Anda di halaman 1dari 32

PEMBAHASAN 1. Pengertian a.

Kanker1 Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh terganggunya kontrol regulasi pertumbuhan sel-sel normal. Sebagai bukti dari terganggunya kontrol regulasi sel-selnya, kanker memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan sel-sel normal dalam tubuh kita. Sel kanker tak mengenal program kematian sel yang dikenal dengan nama apoptosis. Apoptosis sangat dibutuhkan untuk mengatur berapa jumlah sel yang dibutuhkan dalam tubuh kita, yang mana semuanya fungsional dan menempati tempat yang tepat dengan umur tertentu. Bila telah melewati masa hidupnya, selsel normal (nonkanker) akan mati dengan sendirinya tanpa ada efek peradangan (inflamasi). Sel kanker berbeda dengan karakteristik tersebut. Sel kanker sangat bandel. Dia akan terus hidup meski seharusnya mati (Immortal). Sel kanker tidak mengenal komunikasi ekstra seluler atau asosial. Komunikasi ekstra seluler diperlukan untuk menjalin koordinasi antar sel sehingga mereka dapat saling menunjang fungsi masing-masing. Dengan sifatnya yang asosial, sel kanker bertindak semaunya sendiri tanpa peduli apa yang dibutuhkan oleh lingkungannya. Sel kanker mampu menyerang jaringan lain (invasif), merusak jaringan tersebut dan tumbuh subur di atas porak-porandanya jaringan lain. Untuk mencukupi kebutuhan pangan dirinya sendiri, sel kanker mampu membentuk pembuluh darah baru (neoangiogenesis) meski itu tentunya dapat mengganggu kestabilan jaringan tempat ia tumbuh. Sel kanker memiliki kemampuan super hebat dalam memperbanyak dirinya sendiri (proliferasi) meski seharusnya ia sudah tak dibutuhkan dan jumlahnya sudah melebihi kebutuhan yang seharusnya. Jenis kanker dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang lebih luas. Kategori utama kanker termasuk2: a. Carcinoma - kanker yang dimulai di kulit atau pada jaringan yang mencakup garis atau organ internal.
1 2

R.J.B King, 1998, Cancer Biology, Prentice Hall. New York. http://www.dharmais.co.id/index.php/what-is-cancer-id.html diakses Rabu, 2 Nopember 2011

b. Sarcoma - kanker yang dimulai di tulang, tulang rawan, lemak, otot, pembuluh darah, atau lainnya atau mendukung jaringan penghubung. c. Leukemia - kanker yang dimulai di jaringan pembentuk darah seperti sumsum tulang dan menyebabkan sejumlah besar sel darah abnormal diproduksi dan masukkan darah. d. Lymphoma and myeloma - kanker yang dimulai di sel-sel sistem kekebalan tubuh. e. Central nervous system cancers - kanker yang dimulai di jaringan otak dan sumsum tulang belakang. b. Kanker payudara Kanker atau neoplasma merupakan suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan invasi ke jaringan-jaringan normal. Definisi yang paling sederhana yang dapat diberikan adalah pertumbuhan sel-sel yang kehilangan pengendaliannya. Kanker dapat menyebar pada bagian tubuh tertentu seperti payudara3. Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Oleh Word Health Organization (WHO) penyakit ini dimasukkan ke dalam International Classification of Disease (ICD) dengan kode 174-1754. Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun

supraklavikula membesar akibat dari penyebaran kanker payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening5. 2. Gejala Klinis Kanker Payudara6

Gejala Klinis Gejala klinis kanker payudara dapat berupa : Benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
3 4

Smeltzer, S., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Penebar Swadaya, Jakarta. 5 Sukarja, 2000. Onkologi Klinik. Airlangga University Press. Surabaya. 6 Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

Erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau dorange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

Pendarahan pada puting susu. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh. Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut7: a. Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); b. Adanya nodul satelit pada kulit payudara; c. Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; d. Terdapat model parasternal; e. Terdapat nodul supraklavikula; f. Adanya edema lengan; g. Adanya metastase jauh; h. Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain 3. Karakteristik Host, Agent, dan Environment8 9

Host a. Menarche (pertama kali haid) dini. b. Tidak pernah hamil. c. Riwayat keluarga (terutama ibu, saudara perempuan) dengan kanker payudara. d. Riwayat pernah mengalami tumor jinak payudara.
7

http://sehatherba.com/artikel-kanker/ciri-ciri-penyebab-dan-cara-penyembuhan-kanker-payudara.html diakses hari Jumat tanggal 23 September 2011 8 http://www.scribd.com/doc/57636372/Ca-Mamae-Dewi diakses minggu 25 September 2011 pukul 18.40 9 Maryani, Lidya. 2010. Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

e. Mengkonsumsi obat kontrasepsi hormonal jangka panjang. f. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak di usia lanjut.

Agent a. Mengkonsumsi alcohol. b. Radiasi. c. Penggunaan bahan pengawet, pewarna. d. Kanker endometrial, ovarium dan prostat.

Environment a. Lingkungan penduduk dengan status pendidikan tinggi, dan atau sosial ekonomi yang lebih tinggi. b. Lingkungan kerja. 4. Faktor Resiko Kanker Payudara10

a. Umur Umur memiliki andil yang cukup besar dalam faktor resiko kanker payudara. Pada umur tua memiliki faktor resiko yang cukup besar dibandingkan dengan umur muda. Hal ini dilihat dari kerentanan karena fisik yang kurang baik pada masa-masa lanjut. b. Status negara Pada negara-negara di daratan Amerika dan Eropa lebih beresiko dibandingkan orangorang di daratan Asia dan Afrika. c. Status sosial ekonomi Orang kaya memiliki resiko lebih tinggi dikarenakan gaya hidup yang agak berlebihan, sehingga dapat mempengaruhi payudara itu sendiri. d. Status perkawinan Seseorang yang tidak kawin memiliki resiko yang tinggi karena payudara tak termaksimalkan fungsinya. Berbeda dengan seseorang yang kawin yang mempunyai peluang menyusui yang akan menurunkan angka kesakitan akan kanker payudara.

e. Tempat tinggal

10

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

Orang perkotaan memiliki resiko tinggi karena tingkat keterpaparan akan faktor resiko yang lain yang tinggi. f. Ras Pada penelitian baru-baru ini banyak ditemukan kasus kanker payudara pada kalangan orang kulit putih. g. Berat badan Faktor resiko kanker payudara tinggi pada orang yang memiliki berat badan yang cukup besar. h. Umur menarche Umur haid pertama yang memiliki waktu yang lebih muda atau lebih awal memiliki resiko yang tinggi. i. Umur menopause Terlambatnnya waktu menopause dapat menambah resiko kanker payudara yang cukup besar. j. Umur pertama melahirkan Faktor resiko pada kanker payudara dapat juga berupa telatnya masa kehamilan pertama kali (usia > 30 tahun). k. Riwayat keluarga Riwayat keluarga yang memiliki kanker payudara dapat mempengaruhi faktor resiko terkena kanker payudara terutama ibu atau saudara dengan kanker payudara. l. Oophorectomy Seseorang yang telah melakukan oophorectomy memiliki kasus yang rendah untuk terkena kanker payudara. m. Penyinaran n. Penggunaan hormon Harvard School of Public Health melaporkan bahwa terdapat kasus pada pengguna terapi estrogen replacement mengalami peningkatan terjadinya kanker payudara. o. Memiliki penyakit fibrokistik p. Obesitas q. Konsumsi lemak r. Radiasi ionisasi Radiasi ionisasi yang terjadi selama atau sesudah pubertas dapat meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara.

Penelitian Collaborative Research on Breast Cancer Indonesia-Japan, 1994 melaporkan 8 faktor resiko kanker payudara (masing-masing dengan besarnya risk ratio) : a. Induced menopause (5,96) b. Lactating < 4 month (5,53) c. Close genetic traits (2,85) d. Fatty diet (2,63) e. Underweight (2,2) f. Breast trauma (1,88) g. Pregnant 1-2 times (1,51) h. Naturally menopause (1,38) Selain itu penelitian ini menemukan 4 faktor protektif untuk kanker payudara : a. Overweight (0,32) b. Separated marital status (0,37) c. Widowed marital status (0,68) d. Irregular menstrual cycle (0,73)

Faktor Umur Umur penderita kanker di Indonesia dikatakan lebih muda dibandingkan dengan umur di negara-negara maju dan Jepang. Kebanyakan penderita kanker payudara di Indonesia kurang dari 45 tahun sedangkan pada negara maju setelah usia 40 tahun. Jika usia muda menjadi penderita kanker payudara maka ada beberapa pemikiran umum yang timbul : a. Masa keterpaparan yang lebih pendek, yang mungkin berkaitan dengan faktor keterpaparan yang lebih besar atau faktor resiko yang lebih kuat yang ada di kalangan wanita Indonesia. b. Ada faktor penting yang belum teridentifikasi yang khusus dimiliki atau terjadi di kalangan wanita Indonesia. c. Kemungkinan peranan penting peranan faktor genetik, sehingga manifestasi phenotipe kanker muncul lebih awal/muda. Khusus keadaan Indonesia yang menemukan relatif usia muda menderita kanker payudara, maka kemungkinan dapat disebabkan oleh :

Life expectancy

Usia harapan hidup bangsa Indonesia masih lebih rendah dari negara maju sehingga penderita kanker juga cenderung lebih muda dibandingkan dengan negara maju dengan harapan hidup lebih panjang.

Kekurang tepatan pernyataan umur Penderita kanker payudara kebanyakan datang dari daerah pedesaan dengan sosialekonomi rendah dan pendidikan yang rendah pula. Mereka kebanyakan menaksir umur yang salah dan cenderung lebih muda dari usia sesungguhnya.

Faktor Riwayat Keluarga Kanker Payudara Faktor riwayat keluarga dengan kanker payudara merupakan salah satu faktor resiko penting kanker payudara. Faktor keluarga ini terutama dari pihak ibu pada tingkat pertama meliputi ibu, bibi, dan saudara.

Paritas Jika nulliparous (tak memiliki anak) maka mempunyai resiko kanker payudara. Paritas 1 atau 2 dianggap rendah resiko dan kemudian paritas lebih banyak dapat meningkatkan resiko lebih tinggi lagi. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam paritas ini ialah kelahiran anak fullterm sehingga tak termasuk yang abortus dalam jumlah paritas.

Faktor Laktasi Menyusui merupakan salah satu faktor penting yang memberikan proteksi terhadap ibu. Hal ini perlu dikampanyekan kepada kaum ibu sehingga upaya laktasi akan memberi dampak ganda, meningkatkan kesehatan bayi dan juga dapat menghindarkan ibu dari kanker payudara. 5. Riwayat Alamiah Penyakit Kanker Payudara11

11

http://databaseartikel.com/kesehatan/kanker-kesehatan/20116138-riwayat-hidup-alamiah-

kanker-dan-tumor.html diakses hari Jumat tanggal 23 September 2011

Riwayat alamiah kanker secara umum terbagi dalam empat Ease: persiapan, stadium awal, fase praklinis dan periode klinis. Hampir selalu, seluruh riwayat berlangsung lama sekali, sering puluhan tahun. Selama masa persiapan dan stadium awal, belum ada kanker. Pada masa itulah mutasi terjadi. Pada periode praklinis yang dapat berlangsung bertahun-tahun, kankernya sudah ada dan juga terus bertumbuh, tetapi belum menyebabkan keluhan dan juga belum dapat ditemukan dengan pemeriksaan medis. Inilah masanya bahwa penyakitnya ada tanpa ada yang mengetahui, merasakan, ataupun dapat menemukannya. Periode klinis adalah masa saat kita tahu bahwa penyakitnya ada. Stadium ini, tanpa penanganan, tergantung pada jenis kankernya, berlangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun. Persiapan (fase 1) Kadang mutasi keturunan menyebabkan risiko timbulnya penyakit kanker tertentu yang lebih besar. Sering terjadi, mutasi-mutasi yang diperoleh selama hidup berperan sebagai faktor penyebab. Penyebabnya dapat berupa aneka pengaruh merugikan dari luar dan pembelahan sel yang diteruskan pada kedua sel-anaknya. Ada kemungkinan mutasi menghilang karena terkoreksi, tetapi juga dapat definitif. Agen karsinogen Ada puluhan faktor yang mempunyai pengaruh menimbulkan kanker: agensia karsinogen.Yang paling terkenal adalah zat kimia (misalnya asap rokok), pengaruh fisik misalnya sinar radioaktif, sinar ultraviolet dan rontgen, serta karsinogen biologis misalnya virus. Di antara virus, yang paling terkenal adalah virus hepatitis-B (HM) yang menyebabkan radang hati dan sesudahnya dapat terjadi kanker hati, virus-AIDS (HIV) yang memberikan kesempatan pada berbagai kanker untuk berkembang karena berkurangnya kekebalan dan virus Ebstein Barr (EBV) yang dalam keadaan tertentu dapat mengakibatkan kanker tenggorokan atau kanker jaringan limfe (terutama di Asia Tenggara dan Afrika). lnduksi dan promosi Fase pertama proses mutasi, lama sebelum ada kanker, dapat dibedakan menjadi beberapa stadium: inisiasi (induksi) dan promosi. Selama induksi, sel pembawa mutasi menjadi matang, atau lebih baik dikatakan peka terhadap perubahan lebih lanjut. Pada fase promosi, atas dasar induksi terjadi mutasi barn. Perubahan ini merupakan dasar langsung untuk penyimpangan ganas. Jadi prosesnya bertingkat-tingkat. Pada masa ini belum ada perilaku ganas dari sel-sel bersangkutan. Perlu disadari bahwa di sini kita sering menghadapi proses-proses yang masih reversibel. Jadi masih ada kemungkinan berbalik, dalam arti kata pemulihan dengan
8

memperbaiki mutasi sebelum penyimpangan kekeganasan terjadi. Pencegahan primer dengan menghindari, mengisolasi, mengkompensasi atau menyingkirkan agensia yang menimbulkan mutasi, mungkin masih efektif. Jadi, kanker pada fase ini yang dapat berlangsung bertahuntahun, terkadang masih dapat dicegah.

Langkah ganda dan proses multikausal Selain merupakan proses berlangkah ganda, kanker bercirikan berbagai periode, juga merupakan penyakit multikausal, bercirikan berbagai faktor penyebab. Oleh agensia yang merangsang (yang berbeda satu sama lain) terjadi berbagai mutasi. Pengaruh-pengaruhnya berbeda, saling menambah atau saling memperkuat. Kanker merupakan suatu penyakit multikausal (banyak penyebabnya). Proses berlangkah banyak yang terdiri atas timbulnya mutasi dan hidup dengan mutasi di dalam gen-gen dan inti sel, berlangsung lama, terkadang sepanjang hidup. Dalam hal terakhir, si pembawa mengatasi mutasinya sebagai manusia sehat. Hidupnya lalu tak cukup lama untuk atau melewati memperoleh kanker, meskipun ia sudah tua dan masih merokok berantai. Di dalam fase persiapan ini tidak ada keluhan, simtom, atau gejala penyakit lainnya yang dapat menunjuk ke arah kanker. Juga pada pemeriksaan laboratorium atau rontgen, tidak dapat ditemukan kelainan yang ada hubungannya dengan kelainan pada DNA dari gen. Pada fase ini dari hidupnya, manusia mengatakan bahwa ia sehat. Tetapi, pada hakikatnya di dalam inti selnya hal ini tidaklah benar. Di situ, di dalam gen-gennya terjadi mutasi karsinogen yang mungkin masih dapat diperbaiki. Sampai sebelum masa ini, terkecuali untuk bentuk kanker karena keturunan, penderita tak mungkin mengetahui apakah ia bakal terkena kanker atau merupakan pembawa kanker. Pemeriksaan DNA berkembang cepat sehingga di masa depan dimungkinkan untuk menemukan gen-gen yang rusak dan melokalisasi mutasi karsinogen. Stadium pendahuluan menjelang kanker (fase 2) Pada kanker tertentu, terkadang ada semacam stadium pendahuluan menjelang kanker. Keadaan pra-ganas semacam ini terdiri atas sel-sel yang berubah, jelas ataupun tidak jelas dapat dilihat di bawah mikroskop. Sel ini bukan sel kanker, karena tidak ada tanda-tanda pertumbuhan infiltratif. Sesudah periode terentu, terkadang selama bertahun-tahun, gambarannya dapat berubah dan kelainannya dapat menjadi ganas; terjadi pertumbuhan infiltratif, diikuti ataupun tidak oleh penyebaran. Gambaran praganas yang disebut carcinoma in situ, meskipun secara relatif jarang terjadi, di dalam praktik penting karena justru dapat terjadi pada tumor-tumor yang sering
9

muncul seperti di leher rahim, payudara, dan juga pada melanoma. pemeriksaan lewat sedian apus dari permukaan leher rahim ditujukan untuk pengenalan kelainan ini. Lalu penanganan memadai dimungkinkan sebelum timbul kanker. Pendeteksian karsinoma in situ di payudara jauh lebih sulit. Fase praklinis (fase 3) Tidak ada kelainan Juga pada fase praklinis yang berlangsung lama, terkadang bertahun-tahun, tidak ada sesuatu apa yang menunjuk ke arah pertumbuhan ganas yang sudah ada. Pada pemeriksaan lengkap laboratorium, rontgen, atau sken tidak dapat ditemukan kelainan (darahnya prima dan foto-fotonya baik). Tumornya tidak mengungkapkan dirinya dengan cara apapun. Tidak ada keluhan, rasa nyeri ataupun tanda-tanda lain pada tubuh, bahkan tak ada kelelahan. Dalam hal ini, tubuh kita secara mendasar tak dapat dipercaya: sama sekali tak ada tanda bahaya. Juga keadaan jiwa biasanya baik, bertahun-tahun kita tidak menyangka akan adanya bahaya, tidak ada kegelisahan, bahkan sama sekali tak ada keraguan. Apabila kemudian diketahui bahwa keganasan sudah lama ada, hal itu sering mengagetkan. Jadi, bukan hanya tubuh kita tak dapat dipercaya, juga jiwa kita. Di batas dapat dan tak dapat ditunjukkan Tumor yang ukurannya lebih kecil dari satu sentimeter jarang sekali dapat dilihat. Kecuali bila letaknya di permukaan, tumor juga belum teraba. Juga di foto rontgen, tumornya tidak dapat dilihat. Pada kecepatan tumbuh yang normal, dengan waktu digandakan dari sekitar seratus hari (satu pembelahan sel per seratus hari), tumor sebesar satu sentimeter ini sudah berumur delapan sampai sepuluh tahun, karena tumor sebesar satu sentimeter sudah melewati sekitar tiga puluh pembelahan sel dan terdiri atas sekitar satu milyar sel. Namun pada saat ini, baik penderita maupun dokter meskipun diperlengkapi dengan ilmu kedokteran modern, belum melihat atau merasakan apapun. Bahkan sesungguhnya kita tidak dapat menyebutnya sebagai penderita; saat ini ia masih merupakan pembawa kanker tanpa tahu apa-apa. Selama bertahun-tahun ia segar-bugar, sibuk menjalani kehidupan yang ambisius. Tetapi setelah tiga penggandaan, hampir setahun kemudian, tumornya sudah delapan sentimeter! Karena sesudah seratus hari, penggandaannya menjadi dua kali satu sentimeter, sesudah seratus hari berikutnya menjadi dua kali lebih besar (empat sentimeter) dan sesudah ketiga kalinya menjadi dua kali lebih besar lagi (delapan sentimeter). Selain itu, tumor tersebut dalam waktu setahun mungkin dapat menimbulkan kematian, tidak lagi dapat dipersatukan dengan kehidupan. Sesudah 30 penggandaan, ada satu milyar sel tanpa hambatan yang di dalam tubuh mungkin baru saja dapat dilihat. Namun, sesudah 33 penggandaan, mendadak lebih dari 8,5
10

milyar sel dan ada tumor yang tak dapat diabaikan. Jadi, penyakit tersebut pada umumnya berlangsung bertahun-tahun. Tahun-tahun pertama tidak menampilkan apapun. Inilah periode sepi, fase praklinis yang dengan masa penggandaan sekitar seratus hari, berlangsung delapan sampai sepuluh tahun. Ini merupakan suatu masa pertumbuhan normal bagi berbagai kanker.Yang lain tumbuh lebih cepat, karena masa penggandaannya lebih singkat; yang lain lagi, tumbuh lebih lambat. Apabila sudah ada keluhan atau gejala penyakit, hal ini biasanya merupakan alasan memeriksaan did guna memastikan penyebab keluhan atau simtom tersebut: diagnosisnya. Si pembawa mutasi kini barulah menjadi penderita. Bagi dia, penyakitnya dimulai: fase klinis dad penyakit kanker. Fase klinis (fase 4) Segera saat ada tanda, gejala, atau keluhan, mulailah fase klinis; periode yang kita kenal sebagai penyakit, yaitu fase terakhir dari proses kanker. Sesudah itu, prosesnya berlangsung cepat. Periode klinis ialah masa sejak keluhan pertama, masa tumor dapat ditunjukkan, masa yang diperlukan tumor untuk tumbuh besar menjadi suatu bengkak yang membahayakan hidup, masa yang diperlukan untuk tiga atau empat pembelahan sel, sekitar setahun. Apabila diagnosis kanker ditentukan, proses kanker biasanya sudah ada di fase terakhir. Ini mungkin kedengarannya kejam dan kasar. Jadi, tidak ada yang disebut penanganan cepat. Untung sajafase terakhirini tidak selalu berartiterlambat. Sering masih ada kemungkinan penyembuhan. Penyebaran Kanker Metastasis (anak sebar) dapat menyebar lewat pembuluh-limfe, darah atau lebih jarang, lewat rongga-rongga tubuh. Metastasis terdiri atas sel-sel kanker lepas atau gumpalan sel-sel ganas yang berasal dan tumor induk. Metastasis yang menyebar lewat pembuluh darah dapat terjadi dimanapun. Anak sebar ini yang disebut metastasis jarak jauh sering ditemukan di paru-paru, hati, tulang, dan rongga perut. Pembentukan metastasis dapat terjadi pada stadium dini pertumbuhan kanker. Beberapa tumor terkadang mempunyai pola penyebaran yang khas untuk jenis itu. Sering terjadi, metastasis baru bertahun-tahun setelah tumor induk dikeluarkan menjadi cukup besar untuk ditemukan. Saat tumor induk ditemukan dan ditangani, sering kali metastasisnya belum dapat ditunjukkan. Tumor anak sebar, tumbuh terus dengan temponya sendiri, padaperiode praklinisnya sendiri dan anak sebar barn muncul kemudian. Jadi, tidaklah berarti bahwakankemya kembali, melainkan metastasis baru cukup besar untuk ditemukan. Di sini kanker bukan kambuh kembali, melainkan memang sudah ada.

11

Kebanyakan metastasis menjadi nyata dalam jangka waktu tiga tahun sesudah penanganan kanker induk yang berhasil. Tidak jarang residif ini muncul antara tiga dan lima tahun sesudah penanganan tersebut. Pada kanker yang tumbuh lambat, jangka waktu maksimalnya sepuluh tahun. Adanya metastasis sangat mengurangi harapan akan penyembuhan yang definitif.

6. Besar Masalah Kanker Payudara (Prevalensi/Insidensi)

Kanker merupakan penyakit tidak menular yang menjadi permasalahan di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Salah satu kanker yang paling banyak menyerang adalah kanker payudara. Berdasarkan statistik pada Rumah Sakit Kanker Dharmais menunjukkan prosentase kanker paling besar pada kanker payudara. Gb. 1.1 10 Besar Kanker Tersering RSKD Rawat Jalan (Kasus Baru) tahun 2007

Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih

12

175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya.Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara kanker lainnya pada wanita. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat kanker. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 30 bulan. Secara umum kanker payudara lebih banyak ditemukan di negera maju dibandingkan negara sedang berkembang. Hal ini terutama dikaitkan dengan tingkat sosial dan gaya hidup masyarakat di masing-masing negara yang berbeda. Urutan kedudukan kanker payudara dibandingkan dengan jenis kanker lainnya bervariasi antarnegara di dunia, juga bervariasi urutan dikalangan negara-negara Asia. Tabel 1.1 Urutan lima kanker utama di beberapa Negara Asia : Negara Urutan jenis kanker I INDONESIA MALAYSIA Serviks Serviks II Payudara Payudara Gaster Gaster Paru III Limfoid Mulut Serviks Payudara payudara IV Kulit Kolon Serviks V Nasopharynx Paru mulut

SINGAPURA Payudara KOREA CHINA Serviks Gaster

Walaupun belum ada data yang akurat untuk menghitung frekuensi kanker payudara di Indonesia, diperkirakan insiden seluruh kanker 180 per 100.00 penduduk. Khusus kanker payudara kira-kira 18 per 100.000 penduduk (sukardja IDG,1993). Di Indonesia kanker payudara menempati urutan kedua. Secara regional mengalai variasi, misalnya payudara menduduki urutan nomor satu di daerah Sulawesi selatan. Catatan rumah sakit menunjukkan tingginya proporsi pasien kanker payudara dari pasien kanker yang masuk rumah sakit. Dari sepuluh jenis kanker yang dilaporkan pada bagian Patologi Anatomi di Indonesia tahun 1998 terdapat 15,6% kanker payudara. Insidens kanker payudara pada perempuan di Amerika Serikat adalah 1 banding 8 (sekitar 13%).

13

Pada 2008, sekitar 182.460 kasus baru kanker payudara invasif diharapkan dapat didiagnosis pada perempuan di Amerika Serikat, bersama dengan 67.770 kasus baru kanker payudara non-invasif (in situ). Kira-kira 1.990 kasus baru kanker payudara invasif akan didiagnosis pada pria pada 2008. Kurang dari 1% dari semua kasus baru kanker payudara terjadi pada laki-laki. Dari 2001 hingga 2004, tingkat insiden kanker payudara di AS turun 3,5% per tahun. Satu teori adalah bahwa penurunan ini disebabkan karena berkurangnya penggunaan terapi penggantian hormon/terapi sulih hormon (HRT/ Hormone Replacement Therapy). Kira-kira 40.480 perempuan di AS diperkirakan meninggal pada 2008 akibat kanker payudara, meskipun angka kematian telah turun sejak tahun 1990. Ini merupakan hasil dari kemajuan pengobatan, deteksi dini, dan meningkatnya kesadaran. Untuk perempuan di Amerika Serikat, angka kematian akibat kanker payudara lebih tinggi daripada kanker paru-paru. Selain kanker kulit, kanker payudara adalah yang paling sering didiagnosis kanker pada perempuan di AS. Lebih dari 1 dalam 4 penderita kanker adalah kanker payudara. Dibandingkan dengan perempuan Amerika keturunan afrika, perempuan kulit putih sedikit lebih besar untuk menjadi kanker payudara, tapi kemungkinan akan mati lebih kurang. Salah satu alasan adalah bahwa perempuan keturunan afrika cenderung memiliki tumor yang lebih agresif. Perempuan dari latar belakang etnis lainnya -Asia, Hispanic, dan lainnyamemiliki risiko lebih rendah dalam perkembangan kematian akibat kanker payudara dibandingkan dengan kulit putih dan Afro-american. Pada 2008, terdapat sekitar 2,5 juta perempuan di AS yang selamat dari kanker payudara. Resiko kanker payudara dari seorang perempuan kira-kira dua kali lipat jika dia memiliki turunan pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) yang telah didiagnosis dengan kanker payudara. Sekitar 20-30% perempuan dengan diagnosis kanker payudara memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara. Kira-kira 5-10% dari kanker payudara disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan dari satu ibu atau ayah. Mutasi dari gen BRCA1 dan BRCA2 adalah yang paling sering. Perempuan dengan mutasi ini memiliki resiko terkena kanker payudara sampai 80%, dan mereka sering didiagnosis pada usia muda (sebelum usia 50). Meningkatkan resiko kanker ovarium juga dikaitkan dengan mutasi gen ini. Laki-laki dengan mutasi BRCA1 memiliki

14

1% risiko perkembangan menjadi kanker payudara pada usia 70 dan 6% apabila mereka memiliki mutasi BRCA2.12 Kira-kira 90% dari kanker payudara adalah bukan herediter, tetapi abnormalitas genetik yang terjadi sebagai proses aging/penuaan dan gaya hidup pada umumnya. Yang paling penting, faktor risiko untuk kanker payudara adalah jenis kelamin (perempuan) dan usia (semakin tua).

7. Pola Penyebaran Kanker Payudara Menurut Orang, Tempat, dan Waktu13 14 15

Untuk mengetahui penyebaran penyakit perlu diperhatikan faktor-faktor di bawah ini agar terjadi standarisasi yaitu :

a. Siapa (who), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau siapa orang yang terkena penyakit. b. Dimana (where), dimana penyebaran atau terjadinya penyakit. c. Kapan (when), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.

Peranan Epidemiologi adalah sebagai alat dan sebagai metode atau pendekatan pemecahan masalah. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah, dimana dan bagaimana penyebaran masalah tersebut terjadi. Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, dimana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran maslah serta bilamana masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam program kesehatan adalah ukuran epidemiologi seperti prevalensi, point of prevalence, dan sebagainya.

Penyebaran masalah Kesehatan Menurut Ciri Orang (Person) Variabel person berkaitan dengan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.
12

http://hartiyamustofa.blogspot.com/2011/04/kanker-payudara-penyebab-gejala-dan.html diakses Senin 26 September 2011 13 Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta. 14 Kanker Payudara.Roche Pharmaceuticals. 15 Maryani, Lidya. 2010. Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

15

a. Umur16 Umur merupakan variabel yang penting dari person karena angka-angka kesakitan maupun kematian hampir semua keadaannya menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur.

Usia yang semakin tua merupakan faktor risiko terbesar kedua untuk terkena kanker payudara. Usia 30-39 tahun, risikonya adalah 1 dalam 233 orang, atau sekitar 0,43%. Sedangkan pada saat seseorang berusia 60-an tahun, risiko akan melonjak naik menjadi 1 dalam 27 orang, atau hampir 4%. Makin tua usia seseorang, makin besar risiko terkena kanker payudara. Observasi menunjukkan bahwa kanker ini jarang terjadi di bawah usia 40 tahun, meningkat dengan usia dan paling tinggi di atas usia 70 tahun. Sekitar 82% kanker payudara terjadi pda usia 60 tahun ke atas. Diperkirakan pada usia di atas 40 tahun kemungkinan perempuan terkena kanker payudara adalah 12%, dan jarang ditemukan pada usia di bawah 35 tahun.

Pada wanita berusia 25 tahun, resiko terkena kanker ini sekitar 1:20.000, pada usia 35th menjadi 1:600, sedangkan pada usia 50 th menjadi 1:50. Pada wanita yg telah melewati periode menopause, resiko terkena kanker payudara semakin besar.

Data pada Rumah Sakit Haji, Medan Menunjukkan angka seperti dalam tabel 1.2.17 Tabel 1.2 Frekuensi Penderita Kanker Payudara menurut Umur di Rumah Sakit Haji, Medan

b. Jenis Kelamin
16

http://oketips.com/4642/tips-kanker-payudara-10-faktor-risiko-yang-tidak-bisa-dikontrol/ diakses Senin 26 September 2011 17 Pulungan,Rafiah Maharani. 2010. KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2005-2009. Universitas Sumatera Utara. Medan

16

Jenis kelamin merupakan variabel yang penting dari person karena angka kesakitan dan kematian dapat menunjukkan suatu hubungan dengan jenis kelamin. Angka kesakitan dan kematian antara pria dan wanita harus dipelajari lebih lanjut, agar dapat terlihat penyebab berubahnya variabel yang dimaksud. Ada beberapa penyakit dapat lebih tinggi pada wanita maupun pria. Dalam kaitannya kanker payudara memiliki resiko yang lebih tinggi pada wanita. Perbedaan angka kematianini dapat disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam diri seseorang yaitu genetik, yang berhubungan langsung dengan faktor jenis kelamin. Selain itu faktor hormonal juga dapat dihubungkan dengan perbedaan angka kesakitan yang berkaitan dengan jenis kelamin. Faktor laiinya adalah faktor lingkungan dan perilaku (lebih banyak pria memiliki perilaku menghisap rokok, minum minuman keras, candu, kerja berat, berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya dan lainnya). Apabila kita mengatakan bahwa 1 dari 8 wanita di Amerika Serikat, atau 13%, akan berkembang menjadi kanker payudara selama seumur hidup, kita berbicara tentang risiko absolut. Rata-rata setiap wanita memiliki 1-dari-8 kesempatan mendapat kanker payudara lebih selama 80 tahun masa hidup. Menjadi seorang perempuan merupakan faktor risiko yang paling signifikan untuk terkena kanker payudara. Meskipun laki-laki bisa terkena kanker payudara juga, tetapi sel-sel payudara pada perempuan berubah dan berkembang secara konstan karena aktivitas hormon estrogen dan progesteron. Oleh karena itu, perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar dibandingkan laki-laki. Data pada Rumah Sakit Haji, Medan Menunjukkan angka seperti dalam tabel 1.3. Tabel 1.3 Frekuensi Penderita Kanker Payudara menurut Jenis Kelamin di Rumah Sakit Haji, Medan

c. Kelas Sosial
17

Kelas sosial ekonomi merupakan variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat kehidupan seseorang. Adapun subvariabel dari kelas sosial ini yang menentukan yaitu pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan tempat tinggal. Hal-hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk

pemeliharaan kesehatan. Maka tidaklah mengherankan jika kita melihat perbedaan-perbedaan dalam angka kesakitan atau kematian antara berbagai kelas sosial.

Di indonesia dewasa ini penggolongan kelas sosial masih sulit oleh karena jenis pekerjaan tidak memberi jaminan perbedaan dalam penghasilan. Tetapi terdapat 5 tingkatan kelas sosial berdasarkan kesejahteraan keluarga, yaitu prasejahtera, sejahtera I, sejahtera II, sejahtera III, dan sejahtera III plus.

d. Pekerjaan Pekerjaan juga variabel yang sering dilihat hubungannya dengan angka kesakitan dan kematian. Hal ini disebabkan jenis pekerjaan dapat menyebabkan timbulnya penyakit melalui beberapa cara, yaitu :

1. Adanya faktor resiko di lingkungan kerja

Seperti yang dikutip dari Genius Beauty, masalah tidur dapat menghambat produksi melatonin. Hal ini dapat membantu perkembangan sel-sel kanker karena produksi melatonin yang kurang baik. Fakta menyebutkan bahwa kerja malam meningkatkan 60% resiko tumor ganas.

Wanita yang bekerja di industri plastik khususnya nilon dan bahan dari minyak bumi memiliki risiko terkena kanker dua kali lipat daripada wanita yang bekerja di tempat lain.

Berdasarkan penelitian dari 1.100 pasien, wanita mengalami perubahan dalam estrogen yang berkaitan dengan penyakit kanker payudara dalam 10 tahun setelah terpapar hidrokarbon monaromatic, yaitu produk sampingan

18

dari minyak mentah, akrilik dan serat rayon.

Wanita yang terkena paparan polisiklik hidrokarbon aromatik yang ditemukan pada produk minyak bumi sebelum 36 tahun memiliki risiko tiga kali pada wanita yang responsif terhadap estrogen dan progesteron. Adapun perempuan yang terpapar produk-produk minyak bumi sebelum pertengahan 30-an paling rentan terkena kanker payudara di masa datang seperti dikutip dari laman Telegraph.

dr. Perancis Labreche, dari Robert-Sauve Occupational Health Research Institute Montreal mengatakan payudara merupakan bagian tubuh wanita yang sensitif terhadap kimia berbahaya sebelum mencapai usia ke-40.

Faktor lingkungan dan tempat kerja berperan terhadap risiko kanker, yang mempengaruhi medan elektromagnetik frekuensi rendah dan zat kimia tertentu dalam tubuh. Meningkatnya kasus kanker payudara di berbagai negara diduga karena berbagai faktor termasuk perubahan konsumsi alkohol.18

2. Situasi pekerjaan

Danish institute melakukan penelitian bahwa kerja malam dapat mempengaruhi resiko kanker payudara. Peneliti menjelaskan bahwa wanita yang bekerja pada malam hari memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara19.

3. Ada tidaknya pergerakan tubuh ketika bekerja

Penemuan terbaru mengungkapkan bahwa pekerja kantor pada siang hari, ternyata dapat beresiko terkena kanker payudara. Steve Blair, seorang
18

http://kosmo.vivanews.com/news/read/140983-lingkungan_kerja_picu_kanker_payudara diakses Senin 26 September 2011 19 http://www.nastar.web.id/kesehatan/wanita-karir-lebih-berisiko-terkena-kanker-payudara.html diakses Senin 26 September 2011

19

dokter yang memimpin penelitian ini menjelaskan bahwa mereka yang duduk di depan komputer seharian, beresiko tiga kali lebih cepat terkena kanker payudara.

Menurut ilmuwan dari University of South California, latihan fisik dapat mengurangi resiko kanker tiga kali lipat. Maka dari itu, ibu rumah tangga lebih beruntung karena mereka menggerakkan badannya dengan melakukan pekerjaan bersih-bersih di rumah, sehingga resiko kanker lebih kecil.

4. Ruangan tempat kerja yang relatif sempit

Ruangan kerja yang relatif sempit

dapat menambah keterpaparan

terkena kanker payudara yang tinggi. Hal ini disebakan ruang kerja yang tak memadai dapat mengaktifkan sel-sel kanker 60% lebih tinggi dibanding tempat yang relatif besar.

5. Adanya agen di lingkungan kerja

Paparan emisi karbon dari komputer menjadi penyebab timbulnya kanker payudara. Peletakkan komputer sejajar dengan payudara akan mengakibatkan paparan yang lebih besar.

dr. Sutjipto Sp.Onk, Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) berkata bahwa sekarang adalah zamannya penakit kanker (cancerous age). Ketika suatu negara semakin berkembang maka bebanpun semakin meningkat. Perlahan tapi pasti,jumlah penderita kanker semakin banyak. Umumnya hal ini terjadi pada negara industri. Bahkan menurut WHO sendiri, negara industri memiliki penduduk dengan penyakit kanker paling banyak. Rasionya meningkat menjadi 100:100.000 penduduk positif kanker payudara. Jadi ada satu orang positif kanker di antara 1000 orang penduduk20.

20

http://adreem68.multiply.com/journal/item/42 diakses Senin 26 September2011

20

Data pada Rumah Sakit Haji, Medan Menunjukkan angka seperti dalam tabel 1.4. Tabel 1.4 Frekuensi Penderita Kanker Payudara menurut Jenis Pekerjaan di Rumah Sakit Haji, Medan

e. Golongan Etnik Penyebaran masalah kesehatan tergantung dari golongan etnis yang dimiliki. Golongan etnis adalah sekelompok manusia dalam suatu masyarakat yang memiliki kebiasaan hidup atau sifat biologis dan genetis yang sama. Golongan etnis dibedakan atas ras dan suku bangsa. Perempuan berkulit putih risikonya lebih kecil daripada perempuan African American. Ras Asia, Hispanik, dan penduduk asli Amerika memiliki risiko yang lebih rendah terkena kanker payudara dibandingkan dengan ras kulit hitam. Risiko terjadinya kanker juga bervariasi berdasarkan tempat tinggal seseorang. Misalnya, risiko terjadinya kanker usus besar dan kanker payudara di Jepang dinilai rendah, tetapi risiko ini meningkat pada orang-orang Jepang yang tinggal di Amerika, yang akhirnya risiko nya sama besar dengan penduduk Amerika lainnya. Uniknya lagi, orang Jepang mempunyai angka kejadian kanker lambung yang sangat tinggi. Namun, pada orang Jepang yang lahir di Amerika, angka ini ternyata lebih rendah. Variasi geografis dalam risiko kanker tersebut sepertinya melibatkan banyak faktor, yang merupakan gabungan dari faktor genetik, makanan,dan lingkungan. Data pada Rumah Sakit Haji, Medan Menunjukkan angka seperti dalam tabel 1.5
21

Tabel 1.5 Frekuensi Penderita Kanker Payudara menurut Etnik/Suku di Rumah Sakit Haji, Medan

f. Status Perkawinan Status perkawinan adalah perkumpulan di antara 2 jenis kelamin yang berbeda dalam bentuk keluarga yang diakui secara UU yang berlaku baik sipil maupun agama.

Dari sudut pandang epidemiologi, status perkawinan mempengaruhi penyebaran maslah kesehatan. Pola perilaku kalangan yang belum menikah berbeda dengan kalangan yang sudah menikah. Secara umum, pengaruh tersebut dapat dibedakan dalam 3 hal, yaitu : 1. Pengaruh terhadap pola penyakit 2. Pengaruh terhadap resiko terkena penyakit 3. Pengaruh terhadap penanganan penyakit Data pada Rumah Sakit Haji, Medan Menunjukkan angka seperti dalam tabel 1.6 Tabel 1.6 Frekuensi Penderita Kanker Payudara menurut Status Perkawinan di Rumah Sakit Haji, Medan

22

g. Strukur dan Besar Keluarga Struktur dan besarnya keluarga mempunyai pengaruh terhadap kesakitan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pada keluarga besar, karena besarnya tanggungan secara relatif mungkin harus tinggal dalam rumah yang luasnya terbatas sehingga memudahkan penularan penyakit di kalangan anggotaanggotanya. Selain itu, karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka mungkin tidak dapat membeli cukup makanan yang bernilai gizi cukup atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dan sebagainya. Pada keluarga dari wanita yang memiliki keturunan berpenyakit kanker payudara besar kemungkinan penyebarannya berpotensi terkena kanker payudara. h. Paritas Paritas pada seorang perempuan dianggap sangat mempengaruhi pola penyebaran kanker payudara ini. Seseorang yang memiliki anak memiliki distribusi yang rendah akan terkena kanker payudara dibanding dengan perempuan yang tak memiliki anak.

Penyebaran Maslah Kesehatan Menurut Ciri Tempat (Place) Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat terjadinya maslah kesehatan berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit. Keterangan yang dapat diperoleh dari penyebaran maslah kesehatan menurut tempat terjadinya masalah kesehatan adalah : a. Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan di suatu daerah. b. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi maslah kesehatan di suatu daerah c. Keterangan tentang faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan di suatu daerah Keadaan-keadaan khusus yang merupakan karakteristik tempat yang berhubungan dengan masalah kesehatan, antara lain dapat berupa : a. Kondisi geografis b. Kondisi demografis c. Kondisi pelayanan kesehatan Berdasarkan luasnya daerah yang terserang suatu maslah kesehatan, penyebaran menurut karakteristik tempat ini secara umum dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
23

a. Penyebaran pada suatu wilayah (lokal) b. Penyebaran pada beberapa wilayah c. Penyebaran pada suatu negara (nasional) d. Penyebaran pada beberapa wilayah (regional) Berdasarkan golongan penyakit kanker payudara yang termasuk penyakit tidak menular. Sehingga kanker payudara ini tak sampai menyebar antar negara atau penyebaran yang berisfat luas. Kanker payudara hanya bersifat lokal-lokal tertentu. Bila ditinjau dari segi geografis seseorang, kanker payudara memiliki tingkat yang tinggi pada daerah yang memiliki keterjangkauan pelayanan kesehatan yang kurang. Angka yang tinggi pada daeran Afrika dibanding daerah Eropa atau Amerika. Indonesia sendiri mempunyai kecenderungan tinggi angka kesakitan kanker payudara pada daerah timur dibanding daerah barat. Meskipun seperti yang telah dijelaskan pada kondisi geografis, kondisi demografis juga dapat menentukan seseorang terkena penyakit kanker payudara. Hal ini dilihat dari daerah perkotaan yang memiliki gaya hidup yang agak lebih tinggi konsumerisme dan produktivitasnya. Dengan begitu angka tinggi kesakitan akan kanker payudara lebih tinggi dibanding daerah perkampungan yang sedikit tak berbudaya konsumerisme. Data pada Rumah Sakit Haji, Medan Menunjukkan angka seperti dalam tabel 1.4.

Tabel 1.7 Frekuensi Penderita Kanker Payudara menurut Tempat di Rumah Sakit Haji, Medan

\ Penyebaran Masalah Kesehatan Menurut Ciri Waktu (Time) Perubahan-perubahan penyakit menurut waktu dapat menunjukan adanya perubahan faktor-faktor etiologis. Manfaat mengetahui penyebaran menurut karakteristik waktu adalah untuk mengetahui : a. Kecepatan perjalanan penyakit
24

b. Lama terjangkitnya suatu penyakit Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu, dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu : a. Penyebaran pada suatu saat b. Penyebaran pada satu kurun waktu c. Penyebaran siklus d. Penyebaran sekular

Pada kanker payudara penyebaran masalah meurut ciri waktu tak dapat ditentukan secara pasti. Data secara umum di lapangan pun tak ada yang menunjukan penyebaran yang berdasarkan waktu. Hal ini disebabkan kanker payudara bukanlah penyakit yang disebabkan agen penyakit dan bukanlah termasuk penyakit yang menular. Sehingga distribusi menurut waktu sulit untuk ditentukan. 8. Pencegahan Kanker Payudara21

Laporan dari American Institute for Cancer Research (AICR) memaparkan hubungan antara gaya hidup dan risiko kanker payudara. Dikatakan bahwa berat tubuh, aktivitas fisik yang rutin, dan pengurangan asupan alkohol adalah fondasi dari gaya hidup untuk menghindar dari intaian kanker payudara. Ada banyak tipe kanker payudara, dan ada banyak faktor yang bisa mencetuskan kanker payudara. Namun, yang pasti, gaya hidup seseorang bisa mempengaruhi hasilnya. Berikut yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko kanker payudara.

Berat badan yang sehat Laporan yang dilansir pada tahun 2007 lalu menunjukkan bahwa berat badan berlebih secara meyakinkan meningkatkan risiko kanker payudara saat memasuki menopause. Seiring bertambahnya berat tubuh seorang wanita, meningkat pula risikonya. Lemak yang menumpuk di bagian pinggang ditengarai memiliki keterkaitan kepada risiko kanker payudara. Riset tahun 2009 mengenai kanker payudara yang terdapat di Journal of the National Cancer Institute (JNCI) juga mengatakan bahwa pengendalian berat badan sebagai langkah

21

http://female.kompas.com/read/2009/11/19/11445482/Langkahlangkah.Pencegahan.Kanker.

Payudara diakses hari Jumat tanggal 23 September 2011

25

terutama dalam mengurangi risiko kanker payudara. Lemak tubuh yang berlebih nampaknya meningkatkan level estrogen saat memasuki fase menopause (yang menjelaskan alasan kanker payudara yang berhubungan dengan tipe estrogen-sensitif). Peningkatan lemak tubuh juga mengarah ke peningkatan insulin dan faktor penumbuh senyawa serupa insulin, yang meningkatkan risiko kanker payudara tipe estrogen-negatif.

Aktivitas fisik Laporan AICR juga menyatakan hubungan antara aktivitas fisik rutin dengan menurunnya risiko kanker payudara saat memasuki menopause, dan kemungkinan sebelum menopause. Dalam analisanya, para peneliti menemukan bahwa melakukan aktivitas

(latihan) fisik selama 2 jam per hari mampu menurunkan risiko kanker payudara. Laporan lainnya juga mengatakan, bahwa wanita yang melakukan aktivitas fisik secara rutin dengan intensitas tinggi menurunkan risiko kanker payudara di bawah mereka yang tidak aktif secara fisik sebanyak 14-20 persen. Aktivitas fisik secara potensial melindungi diri dari kanker payudara melalui penguatan sistem imun tubuh, serta mengurangi level hormon reproduktif dan hormon yang berhubungan dengan insulin, dan lewat dampaknya terhadap kontrol berat tubuh. Tak dipungkiri lagi, bahwa aktivitas memiliki pengaruh besar, meski seberapa banyak dan tipe aktivitas apa yang bisa memberikan perlindungan optimal juga masuk dalam hitungan. Aktivitas ringan selama minimal 30 menit per hari adalah rekomendasi kesehatan secara umum.

Membatasi asupan alkohol Tak hanya dua hal di atas, pembatasan asupan alkohol adalah salah satu langkah yang secara nyata bisa mengurangi risiko kanker payudara, tipe pra dan paska menopause. Penelitian yang digabungkan secara konsisten menunjukkan adanya peningkatan 5-10 persen risiko kanker payudara dengan asupan minuman alkohol standar harian. Contohnya, 340 ml atau 142 ml anggur saja dianggap sudah cukup berbahaya. Laporan lain dari JNCI juga mengatakan, bahwa di antara wanita yang memasuki fase menopause, mereka yang memiliki kebiasaan minum alkohol menunjukkan risiko lebih besar mengidap kanker payudara ketimbang mereka yang tidak meminumnya.

Menyusui

26

Satu hal yang secara pasti bisa menurunkan risiko kanker payudara pra dan paska menopause adalah dengan memberikan ASI untuk anak. Di luar keempat hal yang disebutkan di atas, laporan JNCI mengatakan bahwa wanita bisa mengurangi risiko kanker payudara paska menopause dengan mengontrol asupan seharihari, khususnya mengurangi makanan berlemak. Amat disarankan untuk mengonsumsi banyak makanan alami, seperti sayuran, buah-buahan, gandum utuh, dan biji-bijian. 9. Pengobatan Kanker Payudara22

Dalam pengobatan kanker payudara dokter dan pasien akan bekerja sama dalam menentukan rencana pengobatan, meskipun pengobatan akan di tetentukan oleh dokter. Pengobatan kanker payudara dapat dilakukan secara medis atau secara alami. Pengobatan medis terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon. Terapi penyinaran digunakan untuk membunuh sel-sel kanker pada daerah yang terkena. Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh. Tetapi hal tersebut dapat menimbulkan banyak efek samping negatif pada tubuh. Misalnya, kemoterapi menimbulkan efek samping berupa rentan terhadap serangan infeksi, mudah lelah, mual, rambut rontok, masalah perdarahan seperti mimisan, dan banyak efek samping lainnya. Pada terapi hormon terdapat beberapa golongan obat yang digunakan sebagai obat kanker antara lain adalah golongan antiestrogen yang salah satu obatnya adalah Tamoksifen. Efek samping yang ditimbulkan antara lain rasa panas dan kemerahan pada wajah, gangguan saluran pencernaan, leukopenia & trombositopenia ringan, perdarahan vagina, gatal-gatal pada vulva/pukas (alat kelamin luar perempuan), dan ruam kulit. Karena itu, kita juga dapat mempertimbangkan pengobatan kanker payudara secara alami. Salah satu obat kanker alami yang dapat kita yakini khasiatnya adalah Sarang Semut
22

http://www.deherba.com/pengobatan-kanker-payudara.html diakses minggu 25 September 2011 pukul 18.43

27

(Myrmecodia pendas) yang berasal dari belantara hutan Papua. Kemampuan Sarang Semut secara empiris sebagai obat kanker payudara tersebut diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor/kanker, diantaranya: a. Inaktivasikarsinogen Menonaktifkan zat aktif yang menjadi penyebab kanker. b. Antiproliferasi Menghambat proses perbanyakan sel abnormal pada kanker. c. Penghambatan siklussel Pada kanker, terjadi kegagalan pengendalian dalam siklus pembelahan sel. Dimana sel mengalami pembelahan secara cepat dan terus menerus. Flavonoid bekerja dengan menghambat siklus pembelahan sel yang abnormal (kanker) tersebut. d. Induksi apoptosis dan diferensiasi Merangsang proses bunuh diri sel kanker. e. Inhibisi angiogenesis Menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada sel kanker yang berperan dalam menyediakan makanan/nutrisi bagi perkembangan sel kanker. Jika sel kanker tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, sel kanker akan mati. f. Pembalikan resistensi multi-obat Flavonoid membantu tubuh terhindar dari resistensi/kebal terhadap obat-obat yang dikonsumsi. 10. Program Penanggulangan Kanker Payudara23

Penanggulangan kanker payudara dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan. Bagian pertama adalah bagian yang seharusnya dilakukan semua wanita, karena mencegah adalah lebih baik dari mengobati.

Pencegahan terdiri dari primer dan sekunder. Pencegahan primer dilakukan dengan cara menghindari mengkonsumsi makanan yang berpotensi sebagai perangsang gen menjadi kanker, seperti makanan berlemak tinggi, mengandung estrogen, serta berpengawet dan
23

http://www.anak-ibu.com/panduan/cara-penanggulangan-kanker-payudara diakses Senin 26 September 2011

28

pewarna. Selanjutnya dilakukan pencegahan sekunder dengan cara skrining 6 bulan sekali untuk cek mammografi dan setahun sekali cek keseluruhan, yaitu melakukan pemeriksaan untuk menemukan tanda-tanda dini pada kelompok tanpa keluhan (sympton). Pemeriksaan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu pemeriksaan fisik dan pemeriksaan menggunakan alat bantu. "Pemeriksaan fisik bisa dilakukan dengan cara memeriksa payudara oleh wanita itu sendiri, yang dikenal dengan istilah sadari atau sarari." Dari pemeriksaan tersebut, harus diwaspadai bila ditemukan benjolan di payudara, perubahan di puting susu, keluar cairan merah dari puting susu, teraba benjolan di ketiak, ada bagian kulit yang tertarik ke dalam, atau ada bagian yang tertinggal sewaktu mengangkat lengan ke atas.

Sebaiknya sadari/sarari dilakukan secara rutin sebulan sekali. Pemeriksaan ini paling banyak menghabiskan waktu sekitar 10 menit. "Dengan sadari yang rutin, diharapkan kelainan ditemukan oleh yang bersangkutan." Segera pergi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut bila timbul kelainan.

Sedangkan pemeriksaan dengan alat bantu, diantaranya mammografi (pemeriksaan radiologi khusus dengan membuat foto jaringan lunak), USG (lebih berperan pada payudara yang padat), SPECT atau Single Photon Emission Computed Tomography (dapat mendeteksi perubahan-perubahan dalam tubuh yang lebih kecil yang tak terdeteksi oleh pemeriksaan mammografi dan USG). Cara ini bisa melihat perubahan-perubahan pada sejumlah reseptor estrogen di payudara. Payudara yang sakit kanker akan mempunyai reseptor estrogen yang lebih banyak.

Deteksi dini kanker payudara yang terbaik hasilnya adalah dengan mammografi. Sebaiknya mammografi dilakukan setahun sekali untuk wanita berumur lebih dari 50 tahun; pemeriksaan pertama dilakukan pada usia 35-40 tahun; pada wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara dilakukan pemeriksaan dasar pada usia 30 tahun; dan pada usia 40-50 tahun pemeriksaan dilakukan berkala setiap 1-3 tahun.

Dengan diketahuinya kanker payudara stadium dini, memungkinkan penderita mendapatkan pilihan pengobatan. Misal, bila ingin tetap mempertahankan payudaranya. Disamping, angka keberhasilan pengobatan juga tinggi dan angka kematian akan menurun.

29

Pengobatan dilakukan bila kankernya masih berupa stadium 1-3 awal, pengobatan bisa dilakukan dengan cara mengoperasi payudara tersebut. Tapi kalau kankernya sudah stadium di atas 3, pengobatan dengan cara bedah tak bisa dilakukan. Harus dicari alternatif pengobatan lain, misal, dengan radioterapi, kemoterapi, hormonterapi, dan sebagainya. Soalnya, kanker merupakan penyakit sistematik. Sel kanker punya kemampuan menyebar ke mana-mana. Walaupun telah dioperasi dan sembuh, bukan berarti tak ada kemungkinan kambuh, sehingga pengobatan pun dilakukan dengan berbagai cara. Operasi dan radioterapi untuk penyembuhan lokal, sementara kemoterapi dan hormonterapi atau obat-obat anti kanker untuk sistemiknya.

Selain itu, terapi secara psikologis juga penting dilakukan karena sikap mental pasien juga sangat berpengaruh terhadap penyebaran sel kanker. Kalau penderitanya sudah putus asa duluan, maka segala penyakit bisa kambuh dengan cepat. Progresivitas penyakit itu, kan, akan cepat meningkat pada pasien yang mentalnya down duluan.

Operasi pengangkatan kanker juga bisa dilakukan tanpa mengangkat payudara seluruhnya, tergantung letak tumornya. Kalau lokasinya di bagian atas luar yang berada dekat ketiak, maka bisa diangkat bagian itu saja, baru nanti diradiasi. Bentuk payudaranya tetap ada, hanya mungkin jadi kecil. Tapi kalau letak tumornya di daerah sentral, medial bawah, lateral bawah, maka harus diangkat seluruhnya karena arah penyebaran sel kanker ke atas. Jadi, kalau letaknya di medial bawah, maka ada kemungkinan menyebar ke atasnya, sehingga harus diambil keseluruhan payudara itu.

Pengobatan tuntas bisa memakan waktu setahun. Setelah pengobatan tuntas, selanjutnya seumur hidup tetap harus dipantau, yaitu tiap 6 bulan sekali. Paru dan dan livernya juga diperiksa karena dikhawatirkan sistemiknya tumbuh lagi di situ. Soalnya, mereka yang pernah terkena kanker payudara, walaupun sudah sembuh, namun tetap mempunyai risiko 12 kali akan kena lagi.

REHABILITASI

Setelah pengangkatan payudara, bukan berarti penderita tak bisa membuat payudara baru. Rekonstruksi payudara bisa saja dibuat kalau memang penderita merasa perlu melakukannya. Biasanya diambil dari lemak yang ada di perut atau bawah leher.
30

Sebaiknya, pembuatan payudara baru dilakukan setelah setahun operasi karena kekambuhan bisa bersifat lokal namun bisa juga menyebar atau tumbuh di tempat baru. Itulah mengapa, setelah operasi tetap harus kontrol, minimal 6 bulan sekali. Diasumsikan, jika setelah setahun tak kambuh lagi, maka bisa dibuatkan payudara baru.

Namun rehabilitasi fisik yang paling penting dilakukan adalah melatih otot lengan yang kaku sehabis operasi payudara. "Jika tak sering latihan, otot-otot lengannya akan kaku." Selain itu, lakukan sadari sesering mungkin dan diet makanan nonlemak.

"Memang lemak tetap dibutuhkan tubuh, tapi jangan dikonsumsi berlebihan. Maksimal tak lebih dari 20 persen makanan kita."

Jika payudara sudah sembuh dan terkontrol, lalu yang bersangkutan ingin punya anak dan menyusuinya, dianjurkan 2 tahun setelah pengobatan tuntas baru melakukan program hamil. Persoalannya, kalau hamil, maka estrogen akan meningkat. Takutnya, perkembangan sel kankernya akan jauh lebih galak. Jadi, 2 tahun setelah bebas pengobatan baru boleh hamil dan punya anak, serta menyusui.

Bila dulu kanker payudara hanya dialami ibu-ibu usia di atas 40 tahun, maka kini telah beralih. Dari hasil penelitian, terang dr. Wim, kini yang terbanyak berisiko terkena kanker payudara adalah wanita usia di bawah 40 tahun. Selain itu, yang juga mempunyai risiko tinggi adalah:

1.

Mempunyai riwayat keluarga penderita kanker payudara,

2. Umur di atas 40 tahun yang tak mempunyai anak, 3. Mempunyai anak pertama setelah berusia 40 tahun ke atas, 4. Tidak menikah, 5. Haid pertamanya terlalu dini (12 tahun), 6. Menopausenya lambat, 7. Masa menyusui yang singkat, dan 8. Mengkonsumsi makanan berlemak.

31

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M.N. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta. 2007 http://adreem68.multiply.com/journal/item/42 diakses Senin 26 September2011 http://databaseartikel.com/kesehatan/kanker-kesehatan/20116138-riwayat-hidup-alamiahkanker-dan-tumor.html diakses hari Jumat tanggal 23 September 2011 http://female.kompas.com/read/2009/11/19/11445482/Langkahlangkah.Pencegahan.Kanker. Payudara diakses hari Jumat tanggal 23 September 2011 http://hartiyamustofa.blogspot.com/2011/04/kanker-payudara-penyebab-gejala-dan.html diakses Senin 26 September 2011 http://kankerpayudara.org/forum/490.html diakses Senin 26 September 2011 http://kosmo.vivanews.com/news/read/140983-lingkungan_kerja_picu_kanker_payudara diakses Senin 26 September 2011 http://oketips.com/4642/tips-kanker-payudara-10-faktor-risiko-yang-tidak-bisa-dikontrol/ diakses Senin 26 September 2011 http://sehatherba.com/artikel-kanker/ciri-ciri-penyebab-dan-cara-penyembuhan-kankerpayudara.html diakses hari Jumat tanggal 23 September 2011 http://www.anak-ibu.com/panduan/cara-penanggulangan-kanker-payudara diakses Senin 26 September 2011 http://www.deherba.com/pengobatan-kanker-payudara.html diakses minggu 25 September 2011 pukul 18.43 http://www.herbalisnusantara.com/?mendalami-seluk-beluk-kanker%2C33 diakses Senin 26 September 2011 http://www.nastar.web.id/kesehatan/wanita-karir-lebih-berisiko-terkena-kankerpayudara.html diakses Senin 26 September 2011 http://www.scribd.com/doc/57636372/Ca-Mamae-Dewi diakses minggu 25 September 2011 pukul 18.40 http://ykpjabar.org/2011/04/risiko-terkena-kanker-payudara-a/ diakses Senin 26 September 2011 Kanker Payudara.Roche Pharmaceuticals. Maryani, Lidya. Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2010
32

Anda mungkin juga menyukai