Anda di halaman 1dari 29

KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT

Tujuan
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1) Tanpa melihat catatan, mahasiswa mampu menjelaskan mengenai metode KB dengan
menggunakan kondom.
2) Tanpa melihat catatan, mahasiswa mampu menjelaskan mengenai metode KB dengan
menggunakan barier intra vaginal.
3) Tanpa melihat catatan, mahasiswa mampu menjelaskan mengenai metode KB dengan
menggunakan spermisida.

Relevansi
Data BKKBN bulan Oktober tahun 2013 memperlihatkan bahwa peserta KB baru yang
menggunakan kondom sebanyak 350.000 jiwa atau sekitar 46,915% dari total seluruh peserta
KB baru. Sebenarnya alat kontrasepsi sederhana dengan menggunakan alat banyak macamnya,
hanya saja sebagian besar akseptor KB memilih kondom. Kondom cukup efektif jika dipakai
secara benar pdan konsisten. Angka kegagalan yang terjadi sekitar 2-12 per 100 perempuan
setiap tahun.

Peta konsep
Pendahuluan
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan menjadi
perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga berncana (KB) sebagai salah
satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu. banyaknya anak-anak terlantar dan
dengan jarak usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat
kontrasepsi untuk wanita,juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang menjadi
masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi, keuntungan,
kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut.

Uraian Materi
1. Metode Sederhana dengan Alat (Kondom)

Gambar 6.1 Kondom Pria Gambar 6.2 Kondom Wanita

1) Definisi
✓ Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks, pastik ( vinil ), atau dari bahan hewani yang dipasang pada penis
(kondom pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat berhubungan seksual (Buku
ajar pelayanan KB. 2010. Sri Handayani).
✓ Kondom adalah pembungkus karet yang digunakan sebagai pelindung agar sperma
tertahan yang digunakan saat berhubungan seksual (Keperawatan Ibu- Bayi Baru
Lahir. 2007. Barbara R. Stright).
✓ Kondom adalah selubung karet yang digunakan saat berhubungan seksual untuk
mencegah kehamilan (wikipedia)
Jadi, kondom adalah selubung / sarung pelindung yang terbuat dari bahan karet/kulit
yang digunakan pada alat kelamin wanita / pria saat berhubungan seksual untuk
mencegah kehamilan.
2) Macam-macam kondom
a. Kulit
a) Dibuat dari usus biri-biri
b) Tidak meregang atau mengkerut (tidak elastis).
c) Menjalarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak menghalangi sensitivitas saat
senggama.
d) Lebih mahal.
e) Jumlahnya kurang dari 1% dari semua jenis kondom yang beredar dipasaran.

b. Lateks
a) Paling banyak dipakai dan paling banyak beredar.
b) Elastis.
c) Murah.

c. Plastik
a) Sangat tipis (0,025-0,035 mm).
b) Menghantarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak menghalangi sensitivitas
saat senggama.
c) Lebih mahal daripada kondom lateks.

3) Cara kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan antara sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan.
Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV) dari satu
pasangan ke pasangan lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).

4) Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan
seksual. Pada beberapa pasangan pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai
secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan angka kegagalan kondom yaitu 2-12 per 100
perempuan setiap tahun.

5) Keuntungan
a. Memberi perlindungan terhadap PMS
PMS ditularkan melalui hubungan seksual, dengan pemakaian kondom akan
mencegah penularan tersebut, karena tidak ada kontak langsung antara kelamin
wanita dengan pria dan karena sperma tidak tercurah ke dalam alat reproduksi
wanita.
b. Murah dan mudah didapatkan secara umum.
Kondom dijual secara bebas dengan harga terjangkau, jadi bisa didapatkan dengan
mudah.
c. Tidak perlu pemeriksaan medis.
Metode ini tidak memerlukan pemeriksaan medis karena hanya menggunakan alat
sederhana yang dipakai di luar tubuh.
d. Tidak mengganggu produksi ASI
Produksi ASI tidak akan terganggu dengan pemakaian metode ini karena metode
ini dipakai diluar tubuh tidak berkaitan dengan produksi ASI.
e. Mencegah ejakulasi dini
Kondom yang terbuat dari bahan lateks tidak menghantarkan panas, karena itu
mengurangi sensitivitas saat berhubungan seksual. Pemakaian kondom dari bahan
lateks akan membatu pria yang bermasalah dengan ejakulasi dini, karena bahan
lateks mengurangi sensitivitas.

f. Membantu mencegah terjadinya kanker serviks.


Penggunaan kondom tidak hanya efektif mencegah kehamilan tetapi mencegah
penularan HPV yang dapat mengakibatkan kanker servik.

6) Kerugian
a. Angka kegagalan relatif tinggi
Angka kegagalan tinggi jika pemakaian kondom tidak benar dan kondom rusak atau
robek.
b. Perlu menghentikan sementara aktivitas & spontanitas hubungan seks.
Hal ini yang membuat pasangan keberatan menggunakan kondom karena
hubungan seksual harus dihentikan sejenak untuk melakukan pemasangan
kondom. Sehingga membuat tidak nyaman.
c. Perlu pemakaian secara konsisten.
Kondom harus dipakai setiap akan berhubungan seksual. Pemakaian harus
konsisten jika ingin efektif sebagai metode kontrasepsi.
d. Harus tersedia setiap akan berhubungan seksual.
Karena ini merupakan metode kontrasepsi menggunakan alat, maka kondom harus
selalu tersedia ketika akan berhubungan seksual.
e. Masalah pembuangan kondom bebas.
Ini merupakan salah satu masalah dari penggunaan kondom. Kondom habis pakai
tidak jarang dibuang sembarangan, sebaiknya limbah kondom habis pakai dikemas
dengan rapih sebelum dibuang, karena itu menjadi sumber penularan penyakit.

7) Cara Penggunaan Kondom


a. Kondom pria

Gambar 6.3 Cara Pemasangan Kondom

a) Buka kemasan kondom


b) Pakai kondom setelah penis ereksi (tegang)
c) Tempatkan gulungan kondom di kepala penis
d) Tekan ujungnya untuk mengeluarkan udara dan dorong ke bawah menyarungi
seluruh penis
e) Lumuri pelicin pada kondom dan vagina
f) Gunakan untuk hubungan seks dan ganti yang baru bila kondom rusak
g) Setelah sperma keluar (ejakulasi), tarik keluar kondom dari penis yang masih
ereksi dan tahan pangkalnya agar sperma tidak tumpah.
h) Bungkus dengan kantung plastik dan buang ke tempat sampah.
b. Kondom wanita
Gambar 6.4 Cara Pemasangan Kondom Wanita

a) Buka kemasan
b) Lipat ujung kondom yang berupa ring atau spon dan masukan kedalam vagina
c) Pegang ring luar kedalam dan tekan bagian dalam kondom sampai pangkal jari
untuk memantapkan posisi kondom dan kenyamanan pemakaian
d) Tuntun penis ke dalam lubang kondom untuk melakukan hubungan seks
e) Setelah sperma keluar (ejakulasi),lepaskan penis dari dalam vagina
f) Putar bagian pangkal kondom 3 kali supaya saat kondom ditarik keluar dari
vagina sperma tidak tumpah
g) Buang ke tempat sampah.

8) Petunjuk yang disampaikan pada pasangan tentang penggunaan kondom


a) Untuk menghindari terjadinya kehamilan maka dapat digunakan setiap kali
berhubungan
b) Pemasangan kondom dilakukan sebelum penis berhubungan dengan genitalia
eksterna wanita atau sebelum dimasukksn ke dalam vagina.
c) Setelah kondom dipasang pada penis, sisakan sedikit ruang bebas pada ujung
kondom
d) Simpan kondom di tempat kering dan sejuk.
e) Jangan memakai vaselin atau pelumas jika menggunakan kondom berbahan karet
karena dapat merusak karet
f) Periksa kondom setelah senggama selasai, untuk melihat kerusakan pada kondom,
apakah kondom masih utuh atau tidak.
g) Jangan menggunakan kondom yang sama berkali-kali. 1 kondom hanya untuk 1 kali
pemakaian

2. Spermisida
1) Definisi
Zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina sebelum
spermatozoa bergerak ke dalam traktus gentalia interna.
Bahan kimia ( biasanya non oksinol-9 ) digunakan untuk menonaktifkan atau
membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk :
a. Aerosol ( busa )
b. Tablet vaginal, suppositoria,atau dissolvable film
c. krim
Zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai mematikan spermatozoa yang digunakan
menjelang hubungan seks.
Jadi Spermisida adalah zat pembunuh sperma sebelum masuk ke dalam traktus
genitalia interna. Spermisida ini digunakan oleh perempuan. Spermisida akan membuat
sperma tidak aktif dan tidak mampu menembus cervix saat menjelang hubungan seks.

