1.1 Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat Pendekatan edukatif adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis terencana dan terarah dengan partisipasi aktif dari individu kelompok maupun masyarakat umum, untuk memecahkan masalah yang dirasakan oleh masyarakat dengan mempertimbangkan faktor–faktor sosial ekonomi dan budaya. Tujuan pendekatan edukatif adalah : a. Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat b. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong Langkah-langkah pendekatan edukatif yaitu : 1) Pendekatan pada tokoh masyarakat. a. Nonformal untuk penjagaan lahan b. Formal dengan surat resmi c. Tatap muka antara provider dengan tokoh masyarakat. d. Kunjungan rumah untuk menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data. e. Pertemuan provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu kebijakan alternatif pemecahan masalah dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. f. Menjalin hubungan sosial yang baik dengan menghadiri upacara-upacara agama, perkawinan, kematian dsb. 2) Pendekatan kepada provider Diadakan pada waktu pertemuan tingkat kecamatan, tingkat desa/kelurahan, tingkat dusun/lingkungan. 3) Pengumpulan data primer dan sekunder. Data umum, data teknis sesuai dengan kepentingan masingmasing sektor, data perilaku sesuai dengan masalah yang ada, data khusus hasil pengamatan, data orang lain. 4) Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan
prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber–sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong. Terdiri dari 3 jenis pendekatan : 1) Specifict Content Approach Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal program kepada instansi yang berwenang. Contoh : pengasapan pada kasus DBD 2) General Content Objektive Approach Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam wadah tertentu. Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb. 3) Process Objective Approach Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan. Contoh : kader Menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Langkah-langkah : a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan b. Tingkatkan mutu potensi yang ada c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada. d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Prinsip-prinsip dalam mengembangkan masyarakat :
a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat. b. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. c. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya. d. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses. Bentuk bentuk program masyarakat a. Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral. b. Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program. c. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha–usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut.
1.2 Komunitas yang baik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bidan dalam berkomunikasi kepada masyarakat : 1) Jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak banyak menyela. 2) Jangan meneruskan kalimat mereka atau mangantisipasi apa yang sedang mereka bicarakan. 3) Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas. 4) Lebih baik membicarakan sesuatu secara tatap muka dari pada membicarakan sesuatu secara tertulis.
1.3 Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual (sumber daya manusia), aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial. Keberdayaan masyarakat dicirikan dengan timbulnya kesadaran bahwa, mereka paham akan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta sanggup menjalankan kewajiban dan tanggung jawab untuk tercapainya kualitas lingkungan hidup yang dituntutnya.
2. ANALISIS SOSIAL DALAM KEBIDANAN KOMUNITAS
2.1 Analisis Sosial Analisis ini merupakan salah satu metodologi yang dikembangkan untuk mengetahui dan mendalami realita sosial dengan menggali hubungan-hubungan historis dan strukturalnya, keterkaitan dengan analisis situasi kesehatan namun yang membedakan antara analisis sosial dengan analisi situasi tidak perlu, yang penting adalah saling melengkapi. Dalam analisis situasi ada semacam tradisi dalam ilmu kesehatan. dimana analisis ini berkaitan dengan relasi antara independent dengan dependen (antara faktor determinan dengan derajat kesehatan). Ada ukuran-ukuran kuantitatif yang jelas, akurat, seperti tertuang dalam indikator, target, relasi statistik. Sedangkan pada analisis sosial lebih kepada memberikan gambaran yang jelas (deskripsi) tentang makna yang ditangkap dari suatu fakta sosial. Tidak menggunakan ukuran kuantitatif, yang penting fakta sosial diungkap, dijelaskan sehingga oleh setiap orang dapat dipakai gambaran dan selanjutnya dapat digunakan sebagai rujukan untuk melangkah lebih lanjut. Analisis social merupakan usaha memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang sebuah situasi sosial dengan menggali hubungan- hubungan historis dan strukturalnya. Serangkaian kegiatan membedah suatu masalah dari berbagai sudut pandang, memetakan situasi yang berhubungan dengan masalah, dan selanjutnya mengidentifikasi dasar- dasar penyelesaian masalah (Chambers, 1996). Gambaran ini bisa digali dari individu, kelompok dan atau organisasi/lembaga sosial yang dianggap sebagai masalah di komunitas. Berbagai sumber data diharapkan bisa membantu memberikan data dan informasi berkenaan dengan situasi dan kondisi masyarakat, termasuk juga menyampaikan kepentingan, motivasi, sikap dan implikasinya pada persoalan yang ada di masyarakat. Dalam analisis sosial, relasi antara fakta menjadi penting karena setiap fakta seringkali tidak berdiri sendiri. Misalnya kebiasaan merawat tali pusat bayi dengan dipopok pakai daun sirih tidaklah berdiri sendiri. Kebiasaan itu didapat dari moyang mereka, dan keyakinan itu yang menjadikan perilaku semakin mendapat pengesahan. Dalam kasus ini, relasi yang lain adalah bahwa kenyataan ini bisa juga dilihat banyaknya tanaman sirih, yang mungkin dihasilkan oleh adanya keputusan bersama untuk melestarikan tanaman-tanaman yang dapat digunakan untuk obat. dan sangat mungkin keputusan bersama ini menjadi peraturan desa. Dalam analisis sosial ini, yang diperlukan adalah kemampuan seseorang dalam menangkap apa yang dimaksud fakta-fakta sosial, kekayaan sosial dan relasinya. Untuk itu dalam melakukan analisis sosial Anda perlu ketahui elemen-elemen berikut ini. 1. Jumlah penduduk/KK. 2. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur. 3. Mata pencaharian termasuk pembagian kerja antara lelaki dengan perempuan. 4. Jumlah dusun, RT/RW. 5. Agama dan keyakinan. 6. Lembaga Desa (seperti Pamong Desa, Badan Perwakilan Desa, Dukuh). 7. Sarana kesehatan yang tersedia seperti Polindes, Posyandu, Bidan. Mantri Kesehatan, Dokter, Dukun. 8. Perkumpulan ibu-ibu, bapak-bapak, remaja. 9. Iuran pembangunan daerah (IPEDA). 10. Kegiatan ronda malam. 11. Program kebersihan lingkungan desa. 12. Ritual upacara adat (mitoni, tetes, sunat, jagong bayi dan lain-lain). 13. Konsep schat sakit. 14. Pengertian KB, Aborsi, Kesehatan alat reproduksi. 15. Program kesehatan (Posyandu Balita, Usila). Langkah-langkah analisis sosial : 1. Membangun perumusan masalah yang menjadi pusat perhatian 2. Membangun konsep teoriti atas konteks realitas 3. Mengenali struktur- struktur kunci yang mempengaruhi situasi yang ada 4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan untuk membangun sebuah konteks 5. Menghimpun fakta-fakta data-data yang berkorelasi dan membelakangi 6. Menyusun model-model, mengkaji menguji relevansinya 7. Menguji jawaban pada relasi dan keabsahan 8. Menggali masalah yang muncul 2.2 Analisis Situasi Kesehatan Analisis situasi merupakan proses sistematis untuk melihat fakta, data atau kondisi yang ada dalam suatu lingkup wilayah. Wilayah ini berisikan orang, lokasi dan dimensi waktu. Artinya dalam setiap proses analisis situasi selalu mendasarkan pada ketiga hal tersebut yaitu siapa, dimana, dan kapan. Analisis situasi ini dimaksudkan untuk melihat fakta atau data itu bermasalah atau tidak, artinya dengan analisis situasi dapat ditemukan masalah kesehatan, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya baik konteks geografis, demografis, sosial, budaya, ekonomi, bahkan politik. Tujuannya guna mengidentifikasi dan memahami masalah-masalah ataupun kebutuhan-kebutuhan komunitas. Tujuan dari analisis situasi kesehatan adalah sebagai berikut. 1. Memahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik yang ada di wilayah dengan mengumpulkan data. menggali permasalahan kesehatan baik terkait dengn konteks geografis, demografis, sosial, budaya dan ekononomi bahkan politik. 2. Mempermudah untuk mengidetifkasi dan memahami masalah ataupun kebutuhan dikomunitas sehingga dapat menentukan prioritas dalam menyelesaikan masalah. 3. Mempermudah penentuan altematif pemecahan masalah.
2.3 Variabel Dalam Analisis Situasi Kesehatan
Pada analisis situasi kesehatan ada sejumlah variabel standar yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut (Djohani, 1996). 1. Status kesehatan Analisis status kesehatan akan menghasilkan ukuran-ukuran status kesehatan secara kuantitatif, penyebaran masalah menurut kelompok umur penduduk, serta menurut tempat dan waktu. Ukuran yang digunakan adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Analisis situasi kesehatan antara lain meliputi penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk, penyakit yang banyak diderita oleh bayi. jumlah dan penyebab kematian penduduk, jumlah dan penyebab kematian ibu, bayi dan jumlah berat lahir rendah (BBLR), jumlah balita gizi buruk, jumlah ibu hamil dengan komplikasi dan penyebab komplikasi serta jumlah ibu hamil yang anemia. 2. Kependudukan Analisis kependudukan mencakup jumlah penduduk, struktur umur, jenis kelamin, mobilitas, pekerjaan, jumlah kepala keluarga (KK). jumlah wanita usia subur (WUS) dan pertumbuhan penduduk, mata pencaharian penduduk, agama mayoritras yang dianut, rata-rata usia menikah pertama kali, mobilitas penduduk, organisasi kemasyarakatan yang ada dan cara penduduk menjaga ketersediaan sumber pangan. Di desa, data tersebut dapat dilihat di kantor desa berupa monografi desa, hanya saja perlu di telusuri lagi, karena akurasi dan kekinian datanya sering tidak valid. Pada informasi penduduk rentan, desa biasanya tidak punya, maka perlu dibuat sendiri atau bersama-sama dengan desa mendata warga yang masuk dalam kategori rentan. 3. Pelayanan/upaya kesehatan Analisis pelayanan kesehatan atau upaya kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Analisis ini menghasilkan data atau informasi tentang input, proses, output dan dampak dari pelayanan kesehatan. Misalnya untuk mengetahui akses dan pemanfaatan rumah tangga terhadap sarana pelayanan kesehatan RS. puskesmas, puskesmas pembantu, dokter praktik, bidan praktik. dan pelayan kesehatan UKBM yaitu posyandu, poskesdes, dan polindes/bidan di desa, jumlah dukun bayi yang terlatih dan tidak terlatih, jenis pelayanan kesehatan khusus bagi remaja, ibu hamil, lanjut usia dan lain-lain, serta cara menjangkau fasilitas kesehatan (jarak, waktu, tempuh, jenis transportasi, biaya transportasi dan kondisi jalan). 4. Perilaku kesehatan Perilaku kesehatan adalah salah satu faktor determinan pada derajat kesehatan. Perilaku ini meliputi seluruh perilaku seseorang atau masyarakat yang dapat memberi akibat pada kesehatan, kesakitan atau kematian. Perilaku ini sangat banyak dipengaruhi oleh pengetahuan, kepercayaan dan kebiasaan yang dimiliki dan kemungkinannya berpengaruh pada kesehatan atau kesakitan tubuhnya. Ada beberapa elemen yang dapat dijelaskan di bawah ini untuk melihat perilaku yang berakibat pada derajat kesehatan seseorang atau masyarakat. Gaya hidup yang berkait dengan kesehatan biasanya juga bisa ditujukan pada pola makan dan input yang masuk melalui mulut. Sedangkan di sisi lain ada faktor yang perilaku yang berpangaruh pada kejiwaaan. sehingga memunculkan stress dan akhirnya gangguan fisik. Sebagai contoh keberadaan perilaku kawin cerai di Lombok, baisanya istri ditinggalkan begitu saja ketika sedang hamil dan saat melahirkan. Ini menimbulkan kejiwaaan yang dapat berpengaruh pada kondisi ibu hamil dan melahirkan, risiko meninggal sangat memungkinkan. Kebiasaan lain yang berpengaruh pada kesehatan misalnya adalah pola konsumsi lemak berlebihan, konsumsi rokok, alkohol, zat aditif (Narkoba) dan perilaku seks yang tidak aman. Selain itu pola pencarian pengobatan juga memberikan gambaran kebiasaan masyarakat kemana mereka memilih mencari obat atau pengobatan. Seringkali pertimbangan ini dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat setempat, misalnya ke Puskesmas, atau ke mantri kesehatan. Ketika mereka memilih, ada keterbatasan- keterbatasan sehingga pilihan yang dijatuhkan menyesuaikan kemampuan yang mereka miliki. Keterbatasan tersebut dapat berupa terbatas dalam memahami sakit, terbatas dalam keuangan, terbatas pada informasi tempat layanan kesehatan, begitu juga dengan kendala geografis dan sulitnya akses yang tersedia. 5. Lingkungan Lingkungan merupakan keadaan fisik yang berada di luar kita, yang memiliki interaksi dengan manusia baik disengaja maupun tidak disengaja. Interaksi timbal balik ini seringkali memberi konsekuensi yang berakibat pada kesakitan seseorang atau masyarakat. Analisis lingkungan mencakup aspek fisik, biologis dan sosial. Analisis ini bertujuan memperoleh informasi tentang keadaan sanitasi lingkungan di rumah tangga dan komunitas (misalnya air bersih, air limbah, sampah penggunaan bahan kimia, ternak/hewan peliharaan. kepemilikan jamban dalam satu keluarga, jenis jamban yang digunakan, tipe tempat tinggal, ketersediaann tempat pembuangan limbah rumah tangga, sumber pencemaran di sekitar rumah) dan ketersediaan sarana transportasi dan telekomunikasi untuk mengetahui informasi akses masyarakat terhadap air dan penyehatan lingkungan. Pada lingkungan sering dipakai sebagai media untuk sarang dan hidup suatu penyebab penyakit, misalnya nyamuk yang membawa penyakit malaria atau demam berdarah. 2.4 Determinan Kesehatan Reproduksi 2.4.1 Kebersihan organ-organ genital Kesehatan reproduksi remaja ditentukan dengan bagaimana remaja tersebut dalam merawat dan menjaga kebersihan alat-alat genitalnya. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Remaja perempuan lebih mudah terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat genitalnya karena organ vagina yang letaknya dekat dengan anus. 2.4.2 Akses terhadap pendidikan kesehatan remaja Remaja perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi sehingga remaja mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan hal-hal yang seharusnya dihindari. Remaja mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi dan informasi tersebut harus berasal dari sumber yang terpercaya. Agar remaja mendapatkan informasi yang tepat, kesehatan reproduksi remaja hendaknya diajarkan di sekolah dan di dalam lingkungan keluarga. Hal- hal yang diajarkan di dalam kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi remaja mencakup tentang tumbuh kembang remaja, organ-organ reproduksi, perilaku berisiko, Penyakit Menular Seksual (PMS), dan abstinesia sebagai upaya pencegahan kehamilan, Dengan mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja secara benar, maka dapat menghindari dilakukannya hal-hal negatif oleh remaja. Pendidikan tentang kesehatan reproduksi remaja tersebut berguna untuk kesehatan remaja, khususnya untuk mencegah dilakukannya perilaku seks pranikah, penularan penyakit menular seksual, aborsi, kanker mulut rahim. kehamilan diluar nikah, gradasi moral bangsa, dan masa depan yang suram dari remaja yang bersangkutan. 2.4.3 Hubungan seksual pra-nikah Prilaku seksual manusia merupakan bagian dari prilaku reproduksi. Pada manusia prilaku seksual dapat di defenisikan sebagai interaksi antara prilaku prokreatif dengan situasi fisik serta sosial yang melingkunginya. Prilaku seksual manusia bukan hanya cerminan rangsangan horman semata, melainkan menggambarkan juga hasil saling pengaruh hormon dan pikiran. Seks pranikah adalah melakukan hubungan seksual sebelum adanya ikatan perkawinan yang sah, baik hubungan seks yang peneratif (penis dimasukkan ke dalam vagina, anus, dan mulut) maupun yang non peneratif (penis tidak di masukkan kedalam vagina). Oral dan anal seks termasuk hubungan seks peneratif. (Arma, 2007). Hubungan seksual pra-nikah dapat menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi akibat infeksi penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Meningkatkan resiko terhadap penyakit menular seksual (PMS) seperti sifilis dan herpes genitalis, Remaja perempuan terancam kehamilan yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan pengguguran kandungan yang tdak aman, infeksi organ reproduksi, kemandulan dan kematian akibat perdarahan, dan keracunan hamil dan persalinan prematur. 2.4.4 Penyakit menular seksual (PMS) Penyakit menular seksual adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara penularannya tidak hanya terbatas secara genitalgenital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano-genital, Sehingga kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak hanya terbatas pada daerah genital saja, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital. Penyakit menular seksual juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu kontak langsung dengan alat-alat seperti handuk, pakaian, termometer dan lain-lain. Selain itu penyakit menular seksual dapat juga ditularkan oleh ibu kepada bayinya ketika di dalam kandungan. Penyakit menular seksual yang umum terjadi di Indonesia antara lain: gonore, vaginosis bakterial, herpes simpleks, trikomoniasis, sifilis, limfogranuloma venerium, ulkus mole, granuloma inguinale, dan Acquired immune deficiency syndrom (AIDS). 2.4.5 Pengaruh media massa Media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai peranan yang cukup berarti untuk memberikan informasi tentang menjaga kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja. Dengan adanya artikel-artikel yang dibuat dalam media massa, remaja akan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk menjaga kesehatan reproduksinya. 2.4.6 Penyalahgunaan NAPZA NAPZA adalah singkatan untuk narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Contoh obat-obat NAPZA tersebut yaitu: opioid, alkohol, ekstasi, ganja, morfin. heroin. kodein, dan lain-lain. Jika zat tersebut masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi sistem saraf pusat. Pengaruh dari zat tersebut adalah penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, ketergantungan, rasa nikmat dan nyaman yang luar biasa dan pengaruh-pengaruh lain. Penggunaan NAPZA ini berisiko terhadap kesehatan reproduksi karena penggunaan NAPZA akan berpengaruh terhadap meningkatnya perilaku seks bebas. Pengguna NAPZA jarum suntik juga meningkatkan risiko terjadinya HIV/AIDS, sebab virus HIV dapat menular melalui jarum suntik yang dipakai secara bergantian. 2.4.7 Hubungan harmonis dengan keluarga Kedekatan dengan kedua orangtua merupakan hal yang berpengaruh dengan perilaku remaja. Remaja dapat berbagi dengan kedua orangtuanya tertang masalah keremajaan yang dialaminya. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling dini bagi seorang anak sebelum ia mendapatkan pendidikan di tempat lain. Remaja juga dapat memperoleh informasi yang benar dari kedua orangtua mereka tentang perilaku yang benar dan moral yang baik dalam menjalani kehidupan. Di dalam keluarga juga, remaja dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dan yang harus dihindari. Orang tua juga dapat memberikan informasi awal tentang menjaga kesehatan reproduksi bagi seorang remaja.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu