Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS

Untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Komunitas

Dosen Pengampuh: Nia Clarasari Mahalia Putri.,SST.,M.Keb

Kelompok 4

anggota

1. Salsa Billa Romadhona (PO7124321002) 5. Detia Fitri Wulandari (PO7124321016)

2. Desi Budiarti (PO7124321006) 6. Bela Sabrina (PO7124321019)

3. Putri Regina Prayoga (PO7124321008) 7. Asta Anugrah (PO7124321030)

4. Sindi Ayu Juanda (PO7124321013) 8. Weni Karunia Juliani (PO7124321031)

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI D3 KEBIDANAN MUARA ENIM

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Mata Asuhan Kebidanan Komunitas yang berjudul "Strategi Pelayanan
Kebidanan di Komunitas. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak
mengalami kesulitan dan hambatan, akan tetapi berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, penulis dapat nmenyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendekatan Edukatif ............................................................................ 5
B. Pelayanan yang Berorientasi pada Kebutuhan Masyarakat ................ 7
C. Menggunakan atau Memanfaatkan Fasilitas dan Potensi yang Ada di
Masyarakat ........................................................................................... 8
D. Skrining Dan Deteksi Dini Masyarakat .................................................. 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani


keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan
komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa
serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberikan
pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada dalam
masyarakat di wilayah tertentu.

Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita


yang berada di dalam keluarga dan masyarakat .Bidan
memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki
budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
,politik,sosial,budaya,dan lingkungan sekitarnya.

Setiap petugas kesehatan yang bekerja dimasyarakat perlu


memahami masyarakat yang di layaninya ,baik keadaan budaya
maupun tradisi setempat sangat menentukan pendekatan yang
di tempuh .Pendekata yang akan digunakan oleh bidan harus
memperhatikan strategi pelayanan kebidanan ,tugas dan
tanggung jawab bidan serta aspekperlindungan hukum bagi
bidan di komunitas

Karena itu,dalam makalah ini akan di paparkan mengenai


strategi pelayanan kebidanan komunitas yang terdiri atas tiga
yaitu : Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat,
Pelayanan Yang Berorentasi Pada Kebutuhan Masyarakat,dan
Menggunakan/Memanfaatkan Fasilitas dan Potensi Yang Ada di
Masyarakat.
B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk


lebih mengetahui tentang Strategi Pelayanan Kebidanan
Komunitas.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Edukatif

Dalam pendekatan ini ujung tombaknya adalah


gerakan peberdayaan, yang memiliki tiga mata tombak
disebut TRISULA, yaitu konseling, kunjungan rumah, dan
pengorganis asian masyarakat. Ketiga mata tombak ini
pada hakikatnya adalah upaya memfasilitasi proses
pemecahan masalah dalam diri sasaran/ klien.
Pemberdayaan itupun tidak dilakukan secara serta-
merta, melainkan secara berjenjang. Para petugas
kesehatan dan petugas lintas sektor terkait
memberdayakan pemuka-pemuka masyarakat, yang
disusul dengan gerakan para pemuka masyarakat untuk
memberdayakan unsur-unsur masyarakat (yaitu kader),
dan akhirnya para kader bergerak memberdayakan
seluruh msyarakat.
Pendekatan edukatif memerlukan kesabaran dan
ketangguhan dari para petugas (penggerak), karena
mereka harus mengawal proses secara berkelanjutan
hingga tercapainya kemandirian masyarakat. Dijajaran
kesehatan, penggerak awal adalah para petugas di Dinas
kesehatan Kabpaten/Kota, rumah sakit, serta puskesmas
dan jaringannya.
1. Definisi

a. Secara Umum

Rangkaian kegiatan yang di laksanakan secara sistemtis,


terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu,
kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk
memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat
dengan mempertimbangkan faktor social, ekonomi dan
budaya setempat.

b. Secara Khusus

Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam


memecahkan masalah yang dihadai masyarakat dengan
pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan

5
proses pemecahan masalah tersebut.

2. Tujuan Pendekatan Edukatif

a. Memecahan masalah yang dihadapi oleh


masyarakat yang merupakan masalah kebidanan
komunitas.

b. Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda


dengan memecahkan masalah yang di hadapi atas dasar
swadaya sebatas kemampuan.
3. Strategi Dasar Pendekatan Edukatif
a. Mengembangkan provider

Perlu adanya kesamaan presepsi dan sikap mental positif terhadap


pendekatan yang di tempuh serta sepakat untuk mensukseskan .

Langkah-langkah pengembangan provider

1) Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.

Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan


kebijakan nasional atau ragional. Bentuknya pertemuan perorangan,
dalam kelompok kecil, pernyataan beberapa pejabat yang
berpengaruh.

2) Pendekatan terhadap pelaksana dari sector diberbagai tingkat


administrasi sampai dengan tingkat desa.

Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi


dukungan dan merumuskan kebijakan serta pola pelaksanaan serta
makro. Bentuknya lokakarya, seminar, raker, musyawarah.

3) Pengumpulan data oleh oleh sector kecamatan/desa


Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan
petugas/provider. Macam data yang dikumpulkan data umum, data
khusus dan data perilaku.

b. Pengembangan masyarakat

Pengembangan masyarakat adalah penghimpunan masyarakat untuk


mampu dan mau mengatasi maslahnya sendiri secara swadaya sebatas
kemampuan. Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk
menentukan maslah, merencanakan alternative, melaksanakan dan
menilai usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan. Langkah-
langkahnya melipti pendekatan tingkat desa, survey mawas diri,
6
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan
pembinaan.

B. Pelayanan yang Berorientasi pada Kebutuhan


Masyarakat
Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan
tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan
keyakinan masyarakat sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri
maupun berasal dari luar secara gotong royong. Terdiri dari tiga asfek
penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat.

7
Terdiri dari 3 jenis pendekatan :

1. Specific Content Approach


Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui
proposal program kepada instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada DBD
2. General Content Objektive Approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang
kesehatan dalam wadah tertentu
Contoh : posyandu meiputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb.
3. Proses Objektive Apporoach
Yaitu pendeketan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan
masyarakat sebagai pengambilan prakarsa kemudian dikembangakan sendiri sesuai
kemampuan.
Contoh : kader

C. Menggunakan atau Memanfaatkan Fasilitas dan Potensi yang Adadi


Masyarakat

Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan oleh rendahnya status


social ekonomi yang diakibatkan ketidak tahuan dan ketidak mampuan
memelihara diri sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung terus akan
berdampak pada status kesehatan keluarga dan masyarakat juga
produktifitasnya.

1. Definisi

a. Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,


membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan
menguasai fisiknya.

b. Pengembangan manusia yang tujuannya adalah mengembangakan


potensi dan kemampuan manusia dalam mengontrol lingkungannya

2. Langkah-langkah

a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat


dikembangkan dan dimanfaatkan.

b. Tingkatkan potensi yang ada.

c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada

d. Tingakatkan kesejahtraan masyarakat secara keseluruhan

8
3. Prinsip-prinsip dalam mengembangkan masyarakat

a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat

b. Program disesuaikan denagan kemampuan masyarakat

c. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada pembimbing, pengarahan dan


dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya

d. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai


katasilator untuk mempercepat proses.

4. Bentuk-bentuk program masyarakat

a. Program inisiatif yaitu pengembangan masyarakat melaui koordinasi


dengan dinasterkait/ kerjasama lintas sector.

b. Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan


pada salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara
khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas
program

c. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha-


usaha terbatas di wilayah tertentun dan program disesuaikan denga
kebutuhan wilayah tersebut.

D. Skrining Dan Deteksi Dini Masyarakat


Deteksi Dini (Screening) Penyakit Tidak Menular (PTM) Pegawai Badan
Kepegawaian Daerah DIY. Salah satu program nasional dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat adalah pencanangan program GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat). GERMAS merupakan suatu tindakan yang sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup. GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus
pada tiga kegiatan, yaitu:
1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari;
2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan
3) Memeriksakan kesehatan secara rutin.

Oleh karena itu dalam rangka mendukung GERMAS untuk meningkatkan


kualitas hidup, Posbindu Narapraja Badan Kepegawaian Daerah DIY
menyelenggarakan Deteksi Dini atau Screening Kesehatan bekerjasama
dengan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekes Kemenkes)
Yogyakarta. Screening dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Juni 2019

9
bertempat di Loby Gedung Arsip Badan Kepegawaian Daerah DIY. Kegiatan
seperti ini sudah menjadi agenda rutin yang dilaksanakan Posbindu Narapraja
BKD DIY, minimal 2 kali dalam satu tahun.
Target peserta screening sebanyak 90 orang terdiri dari PNS/Non PNS,
Pegawai Penjaga Keamanan (Satpam) dan Pegawai Cleaning Service serta
Pegawai Pemeliharaan Taman. Dari target tersebut yang dapat mengikuti
sebanyak 70 orang karena beberapa PNS/Pegawai sedang menjalankan tugas
dinas yang tidak bisa ditinggalkan.
Screening/Tes Kesehatan meliputi Timbang Berat Badan, Ukur Tinggi
Badan, Ukur Lingkar Perut, Ukur Tekanan Darah, Perhitungan IMT, Ukur
Kolesterol dan Ukur Gula darah. Selain itu juga dilakukan survey kesehatan
yaitu dengan mengisi kuesioner sebanyak 4 halaman.
Dalam sesi wawancara yang dilakukan oleh Ketua Tim dari Poltekes
Kemenkes Yogyakarta yaitu Ibu Dr. Tri Siswati, S.K.M., M.Kes., Bapak Drs. Eko
Nuryanta mewakili Kepala Badan Kepegawaian Daerah DIY menyampaikan
ucapan terimakasih atas terjalinnya kerjasama antara Posbindu Narapraja BKD
DIY dengan Poltekes Kemenkes, sehingga pegawai BKD DIY berkesempatan
untuk mengetahui derajat kesehatannya dalam rangka pencegahan penyakit
tidak menular. Ibu Dr. Tri Siswati, S.K.M., M.Kes. menyampaikan agar pola
hidup sehat dibiasakan baik di lingkungan rumah maupun lingkungan kantor.
Untuk lingkungan kantor antara lain agar dalam penyelenggaraan rapat-rapat
dibiasakan menghidangkan buah-buahan.
Disampaikan juga dalam sesi konseling kepada peserta tes, bahwa kita
harus berupaya mencegah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain
hipertensi, stroke, Jantung, Diabetes Melitus (DM), Kanker dalam lain-lain
yaitu dengan
(1) tidak merokok;
(2) batasi konsumsi gula, garam dan lemak berlebihan;
(3) rajin aktifitas fisik
(4) rajin konsumsi buah dan sayur dan
(5) cek kesehatan secara teratur.

Data hasil Screening Kesehatan ini selanjutnya akan diolah dan dianalisa
kemudian akan disampaikan hasilnya sebagai feedback terhadap hasil
screening tersebut. Dengan demikian ke depan dapat dijadikan bahan acuan
untuk mengambil keputusan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan dalam
rangka mencegah terjangkitnya PTM berdasar indikasi hasil screening.
Skrining faktor resiko penyakit tidak menular adalah salah satu upaya
kesehatan masyarakat yang berorientasi pada upaya promotif dan preventif
dalam mengendalikan penyakit tidak menular. Faktor resiko PTM antara lain
kurang aktivitas fisik, diet yang tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol,

10
obesitas, hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi, hipertensi,
hiperkolesterol.
Oleh karena itu skrining dilaksanakan untuk mengetahui sedini
mungkin,apabila ada siswa yang terkena penyakit sehingga dapat dilakukan
pencegahan dan penanganan segera. Skrining meliputi kegiatan timbang berat
badan, ukur tinggi badan, ukur lingkar perut, ukur tekanan darah, perhitungan
IMT (Indeks Massa Tubuh), ukur kolesterol dan ukur gula darah.

11
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup


masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial
budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat
sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan
dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat
terhadap kemampuan yang mereka miliki.
DEFINISI
1. Secara umum Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis,
terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat
secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat
dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat.
2. Secara khusus Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan pokok penekanan
pada hal hal berikut:
- Pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah
- Pengembangan provider merupakan bagian dari proses perkembangn
masyarakat secara keseluruhan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://bkd.jogjaprov.go.id/informasi-publik/berita/deteksi-dini-screening-
penyakit-tidak-menular-ptm-pegawai-badan-kepegawaian-daerah-diy

https://id.scribd.com/doc/216292957/Strategi-Pelayanan-Kebidanan-Komunitas

13
SOAL
1. Salah satu strategi pelayanan kebidanan komunitas adalah.....
a. Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat
b. Jangan terlalu banyak bicara
c. Meningkatkan mutu potensi yang ada
d. Pembinaan dukun
e. Pembinaan kader

2. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah


dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan
untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat definisi dari....
a. Pendekatan edukatif
b. Komunitas
c. Pengembangan masyarakat
d. Peran masyarakat
e. Program kesehatan

3. Pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah, melalui


proposal program kepada instansi yang berwenang disebut jenis pendekatan....
a. Proses objective approach
b. General content objective
c. Specifict content approach
d. Content objective approach
e. General proses specifict

4. Tenaga kesehatan yang bekerja di Poskesdes memberikan upaya pemberdayaan


masyarakat, pelayanan kesehatan dasar serta melakukan pengamatan,
pencatatan dan pelaporan masalah serta faktor-faktor yang beresiko pada gizi
dan ibu hamil di desa setempat. Apakah tujuan dari pernyataan di atas yang
sesuai ?
a. Tujuan untuk kesehatan masyarakat
b. Tujuan umum poskesdes
c. Tujuan dari ruang lingkup dari poskesdes itu sendiri
d. Tujuan khusus poskesdes

5. Kapan kah poskesdes melakukan pelayanan penyelenggaraan kesehatan umum


yang di berikan dokter, bidan, perawat dan tenaga medis lainya ?
a. Senin s/d kamis dari jam 08.00 - 13.00 Wib
b. Senin,rabu dan jumat jam 08.00-12.00 Wib

14
c. Waktu tidak terbatas
d. Waktu Penyelenggaraan setiap hari

6. Dengan di adakan Poskesdes bidan E melakukan pelayanan di desa curug bogor


bertujuan terwujudnya masyarakat yang peduli tentang kesehatan, tanggap,
dan mampu mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan
yang di hadapi. Apakah arti dari pertanyaan di atas ?
a. Tujuan untuk menciptakan masyarakat yang paham tentang kesehatan
b. Tujuan untuk memahami pentingnya Kesehatan
c. Tujuan umum
d. Tujuan untuk mensejahterakan masyarakat desa

7. Hal yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi kepada


masyarakat adalah sebagai berikut, kecuali....
a. Jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak menyela
b. Jangan meneruskan kalimat mereka/mengantisipasi apa yang sedang
mereka ucapkan
c. Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas
d. Lebih baik membicarakan sesuatu dengna cara tatp muka, daripada
berkomunikasi tertulis
e. Bicara terus menerus dan tidak membiarkan klien berbicara dengan
tenang.

8. Yang termasuk tugas tambahan bidan di komunitas adalah berikut ini, kecuali...
a. Upaya perbaikan kesehatan lingkungan
b. Mengelola dan memberikan obat-obatan sederhana sesuai dengan
kewenangannya
c. Survailance penyakit yang timbul di masyarakat
d. Melakukan bimbingan.
e. Menggunakan tehnologi tepat guna kebidanan

9. Dibawah ini merupakan ruang lingkup pelayanan bidan di komunitas...


a. Promotif, prefentif, diagnosis dini dan pertolongan tepat guna,
meminimalkan kecacatan, rehabilitasi, kemitraan.
b. diagnosis dini dan pertolongan tepat guna, prefentif, kelompok masyarakat
c. rehabilitasi, kemitraan, kelompok masyarakat
d. organisasi masyarakat dan tokoh masyarakat
e. semua salah

15
10.Salah satu penggunaan data surveilans yaitu
a. Mengakses status kesehatan masyarakat berdasarkan data kualitatif
b. Mengakses status kesehatan masyarakat berdasarkan data kuantitatif
c. Memberi perkiraan besarnya masalah kesehatan secara kualitatif
d. Memberi perkiraan besarnya masalah kesehatan secara kuantitati
e. Melakukan pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif

11. Surveilans kesehatan masyarakat merupakan kegiatan pengumpulan, analisis,


interpretasi data secara terus menerus dan sistematis yang kemudian
didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab
dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Surveilans
memantau secara terus-menerus hal di bawah ini. kecuali...
a. Kejadian dan kecenderungan penyakit
b. Spesifik pada penyakit
c. Beberapa faktor penyebab penyakit
d. Mendeteksi dan memprediksi KLB
e. BSSD

12. Data surveilans dapat digunakan dalam perencanaan penelitian. Penggunaan


data surveilans ini yaitu pada....
a. Perencanaan
b. Evaluasi kontrol dan cara pencegahan
c. Deteksi perubahan pada praktek Kesehatan
d. Uji Hipotesis
e. Monitoring dan evaluasi

13. Salah satu kegunaan ilmu Antropologi dalam ilmu-ilmu kesehatan yaitu..
a. Kemauan keras yang didemonstaskan oleh seseorang dalam menerapkan
usahanya kepada tugas-tugas pekerjaannya
b. Suatu dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu
c. Suatu proses tertentu seseorang dengan melalui pendayagunaan pemikiran
d. Memegang peranan penting dalam prilaku manusia
e. Memberikan suatu cara yang jelas dalam memandang masyarakat secara
keseluruhan maupun para anggota individual mereka

14.Menurut H RayElling. (1970), ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh


pada perilaku kesehatan Yaitu...

16
a. Self concept dan image kelompok
b. Image dan kelompok
c. Self dan concept
d. Concept dan image
e. Self dan kelompok

15.Yang dimaksud dengan perilaku kesehatan di bawah ini adalah..


a. Respons seseorang terhadap stimulus atau objek yg berkaitan Penyakit,
Faktor yg mempengaruhi Kesehatan Sehat - Sakit,
b. Respons yg timbul & berkembang kemudian dikun oleh stimuli yg lain
c. Respon yang ditimbulkan oleh stimulus (elicting stimuli )
d. Stimulius, organisme, respons tertutup
e. Respon Tertutup

16.Masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri


sesuai kemampuan disebut jenis pendekatan ...
a. Proses objective approach
b. General content objective
c. Specict content approach
d. Content objective approache
e. General proses specifict.

17. Contoh dari jenis pendekatan Proses Objective Approach adalah ...
a. Kader
b. Dukun terlah
c. Puskesmas
d. Pengasapan pada kasus DBDe.
e. Posyandu

18.Bentuk-bentuk program masyarakat diantaranya..


a. Program intensif, objective dan general
b. Program adaptif, proyek dan objective
c. Program intensif, proyek dan proses
d. Program proses, general dan objektif
e. Program intensif, program adapf dan program proyek

19.Contoh dari bentuk program proyek adalah ...


a. Posyandu
b. Kader

17
c. Donor darah
d. Polindes
e. Desa wisma

20.Pengembangan masyarakat dengan bentuk usaha-usaha terbatas di wilayah


tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut adalah
pengertian dari bentuk program ...
a. Program intensif
b. Program proyek
c. Program objective
d. Program adaptif
e. Program approach

21. Contoh dari bentuk program intensif adalah ...


a. Posyandu
b. Kader
c. Donor darah
d. Tabulin
e. Desa wisma

22. Hal yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi kepada
masyarakat adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak menyela
b. Jangan meneruskan kalimat mereka/mengantisipasi apa yang sedang
mereka ucapkan
c. Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas
d. Lebih baik membicarakan sesuatu dengna cara tatp muka, daripada
berkomunikasi secara tertulis
e. Bicara terus menerus dan tidak membiarkan klien berbicara dengan
tenang

23. Yang termasuk tugas tambahan bidan di komunitas adalah berikut ini,
kecuali...
a. Upaya perbaikan kesehatan lingkungan
b. Mengelola dan memberikan obat-obatan sederhana sesuai dengan
kewenangannya
c. Survailance penyakit yang timbul di masyarakat
d. Melakukan bimbingan.
e. Menggunakan tehnologi tepat guna kebidanan

18
24. Dibawah ini merupakan ruang lingkup pelayanan bidan di komunitas...
a. Promotif, prefentif, diagnosis dini dan pertolongan tepat guna,
meminimalkan kecacatan, rehabilitasi, kemitraan.
b. diagnosis dini dan pertolongan tepat guna, prefentif, kelompok
masyarakat
c. rehabilitasi, kemitraan, kelompok masyarakat
d. organisasi masyarakat dan tokoh masyarakat
e. semua salah

19

Anda mungkin juga menyukai