
penyuluhan dengan tujuan agar masyarakat lebih memahami bagaimana tanda
hipertensi,cara pencegahan hipertensi.

19
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Tabel

No Hari/tanggal Kegiatan Implementasi


pelaksanaan
1 Rabu-Selasa Survey Mawas 1.Melakukan pengkajian
7- 13 Juni Diri (SMD) terhadap sampel
2023 sebanyak 25 KK di
Dusun Sumber sari 3
2.Melakukan
pemeriksaan tekanan
darah dan observasi
lingkungan
3.Pemeriksaan status gizi
(Tinggi badan dan berat
badan)
4.Pengkajian data
sekunder yang
didapatkan dari UPT
Puskesmas Bernung
2. Rabu 14 Juni Musyawarah 1.Membahas masalah
2023 Masyarakat yang ada di Dusun
Sumber Sari 3
2.Menentukan apa yang
akan dilakukan untuk
warga Dusun Sumber
Sari 3 terkait masalah
kesehatan yang dialami

20
sesuai dengan
kesepakatan
3. Senin 19 Juni Penyuluhan 1.Melakuka pemeriksaan
2023 hipertensi dan kesehatan meliputi tensi
gastritis darah, cek gula darah dan
cek asam urat
2.Memberikan materi
mengenai pencegahan
serta bahaya hipertensi
dan gastritis
3.Melakukan demo
pembuatan jus nanas
kombinasi madu sebagai
alternatif pengobatan
non-farmakologi
hipertensi
4.Membagikan susu
kedelai sebagai alternatif
pengobatan non-
farmakologi gastritis
4. Rabu 20 Juni Senam anti 1.Melakukan senam
2023 hipertensi dengan warga Dusun
Sumber Sari 3
5.

B. Faktor Penghambat dan Penunjang Dalam Pelaksanaan Kegiatan


Faktor penghambat pada saat melakukan kegiatan di Dusun Sumber Sari 02
adalah saat kami melakukan survey mawas diri. Terdapat beberapa warga yang
cukup tertutup dengan kedatangan kami, meskipun ketika melkaukan survey
mawas diri kami sudah didampingi oleh bapak RT. Sedangkan faktor penunjang
pada kegiatan kami adalah dukungan Kepala Dusun dan istri, bapak RT, Ibu-Ibu
kader, Ibu-ibu PKK yang dimana mereka sangat memfasilitasi kami dalam
kegiatan apapun yang kami lakukan.

C. Rencana Tindak Lanjut

1. Prodi 1.Pemeriksaan kesehatan gratis terutama


Keperawata pemeriksaan tekanan darah yang perlu

21
n dilanjutkan dan menjadi rutinitas di Dusun
Sumber Sari 3. Mengoptimalkan kader dalam
penjadwalan pemeriksaan TD dengan
mengajarkan cara melakukan tensi tekanan
darah
2.Senam hipertensi perlu dilanjutkan dan
menjadi rutinitas masyarakat khususnya
penderita hipertensi selama 1 minggu sekali
2. Prodi Gizi 1.Mengajarkan Diet rendah garam (DASH)
kepada penderita hipertensi
2.mengajarkan diet lambung untuk penderita
gastritis
3.Mengajarkan implementasi Pedoman Umum
Gizi Seimbang (PUBS)
3. Prodi Mengontrol kesehatan masyarakat setelah
Kesehatan diberikan penyuluhan kesehatan
Masyarakat

22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis pada bab-bab sebelumnya,maka kesimpulan yang dapat di
ambil adalah sebagai berikut:

 Berdasarkan Hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan di Dusun
Sumber Sari 03 maka di temukan masalah Kesehatan yang berhasil diidentifikasi
yaitu: Hipertensi dan Diabetes Militus.
 Setelah berhasil di Identifikasi dari Survei Mawas Diri terdapat beberapa masalah
kesehatan di dusun tersebut, kemudian dilakukan menentukan prioritas masalah
menggunakan Hanlon Kuantitatif dan USG dan didapatkan hasil bahwa prioritas
masalah tersebut adalah hipertensi.
 Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang bertempat di dengan
sasaran dimulai dari perangkat dusun,kader serta perwakilan masyarakat dusun.
 Alternatif pemecahan masalah berdasarkan akar masalah yang didapatkan saat
MMD terhadap masalah kesehatan di Dusun Sumber Sari 03 adalah melakukan
penyuluhan dengan tujuan agar masyarakat lebih memahami bagaimana tanda
hipertensi,cara pencegahan hipertensi dan tanda gastritis, cara pencegahannya
serta alternatif pengobatan non-farmakologi.
B. Saran
Diharapkan seruluh masyarakat Dusun Sumber Sari 03 setelah didapatkannya
penyuluhan masyarakat dapat lebih memahami,mau dan mampu untuk mencegah
lonjakan hipertensi dan gastritis. Kami mengharapkan beberapa kader khususnya di

23
Dusun Sumber Sari 3 mampu melakukan cek tensi secara mandiri kewarga dusun sumber
sari 3, serta mampu menjaga pola makanan yang sehat serta diet rendah garam untuk
pencegahan Hipertensi yang lebih lanjut dan menjaga pola makan lebih baik untuk
mencegah komplikasi gastritis serta menjaga kesebersihan rumah dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Husnaini dan marninae, lenie. 2016.pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.universitas


lambung mangkurat.

Chambers, R. (1997). Whose Reality Counts? Putting the First Last. Intermediate Technology
Publications.
Zubaedi. 2013. Pengembangan masyarakat (wacana dan praktik). Kencana. Jakarta.

Dorward, A., Anderson, S., Bernal, Y., & Vera-Espinoza, M. (2009). Methods of Linking
Farmers to Markets: Literature Review. Natural Resource Perspectives, Overseas Development
Institute (ODI), No. 123.
Irawati, erni. 2021. Peningkatan kapasitas desa berdasarkan pada undang-undang no. 6 tahun
2014. Unuversitas diponegoro

Wijaya, erlina.dkk. 2015. Gambaran status kesehatan masyarakat desa tanjung pasir, kecamatan
teluk naga, kabupaten tanggerang, banten. Jurnal kedokeran yarsi.

Pilon, A. M. (2016). The Role of Civil Society Organizations in Policy Advocacy: An Analysis
of Selected Cases in Indonesia. Journal of Civil Society, 12(4), 446-465.
Zimmerman, M. A. (2000). Empowerment Theory: Psychological, Organizational, and
Community Levels of Analysis. Handbook of Community Psychology, 43-63.

24
LAMPIRAN

25
26

Anda mungkin juga menyukai