Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH STRATEGI KEBIDANAN KOMUNITAS

Oleh : Kelompok 5

Mira Eka Putri (1920332001)


Eka Darmayanti Putri Siregar (1920332009)
Delsy Nurrizma (1920332020)
Yulia Fauziah Amizuar (1920332021)
Wilfa Muslimah Sihaloho (1920332024)

Dosen Mata Kuliah : Erwani, S.K.M, M.Kes

PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN

PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam menyusun makalah ini

kami mendapat sumber dari berbagai sumber buku.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami ibu

Erwani SKM, M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan juga arahan kepada

kami dalam pembuatan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah yang kami

buat ini dapat berguna bagi semua orang dan dapat dijadikan sebagai penambah

ilmu pengetahuan kita, baik anda yang membacanya maupun kami yang

membuatnya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum sempurna dan

masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini

Padang, September 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3


2.1 Strategi Pelayanan Kebidanan Di Komunitas................................................ 3
2.1.1 Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat ................................... 3
2.1.2 Komunikasi yang baik................................................................................... 6
2.1.3 Pemberdayaan Masyarakat............................................................................ 7
2.2 Strategi Dalam Pendekatan Promosi Kesehatan ............................................ 7
2.2.1 Strategi Global ............................................................................................... 8
2.2.2 Strategi Ottawa Charter ............................................................................... 10
2.2.3 Strategi Pendekatan Medis .......................................................................... 12
2.2.4 Strategi Pendekatan Berpusat pada Klien ................................................... 12
2.2.5 Strategi Perubahan Perilaku ........................................................................ 13
2.2.6 Strategi Edukasi .......................................................................................... 13
2.2.7 Strategi Perubahan Sosial........................................................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15


3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 15
3.2 Saran ............................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap petugas kesehatan yang bekerja di komunitas perlu memahami

keadaan masyarakat yang dilayaninya. Baik budaya dan tradisi setempat sangat

menentukan cara pendekatan yang harus ditempuh. Pendekatan yang akan

digunakan oleh bidan komunis harus memperhatikan strategi pelayanan

kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan serta aspek perlindungan hukum bagi

bidan di Komunitas.

Pelayanan kebidanan ditujukan pada kesehatan ibu dan anak, baik kesehatan

fisik maupun psikologisnya. Ibu dan anak ini berada didalam suatu keluarga yang

ada di dalam suatu masyarakat. Bidan sebagai pelaksana utama yang memberikan

pelayanan kebidanan, diharapkan mampu memberikan pelayanan yang bermutu

dan terjangkau oleh masyarakat.

Bidan yang tinggal dalam suatu masyarakat harus memberikan pelayanan

yang tidak hanya memandang ibu dan anak sebagai individu tetapi juga

mempertimbangkan faktor lingkungan. Lingkungan ini dapat berupa social,

politik, dan keadaan ekonomi. Terlihat jelas bahwa kebidanan komunitas sangat

diperlukan, agar bidan dapat mengenal kehidupan sosial dari ibu dan anak yang

dapat mempengaruhi status kesehatannya.

1
Kematian pada ibu kebanyakan terjadi pada keluarga dengan sosial budaya,

ekonomi, pendidikan yang rendah, dan keluarga tidak mampu. Diperburuk

dengan kendala akses rujukan pada ibu-ibu yang tinggal di desa terpencil, di

pulau–pulau/pegunungan/dekat sungai besar dengan rawan banjir. Oleh karena

itu, pola pelayanan kesehatan ibu yang relevan dengan kondisi geografis, status

keluarga, tingkat pendidikan, dan budaya masyarakat sangat dibutuhkan. Bidan

sebagai pendamping perempuan, diharapkan mampu memberikan pelayanan

bersifat individual maupun kelompok dengan menggunakan strategi untuk

mengatasi kendala terkait sosial budaya, kemiskinan, fasilitas kesehatan, dan

lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah defenisi strategi kebidanan komunitas ?

2. Apa saja pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat?

3. Bagaimana strategi pelayanan kebidanan di komunitas?

4. Bagaimana strategi dalam pendekatan kebidanan di komunitas?

5. Apa saja langkah-langkah strategi kebidanan komunitas?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui defenisi strategi kebidanan komunitas

2. Mengetahui pendekatan edukatif dalam kebidanan komunitas

3. Mengetahui strategi pelayanan kebidanan komunitas

4. Mengetahui langkah-langkah startegi kebidanan di komunitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Strategi Pelayanan Kebidanan Di Komunitas

2.1.1 Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat

Pendekatan edukatif adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan

secara sistematis terencana dan terarah dengan partisipasi aktif dari individu

kelompok maupun masyarakat umum, untuk memecahkan masalah yang

dirasakan oleh masyarakat dengan mempertimbangkan faktor–faktor sosial

ekonomi dan budaya. Tujuan pendekatan edukatif adalah :

a. Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat

b. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat memecahkan

masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong.

Langkah-langkah pendekatan edukatif

1. Pendekatan pada tokoh masyarakat.

a. Nonformal untuk penjagaan lahan

b. Formal dengan surat resmi

c. Tatap muka antara provider dengan tokoh masyarakat.

d. Kunjungan rumah untuk menjelaskan maksud dan tujuan

pengumpulan data.

3
e. Pertemuan provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu

kebijakan alternatif pemecahan masalah dalam rangka perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

f. Menjalin hubungan sosial yang baik dengan menghadiri upacara-

upacara agama, perkawinan, kematian dsb.

2. Pendekatan kepada provider.

Diadakan pada waktu pertemuan tingkat kecamatan, tingkat

desa/kelurahan, tingkat dusun/lingkungan.

3. Pengumpulan data primer dan sekunder.

Data umum, data teknis sesuai dengan kepentingan masing-masing

sektor, data perilaku sesuai dengan masalah yang ada, data khusus hasil

pengamatan, data orang lain (Nurmala, dkk,. 2018).

4. Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan

prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat

untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas

sumber–sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara

gotong royong. Terdiri dari 3 jenis pendekatan :

4
a. Specifict Content Approach

Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah

melalui proposal program kepada instansi yang berwenang. Contoh :

pengasapan pada kasus DBD

b. General Content Objektive Approach

Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam

bidang kesehatan dalam wadah tertentu. Contoh : posyandu meliputi KIA,

imunisasi, gizi, KIE dsb.

c. Process Objective Approach

Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang

dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian

dikembangkan sendiri sesuai kemampuan. Contoh : kader (Bustami,

2017)

Menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di

masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap

masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan

menguasai lingkungan fisiknya. Langkah – langkah:

a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan

dimanfaatkan

b. Tingkatkan mutu potensi yang ada

c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.

d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

5
Prinsip-prinsip dalam mengembangkan masyarakat:

a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.

b. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.

c. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan

dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya.

d. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi

sebagai katalisator untuk mempercepat proses.

Bentuk bentuk program masyarakat

a. Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi

dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral.

b. Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan

pada salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara

khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas

program.

c. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk

usaha–usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan

dengan kebutuhan wilayah tersebut (Syafrudin & Hamidah, 2007)

2.1.2 Komunikasi yang baik

Beberapa hal yang perlu diperhatikan bidan dalam berkomunikasi kepada

masyarakat :

a. Jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak banyak menyela.

6
b. Jangan meneruskan kalimat mereka atau mangantisipasi apa yang

sedang mereka bicarakan.

c. Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas.

d. Lebih baik membicarakan sesuatu secara tatap muka dari pada

membicarakan sesuatu secara tertulis. (Bustami, 2017)

2.1.3 Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari paradigma pembangunan

yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia

di lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual (sumber daya manusia),

aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial.

Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku

Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) merupakan sebuah buku yang dirancang

oleh Kemenkes RI sebagai media pencatatan dan pendidikan kesehatan ibu, buku

ini sangat banyak membantu para ibu dan juga mengingat hal-hal penting apa saja

yang perlu dipersiapkan sejak hamil, melahirkan dan merawat bayi. Buku KIA

berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan nifas) dan anak (BBL, bayi, dan

anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu

dan anak (Wahyuni, 2016).

2.2 Strategi Dalam Pendekatan Promosi Kesehatan

Strategi pelayanan kebidanan di komunitas tak terlepas dari pentingnya

pelaksanaan promosi kesehatan. Individu/anggota masyarakat yang memiliki

7
potensi besar untuk mengubah sistem nilai dan norma, adalah mereka yang

disebut sebagai pemuka masyarakat atau tokoh masyarkaat formal maupun

informal. Menyadari fakta tersebut, promosi kesehatan dapat dijadikan sebagai

salah satu strategi dalam pelayanan kebidanan di komunitas dan diharapkan dapat

dilaksanakan secara komprehensif, khususnya untuk menciptakan perilaku baru

tentang kesehatan termasuk pelayanan kebidanan yang ada di masyarakat. Strategi

merupakan upaya mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan atau pendidikan

kesehatan dengan upaya strategis agar tercapai secara efektif dan efisien. Untuk

memperlancar pencapaian tujuan promosi kesehatan berikut ini beberapa

pendekatan strategi yang dapat dilakukan (Nurmala, dkk,. 2018)

2.2.1 Strategi Global

Penerapan strategi global promosi kesehatan dari WHO (1984) dikenall

dengan strategi ABG (Advokasi Kesehatan, Bina suasana, Gerakan masyarakat).

a. Adokasi

Upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan

komitmen dan dukungan dari pihak yang terkait (steakholders). Advokasi

diarahkan untuk mendapat dukungan berupa kebijakan (misalnya dalam

bentuk peraturan perundang – undangan. Steakholders yang dimaksud

dapat berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai

penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah, juga

dapat berupa tokoh- tokoh masyarakat informal, seperti tokoh agama,

tokoh adat yang umumnya penentu keijakan di bidangnya.

8
Sasaran utama advokasi adalah para penentu kebijakan (policy maker)

dan para pembuat keputusan (decision maker) pada masing – masing

tingkat administrasi pemerintah, dengan maksud agar mereka menyadari

pentingnya bahwa kesehatan adalah aset sosial, politik, ekonomi dan

sebagainya.

b. Bina Suana/dukungan sosial

Upaya menciptakan opini/lingkungan sosial yang mendorong indvidu

dalam masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.

Ada tiga pendekatan dalam bina suasana

1) Bina suasana indivdu ditujukan kepada tokoh masyarakat,

bersedia untuk mempraktikkan perilaku yang sedang

diperkenalkan. Contoh tentang bahaya merokok, maka tokoh

masyarakat tersebut berperilaku tidak merokok.

2) Bina suasana kelompok. Ditujukan kepada kelompok masyarakat,

seperti pengurus RT, RW, majelis pengajian, perkumpulan seni,

organisasi profesi, organisasi siswa/ mahasiswa, dan organisasi

pemuda. Pendekatan ini dapat dilakukan bersamasama dengan

pemuka atau tokoh masyarakat yang peduli dengan kesehatan

masayarakat, sehingga diharapkan kelompok tersebut mendjai

peduli dan bersedia mendukung perilaku yang sedang

diinformasikan serta selanjutnya diharapkan mau melaksanakan

dalam kehidupan sehari – hari.

9
3) Bina suasana masyarakat umum. Ini dilakukan oleh masayarakat

umum dengan membina dan memanfaatkan media komunikasi,

seperti radio, televisi, koran, majalah, dan situs internet sehingga

tercipta pendapat yang bermacam-macam. Dengan pendekatan ini

diharapkan media massa tersebut dapat menjadi peduli dan

mendukung perilaku yang sedang diperkenalkan. Media tersebut

bersedia menjadi mitra dalam rangka menyebarkluaskan

informasi tentang (opini publik) yang positif tentang perilaku

tersebut sehingga akhirnya sasaran mau melaksanakan yang

sedang diperkenalkan.

c. Gerakan Masyarakat: Pemberdayaan (empowerment) masyarakat

Proses pemberian informasi secara terus menerus dan bersinambung

mengikuti perkembangan sasaran. Proses membantu sasaran tersebut

berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari

tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu

melaksanakan perilaku yang diperintahkan (aspek practice). Sasaran utama

dari pemberdayaan adalah individu, keluarga serta kelompok masyarakat

(Nurmala, dkk,. 2018)

2.2.2 Strategi Ottawa Charter

Merupakan pendekatan promosi kesehatan yang terdiri dari 5 strategi

sebagai berikut.

10
a. Kebijakan berwawasan kesehatan (health public policy), merupakan

kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu

kebijakan sehingga dikeluarkan atau dikembangkan kebijakan

berwawasan kesehatan. Dengan strategi ini, diharapkan setiap

kebijakan di bidang kesehatan harus mempertimbangkan dampak

kesehatan bagi masayarakat. Misalnya, dalam pendirian industri harus

diawalai dengan amdal (analisis dampak lingkungan), untuk

mengetahui sejauh mana lingkungan akan tercemar oleh limbah pabrik

maupun dampak keseharan lainnya terhadap kesehatan masyarakat.

b. Lingkungan yang mendukung pelayanan (supportive enviroment).

Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang

mendukung. Kegiatan ditujukan kepada pimpinan organisasi

masyarakat, dan pengelola tempat umum. Dengan strategi ini,

diharapkan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik dapat

meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masayarakat.

c. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service).

Penyeleggaran pelaynanan kesehatna merupakan tanggung jawab

bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak

penerima pelayanan (konsumen).

d. Keterampilan Individu (personal Skill). Strategi promosi kesehatan

yang ditekankan adalah meningkatkan keterampilan individu setiap

anggota masayarkat, dengan harapan tiap indvidu dapat meningkatkan

11
dan mampu memelihara kesehatannya, mengenal penyakit dan

penyebab serta mampu mencegah penyakit.

e. Gerakan masyarakat (communty action). Strategi promosi kesehatan

yang dilakukan adalah dengan menggerakan masyarakat melalui

kegiatan maysarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan

mereka sendiri (Wahyuni, 2016).

2.2.3 Strategi Pendekatan Medis

Pendekatan ini melibatkan pendekatan intervensi petugas kesehatan untuk

mencegah atau meringankan kesakitan, salah satunya dengan metode persuasif

(misalnya pelaksanaan kelas ibu hamil, memberi tahu orang tua agar membawa

anaknya ke posyandu untuk melaksanakanan imunisasi, pemanfaatan alat

kontrasepsi pada PUS).

2.2.4 Strategi Pendekatan Berpusat pada Klien

Pendekatan ini bertujuan menjalin kerjasama dengan klien agar dapat

membantu mengidentifikasi yang ingin diketahui dan dilakukan oleh klien, serta

membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai kepetingan dan nilai

mereka. Pemberdayaan diri sendiri klien menjadi tujuan utama pendekatan ini.

Klien dihargai sebagai individu yang mempunyaipengetahuan, keterampilan,

kemampuan berkontribusi, dan memiliki hak absolut untuk

mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri.

12
2.2.5 Strategi Perubahan Perilaku

Pendekatan perubahan perilaku bertujuan mengubah sikap dan perilaku

individual masyarakat sehingga mereka dapat mengadopsi gaya hidup sehat.

Misalnya mendorong orang untuk berolahraga teratur, memelihara kesehatan gigi,

mendorong ibu hamil untuk ikut kelas ibu hamil, PUS untuk ber KB,dan

sebagainya.

2.2.6 Strategi Edukasi

Pendekatan ini menyajikan informasi mengenai kesehatan, membantu

individu menggali nilai dan sikap, dan menbuat keputusan mereka sendiri.

Program pendidikan sekolah, misalnya dampak dari pergaulan bebas pada siswa

SPM dan SMA, akan membuat siswa mendapat pengetahuan dan akan lebih

hati-hati dalam pergaulan. Nilai – nilai pendidikan kesehatan dapat dikatakan pula

sebagai bentuk rekayasa perilaku untuk hidup sehat.

2.2.7 Strategi Perubahan Sosial

Tujuan pendekatan ini adalah melakukan perubahan pada lingkungan fisik,

sosial dan ekonomi dalam upaya lebih mendukung untuk menjadi sehat.

Pendekatan ini pada prinsipnya mengubah masyarakat bukan perilaku setiap

individu. Individu yang menerapkan pendekatan ini memberikan nilai penting

bagi hak demokrasi mereka dalam mengubah masayarkat, memiliki komitmen

pada penempatakan kesehatan dalam agneda politik di berbagai tingkatan, dan

13
menekan pentingnya pembentukan lingkungan yang sehat dari pembentukan

kehidupan sehari – hari individu yang tinggal di tempat itu. (Wahyuni, 2016)

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup

masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, dan

sosial budaya Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat

sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan

dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat

terhadap kemampuan yang mereka miliki.

Strategi pelayanan kebidanan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah

yang ditemukan di komunitas berupa pendekatan edukatif dalam peran serta

masyarakat, pelayanan yang berorentasi pada kebutuhan masyarakat, menjalin

komunikasi yang baik, dan menggunakan/memanfaatkan fasilitas dan potensi

yang ada di masyarakat.

3.2 Saran
Mari kita gali dan ciptakan kembali beberapa inovasi dan kreatifitas dalam

menggagas beberapa strategi pelayanan kebidanan guna terciptanya pelayanaan

kebidanan berkualitas dan komunitas yang sehat .

15
DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Lusiana, dkk. 2017. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Padang: Erka
CV. Rumahkayu Pustaka Utama

Nurmala, Ira, dkk,. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Pusat Penerbitan


dan Percetakan Universitas Airlangga (AUP).

Syafrudin dan Hamidah. 2007. Kebidanan Komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran.


EGC

Wahyuni, Elly Dwi 2016. Bahan Ajar Kebidanan Asuhan Kebidanan Komunitas.
Jakarta: Kemenkes

16

Anda mungkin juga menyukai