2) Cara kerja
Menyebabkan selaput sel sperma pecah, yang akan mengurangi gerak sperma
(keaktivan dan mobilitas) serta kemampuannya untuk membuahi sel telur

3) Komponen spermisida
Zat pembawa atau pengangkut yang inert

4) Macam-macam spermisida
a. Jelly
Gambar 6.5 Jelly

a) Dibuat dari bahan yang larut dalam air


b) Mencair pada suhu badan dan dengan cepat menyebar ke dalam vagina
c) Daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian
d) Jelly
i. Perseptin vaginal jelly,orthogynol vaginal jelly,
ii. jelly lebih encer dari pada creme..lama kerjanya kurang lebih 20 sampai
1 jam.
iii. C-film,yang merupakan benda yang tipis ,dapat lipat,dan larut dalam
air.Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat disperse yang
tinggi dan menyebar pada porsio uteri dan vagina.Obat mulai efektif
setelah 10-15 menit.

b. Cream
a) Dibuat dari lemak yang tidak larut dalam air
b) Setelah dimasukkan dalam vagina cream tetap berada di tempatnya dan tidak
menyebar
c) Daya perlindungan dicapai setelah pemberian
d) Delven vaginal crème lama kerjanya kurang lebih 20 sampai 1 jam. Obat mulai
efektif setelah 10 – 15 menit

c. Foam / busa

Gambar 6.6 Foam/busa

Akan mengisi vagina dengan gelembung-gelembung busa yang mengandung


spermisidnya bentuk spermisida aerosol (busa), tidak memerlukan waktu tunggu
karena langsung larut dan bekerja aktif.
d. Tablet busa

Gambar 6.7 Tablet busa

a) Bentuk plastik menyerupai kertas ukuran 2x2 inci mengandung 72 mg nonoxynol


-9 dilipat sekali lalu dimasukan dalam vagina
b) Dengan adanya sekret vagina, tablet vagina akan menghasilkan CO2 yang
selanjutnya akan menyebarkan spermisid
c) Perlu waktu 10 menit sebelum boleh bersenggama
d) Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.Suppositorium: Lorofin
Suppositoria, rendel pessaries.
e) Dapat berbentuk yang larut dalam air atau bahan dasar lilin yang tidak larut dalam
air
f) tablet vagina atau suppositoria atau film/tissue Tunggu 10-15 menit sebelum
mulai berhubungan seksual

5) Zat spermisid yang aktif


a. Surfaktan
a) Zat kimia yang bekerja pada permukaan sel
b) Menempel pada spermatozoa lalu menghambat pengambilan oksigen dan
fructolysis
c) Aksi primernya memecah dinding sel spermatozoa
b. Bakterisida
a) Bekerja dengan menggabungkan diri dengan gugus sulfur dan hidrogen di
dalam spermatozoa, sehingga mengganggu metabolisme sel spermatozoa
b) Derajat keasaman tinggi
c) Contohnya : asam laktat, asam borat, asam citrun dan lain-lain.

6) Efektifitas
Keberhasilannya sedang (6-26 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
pemakaian).

7) Keuntungan
a. Aman karena tidak mengganggu efek sistemik
b. Sebagai kontrasepsi pengganti untuk wanita dengan kontraindikasi pemakaian pil
oral, IUD dan lain-lain. Dan hanya dikontraindikasikan Untuk pemakai yang memiliki
gangguan pada kerja hormon dalam tubuhnya. Pemakaian hanya sementara saat
setiap hubungan seks saja dan tidak berkepanjangan yang dapat mangganggu efek
sistemik pada tubuhnya.
c. Efek pelumasan pada wanita yang mendekati menopause disamping efek proteksi
terhadap kemungkinan hamil karena pelumas pada genitalia wanita yang mendekati
menopause semakin berkurang akibat hormon estrogen yang menurun
d. Tidak memerlukan supervisi medik karena pemakaian yang mudah hanya dengan
menggunakan alat bantu aplikator

8) Kerugian / kekurangan
a. Angka kegagalan relatif tinggi karena tidak menutup kemungkinan sperma tidak
akan masuk seluruhnya
b. Harus digunakan sebelum senggama. Hal tersebut untuk mencegah masuknya
sperma maka pemberian digunakan sebelum senggama
c. Ada wanita yang segan melakukannya kerena harus diletakkan dalam-dalam atau
tinggi dalam vagina.pengolesan spermisida yang terlalu dalam sehingga pemakai
tidak ingin menggunakannya karena takut atau segan menggunakannya
d. Harus diberikan berulang-ulang untuk senggama yang dilakukan berulang-ulang
karena keefektifitasannya hanya cukup 1- 2 jam saja
e. Dapat menimbulkan iritasi atau rasa panas pada beberapa wanita
Ada sebagian wanita yang alergi terhadap obat – obatan tertentu seperti jelly, cream
dan sebagainya yang memberikan efek samping iritasi atau rasa panas dan gatal.
9) Cara penggunaan spermisid yang benar
a. Letakkan spermisid setinggi atau sedalam mungkin di dalam vagina sehingga
menutupi serviks
b. Tunggu waktu yang ditentukan atau diperlukan sebelum memulai senggama
c. Gunakan spermisid tambahan setiap kali mengulangi senggama pada saat yang
sama
d. Jangan melakukan pembilasan vagina paling tidak 6-8 jam setelah senggama
selesai
e. Intruksi umum penggunaan aerosol bagi klien

