Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIK PROFESIONAL

BIDAN
DHINI WAHYUNI NOVITASARI, S.S.T.,M.TR.KEB
DEFINISI KEBUDAYAAN
 Kebudayaan atau yang disebut peradapan adalah pemahaman yang meliputi: pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat yang diperoleh dari anggota masyarakat.
 Pendapat umum sesuatu yang baik dan berharga dalam kehidupan masyarakat.
 Pola tingkah laku, pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama diwujudkan oleh
simbol-simbol  pada pencapaian tersendiri dari kelompok manusia yang bersifat universal.
 Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “budayah“ atau  “bodhi“ yang berarti budi akal
atau segala sesuatu yang berkaitan dengan akal. Budaya dapat dipisahkan sebagai kata
majemuk Budi & Daya yang berupa: cipta, rasa, karsa, karya.
JENIS KEBUDAYAAN DI INDONESIA
a. Kebudayaan Modern
Kebudayaan modern biasanya berasal dari manca negara datang di Indonesia
merupakan budaya/ kesenian import. Budaya modern akting, penampilan, dan
kemampuan meragakan diri didasari sifat komersial. Budaya modern lebih
mengesampingkan norma, gaya menjadi idola masyarakat dan merupakan target sasaran.
Contoh : film, musik jazz.
b. Kebudayaan Tradisional
Bersumber dan berkembang dari daerah setempat. Penampilan mengutamakan norma
dengan mengedepankan intuisi bahkan bersifat bimbingan dan petunjuk tentang
kehidupan manusia. Kebudayaan tradisional kurang mengutamakan komersial dan sering
dilandasi sifat kekeluargaan. Contoh : Ketoprak, wayang orang, keroncong, ludruk.
c. Budaya Campuran
Budaya campuran pada hakekatnya merupakan campuran budaya modern dengan
budaya tradisional yang berkembang dengan cara asimilasi ataupun defusi. Kebudayaan
campuran sudah memperhitungkan komersiel tapi masih mengindahkan norma dan adat
setempat. Contoh : Musik dangdut, orkes gambus, campur sari.
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA
KEHAMILAN

Orang Jawa adalah salah satu contoh dari masyarakat yang sering menitik beratkan
perhatian pada aspek krisis kehidupan dari pertistiwa kehamilan, sehingga di dalam
adat-istiadat mereka terdapat berbagai upacara adat yang cukup rinci untuk
menyambut kelahiran bayi. Biasanya upacara dimulai sejak usia ketujuh bulan
kandungan ibu sampai pada saat kelahirannya, walaupun ada pula sebagian kecil
warga masyarakat yang telah melakukannya sejak janin di kandungan ibu berusia tiga
bulan. Upacara –upacara adat Jawa yang bertujuan mengupayakan keselamatan bagi
janin dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya itu adalah upacara
mitoni, procotan dan brokohan.
Sebagian masyarakat Jawa juga percaya bahwa bayi yang lahir pada usia tujuh bulan
mempunyai peluang untuk hidup, bahkan lebih kuat dari pada bayi yang lahir pada usia
kehamilan delapan bulan, walupun kelahiran itu masih prematur. Kepercayaan ini tampak
terdapat pula pada sejumlah suku bangsa di Indonesia dan Malaysia. Karena itu orang Jawa
menganggap usia tujuh bulan kandungan sebagai saat yang penting, sehingga perlu dilakukan
upacara yang disebut mitoni untuk menyambutnya dan menangkal bahaya yang mungkin
timbul pada masa itu. Upacara mitoni yang umumnya hanya dilakukan pada kehamilan
pertama dari seorang wanita, sebenarnya dapat pula berfungsi untuk memberikan
ketenangan jiwa bagi calon ibu yang belum pernah mengalami peristiwa melahirkan.
Upacara mitoni dilakukan dengan cara memandikan sang calon ibu dengan air bunga, yang
biasanya dilakukan oleh orang tua pasangan suami istri yang sedang menantikan bayinya,
ditambah sejumlah kerabat sepupuh terdekat atau sepupuh yang dihormati. Selanjutnya
diadakan upacara memecah buah kelapa bergambar wayang dengan tokoh Dewa Kamajaya dan
Dewi Ratih oleh sang calon ayah, yang sebelumnya dimasukan ke dalam sarung yang dikenakan
oleh si calon ibu ketika dimandikan, mulai dari ujung sarung pada batas menyentuh tanah.
Namun sebelum menyentuh tanah, sang calon ayah harus bisa menagkap buah kelapa itu pada
ujung sarung dekat kaki istrinya. Upacara ini dimaksudkan agar kelak proses kelahiran bayi
dapat berjalan lancar dan bayi yang akan lahir tampan atau cantik seprti dewa dan dewi
tersebut. Rangkaian upacara mitoni pada dasarnya melambangkan harapan baik bagi sang bayi,
yakni harapan agar ia sempurna dan utuh fisiknya, tampan atau cantik wajahnya,dan selamat
serta lancar kelahirannya.
 Berbagai kelompok masyarakat di berbagai tempat yang
menitik beratkan perhatian mereka terhadap aspek kultural
dari kehamilan dan menganggap peristiwa itu sebagai
tahapan-tahapan kehidupan yang harus dijalani di dunia.
 Masa kehamilan dan kelahiran dianggap masa krisis yang
berbahaya, baik bagi janin atau bayi maupun bagi ibunya
karna itu sejak kehamilan sampai kelahiran para kerabat dan
handaitolan mengadakan serangkaian upacara bagi wanita
hamil dengan tujuan mencari keselamatan bagi diri wanita itu
serta bayinya, saat berada di dalam kandungan hingga saat
lahir.
 Upacara procotan dilakukan dengan membuat sajian jenang procot yakni
bubur putih yang dicampur dengan irisan ubi. Upacara procotan khusus
bertujuan agar sang bayi mudah lahir dari rahim ibunya.
 Brokohan adalah upacara sesudah lahirnya bayi dengan selamat dengan
membuat sajian nasi urap dan telur rebus yang diedarkan pada sanak keluarga
untuk memberitahukan kelahiran sang bayi.
 Pusat perhatian orang Jawa mengenai pelaksanaan upacara pada masa
kehamilan dan kelahiran terletak pada unsur tecapainya keselamatan, yang
dilandasi atas keyakinan mengenai krisis kehidupan yang mengandung bahaya
dan harus ditangkal, serta harapan akan kebaikan bagi janin dan ibunya. Maka
upacara kelahiran seringkali  tidak dilaksanakan dalam bentuk kenduri besar
dengan mengundang banyak handai-taulan.
 Jawa Tengah
Bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan  mempersulit persalinan dan pantang makan daging
karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
 Jawa Barat
Ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang
dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
 Masyarakat Betawi
Berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting dapat menyebabkan ASI menjadi asin
 Masyarakat Subang
Ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar
sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang
dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu,
larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga
masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan
 Ibu Hamil Harus Minum Jamu
Budaya yang perlu diwaspadai, Karena jamu tradisional dapat menyebabkan ketuban keruh, sehingga
menimbulkan asfiksia dan risiko infeksi neonatal
Aspek Sosial Budaya pada Persalinan
a. Minum Rendaman Air Rumput Fatimah Akan Merangsang Mulas

 Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu hamil, tapi apa kandungannya
belum diteliti secara medis.
 Rumput fatimah atau biasa disebut Labisia pumila ini, berdasarkan kajian atas obat-obatan
tradisional di Sabah, Malaysia, tahun 1998, dikatakan mengandung hormon oksitosin yang
dapat membantu menimbulkan kontraksi.
 Tapi, apa kandungan dan seberapa takarannya belum diteliti secara medis. Jadi, harus
dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya. Karena, rumput ini hanya boleh
diminum bila pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm, letak kepala bayi sudah masuk
panggul, mulut rahim sudah lembek atau tipis, dan posisi ubun-ubun kecilnya normal.
 Jika letak placenta di bawah atau bayinya sungsang, tak boleh minum rumput ini karena
sangat bahaya. Terlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang mulas
pakai rumput ini, bisa-bisa janinnya malah naik ke atas (ring bandl) dan membuat sesak
nafas si ibu. Hal ini akan memicu terjadinya kegawatan maternal neonatal.
b. Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang persalinan, akan
membantu melicinkan saluran kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar.
Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tak normal, apalagi disertai gatal, bau,
dan berwarna. Jika terjadi, segera konsultasikan ke dokter. Ingat, bayi akan keluar lewat saluran
lahir. Jika vagina terinfeksi, bisa mengakibatkan radang selaput mata pada bayi. Harus diketahui
pula, yang membuat persalinan lancar bukan keputihan, melainkan air ketuban. Itulah mengapa,
bila air ketuban pecah duluan, persalinan jadi secret.
c. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancar dan licin. Namun dalam dunia kedokteran,
minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan persalinan. Mungkin secara psikologis,
ibu hamil menyakini, dengan minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar
persalinannya. Jika itu demi ketenangan psikologisnya, maka diperbolehkan, karena minyak
kelapa bukan
d. Minum maduracun.
dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan
Madu tak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup, sebaiknya jangan
minum madu karena bisa mengakibatkan overweight. Bukankah madu termasuk karbohidrat
yang paling tinggi kalorinya Jadi, madu boleh diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik
dari batas yang ditentukan, sebaiknya segera hentikan. Demikian juga dengan telur, pada
dasarnya selama telur itu matang maka tidak akan berbahaya bagi kehamilan. Hal ini disebabkan
karena telur banyak mengandung protein yang dapat menambah kalori tubuh.
e. Makan durian, tape, dan nanas bisa membahayakan
persalinan.
Durian, tape dan nanas mengandung alcohol yang tinggi sehingga akan
meningkatkan gas pada lambung, sehingga akan menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi ibu hamil.
 Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas
a. Tidak boleh bersenggama
 Senggama memang dilarang selama 40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas
yang satu ini akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim,
yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula.
 Selain karena fungsi hormonal tubuh yang bersangkutan belum kembali aktif bekerja.
Kalau sanggama dipaksakan terjadi dalam tenggang waktu itu, kemungkinan yang terjadi
bisa macam-macam. Di antaranya infeksi atau malah perdarahan. Sebabnya, mukosa jalan
lahir setelah persalinan sangat peka akibat banyaknya vaskularisasi/aliran darah, hingga
terjadilah perlunakan mukosa jalan lahir. Dengan berjalannya waktu, vaskularisasi ini kian
berkurang dan baru akan normal kembali 3 bulan setelah bersalin. Belum lagi libido yang
mungkin memang belum muncul ataupun pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan
robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil lagi.
b. Tidak boleh tidur siang
Pantangan yang satu ini kedengarannya keterlaluan. Bayangkan, meski ngantuk setengah mati
lantaran sering terbangun malam hari karena harus menyusui dan menggantikan popok si
kecil, si ibu tak boleh tidur siang. Menurut Chairulsjah, tidur berkepanjangan memang
mengundang proses recovery yang lebih lambat. "Makin lama berbaring makin besar pula
peluang terjadi tromboemboli atau pengendapan elemen-elemen garam." Lalu bila si ibu
bangun/berdiri mendadak, endapan elemen tersebut dikhawatirkan lepas dari perlekatannya
di dinding pembuluh darah. Padahal akibatnya bisa fatal. Endapan-endapan tadi bisa masuk
ke dalam pembuluh darah lalu ikut aliran darah ke jantung, otak dan organ-organ penting lain
yang akan memunculkan stroke.
c. Pantangan Makanan
 Golongan makanan yang harus dijauhi adalah pepaya, durian, pisang, dan terung. Karena konon
ragam makanan tadi bisa dikhawatirkan bikin lembek organ vital kaum Hawa. Termasuk makanan
bersantan dan pedas karena pencernaannya bakal terganggu yang bisa berpengaruh pada bayinya.
Begitu juga ikan dan telur asin serta makanan lain yang berbau amis karena dikhawatirkan bisa
menyebabkan bau anyir pada ASI yang membuat bayi muntah saat disusui. Selain juga, proses
penyembuhan luka-luka di jalan lahir akan lebih lambat.
 Secara medis, tak benar anggapan untuk pantang pepaya dan pisang yang justru amat dianjurkan
karena tergolong sumber makanan yang banyak mengandung serat untuk memudahkan BAB. Ikan
dan telur juga merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik dan amat dibutuhkan tubuh.
PANTANGAN MAKAN BAGI IBU NIFAS

Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong , daun
lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
Dampak positif : tidak ada
Dampak negatif: merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang bergizi
seimbang agar ibu dan bayi sehat.
Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa
garam , ngayep´dilarang banyak makan dan minum, makanan harus disangan/dibakar.
Dampak Positif : tidak ada
Dampak negatif: merugikan karena makanan yang sehat akan mempercepat
penyembuhan luka
Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan BBL

Beberapa mitos di masyarakat yang kurang tepat


 Bayi baru lahir pusarnya harus diberikan kopi untuk mencegah infeksi
 Bayi harus diberikan kalung berisi benda tajam (silet) untuk mencegah gangguan roh
halus
 Menggunakan peniti dengan ada bawang merah (tergantung kemauan keluarga). Ketika
ada pengantin, maka pada bayi diberi bedak pengantin agar terhindar dari sawan (masih
berlangsung hingga sekarang)
 Bayi harus diberikan pisang lotek agar kuat dan cepat besar
 Hidung di Tarik-Tarik agar mancung
Membedong bayi terlalu kencang
Ternyata dibedong bisa membuat peredaran darah bayi menjadi terganggu, kerja jantung akan
lebih berat memompa darah, akibatnya bayi akan sering sakit di daerah paru-paru dan jalan nafasnya.
Selain itu dibedong akan menghambat perkembangan motorik si bayi karena tidak ada kesempatan
untuk bergerak. Sebaiknya dibedong saat sesudah mandi untuk melindungi dari dingin atau saat cuaca
dingin itu pun dibedong longgar. Jadi dibedong itu tidak ada hubungannya dengan pembentukan kaki
karena semua kaki bayi yang baru lahir kakinya bengkok, sebab di dalam perut tidak ada ruang yang
cukup untuk meluruskan kakinya sehingga waktu lahirpun masih bengkok, tapi akan lurus dengan
sendirinya.
TUGAS

 Tugas Individu
 Membuat Paper “Dampak praktik kebidanan terhadap kesejahtraan individu dan
masyarakat”
 Dikumpulkan ke penanggung jawab mata kuliah dan paling lambat pengumpulan 24/12/2022
Pukul 12.00
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai