KELOMPOK 3
TANGERANG SELATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas selesainya
penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Tri
Okta Ratna Ningtyas SKM, M.kes selaku dosen Perencanaan dan Evaluasi Program
Kesehatan yang telah memberikan ide serta memotivasi untuk dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan amatlah di butuhkan untuk
Penyusun
i
DAFTAR ISI
3.1.Kesimpulan ................................................................... …. 25
3.2.Saran .................................................................................. 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
sebagian besar penduduk terdorong melakukan mobilitas ke kota yang lebih besar
tersebut. Di kota tujuan tersebut terdapat kesempatan kerja yang lebih besar
dengan jenis pekerjaan yang beragam, adanya berbagai fasilitas, dan dari segi
layak dengan pendapatan yang lebih besar dari pada di daerah asal. Studi yang
rumah tangga mereka menjadi lebih baik setelah bekerja di luar daerah asal.
perkotaan dan pedesaan. Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh
kegiatan ekonomi utamanya adalah pertanian sudah kehilangan daya saing secara
drastis.
tempat asalnya terjadi penyempitan lapangan pekerjaan, salah satunya akibat dari
3
manufaktur, jasa, dan kebiasaan orang tua untuk membagi tanah mereka sebagai
membuat generasi muda merasa kehidupan di daerah asal makin tidak menarik.
Mereka pun memilih untuk bergerak ke kota yang lebih maju untuk mengenyam
pendidikan dengan kualitas yang lebih baik dengan fasilitas yang lebih lengkap
(Didit Purnomo, 2004). Pada akhirnya mereka berharap akan mendapat pekerjaan
sesuai bidang yang diinginkan, tentunya untuk mendapat penghasilan yang lebih
kematian) penduduk di daerah asal dan daerah tujuan, berkorelasi positif terhadap
angka migrasi neto keluar dari daerah asalnya. Proses mobilitas ke kota besar di
status dari daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan, juga relatif kuatnya
memperbesar daya tarik kota besar bagi penduduk yang tinggal di daerah yang
daerah lain. Tiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda, dengan demikian
4
keputusan untuk pindah (mobilitas) dari masing-masing individu yang berbeda
pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh
di tempat asalnya. Motivasi tersebut sejalan dengan model migrasi Todaro (1998)
politik, agama dan suku sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal,
faktor penarik migrasi antara lain adalah harapan akan memperoleh kesempatan
aktivitas di kota besar yang menarik orang untuk bermukim di kota besar
5
migrasi dari desa ke kota adalah motif ekonomi untuk memperoleh kehidupan dan
1.2.Rumusan masalah
1.3.Tujuan
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Akademi
3. Bagi Masyarakat
6
BAB II
PEMBAHASAN
‘demograhie’ yang terdiri dari dua kata “demos” dan “raphien”. Demos berarti
penduduk dan graphien berarti catatan atau bahasan tentang sesuatu. Maka
secara umum adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran
wilayah, dan komposisi penduduk. Perubahan dan sebab perubahan itu yang
pertumbuhannya.
dapat diukur.
7
digambarkan secara statistika. Demografi mempelajari tingkah
perubahannya
penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga,
tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
8
munculnya fenomena demografi, oleh karena itu studi kependudukan
b Kematian (death/mortalitas)
c Migrasi (perpindahan)
Demografi dalam ekonomi disebut juga gaya hidup. Gaya hidup adalah
ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir
9
siklus kehidupan. Pengertian demografi ini menujukan adanya konsep gaya
hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan
perkem bangan suatu daerah dan negara. Pada tahun 1973 di Paris selama
1. Fertilitas
Kemampuan riil seorang wanita untuk mengalami masa kesuburan
Faktor : dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non demografi.
10
Beberapa ukuran fertilitas yang digunakan adalah :
TFR
ASF
x1519
11
Pada umumnya Angka Fertilitas Total di Negara-negara sedang berkembang
tinggi sekali yaitu 5 atau lebih, sedang di Negara maju hanya sekitar 2 atau di
bawahnya. Untuk Indonesia TFR adalah 5 per wanita pada tahun 1971.
2. Mortalitas
UN dan WHO membuat definisi mati sebagai berikut : mati adalah keadaan
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang dapat tejadi
setiap saat setelah kelahiran hidup. Angka kematian sederhana antara lain :
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
2. Angka Kematian Menurut Umur (ASDR)
Tinggi rendahnya angka kematian dipengaruhi oleh berbagai factor misalnya
struktur umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, status sosial ekonomi, keadaan
lingkungan dan sebagainya.
a. Angka Kematian Kasar (CDR)
D
CDR xk
P
D = Jumlah Kematian
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstante (1000)
Angka kematian kasar di Jakarta pada tahun 1972 adalah 18 per 1000 penduduk.
Sedangkan untuk Indonesia pada tahun1978 tercatat 14 per 1000
ASDRx Dx xk
Px
12
Dx = Jumlah kematian
dalam kelompok x (
X= 0,14.15,19 dst)
Px = Jumlah penduduk kelompok x k = 1000
3. Natalitas
Faktor-faktor tingginya Natalitas pd suatu Negara :
Kepercayaan dan agama
Tingkat pendidikan
Kondisi ekonomi
Kebijakan pemerintah
Adat istiadat dalam masyarakat
Struktur penduduk
Kesehatan
Faktor yang menambah jumlah kelahiran / pro natalitas :
Nikah usia muda
Pergaulan bebas
Derasnya arus informasi
Lemahnya iman
13
Kurangnya kesadaran ber-KB
Faktor yang menghambat jumlah kelahiran / anti natalitas :
Menunda nikah
Pantang nikah
Penyakit
KB
4. Morbiditas
kondisi seseorang dikatakan sakit apabila keluhan kesehatan
yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari yaitu tidak dapat
melakukan kegiatan seperti bekerja, mengurus rumah tangga dan
kegiatan lainnya secara normal sebagaimana biasanya.
Faktor yang mempengaruhi
Faktor determinan seperti factor social, ekonomi, dan
budaya.
2.3. Sumber-Sumber dan Kesalahan Data Kependudukan
sumber data kependudukan berasal dari tiga sumber utama yaitu sensus,
registrasi dan sumber survai. Ketiga data ini dibandingkan satu dengan lainnya
Pertimbangan ini penting untuk melakukan analisis ilmiah, dan berguna bagi
pembuat kebijakan atau keputusan pemerintah juga pihak lain yang dalam
14
kependudukan tersedia dalam bentuk catatan asli (seperti laporansensus,
data resmi. Oleh karena itu, dikenal dengan sumber primer dan sumber
sekunder.
Statistik.Sedangkan untuk sumber sekunder adalah data yang telah diolah dan
disajikandengan baik dalam bentuk buku teks, laporan penelitian, karya tulis,
dapat dikelapompokan ke dalam tiga kelompok besar : (1) Sensus; (2) Survai /
sampel; (3) Registrasi. Disamping Disampingitu ada pula sumber lain yang
tidak dapat dimasukan pada sumber data di atas karena bertujuan untuk
a. Sensus Penduduk :
Definisi : Sensus penduduk adalah keseluruhan proses
pengumpulan (collecting), menghimpun dan menyusun
(Compiling) dan menerbitkan data demografi, ekonomi
sosial yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu di
suatu negara atau suatu wilayah tertentu.
Pelaksanaan : Secara periodik, dan akhirnya
dianggap selesia apabila keterangan yang dikumpulkan telah
diterbitkan. Selama 10th
Tindakan Ptgs : Aktif
Karakteristik :
15
Meliputi semua orang : Semua orang atau penduduk
yang tinggal dalam wilayah yang dicacah haruslah
tercakup
Dalam waktu tertentu : Harus dilaksanakan pada saat
yang telah ditentukan secara serentak
Meliputi suatu wilayah tertentu : Ruang lingkup
sensus harus meliputi batas wilayah tertentu
Jenis Pencatatan Penduduk yang dicacah :
Sensus penduduk De Jure :
Pada metode De Jure, pencatatan penduduk
dilakukan oleh petugas hanya untuk penduduk yang
secara resmi tercatat dan tinggal sebagai penduduk di
daerah tersebut pada saat dilakukannya sensus,
sehingga dapat dibedakan antara penduduk asli yang
menetap dan penduduk yang hanya tinggal untuk
sementara waktu atau yang belum terdaftar sebagai
penduduk setempat. Dengan menggunakan sensus de
jure, penduduk yang belum secara resmi tercatat
sebagai penduduk di daerah tersebut tidak disertakan
dalam penghitungan.
Secara umum pengertian Sensus de jure adalah
pelaksanaan penghitungan penduduk yang kepada
seluruh orang yang betul-betul tercatat berdomisili di
suatu daerah, seringnya menurut Kartu Tanda
Penduduk (KTP).
Sensus penduduk De Facto :
Sensus De Facto. Pada metode De Facto,
pencatatan dilakukan oleh petugas pada setiap orang
yang ada di daerah tersebut pada saat sensus
diadakan. Metode sensus ini tidak membedakan
16
antara penduduk asli yang menetap ataupun
penduduk yang hanya tinggal sementara waktu.
Secara Umum Sensus De Facto adalah
penghitungan/pencacahan terhadap setiap penduduk
yang berada di suatu wilayah ketika sensus
dilaksanakan. Artinya setiap orang yang berada di
tempat sensus diadakan ikut tercatat, meskipun
mereka bukan bukan penduduk yang berdomisili di
daerah yang sedang dilakukan sensus. Misalnya
kamu bertamu ke rumah teman dan di situ sedang
dilakukan sensus, maka kamu juga ikut terhitung.
Syarat Sensus :
Suatu sensus nasional diselengggarakan oleh
Pemerintah dibantu oleh Pemerintah
setempat/otonom.
Sensus harus meliputi daerah yang tertentu.
Sensus harus mencangkupi segenap individu tanpa
ada yang dilupakan atau dihitung dua kali.
Jumlah yang dicacah harus bertalian dengan satu
waktu yang tertentu dan sedapat mungkin bersamaan
untuk seluruh wilayah.
Keterangan-keterangan harus didapatkan dari
penanyaan langsung, bukan dari daftar-daftar
(register desa dan sebagainya).
Pengolahan, dan penyusunan dan penyiaran hasil
pencacahan merupakan bagian-bagian yang tidak
terpisahkan dari pekerjaan Sensus.
Kelebihan dan Kekurangan Sensus :
(a) Kelebihan : Dianggap paling akurat, lengkap
cakupannya, terbebas dari pengaruh kesalahan
17
sampel (sampling error), dapat digunakan sebagai
dasar perencanaan
(b) Kelemahan : Biaya sangat mahal, sering terjadi
content error, kesalahan dalam pencacahan dan
jawaban responden, kemungkinan tidak semua
tercacah.
b. Survei :
Desinisi : Pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif
Tipe survei :
a) Singgle round survey (survei bertaraf tunggal) :
Petugas mengajukan beberapa pertanyaan mengenai
kejadian atau peristiwa demografi yang dialami
seseorang di masa lalu dalam periode tertentu
b) Multi round survey (survei bertaraf ganda) : Petugas
melakukan kunjungan rumah berulang kali dengan
interval waktu tertentu. Misalnya petugas survei
mengunjungi penduduk setiap 2 tahun sekali. Namun
dalam survei memiliki kelemahan, yaitu :
Petugas dan responden bisa sama-sama bosan
hingga timbul error data.
Kualitas kerja petugas tidak selalu konstan
setiap waktu.
Kualitas kerja antar petugas bisa berbeda,
karena petugas tidak selalu sama (mungkin
ada pergantian petugas antar waktu).
c) Kombinasi metode Singgle round survey dan Multi
round survey atau kombinasi salah satu metode dan
registrasi.
Kelebihan dan Kekurangan Survei :
(a) Kelebihan : Biaya lebih murah dibanding sensus,
kualitas data mungkin lebih baik daripada sensus,
18
dapat digunakan untuk menguji ketelitian sensus dan
registrasi.
(b) Kelemahan : data yang dihasilkan tidak akan
representatif bila terjadi kesalahan dalam
pengambilan sampel.
c. Registrasi :
Definisi : Kumpulan keterangan mengenai segala peristiwa
sejak lahir sampai mati yang mengubah status sipil
seseorang. Peristiwa yang dicatat yaitu peristiwa vital
(kelahiran, kematian, pindah, perkawinan, perceraian). Hasil
dari registrasi disebut statistik vital.
Kelahiran : Akta Kelahiran
Kematian : Akta Kematian
Perkawinan : Akta Nikah
Perceraian : Akta Perceraian
Adopsi : Akta Asuh Anak
Migrasi : Surat Domisili
d. Kesalahan Data Kependudukan
Salah populasi :
19
Salah populasi terjadi ketika peneliti memilih populasi
Salah sampling :
khusus.
Salah pengukuran :
20
Dengan demikian kesalahan pengukuran muncul
Non Respons :
Kesalahan non-response adalah bias kesimpulan yang
dihasilkan dari cakupan suplai data dan kesenjangan
relevansi terkait waktu atau momen yang berubah
Data Kependudukan Khusus dalam Perencanaan Kesehatan
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
masyarakat, warga negara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu
sebagian besar penduduk terdorong melakukan mobilitas ke kota yang lebih besar
tersebut. Di kota tujuan tersebut terdapat kesempatan kerja yang lebih besar
dengan jenis pekerjaan yang beragam, adanya berbagai fasilitas, dan dari segi
layak dengan pendapatan yang lebih besar dari pada di daerah asal. Studi yang
rumah tangga mereka menjadi lebih baik setelah bekerja di luar daerah asal.
22
Dengan demikian diharapkan masalah-masalah kependudukan yang
kesehatan.
3.2 Saran
kesehatan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, M.B. 2002. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
EGC.
EGC.
Cunningham, Mac Donald, Gant. 2005. William Obstetri, Edisi 22. Jakarta: EGC.
Unpad.
Fraser, Diana M., M.A. Cooper. 2003. Myles Textbook for Midwives. Ed. 14.
Edinburg: Churchil Livingstone.
Henderson, C., Jones K. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Kusmiyati, Yuni, et all. 2009. Perawatan Ibu Hamil Asuhan Ibu Hamil.
Yogyakarta: Fitramaya.
Manuaba, Ida Bagus Gde. Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan. 1999. Memahami
Kesehatan
24
Manuaba, I.G. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Gynekologi
dan KB. Jakarta: EGC.
Pilliteri, Adele. 2002. Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak Jakarta: EGC.
Sofyan, Mustika, et al. 2004. Bidan Menyongsong Masa Depan Cetakan III.
Jakarta: PP IBI
Suryani, E., Zein A.Z. 2006. Psikologi Ibu dan Anak Yogyakarta: Fitramaya.
25