Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Aplikasi PPM dalam Bidang Kesehatan

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 6:

1. Ghea Lestari

2. Narawatul Haida

3. Rahayu Maisantia

4. Sartika Fitri

5. Zafira Nurul Fiza

6. Yoga Bambang Putra

Dosen Pembimbing : Oktariyani Dasril,M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

TH 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, dan
anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul “Aplikasi PPM dalam Bidang
Kesehatan” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat (PPM). Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses
penyusunan makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait,
baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada
kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing
kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami membutuhkan
kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang. Akhir kata, besar harapan
kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 17 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3

2.1 Pengorganisasian Masyarakat.................................................................................................3


2.2 Pengembangan Masyarakat....................................................................................................6
2.3 Petugas PPM...........................................................................................................................8
2.4 Model-Model PPM.................................................................................................................9
2.5 Kader Desa............................................................................................................................10
2.6 Permasalahan dan Fungsi PPM dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat.....................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang, oleh sebab itu kesehatan, baik individu,
kelompok maupun masyarakat merupakan asset yang harus di jaga, dilindungi bahkan harus
ditingkatkan.

Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or


comunity development (COCD) merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan
atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang
tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.Sebagai suatu
kegiatan kolektif, PPM melibatkan beberapa aktor, seperti pekerja sosial, masyarakat setempat,
lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan,
pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program atau proyek tersebut. Pengembangan
masyarakat secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau
masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan
pengorganisasian masyarakat.

Dari devinisi tersebut terlihat ada 3 tujuan utama dalam pengembangan masyarakat, yaitu
pengembangan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat dan mengorganisir
masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali seperti
kemampuan untuk berusaha, mencari informasi, bertani dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan
atau permasalahan yang sedang dihadapi oleh individu/masyarakat.

Perilaku yang yang perlu di ubah adalah perilaku yang tentunya merugikan individu atau
msyarakat itu sendiri yang akan menghambat peningkatan kesejahteraannya. Contoh yang yang
sering kita temui dalam seperti ibu hamil tidak boleh makan telur, anak tidak perlu sekolah,
membicarakan rencana pembangunan desa hanya kaum laki-laki saja, dan lain sebagainya.

Pengorganisasian masyarakat dapat dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling
mengatur dalam mengelolah kegiatan atau program yang mereka kembangkan, disini masyarakat
dapat membentuk panitia kerja, melakukan pembagian tugas, saling mengawasi, merencanakan

1
kegiatan dan lain-lain. Lembaga-lembaga yang ada sebaiknya perlu dilibatkan karena lembaga
inilah yang sudah mapan, tinggal meningkatkan kemampuannya saja.

1.2 Rumusan Masalah.


1. Menjelaskan Tentang Pengorganisasian Masyarakat.
2. Menjelaskan Tentang Pengembangan Masyarakat
3. Menjelaskan Tentang Petugas PPM.
4. Menjelaskan Tentang Model-Model PPM.
5. Menjelaskan Tentang Kader Desa.
6. Menjelaskan Tentang Permasalahan dan Fungsi PPM dalam Pembangunan Kesehatan
Masyarakat.
1.3 Tujuan.
1. Untuk Mengetahui Tentang Pengorganisasian Masyarakat.
2. Untuk Mengetahui Tentang Pengembangan Masyarakat
3. Untuk Mengetahui Tentang Petugas PPM.
4. Untuk Mengetahui Tentang Model-Model PPM.
5. Untuk Mengetahui Tentang Kader Desa.
6. Untuk Mengetahui Tentang Permasalahan dan Fungsi PPM dalam Pembangunan
Kesehatan Masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengorganisasian Masyarakat.

Pengorganisasian masyarakat adalah konsep yang sudah dikenal dan dipakai oleh para
pekerja sosial di Amerika pada akhir tahun 1800, sebagai upaya koordinatif memberikan
pelayanan kepada imigrasi, kelompok miskin yang baru datang (Garvin dan Cox). Dalam
pengorganisasian terkandung tiga aspek penting yaitu:

1. Proses.

Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak Dalam proses
ditemukan unsur-unsur kesukarelaa. Kesukarelaan timbul karena keinginan untuk memenuhi
kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya. Kesukarelaan
juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan kelompok atau
masyarakat. Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan
pada segelintir orang yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk
mengatasinya.

2. Masyarakat.
Masyarakat dapat diartikan sebagai :
a. Kelompok yang mempunyai batas-batas geografis: Desa, kelurahan, kecamatan, dst.
b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang
lebih besar.
c. Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang
lebih besar.
d. Kelompok yang secara bersama-sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi
kebutuhannya.

3. Berfungsinya Masyarakat.
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :

3
a. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk membentuk
kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat.
b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat.
c. Melakukan upaya penyebaran rencana atau kampanye untuk mensukseskan rencana
tersebut.

Menurut “Adi Sasongko (1978)”, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam


Pengorganisasian Masyarakat adalah :

1. Persiapan Sosial.
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak berpartisipasi atau peran serta
masyarakat sejak awal kegiatan, sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan
hingga pengembangan program kesehatan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam
persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan-persiapan yang harus dilakukan
baik aspek teknis, administratif dan program-program kesehatan yang akan dilakukan.
a. Tahap Pengenalan Masyarakat.
Dalam tahap awal ini kita harus datang ketengah-tengah masyarakat dengan hati
yang terbuka dan kemauan untuk mengenal sebagaimana adanya, tanpa disertai
prasangka buruk sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
b. Tahap Pengenalan Masalah.
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah-
masalah yang memang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat.
c. Tahap Penyadaran Masyarakat.
Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka tentang tahu dan
mengerti masalah-masalah kesehatan yang mereka hadapi sehingga dapat berpartisipasi
dalam penanggulangannya serta tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan
kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan
kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik,

4
untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka menyadarkan masyarakat
:
a. Lokakarya Mini Kesehatan.
b. Musyawarah Masyarakat Desa. (MMD).
c. Rembuk Desa.
2. Pelaksanaan.
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam lokakarya mini, maka
langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan
kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :
a. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
b. Libatkan masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah.
c. Kegaitan agar disesuaikan dengan kemampuan, waktu, sumber daya yang tersedia di
masyarakat.
d. Tumbuhkan rasa percaya diiri masyarakat bahwa mereka mempunyai ke mampuan
dalam penanggulagan masyarakat.
3. Evaluasi.
Penilaian dapat dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan yang dilakukan dalam
jangka waktu tertentu. Dalam penilaian dapat dilakukan dengan :
a. Penilaian selama kegiatan berlangsung
b. Disebut juga penilaian formatif = monitoring.
c. Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan apakah
telah sesuaI dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.

Penilaian setelah Prgram selesai dilaksanakan :

a. Disebut juga penilaian sumatif= penilaian akhir program.


b. Dilakukan setelah melalaui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.
c. Dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai
atau belum.
4. Perluasan.

5
2.2 Pengembangan Masyarakat.

Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat hendaknya menempu


langkah-langkah sebagai berikut :

1. Ciptakan kondisi agar potensi/kemampuan masyarakat setempat dapat


dimanfaatkan dan dikembangkan. Potensi setempat seringkali tidak dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena adanya
berbagai hambatan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan mengenal
hambatan-hambatan ini untuk selanjutnya bersama masyarakat menciptakan
suatu kondisi agar potensi yang sudah ada dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan taraf hidup.
2. Tingkatkan mutu potensi yang ada. Tergalinya potensi setempat harus diikuti
dengan penigkatan mutu agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan mengikutsertakan masyarakat setempat sejak
awal kegiatan hingga pelaksanaan dan perluasan kegiatan dengan mengadakan
kegiatan-kegiatan yang bersifat non formal.
3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada. Terlaksananya kegiatan
sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada bukanlah suatu tujuan akhir,
tetapi harus diusahakan agar kegiatan tersebut tidak berhenti begitu saja tetapi
dikuti dengan kegiatan-kegiatan lain sebagai hasil daya cipta masyarakat.
Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah :
a. Setiap kegiatan harus menimbulkan kepuasan agar timbul gairah dan daya cipta
dari seluruh komponen masyarakat.
b. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus berkelanjutan.
c. Harus ada latihan untuk pembentukan kader yang diikuti dengan usaha
meningkatkan keterampilan.
4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Tujuan akhir dari
peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar proses pengembangan
tersebut mampu menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Dengan bertitik tolak dari pengertian tentang pengembangan

6
masyarakat seperti telah diuraikan tersebut diatas, maka masyarakat merupakan
subjek dari kegiatan yang menjadi sasaran kegiatan.

Peranan lembaga dari luar hanyalah sebagai perangsang agar proses yang terjadi berjalan
secara optimal. Dengan demikian, maka penjabarannya secara operasional dilaksanakan dengan
cara :

a. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah


kesehatannya, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
b. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisa dan
kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.
c. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk
melaksanakan usaha perbaikan tersebut.
d. Dalam proses ini sedapat mungkin digali sumber-sumber daya yang ada dalam
masyarakat sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari
luar.

Dalam program pengembangan masyarakat, terkandung unsur- unsur penting sebagai


berikut :

a. Program terencana dan terfokus pada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh dari


masyarakat yang bersangkutan.
b. Mendorong swadaya masyarakat.
c. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swadaya atau
organisasi-organisasi sukarela yang meliputi tenaga atau personel, peralatan,
bahan dan dana bersifat sementara dan tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti kesehatan, pertanian, peternakan,
pendidikan dll untuk membantu masyarakat.

Pengembangan masyarakat adalah proses memampukan masyarakat dari, oleh dan untuk’
masyarakat itu sendiri berdasarkan kemampuan sendiri. Secara terperinci prinsif-prinsif
pemberdayaan masyarakat , khususnya bidang kesehatan dapat diuraikan sebagai berikut :

7
a. Menumbuhkembangkan potensi masyarakat
b. Mengembankan gotong royong masyarakat.
c. Menggali konstribusi masyarakat
d. Menjalin kemitraan.

5. Desentralisasi.

2.3 Petugas PPM.

Dari uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa petugas kesehatan dalam
pengembangan dan pengorganisasian masyarakat bidang kesehatan adalah bekerjasama dalam
masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat. Oleh karena itu peran petugas atau sektor
kesehatan adalah :

a. Menfasilitasi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan atau program-program


pengembangan, misalnya masyarakat ingin membangun pengadaan air bersih, maka
peran petugas adalah menfasilitasi pertemuan-pertemuan anggota masyarakat dengan
pemerintah daerah setempat dan pihak lain yang dapat membantu dalam mewujudkan
pengadaan air bersih tersebut.
b. Memotifasi masyarakat untuk bekerja sama atau bergotong royong dalam melaksanakan
kegiatan atau program bersama untuk kepentingan berdama di dalam masyarakat
tersebut.
c. Mengalihkan pengetahuan teknologi dan keterampilan kepada masyarakat agar sumber
daya yang ada baik sumber daya manusia maupun suber daya alam dapat dimanfaatkan
secara optimal dalam rangka kemandirian mereka.

Untuk menentukan seseorang sebagai “Commuity Worker” atau “ Promotor Kesehatan Desa
(Promokesa)”, harus memiliki sebagai berikut:

a. Mampu menggunkan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat menarik


kepercayaan masyarakat.
b. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling percaya
antara petugas dan masyarakat.

8
c. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah.
d. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan teknik
komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga informasi dapat
dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat.
e. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat baik formal
leader maupun informal leader.
f. Mempunyai pegetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan
lingkungannya.
g. Mempunyai pengetahuan dan keterampian tentang kesehatan yang dapat diajarkan
kepada masyarakat.
h. Mengetahui dinas-dinas terkait dan ahli yang ada di wilayah tersebut untuk dimintakan
bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah masyarakat.

2.4 Model-Model PPM.

Jack Rothman mengartikan pengorganisasian masyarakat sebagai bentuk intervesi pada


tingkat masyarakat yang diarahkan pada peningkatan atau perubahan lembaga masyarakat dan
pemecahan masalah-masalah. Berdasarkan pengertian tersebut, Rothman membedakan tiga
model pengorganisasian masyarakat, yaitu :

a. Model A (Locality Development / Pengembangan Lokal).


Adalah kegiatan yang berorientasi pada proses, tujuannya adalah memberikan
pengalaman belajar pada masyarakat, menekankan pentingnya konsesus/kesepakatan,
kerjasama, membangun identitas, kepedulian dan kebanggaan sebagai anggota
masyarakat. Proses pengorganisasian masyarakat dapat optimal jika adanya partisipasi
masyarakat dalam menetapkan tujuan dan pelaksanaan tindakan.
b. Model B (Social Planning / Perencanaan Sosial).
Adalah kegiatan yang mementingkan tercapainya tujuan, metoda pemecahan
masalah yang bersifat rasional, emphiris. Proses menekankan pada aspek teknis dalam
penyelesaian masalah dengan melalui perencanaan yang baik dan rasional, sedangkan
partisipasi masyarakat sifatnya bervariasi tergantung dari permasalahan yang dihadapi.
c. Model C (Social Action / Aksi Sosial).

9
Adalah kegiatan yang mempunyai tujuan mengadakan perubahan mendasar pada
lembaga kemasyarakatan. Sasaran utamanya adalah penataan kembali sturktur kekuasan,
sumber-sumber dan proses pengabilan keputusan.
Kelemahannya :
1. Locality Development, sulitnya mendapatkan dukungan/partisipasi apabila bukan
berasal dari wilayah geografis yang sama.
2. Social Planning, menbutuhkan tenaga ahli teknis dari luar, membuat masyarakat tidak
mempunyai kemampuan untuk memecakan masalah.

2.5 Kader Desa.

a. Pengertian.

Kader desa adalah: tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu, yang
tumbuh di tengah-tengah masyarakat dan merasa berkewajiban untuk melaksanakan,
meningkatkan,dan membina kesejahtraan masyarakat dengan rasa ikhlas tanpa pamrih dengan di
dasari panggilan untuk melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Bertitik tolak dari pengertian ini maka kaderd desa adalah wakil dari maysarakat yang
akan merumuskan segala hal yang menjadi kebutuhan dari masyarakatdan melakukan usaha-
usaha untuk memenuhi kebutuhan ter sebut.kader desa akan menjadi “agent of change”. Yang
akan membawa norma-norma tradisional masyarakat mereka.

b. Optimalisasi potensi kader desa.

Beberapa cara/langkah-langkah untuk mengoptimalkan potensi kader desa antara lain :

1. Jangan terlalu ketat membuat pembatasan-pembatasan.


2. Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan berkesinambungan.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan system yang dapat menunjang peran kader desa.

c. Keuntungan kader desa.

Keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat dengan adanya kader desa :

10
a. Meningkatkan kualitas kemampuan hingga menumbuhkan pemimpin dan kepemimpinan
baru dalam masyarakat.
b. Masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan/fasilitas yang disediakan dengan lebih optimal.
c. Keterlibatan masyarakat dalam program menjadi lebih besar sehingga ikut berperan
secara aktif dalam menyusun tujuan yang ingin dicapai.

Keuntungan yang diperoleh lembaga yang mensponsori program dengan adanya kader adalah

a. Program dapat dikerjakan kader dan menekan biaya.


b. Daya jangkau program menjadi lebih luas dengan tambahan tenaga kader.
c. Cara pelaksanaan kegiatan/program dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat
setempat (karena kader bersal dari masyarakat setempat yang telah dipilih oleh
masyarakat dan pamong setempat).

2.6 Permasalahan dan Fungsi PPM dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat.

Dalam ilmu kesehatan berfungsi sebagai suatu teknologi untuk mengubah perilaku
masyarakat demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat. Dalam pembangunan kesehatan
masyarakat Indonesia tentunya banyak muncul suatu permasalahan yang kadangkala dapat
menghambat terwujudnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Faktor yang mempengaruhi
pembangunan kesehatan Indonesia yaitu perilaku masyarakat. Perilaku masyarakat ada yang
mendukung dan ada pula yang tidak mendukung akan terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat.

Kementerian kesehatan RI dalam upaya pembangunan kesehatan Indonesia juga


mencanangkan berbagai program-program kesehatan yang bertujuan untuk terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat Indonesia. Program-program kesehatan juga memiliki tingkatan I, II, III.
Dimana tingkat-tingkat itu merupakan wilayah dari pelaksanaan program kesehatan tersebut.
Mulai dari desa, kecamatan, sampai ke tingkat kota. Untuk dapat mewujudkan program-program
tersebut dibutuhkan suatu Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, disini
membutuhkan peran serta dari Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat (PPM) untuk dapat
mengolah, mengembangkan masyarakat untuk dapat berperilaku yang berkualitas dalam bidang
kesehatan pada khususnya.

11
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat, tenaga
profesional kesehatan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang khusus. Tenaga
profesional kesehatan harus mampu mengidentifikasi masalah, mengembangkan suatu rencana
untuk menyelesaikan setiap masalah, mengumpulkan sumber yang diperlukan untuk
menjalankan rencana tersebut, dan kemudian mengevaluasi hasil untuk menentukan derajat
kemajuan yang berhasil dicapai. Selain itu, para tenaga profesional kesehatan juga harus program
promosi kesehatan (McKenzie, dkk., 2006).

Dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat Indonesia sangat membutuhkan peran dari
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM). Karena PPM merupakan suatu
teknologi sosial yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan tenaga profesional
kesehatan untuk dapat mengubah perilaku masyarakat. Masyarakat dapat menjadi obyek bagi
tenaga profesional kesehatan dan dapat menjadi subyek bagi masyarakat lain dalam
menyebarkan pengetahuan kesehatan demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Sehingga, terbentuklah SDM yang berkualitas dan berkuantitas dalam bidang kesehatan. Perilaku
masyarakat pun akan menjadi lebih baik lagi dengan upaya PPM. Masyarakat menjadi memiliki
pola pikir yang peduli dengan kesehatan. Oleh karena itu, akan banyak menumbuhkan kader-
kader kesehatan melalui Posyandu yang berdiri di tengah lingkungan masyarakat. Posyandu ini
akan bermanfaat bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan kesehatan.

Anggaran kesehatan nasional dari kementerian kesehatan RI juga sebagai salah satu
penunjang untuk mewujudkan program-program kesehatan. Anggaran ini diberikan pada
kemitraan institusi kemudian diturunkan pada pos” pelayanan kesehatan seperti posyandu.

Apabila semua lancar antara anggaran dana, SDM yang berkualitas dan berkuantitas,
perilaku masyarakat juga baik maka derajat kesehatan masyarakat Indonesia juga akan
meningkat begitu juga sebaliknya.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or


comunity development (COCD) merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan
atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang
tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat. PPM
melibatkan pekerja sosial, masyarakat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja
sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program atau proyek
tersebut.

Pengembangan masyarakat adalah setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan


masyarakat . Pengorganisasian masyarakat dapat dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat
untuk saling mengatur dalam mengelolah kegiatan atau program yang mereka kembangkan,
disini masyarakat dapat membentuk panitia kerja, melakukan pembagian tugas, saling
mengawasi, merencanakan kegiatan dan lain-lain.

3.2 Saran.

Adapun saran dalam penulisan Makalah ini adalah bagi masyarakat agar dapat
mengembangakan potensi yang ada dalam masyarakat dan membentuk organisasi terstruktur
yang dapat meningkatkan peran serta masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hurairah, A., .2008.Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat;Model dan Strategi


Pembangunan Berbasis Kerakyatan.Bandung: Humaniora.

Notoatmodjo, 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta.Jakarta.

Suharto, E. 2009. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat. Makalah ini disampaikan


pada Pemebekalan Mahasiswa Peserta KKN-Subang,STKS Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai