Anda di halaman 1dari 70

ASPEK SOSIAL YANG

BERHUBUNGAN DENGAN
IBU HAMIL DAN BALITA
Aspek sosial budaya
perkawinan
 Faktor pendukung keberhasilan penyesuaian
perkawinan mayoritas subyek terletak dlm hal saling
memberi, menerima cinta, ekspresi afeksi, saling
menghormati dan menghargai, saling terbuka antara
suami istri.
 Faktor penghambat terletak baik suami maupun istri
tidak dpt menerima perubahan sifat dan kebiasaan di
awal pernikahan, suami maupun istri tidak berinisiatif
menyelesaikan masalah, perbedaan budaya, agama,
maupun tidak tahu peran masing2.
Hubungan antara kebudayaan dan
kesehatan sebelum ibu melahirkan
Aspek sosial budaya
kehamilan
 Ibu hamil dan yg akan bersalin dilindungi scr adat,
religi dan moral berdasarkan tujuan untk
menciptakan keseimbangan fisik antara ibu dan
bayi dan mencapai kesejahteraan serta
kebahagiaan.
 Masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan
dan persalinan krn mengganggap masa tersebut
kritis.
Kebiasaan menyusukan bayi yang lama pada
beberapa masyarakat. Merupakan contoh
yang baik, bertujuan melindungi bayi.
MALNU BRONKOPNEU
TRISI MONIA

Infeksi atau peradangan pada


Adanya kepercayaan-kepercayaan
dan pantangan-pantangan terhadap
beberapa makanan yang sangat
dibutuhkan oleh wanita hamil,
tentunya akan berdampak negatif
terhadap kesehatan ibu dan janin

Contoh : Anemia
Beberapa kepercayaan yang ada
misalnya di Jawa Tengah, ada
kepercayaan bahwa ibu hamil
pantang makan telur karena akan
mempersulit persalinan dan pantang
makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang
banyak.
Sementara di salah
satu daerah di Jawa
Barat, ibu yang
kehamilannya
memasuki 8-9 bulan
sengaja harus
mengurangi makannya
agar bayi yang
dikandungnya kecil
dan mudah dilahirkan.
Di masyarakat Betawi berlaku
pantangan makan ikan asin,
ikan laut, udang dan kepiting
karena dapat menyebabkan
ASI menjadi asin.
Di daerah Subang, ibu hamil pantang makan dengan
menggunakan piring yang besar karena khawatir
bayinya akan besar sehingga akan mempersulit
persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi,
berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.
Selain itu, larangan untuk
memakan buah-buahan seperti
pisang, nanas, ketimun dan lain-
lain bagi wanita hamil juga
masih dianut oleh beberapa
kalangan masyarakat terutama
masyarakat di daerah pedesaan.
Masih banyak praktek dukun
bayi yang bisa membahayakan
ibu dan bayi.

Karena layanan kesehatan yang


belum merata ke pedesaan.
Pemilihan dukun beranak sebagai
penolong persalinan pada dasarnya
disebabkan karena beberapa alasan
antara lain dikenal secara dekat,
biaya murah, mengerti dan dapat
membantu dalam upacara adat yang
berkaitan dengan kelahiran anak
serta merawat ibu dan bayi sampai
40 hari.
Secara medis penyebab klasik
kematian ibu akibat melahirkan
adalah perdarahan, infeksi dan
eklamsia (keracunan kehamilan).
Kondisi-kondisi tersebut bila tidak
ditangani secara tepat dan
profesional dapat berakibat fatal
bagi ibu dalam proses persalinan.
Kefatalan ini sering terjadi tidak
hanya karena penanganan yang
kurang baik tepat tetapi juga
karena ada faktor keterlambatan
pengambilan keputusan dalam
keluarga.
Didaerah pedesaan, keputusan
terhadap perawatan medis apa yang
akan dipilih harus dengan persetujuan
kerabat yang lebih tua; atau
keputusan berada di tangan suami
yang seringkali menjadi panik melihat
keadaan krisis yang terjadi sehingga
dapat menghambat tindakan yang
seharusnya dilakukan dengan cepat.
Faktor geografis :
Jarak rumah si ibu dengan tempat
pelayanan kesehatan cukup jauh
tidak tersedianya transportasi.
Faktor kendala ekonomi :
Ada anggapan bahwa membawa
si ibu ke rumah sakit akan
memakan biaya yang mahal.
Faktor keterlambatan dalam
pengambilan keputusan
Adanya suatu keyakinan dan
sikap pasrah dari masyarakat
bahwa segala sesuatu yang
terjadi merupakan takdir yang tak
dapat dihindarkan
Hubungan antara
kebudayaan dan
kesehatan ibu bersalin
Tradisi Babaran
Masyarakat Jawa
Setelah Ibu Melahirkan
Babar dapat diartikan: sudah selesai,
sudah menghasilkan dalam wujud
yang sempurna. Babaran juga
menggambarkan selesaianya proses
karya batik tradisional.

Istilah babaran juga dipakai untuk


seorang ibu yang melahirkan anaknya
Pada jaman ini Brokohan basanya terdiri dari :
beras, telur, mie instan kering, gula, teh dan
sebagainya. Namun jika dikembalikan kepada
makna yang terkandung dalam selamatan bayi
lahir, brokohan cukup dengan empat macam
ubarampe saja yaitu:
1. kelapa, dapat utuh atau cuwilan
2. gula merah atau gula Jawa
3. dawet
4. telor bebek
Makna dari keempat macam
ubarampe tersebut adalah:

Kelapa: daging kelapa yang berwarna


putih adalah manifestasi dari sukra
(bahasa Jawa kuno) yaitu sperma,
benihnya laki-laki, bapak
Gula Jawa: berwarna merah adalah
manifestasi dari swanita (bahasa Jawa
kuno) yaitu sel telur, benihnya wanita, ibu.
Dawet : dawet terdiri dari tiga bahan yaitu
:
1. santan kelapa, berwarna putih wujud
dari sperma, benihnya Bapak.
2. juruh dari gula Jawa yang berwarna
merah wujud dari sel telur, benihnya
Ibu.
3. cendol dari tepung beras manifestasi
dari jentik-jentik kehidupan.
Telor bebek
Ada dua alasan mengapa memakai telor
bebek, tidak memakai telor ayam.
1. telor bebek kulitnya berwarna biru, untuk
menggambarkan langit biru, alam awang-uwung,
kuasa dari atas.
2. biasanya telur bebek dihasilkan dari
pembuahan bebek jantan tidak dari endog lemu
atau bertelur karena faktor makanan. Dengan
demikian telor bebek kalau diengrami dapat
menetas, artinya bahwa ada roh kehidupan di
dalam telor bebek.
Melalui keempat macam
ubarampe untuk selamatan bayi
lahir tersebut, para leluhur
dahulu ingin menyatakan
perasaannya yang dipenuhi rasa
sukur
Keempat ubarampe yang dikemas
dalam selamatan Brokohan tersebut
mampu menjelaskan bahwa Tuhan
telah berkenan mengajak kerjasama
kepada Bapak dan Ibu untuk
melahirkan ciptaan baru, mbabar
putra.
Masyarakat Jawa mempunyai beberapa
upacara adat untuk menyambut
kelahiran bayi :
1. Mitoni
2. Upacara mendhem ari-ari
3. Brokohan
4. Upacara puputan
5. Sepasaran dan selapanan.
Upacara selapanan
Selapanan dilakukan 35 hari setelah
kelahiran bayi. Pada hari ke 35 ini,
hari lahir si bayi akan terulang lagi.

Namun selapanan utamanya


dilakukan sebagai wujud syukur
atas kelahiran dan kesehatan bayi.
Yang pertama dilakukan dalam
rangkaian selapanan, adalah potong
rambut atau parasan.Pemotongan
rambut pertama-tama dilakukan oleh
ayah dan ibu bayi, kemudian
dilanjutkan oleh sesepuh bayi.
Namun pada tradisi potong rambut
ini, beberapa orang ada yang takut
untuk menggunduli bayinya, maka
pemotongan rambut hanya
dilakukan seperlunya, tidak
digundul, hanya untuk simbolisasi.
Setelah potong rambut, dilakukan pemotongan kuku bayi.
Dalam rangkaian ini, dilakukan pembacaan doa-doa untuk
keselamatan dan kebaikan bayi dan keluarganya.
Tradisi Masyarakat
Kalimantan Ibu
melahirkan
Kultur budaya suku Dayak Kalimantan Tengah
menempatkan kaum wanita pada derajat yang
tinggi. Tak heran, kedudukan wanita dalam
masyarakat dayak memang spesial, kaum
perempuan selalu mendapatkan perhatian penuh,
Pada proses jelang melahirkan
bayi atau Awau, sang calon ibu
dibaringkan pada sebuah dipan
kecil dengan posisi miring
terbuat dari kayu yang disebut
Sangguhan dengan motif ukiran
Dayak di masing-masing sisi.
Kemudian saat melahirkan, disiapkan
pula Botol Mau sebagai tempat untuk
menungku perut ibu agar darah kotor
cepat keluar. Selain sebagai
perlengkapan suku dayak menjelang
persalinan Botol Mau ini juga
digunakan untuk menyimpan air panas.
Keluarga yang melahirkan juga perlu menyiapkan Kain
Bahalai (Jarik dalam bahasa Jawa) dengan lapisan yang
berbeda. Tujuh lapis kain bahalai saat menyambut bayi
laki-laki dan lima lapis kain bahalai untuk bayi dengan jenis
kelamin perempuan.
Ketika bayi telah lahir, maka tali
pusar atau ari-ari bayi dipotong
menggunakan sebuah sembilu dan
disimpan di dalam Kusak Tabuni.

Untuk tahap pertama dan


pemotongan terakhir ari-ari dengan
uang ringgit.
Bayi (awau) yang baru lahir
dimandikan dalam
Kandarah, dan popok bayi
yang digunakan disimpan
dalam Saok.
Ibu setelah melahirkan biasa
menggunakan Stagen (Babat
Kuningan) untuk mengikat perut
agar mengembalikan perut ibu ke
kondisi semula dengan cepat.
Masyarakat Dayak memiliki cara
yang khas dan bernuansa magis,
yakni menggunakan buah kelapa
yang bertunas untuk kemudian
disentuhkan ke arah selaput bayi.

Tujuannya adalah agar dapat


membuka ruang sehingga bayi
dapat keluar dengan mudah.
Tradisi Masyarakat
NTT Ibu melahirkan
Proses melahirkan
dengan di urut oleh
seseorang yang
diangap ahli.
Setelah ada kelahiran bayi diadakan
upacara atau ritual selamatan.

Perlakuan masyarakat Nusa Tenggara


Timur terhadap ari-ari
 Tali pusar dipotong menggunakan kulit
bambu.
 Ditaruh sekitar 3 bulan di atas perapian
sampai kering.
 Selanjutnya di tanam di sertai doa dan alat
tulis.
Hubungan antara kebudayaan
dan kesehatan ibu pasca
bersalin
Selain pada masa hamil, pantangan-
pantangan atau anjuran masih
diberlakukan juga pada masa pasca
persalinan.

misalnya, ada makanan tertentu yang


sebaiknya dikonsumsi untuk
memperbanyak produksi ASI; ada
pula makanan tertentu yang dilarang
karena dianggap dapat
mempengaruhi kesehatan bayi.
Secara tradisional, ada praktek-praktek yang
dilakukan oleh dukun beranak untuk
mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si
ibu.

Misalnya mengurut perut yang bertujuan


untuk mengembalikan rahim ke posisi semula
memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-
daunan kedalam vagina dengan maksud untuk
membersihkan darah dan cairan yang keluar
karena proses persalinan memberi jamu
tertentu untuk memperkuat tubuh.
Faktor budaya yang
dipertimbangkan karena
menyumbang angka
kematian
Secara medis, perlakuan ini dapat
menyebabkan infeksi pada bayi
dikarenakan tali pusat yang baru saja
terlepas belum dalam keadaan menutup
sempurna dan kering.
Sebagian masyarakat di Aceh merayakan tujuh
hari kelahiran bayinya dengan adat peucicap.
Adat peucicap adalah memperkenalkan
makanan kepada bayi biasanya dengan
mencampur berbagai rasa makanan seperti sari
buah apel, jeruk, pisang, anggur, nangka, gula,
garam, madu yang dioleskan kepada bibir si
bayi disertai dengan doa dan harapan agar si
bayi kelak tumbuh menjadi anak yang saleh,
berbakti pada orangtua dan agama, dan kepada
bangsa.
Peucicap
Faktanya secara medis, usus bayi
baru lahir belum memiliki enzim
yang mampu mencerna karbohidrat
dan serat-serat tumbuhan yang
begitu tinggi. Akibatnya, pemberian
makanan tambahan pada bayi
berusia di bawah 6 bulan dapat
menyebabkan sumbatan pada usus
dan diare yang berlebihan pada
bayi.
Di Nusa Tenggara, ibu yang baru
melahirkan diasapi di tempat tidur
dengan meletakkan tungku yang panas
dan berasap di bawah tempat tidur.
Masyarakat daerah tersebut percaya
bahwa tindakan tersebut bertujuan agar
ibu dan bayi tidak digigit nyamuk,
lebih kuat, dan terhindar dari sakit.
Ibu yang baru melahirkan diasapi di tempat tidur dengan
meletakkan tungku yang panas dan berasap di bawah tempat tidur.
Masyarakat daerah tersebut percaya bahwa tindakan tersebut
bertujuan agar ibu dan bayi tidak digigit nyamuk, lebih kuat, dan
terhindar dari sakit. Padahal secara medis, pengasapan ibu dan bayi
dapat menimbulkan risiko bagi ibu dan bayi. Risiko yang mungkin
dapat ditimbulkan adalah dehidrasi karena kepanasan serta risiko
pneumonia karena menghirup asap di ruang tertutup.
secara medis, pengasapan ibu dan
bayi dapat menimbulkan risiko
bagi ibu dan bayi. Risiko yang
mungkin dapat ditimbulkan adalah
dehidrasi karena kepanasan serta
risiko pneumonia karena
menghirup asap di ruang tertutup.
Di daerah Papua, terdapat
kebiasaan menempatkan ibu
hamil yang akan melahirkan
di kandang ternak.
Secara medis tentu saja hal ini
sangat berisiko bagi ibu dan bayi
karena umumnya kandang ternak
sangat tidak bersih untuk proses
melahirkan.
Selain itu, di Papua juga banyak
ibu di daerah pedalaman Papua
yang masih melahirkan dengan
cara yang tradisional dengan
berjuang seorang diri di pinggir
sungai juga memotong tali pusat
sendiri.
Pemotongan tali pusat jika
dilakukan seorang diri akan rentan
menimbulkan infeksi akibat tidak
higienisnya alat pemotong pusat.
Sebagian masyarakat di sana juga mempercayai bahwa jika ibu
melahirkan anak kembar, maka si ibu harus memilih salah satu
anak untuk dibawa pulang dan membunuh salah satunya. Hal
tersebut disebabkan oleh keyakinan bahwa anak kembar adalah
dua saudara yang akan tumbuh saling bermusuhan.
Di sebagian daerah,
mempercayai bahwa
memandikan bayi dengan
menggunakan air dingin
dapat membuat bayi kuat.
Secara medis, bayi masih rentan terhadap
lingkungan, termasuk suhu dingin. Air
dingin dapat menyebabkan pembakaran
dan metabolisme tubuuh bayi meningkat
sehingga makanan dalam tubuh dapat habis
hanya untuk mengatur suhu tubuh saat
kedinginan. Akhirnya bayi tersebut dapat
mudah kehabisan tenaga dan mudah sakit.
TERIMA KASIH

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai