Penyebab kematian
bayi
Tidak Langsung
3 terlambat
Kondisi geografis
4 terlalu
• Billa (sembilu) adalah alat untuk memotong tali pusar bayi yangterbuat
dari bambu tajam yang baru dipotong.
• Ma’bekke (setagen) adalah kain panjang yang digunakan untuk
membebat perut ibu yang baru melahirkan agar kencang kembali.
• Lampin/duc (tampon/popok) adalah kain atau handuk yang digunakan
oleh ibu nifas, diberikan bidan sebagai paket.
• Gurita untuk mengikat perut bayi baru lahir sampai tali pusarnya
mengering dan lepas. Saat ini beberapa ibu tidak memakaikan gurita karena
kurang baik bagi kesehatan bayi.
• Bantal yang terbuat dari kain panjang agar kepala bayi tetap bulat.
• Perre’ (ayunan bayi) dari kain panjang yang digantungkan pada balok di
atap rumah. Gunanya adalah untuk mengayun-ayun bayi ketika hendak
tidur.
Budaya Kesehatan Ibu dan Anak
a. Kasus kematian ibu dan anak
pada tahun 2010 dilaporkan 12 kematian bayi. Penyebab
kematian bayi antara lain asfiksia, berat badan lahir rendah
(BBLR), dan lain-lain (Dinkes Toraja Utara, 2010-2011).
Di Toraja Utara, pada masa remaja, para gadis dan remaja lakilaki memiliki
pengetahuan dan nilai-nilai kesehatan reproduksi yang berbeda.
Pengetahuan kesehatan reproduksi didapatkan dari pelajaran biologi di
sekolah dan dari peer group tempat mereka saling menceritakan
pengalamannya tentang lawan jenis, alat reproduksi, menstruasi, dan
lainlain.
• Percaya bahwa keturunan bangsawan tidak makan anjing karena biasanya sehabis
makan daging anjing akan sakit, tidak sadar, gemetar, keluar air liur, dan pingsan
seperti ayan.
• Pada kehamilan 6 bulan tidak boleh terlalu banyak bekerja, tetapi memasuki
bulan ke-8 atau lebih harus bekerja keras seperti membawa barang berat atau
mengepel agar bayi cepat keluar.
• Sesudah kehamilan 3 bulan dan memasuki bulan ke-9 dilarang tidur pada pukul 8-
10 pagi, karena diyakini bayi akan sulit lahir.
• Dilarang banyak duduk karena biasanya akan bersalin dengan cara operasi caesar.
Lanjutan….
Sedangkan kebiasaan dalam perawatan kehamilan antara lain sebagai
berikut.
• Masih ada kebiasaan keluarga ibu yang hamil 1-2 bulan untuk
membuat sokko (nasi ketan) dari ketan dan kelapa. Ibu hamil
diminta untuk mencicipi lebih dahulu, kemudian diberikan kepada
seluruh anggota keluarga. Hal ini bertujuan agar ibu yang masih
hamil muda, yang biasanya kondisinya rawan, menjadi kuat sampai
melahirkan nanti.
• Zaman dahulu, dalam tradisi Toraja, bayi yang lahir mati dimasukkan ke
dalam pohon yang getahnya berwarna putih yang dianggap sebagai air
susu. Hal ini memiliki harapan agar anak berikutnya dapat lahir selamat
dan tumbuh bagaikan pohon tersebut