Anda di halaman 1dari 12

.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini perkembangan di bidang kesehatan sudah begitu pesat, serta sudah
menjadi sebuah hal yang sangat diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan
lainnya. Melihat kondisi yang demikian, sudah seharusnya bukan hanya tenaga
kesehatan saja yang menjadi penanggung jawab kesehatan, tetapi kesehatan
merupakan tanggung jawab semua masyarakat. Keluarga merupakan unit terkecil
dari masyarakat. Ini berarti keluarga merupakan kelompok yang secara langsung
berhadapan dengan anggota keluarga selama 24 jam penuh. Menurut Mubarak,
Wahit Iqbal, dkk. (2007) peran keluarga adalah mampu mengenal masalah
kesehatan, mampu membuat keputusan tindakan, mampu melakukan perawatan
pada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan rumah, dan
mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal
keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang dialami anggita keluarganya.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam keluarga
(suprajitno, 2004). Menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat
sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah
sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu
mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kesehatan keluarga.
2. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan keluarga.
3. Memahami interaksi keluarga dalam rentang sehat sakit.
4. Memahami keluarga sebagai unit pelayanan yang dirawat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Keluarga


Pengertian kesehatan keluarga adalah pengetahuan tentang keadaan sehat
fisik, jasmani dan sosial dari individu-individu yang terdapat dalam satu keluarga.
Antara individu yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam lingkaran
siklus keluarga untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal.
Keluarga yang sehat adalah salah satu kekayaan yang tak terhingga. Tapi
tak sedikit dari kita yang masih mencari formulasi yang tepat untuk mengajak
seluruh anggota keluarga memiliki kebiasaan hidup sehat. Mehmet C Oz, MD,
dokter yang dibesarkan oleh Oprah Winfrey, memberikan tip praktisnya untuk
kita. “Jadikan trik ini seperti waktu bersenang-senang untuk seluruh keluarga!”
B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Keluarga
1. Faktor Fisik
Ross, Mirowsaky, dan Goldstein tahun 1990 (dikutip dalam
Setiawati. 2013: 21) memberikan gambaran bahwa ada hubungan
positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contoh dari
hubungan tersebut antara lain : seorang suami sebelum menikah terlihat
kurus maka beberapa bulan kemudian setelah menikah akan terlihat
lebih gemuk, beberapa alasan dikemukakan bahwa dengan menikah
suami ada yang memperhatikan dan pola makan lebih teratur begitu
sebaliknya dengan istri (Setiawati, 2008 : 21).
2. Faktor Psikis
Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis
yang besar, perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling
memberikan penguatan atau dukungan. Suami akan merasa tentram dan
terarah setelah beristri, begitupun sebaliknya (Setiawati, 2008 : 22).
Berdasarkan riset ternyata tingkat kecemaasan istri lebih tinggi
dibanding dengan suami, hal ini dimungkinkan karena bertambahnya
beban yang dialami istri setelah bersuami.

2
3. Faktor Sosial
Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi
kesehatan sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan
semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf
kehidupannya. Tingginya pendapatan yang diterima akan berdampak
pada pemahaman tentang pentingnya kesehatan, jenis pelayanan
kesehatan yang dipilih, dan bagaimana berespon terhadap masalah
kesehatan yang ditemukan dalam keluarga (Setiawati, 2008 : 22).
Status sosial ekonomi yang rendah memaksa keluarga untuk
memarginalkan fungsi kesehatan keluarganya, dengan alasan
keluarganya akan mendahulukan kebutuhan dasarnya.
4. Faktor budaya
Faktor budaya terdiri dari (Setiawati, 2008 : 22-23) :
a) Keyakinan dan praktek kesehatan
b) Nilai-nilai keluarga
c) Peran dan pola komunikasi keluarga
d) Koping keluarga
C. Indikator Keluarga Sehat
Indikator keluarga sehat adalah indikator utama yang digunakan sebagai
penanda status kesehatan suatu keluarga. Adanya indikator keluarga sehat ini
adalah bagian dari pelaksaan Program Indonesia Sehat.
Dikutip dari laman Kementrian Kesehatan RI, Program Indonesia Sehat
merupakan program utama penggabungan kesehatan yang dilaksanakan melalui
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019. Program ini
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.
Tujuan dari adanya 12 indikator keluarga sehat adalah untuk membangun
kesehatan masyarakat tentang menjaga kesehatan. Jadi, sehat bukan hanya tentang
berobat ketika sakit saja, tapi sehat juga dimulai dari kebiasaan sehari-hari untuk
menjaga kesehatan agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

3
D. 12 Indikator Keluarga Sehat
Keluarga yang dimaksud dalam program ini adalah keluarga yang terdiri dari
keluarga inti yaitu ayah, ibu, dan anak. Jika terdapat anggota keluarga lain dalam
rumah tangga, maka rumah tangga tersebut dihitung memiliki lebih dari satu
keluar. Berikut adalah 12 indikator keluarga sehat yang harus terpenuhi oleh
keluarga sehat.

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

Indikator keluarga sehat yang pertama adalah keluarga harus mengikuti


program Keluarga Berencana (KB). Program ini bertujuan untuk menekan angka
kelahiran di Indonesia. Progam Keluarga Berencana memiliki slogan ‘dua anak
lebih baik’. Selain menekan angka kelahiran, program KB juga mempermudah
untuk mengatur jarak kelahiran satu anak dengan anak selanjutnya.

2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

Indikator yang kedua dari 12 indikator keluarga sehat adalah melakukan


persalinan di fasilitas kesehatan. Seperti yang kita ketahui, di beberapa daerah di
Indonesia mungkin masih banyak ibu yang melakukan persalinan bukan di
fasilitas kesehatan. Hal ini jauh lebih berisiko bagi keselamatan ibu dan bayi
dibandingkan melahirkan di fasilitas kesehatan dibantu oleh tenaga medis. Selain
itu, ibu hamil juga diimbau untuk melakukan pemeriksaan secara rutin selama
kehamilan.

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

Imunisasi dasar lengkap untuk bayi juga menjadi salah satu dari 12
indikator keluarga sehat. Jenis imunisasi yang termasuk imunisasi dasar adalah
seperti imunisasi hepatitis B, polio, BCG, campak, dan pentavalen (DPT-HB-
HIB). Di luar imunisasi tersebut, orang tua juga harus tetap memantau kebutuhan
imunisasi anak.

4
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif

Indikator selanjutnya yang termasuk ke dalam 12 indikator keluarga sehat


adalah bayi mendapatkan ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan. Bukan berarti
penggunaan susu formula dilarang sama sekali, namun akan lebih baik ASI
eksklusif diberikan selama sang ibu dan anak tidak mendapatkan kendala dalam
pemberian ASI eksklusif ini.

5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

Indikator selanjutnya dalam 12 indikator keluarga sehat adalah balita


mendapatkan pemantauan pertumbuhan. Sangat penting untuk mengawasi anak
pada masa pertumbuhannya agar jika terjadi masalah pada pertumbuhan dapat
ditangani dengan lebih cepat. Maka dari itu, orang tua harus secara rutin
membawa anaknya ke posyandu atau melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.

6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai


standar

Tuberkulosis paru membutuhkan perawatan intensif yaitu penggunaan


obat yang harus konsisten dalam masa tertentu. Jika pengobatan berhenti di
tengah jalan, maka harus kembali diulangi lagi sejak awal. Peran keluarga sangat
penting untuk kesembuhan pasien dan juga untuk pencegahan agar penyakit ini
tidak menular pada anggota keluarga lainnya.

7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Indikator keluarga sehat selanjutnya adalah pengobatan secara teratur


untuk penderita hipertensi. Hipertensi memang terkadang tidak selalu
menunjukkan gejala, tetapi penyakit ini cenderung tidak dapat hilang sama sekali
sehingga pengobatannya harus dilakukan secara teratur dan tentunya juga dengan
penerapan pola hidup sehat.

5
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan

Ada banyak sekali keluarga di Indonesia yang merasa malu karena anggota
keluarganya mengalami gangguan jiwa, hingga tidak ingin merawat dan
cenderung menelantarkannya. Padahal gangguan jiwa bukan merupakan sesuatu
yang membuat malu. Peran keluarga juga sangat penting untuk kesembuhan
pasien gangguan jiwa.

9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

Bahaya rokok tidak hanya dapat dirasakan oleh para perokok aktif, tapi
juga para perokok aktif. Hal ini lah yang membuat rokok harus dihindari di
lingkungan kelurga dan tidak adanya anggota keluarga yang merokok menjadi
satu dari 12 indikator keluarga sehat.

10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional


(JKN)

JKN adalah program asuransi kesehatan milik pemerintah. Jaminan ini


tidak memberatkan dan bisa menyesuaikan dengan pendapatan peserta. Selain itu
terdapat juga warga yang menjadi anggota JKN tanpa harus membayar premi.

11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

Indokator selanjutnya yang masuk ke dalam 12 indikator keluarga sehat


adalaj keluarga harus mempunyai akses sarana air bersih. Seperti yang kita
ketahui, hampir setiap kegiatan sehari-hari kita membutuhkan air. Jika sumber air
yang digunakan untuk memasak, membersihkan diri, atau bahkan minum tidak
bersih, tentunya penggunanya berisiko terserang berbagai macam penyakit.
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Selain sarana air bersih, akses dan penggunaan jamban sehat juga
merupakan salah satu dari 12 indikator keluarga sehat. Jika keluarga tidak
memiliki akses menuju jamban sehat, tentunya lingungan keluarga juga menjadi
kurang sehat dan lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan keluarga itu adalah pengetahuan tentang keadaan sehat fisik,
jasmani dan sosial dari individu-individu yang terdapat dalam satu keluarga.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan keluarga, yaitu: fakor fisik,
psikis, sosial, dan buaya.
Tahap interaksi antara sehat/sakit dan keluaga, yaitu: tahap pencegahan sakit
dan penurunan risiko, tahap gejala penyakit yang dialami keluarga, tahap mencari
perawatan, tahap kontak keluarga dengan institusi kesehatan, tahap respon sakit
dari keluarga dan pasien, dan tahap adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan.
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan, yaitu: keluarga merupakan lembaga
masyarakat, keluarga dapat menimbulkan dan mencegah masalah kesehatan dalam
kelompoknya, masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, keluarga
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggotanya,
keluarga merupakan peantara untuk berbagi upaya kesehatan masyarakat.

B. Saran
Semoga makalah ini memberikan informasi terkait kesehatan keluarga. Dan
diharapkan kepada pembaca agar mengambil referensi lain sebagai bahan
perbandingan. Saran dan kritikannya sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta.

Freeman, R. B. 1981. Community Health Nursing Practice. Philadelphia: W.B.


Saunders

Friedman, M.M. 1998. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek. EGC: Jakarta.

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mangajar dalam Pendidikan. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:


Jakarta

Setiawati, S. 2008. Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Trans


Info Media: Jakarta

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik. EGC:


Jakarta.

8
MAKALAH

INDIKATOR KESEHATAN KELUARGA

Oleh:

Kelompok 1

1. Adawiyah
2. Amalia
3. Ayu
4. Destri
5. Era
6. Hafija

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
PADANG SIDIMPUAN
2019

9
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga saya
berhasil menyelesaikan makalah “INDIKATOR KESEHATAN KELUARGA”
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah penulis selanjutnya.
Akhir kata, penulis menyucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta
penulis berharap agar makalah ini dapat bermamfaat untuk kita semua.

Padangsidimpuan, September 2019


Penulis

i
10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Keluarga. ................................................... 2
B. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kesehatan Keluarga. ............. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

ii 11
12

Anda mungkin juga menyukai