Gambar 6.8 Cara Memasukkan Spermisida

a. Guncang botolnya 20-30 kali sebelum menggunakannya


b. Simpan botolnya dalam posisi tegak dan letakkan aplikatornya diatas katup. Tekan
aplikator ke samping supaya terus berbusa
c. Sementara anda menggeletak, masukan aplikatornya ke dalam vagina hingga
ujungnya berada di atau dekat dengan servik. Tekan plunyernya dan keluarkan
busanya. Tidak perlu menunggu agar busa bisa bekerja.
d. Aplikator busa hendaknya dicuci dengan sabun dan air hangat, dibilas dan
dikeringkan. Benda tersebut bisa dibongkar dan dibersihkan. Namun jangan
menggunakan aplikator tersebut bersama orang lain.
e. Simpanlah pasokan busa tambahan, terutama bila anda tidak bisa melihat apakah
botolnya berisi atau kosong.
10) Instruksi umum

Gambar 6.9 Cara Mengeluarkan Tablet Supositoria Vagina

a. Keluarkan tablet vagina, suppositoria atau selaput tipis dari kemasannya.


b. Sementara anda berbaring, masukkan tablet vaginal, suppositoria atau selaput tipis
ke dalam vagina. (jika aplikatornya tersedia, masukkan benda tersebut ke dalm
vagina hingga ujungnya berada di atau didekat servik)
c. Tunggulah 10-15 menit sebelum anda melakukan hubungan seks.
d. Aplikator hendaknya dicuci dengan sabun dan air hangat, dibilas lalu dikeringkan.
Dapat pula dibongkar untuk pembersihan yang lebih mudah. Jangan pakai bersama
dengan orang lain.
e. Simpanlah pasokan tambahan tablet, suppositoria dan selaput.
f. Catatan : beberapa pembusaan tablet vagina mungkin dapat menyebabkan sensasi
hangat di dalam vagina. Hal ini normal.

11) Intruksi umum penggunaan cream bagi klien


a. Untuk memasukan cream kontraseptif, isilah aplikator hingga penuh. Masukkan
benda tersebut ke dalm vagina hingga ujungnya berada di atau didekat servik,
dorong pendorong dan lepas creamnya. Tidak perlu menunggu cream untuk bisa
bekerja.
b. Aplikator hendaknya dicuci dengan sabun dan air hangat, dibilas lalu dikeringkan.
Dapat pula dibongkar untuk pembersihan yang lebih mudah. Jangan pakai bersama
dengan orang lain.
c. Simpan pasokan tambahan cream agar selalu tersedia, terutama bila anda tidak
bisa melihat apakah botolnya berisi atau kosong.
12) Keterbatasan
a. Keampuhannya sebagai kontraseptif bergantung pada kepatuhannya untuk
mengikuti instruksi. Penggunaan harus sesuai instruksi agar keampuhannya bisa
dijamin
b. Bergantung pada pemakai (memerlukan motivasi terus menerus dan penggunaan
pada setiap kali berhubungan seks)
c. Pemakai harus menunggu 10-15 menit setelah memasukkannya sebelum boleh
melakukan hubungan seks (tablet busa vagina, suppositoria dan selaput tipis) agar
efektifitasnya lebih baik dan agar tablet busa vagina meleleh
d. Setiap pemakaian adalah efektif untuk 1-2 jam saja
e. Pasokan harus tersedia sebelum hubungan seks dimulai
f. Pasokan ulang harus selalu tersedia setiap melakukan hubungan seks karena
kefektifannya hanya 1 – 2 jam saja.

13) Indikasi
a. Wanita yang lebih suka tidak menggunakan atau tidak boleh menggunakan metode
hormonal (misalnya : perokok diatas usia 35 tahun). Sebagai kontrasepsi pengganti
selain metode hormonal karena wanita yang dikontraindikasikan metode hormonal
ini dapat mengganggu kerja hormon didalam tubuhnya.
b. Wanita yang tidak suka menggunakan atau tidak boleh menggunakan IUD. Sebagai
pengganti kontrasepsi selain bagi wanita yang dikontraindikasikan pada metode IUD
hormonal maupun non hormonal
c. Wanita menyusui dan memerlukan kontrasepsi. Bagi wanita yang menyusui dapat
menggunakan spermisida untuk membantu mencegah kehamilan kembali selain
menggunakan metode MAL.
d. Wanita yang ingin perlindungan terhadap PMS dan yang pasangannya tidak mau
memakai kondom. Kandungan non oksional - 9 bisa mamberikan sedikit
perlindungan terhadap IMS dengan mengurangi resiko konokokus dan klamedia
e. Pasangan yang memerlukan metode sementara sambil menunggu metode lain
karena metode ini tidak berkepanjangan dan hanya sementara setiap melakukan
hubungan seks saja.
f. Pasangan yang memerlukan metode pendukung. Spermisida bisa menggunakan
metode senggama terputus agar lebih mendukung untuk mencegah terjadinya
kehamilan.
g. Pasangan yang jarang melakukan seks.karena kontrasepsi sederhana seperti
spermisida yang bersifat sementara dan tidak berkepanjangan digunakan hanya
saat hubungan seks saja.

14) Kontraindikasi
a. Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan
dengan resiko tinggi. penggunaan spermisida untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan yang menyebabkan kehamilan resiko tinggi tidak dianjurkan
pemakaiannya
b. Terinfeksi saluran uretra karena efek samping spermisida yang dapat mengalami
iritasi vagina ataupun penis yang dapat mempengaruhi infeksi saluran kemih yang
lebih mudah terkena infeksi
c. Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya disarankan
untuk tidak menggunakan bila wanita tersebut segan memegang alat kelaminnya
d. Ingin metode KB efektif. Spermisida ini bukan KB yang efektif untuk mencegah
kehamilan karena keefektifitasannya yang kurang menjamin untuk mencegah
kehamilan
e. Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan dengan gejala demam, Bercak
kulit, mual, muntah, diare, konjunctivitis, kelemahan, penurunan TD & shock)

15) Efek samping dan penanganan


a. Iritasi vaginal atau iritasi penis dan ketidaknyamanan :
Penanganan :
Jika disebabkan oleh spermisida, beralihlah ke spermisida lainnya dengan
komposisi bahan kimia yang berbeda atau bantulah klien untuk memilih metode lain
b. Perasaan panas di dalam vagina terasa menjengkelkan :
Penanganan :
Yakinkan bahwa sensasi hangat adalah normal. Jika masih khawatir, beralih ke
spermisida lain dengan komposisi bahan kimia yang berbeda atau bantulah klien
untuk memilih metode lain
c. Tablet busa vaginal tidak meleleh
Penanganan :
Pilih spermisida lain dengan komposisi bahan kimia yang berbeda atau bantulah
klien untuk memilih metode lain
3. Diafragma

Gambar 6.10 Diafragma

1) Definisi
Diafragma adalah cup berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks atau karet yang
dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual dan menutupi
servik.
Diafragma adalah kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan
mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks
atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis
pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya.
Diafragma adalah bentuk yang paling sering dipakai Terbuat dari karet dan berbentuk
setengah bola, pinggirnya mengandung per datar atau berbentuk spiral yang di masukan
kedalam vagina sebelum hubungan seks.
Jadi diafragma adalah kontrasepsi yang berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks
atau karet yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual
untuk mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi

2) Jenis
a. Flat spring / lembar logam gepeng
b. Coil spring / kawat lengkung
c. Arching spring / pegas logam kombinasi
3) Cara kerja
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi
bagian atas ( uterus dan tuba falopi ) dan sebagai alat tempat spermisida.

4) Efektivitas
Efektivitas sedang ( bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-18
kehamilan per 100 perempuan setiap tahun pertama penggunaan)

5) Manfaat
a. Manfaat kontraseptif
a) Efektif bila digunakan dengan benar karena pemakaian yang benar dapat
menahan sperma agar tidak masuk ke saluran reproduksi wanita lebih efektif juga
penggunaannya
b) Tidak berpengaruh pada pemberian ASI karena agar membantu mencegah
terjadi kehamilan kembali dengan metode pendukung selain metode MAL.
c) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya agar keefektifitasannya lebih baik dan kenyamanan pengguna saat
melakukan hubungan seks.
d) Tidak mengganggu kesehatan klien karena tidak berpenganruh dan
mengganggu terhadap efek yang sistemik pada tubuh dan tidak menganggu
kerja hormon yang ada dalam tubuh
e) Tidak ada efek samping yang sistemik karena tidak mengganggu kerja hormon
yang ada dalam tubuh

b. manfaat non kontraseptif


a) beberapa diantaranya melindungi PMS (misalnya: HBV,HIV/AIDS) terutama bila
digunakan dengan spermisida karena Kandungan non oksional - 9 bisa
mamberikan sedikit perlindungan terhadap IMS dengan mengurangi resiko
gonokokus dan klamedia
b) menahan darah menstruasi bila digunakan selama menstruasi karena diafragma
yang dapat menampung darah haid saat sedang hubungan seks.tetapi tidak
menutup kemungkinan darah haid tidak akan keluar.
6) Keterbatasan
a. tergantung-pengguna (motivasi dibutuhkan untuk setiap melakukan hubungan
seksual) agar pada saat pemakaian lebih baik sesuai instruksi dan efektif
b. pemeriksaan pelvik oleh tenaga pelayanan yang terlatih (mungkin bukan dokter)
dibutuhkan untuk pemasangan awal agar tidak terjadi kesalahan pemakaian
c. berkaitan dengan infeksi saluran kencing pada beberapa pengguna karena efek
samping spermisida yang dapat mengalami iritasi vagina ataupun penis yang dapat
mempengaruhi infeksi saluran kemih yang lebih mudah terkena infeksi
d. harus tetap berada ditempatnya selama 6 jam setelah hubungan seksual Karena
agar memastikan sperma sudah mati setelah berhubungan seks. Dan
keefektifannya lebih terjamin
e. suplai harus siap sebelum hubungan seksual terjadi. Pemakaian digunakan saat
sebelum hubungan seks untuk mencegah masuknya sperma ke dalan genitalia
intena
f. suplai ulang harus dilakukan (spermasida dibutuhkan pada setiap penggunaan)
karena keefektifitasannya hanya 1 – 2 jam maka suplai ulang harus dilakukan.

7) Indikasi
a. memilih untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang tidak boleh
menggunakannya (misalnya: para perokok yang usianya diatas 35 tahun) Sebagai
kontrasepsi pengganti selain metode hormonal karena metode ini tidak
mengganggu kerja hormon didalam tubuh.
b. lebih memilih untuk tidak menggunakan atau memang tidak boleh menggunakan
IUD. Sebagai pengganti kontrasepsi selain bagi wanita yang dikontraindikasikan
pada metode IUD hormonal maupun non hormonal
c. yang sedang menyusui dan membutuhkan alat kontrasepsi Bagi wanita yang
menyusui dapat menggunakan spermisida untuk membantu mencegah kehamilan
kembali selain menggunakan metode MAL.
d. yang menginginkan perlindungan dari PMS dan yang pasangannya tidak mau
menggunakan kondom. Karena spermisida Kandungan non oksional - 9 bisa
mamberikan sedikit perlindungan terhadap IMS dengan mengurangi resiko
konokokus dan klamedia
Pasangan yang:

a. membutuhkan metode temporer sambil menunggu metode lainnya. Karena metode


ini hanya sementara dan tidak berkepanjang efektif hanya setiap berhubungan seks
saja
b. membutuhkan metode pendukung. Metode kontrasepsi yang ingin mencegah
terjadinya kehamilan
c. tidak sering melakukan hubungan seksual metode ini yang bersifat sementara tidak
berkepanjangan dan hanya efektif pada setiap melakukan hubungan seks saja
d. salah satu pasangannya mempunyai pasangan seksual lebih dari satu (yang
beresiko tinggi untuk mengidap PMS), meskipun menggunakan metode lain karena
diafragma menggunakan spermisida yang Kandungan non oksional - 9 bisa
mamberikan sedikit perlindungan terhadap IMS dengan mengurangi resiko
konokokus dan klamedia

8) Hal-hal yang membutuhkan perhatian


Diafragma tidak direkomendasikan kecuali jika metode lain tidak ada atau tidak dapat
diterima jika seorang wanita mempunyai :

a. riwayat Toxic Shok Syndrome (TSS) karena mempunyai efek samping terhadap
TSS yang dapat menimbulkan kembali terjadinya TSS bisa dari spermisidanya.
b. alergi terhadap karet atau spermisida. Sebagian wanita ada yang alergi terhadap
karet atau spermisida yang dapat mengakibatkan iritasi vagina atau penis menjadi
gatal dan panas
c. infeksi saluran kencing atau Urinary Tract Infection (UTI) yang berulang karena efek
dari spermisida yang dapat mengakibatkan iritasi vagina atau penis akibat dari
kandungan spermisida yang dapat menyebabkan infeksi ke saluran kemih
d. kelainan genital seperti bentuk genital yang tidak sesuai

9) Konseling tambahan yang diperlukan untuk


a. Wanita yang karena umur, paritasnya atau masalah kesehatannya membuat
kehamilannya beresiko tinggi
b. wanita dengan cacat fisik atau yang merasa tidak senang untuk menyentuh bagian
geninitalnya
c. wanita yang tidak menginginkan metode kontrasepsi yang efektivitasnya tinggi
d. pasangan yang menginginkan ketidaknyamanan apappun
e. pasangan yang menginginkan suatu metode yang tidak ada kaitannya dengan
hubungan seksual
f. pasangan yang tidak ingin menggunakan dengan benar pada setiap hubungan
seksual yang dilakukan
g. pasangan yang tidak mempunnyai sabun dan air yang siap sedia

10) Efek samping dan penatalaksanaan


1. toxic shock syndrom (TSS)
a. periksa tanda/gejala TSS (misalnya: demam, bintik-bintik merah pada kulit,
mual muntah, diare, konjngtivitis, lemah, tekanan darah berkurang dan syok).
b. jika didapati hal seperti diatas, rujuk klien ke pusat kesehatan yang
menyediakan cairan infus dan antibiotik
c. berik rehidrasi secara oral bila diperlukan dan analgesik non-narkotik (NSAIS
atau aspirin) jika demamnya tinggo (>38˚c)
2. Infeksi Saluran Kencing
a. tangani dengan antibiotik yang tepat
b. jika klien sering mengalami UTI maka diafragma tampaknya menjadi alat
kontrasepsi yang menjadi pilihan pertama, beri nasihat untuk berkemih (buang
air) segera setelah berhubungan seksual
c. berikan klien antibiotik profilaksis postcoital (dosis tunggal). Selain itu untuk
memilih metode lainnya
3. reaksi alergi akibat diafragma atau spermisida: jika alergi, bantu klien untuk
menggunakan metode lain. Banyak sebagian wanita yang alergi terhadap karet
diafragma dan spermisida yang menjadi iritasi pada vagina atau penisnya menjadi
gatal dan terasa panas
4. nyeri akibat tekanan pada kandung kemih atau rektum.
Nilai kecocokan diafragma. Jika alat terlalu besar, ganti dengan alat yang lebih kecil.
Lakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa permasalahan telah dipecahkan.
Reaksi alergi, meskipun tidak biasa, bisa membuat tidak nyaman dan mungkin
berbahaya.
5. Cairan kotor dan berbau dari vagina jika dibiarkan didalam vagina lebih dari 24 jam:
a. Periksa ada tidaknya PMS atau benda asing. Jika tidak ada, beri nasihat kepada
klien untuk melepas diafragmanya jika sudah merasa nyaman segera setelah
berhubungan seksual, tetapi kurang dari 6 jam setelah hubungan terakhir.agar
cairan dan kotoran tidak terus mengendap divagina yang dapat mengakibatkan
berkumpulnya bakteri pada vagina dan terjadi iritasi.
b. Jika gejala berulang, beri konsultasi mengenai kebersihan vagina.
6. luka pada vagina yang disebabkan oleh tepi diafragma yang mendorong dinding
vagina: Untuk sementara waktu dihentikan penggunaan dan digunakan metode
pendukung. Jika lukanya sudah sembuh, periksa kecocokan diafragma (mungkin
terlalu besar)

instruksi bagi pengguna diafragma Pemasangan Diafragma

Tahap 1

Gambar 6.11 Penggunaan Diafragma

1. gunakan diafragma setiap kali anda berhubungan seksual


2. pertama, berkemih dan cucilah tangan anda
3. memilih ukuran diafragma
a. jari telunjuk dan jari tengah masukan kedalanm vagina sampai ujung tengah
menyentuh dinding posterior vagina. Ibu jari digerakan sampai titik pertemuan
jari telunjuk dengan os pubis.
b. jarak antara jari tengah dan bagian depan ibu jari adalah diameter diafragma
yang diperlukan.
• Ukuran – ukuran diafragma :
Dibuat dalam berbagai ukuran dari diameter 45 - 105 mm yang paling sering dipakai
adalah yang berdiameter 70 mm, 75 mm dan 80 mm.
4. periksa ada tidaknya lubang pada diafragma dengan cara menekan karetnya dan
perlihtakan dibawah sinar lampu atau mengisi dengan air
5. ambil sedikit krim spermisida atau jelly dan masukan ke cup diafragma.
Tahap 2

Gambar 6.12 Memasangkan Diafragma

1. Posisi dibawah ini dapat digunakan untuk memasukan diafragma:


a. Satu kaki dinaikan keatas kursi atau toilet
b. Berbaring
c. Jongkok
2. Buka bibir vagina lebar-lebar
3. Masukan diafragma dan krim/jelly di vagina dengan cara:
a. Lingkaran diafragma dijepit/ditekan diantara ibu jari dan jari-jari tangan
b. Diafragma ditekan dan di dorong sejauh mungkin kedalam vagina
c. Dengan jari telunjuk diperiksa bahwa letak diafragma tepat dibelakang os pubis
dan menutupi serviks
d. Diafragma yang dipasang dengan benar terletak diantara bagian posterior os
pubis dan forniks posterior vagina serta menutupi serviks.
e. Untuk memeriksa bawah diafragma terpasang dengan tepat, jari telunjuk
meraba serviks melalui kubah diafragma.

Tahap 3
Gambar 6.13 Cara Menggunakan Difragma

4. Memasukan jari tangan anda kedalam vagina dan rabalah servik (teraba seperti
hidung) mrlslui karet untuk memastikan bahwa serviks terututp
5. Diafragma dapat terletak didalam vagina sampai 6 jam sebelum melakukan
hubungan seksual.
a. Jika hubungan seksual berlangsung lebih dari 6 jam, pemberian spermisida
harus dilakukan kembali dan harus dimasukan kedalam vagina
b. Krim atau jelly tambahan diperlukan untuk hubungan seksual yang dilakuakan
berulang-ulang.
c. Biarkan diafragma didalam vagina sedikitnya 6 jam setelah hubungan seksual
terakhir terjadi. Jangan dibiarkan lebih dari 24 jam setelah hubungan seksual.
d. Penyemprotan vagina tidak dianjurkan. Jika dilakukan harus ditunda selama 6
jam setelah hubungan seksual.

Pelepasan Diafragma

Tahap 1
Gambar 6.14 Cara Melepaskan Diafragma

a. Lepaskan diafragma dengan cara memasukan jari dibelakang tepi depan dan tariklah.
Jika perlu, tempatkan jari anda diantara diafragma dan tulang pubis untuk melepas
hisapannya sebelum menariknya keluar.
b. Cucilah diafragma dengan sabun yang lembut dan air serta keringkan secara
keseluruhan sebelum mengembalukannya ke tempatnya.
c. diafragma dapat di pergunakan untuk selama kira-kira 1-1½ tahun

i. Pertimbangkan kegawatdaruratan
Jika klien tidak mengharapkan untuk hamil, dan dia
1. Lupa menggunakan diafragma pada saat dia melakukan hubungan seksual
2. Dikhawatirkan menggunakan diafragma secara benar
3. Melakukan hubungan seksual lebih dari 6 jam setelah memasukan diafragma tetapi
tidak memberikan spermisida ulang
4. Tidak membiarkan diafragma dalam vagina selama 6 jam setelah hubungan seksual

4. Kap Serviks
Gambar 6.15 Cervical Cap

a. Definisi
Kap servix yaitu suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja.
Kap karet yang lembut berbentuk bulat,cembung terbuat dari lateks yang diinsersikan
kedalam vagina kira – kira enam jam sebelum berhubungan seksual ( tetapi tidak lebih
dari 3 hari setelah hubungan seksual )

Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher
rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di
tempatnya lebih dari 48 jam.

Alat kontrasepsi berbentuk karet penutup yang dipasang di mulut rahim untuk
mencegah kehamilan. Karet penutup itu dipasang dengan ditekankan pada mulut rahim
sebagai selubung mulut rahim.

Jadi cap cervix merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk bulat,cembung terbuat
dari lateks yang dipasang di mulut rahim vagina kira – kira enam jam sebelum
berhubungan seksual( tetapi tidak lebih dari 3 hari setelah hubungan seksual )

b. Jenis
1. Prentif cavity rim serviks
2. Dumas atau vault cup
c. Ukuran – ukuran cup cervix :
1. Vault Cap : Ukurannya dari 50 sampai dengan 74 mm
2. Kap serviks (cervical cap) : Ukurannya antara 22 sampai 31 mm
d. Cara kerja
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi
bagian atas (uterus dan tuba falopii)dengan cara menutup serviks
e. Efektivitas
Cukup baik, 8-20 per 100 wanita pertahun
f. Manfaat
1. Efektif meskipun hanya sedikit spermisid dibandingkan difragma membutuhkan
spermisida yang lebih banyak
2. Dapat dipakai pada wanita yang mengalami kelainan bentuk anatomis/fungsional dari
vagina misalnya sistokel, rektokel, prolapsus uteri, tonus otot kurang baik
3. Tidak perlu pengukuran karena ukuran sudah disesuaikan dengan bentuk cervix
4. Jarang terlepas saat senggama. Jika pemakaian sesuai instruksi
g. Keterbatasan
Pemasangan dan pengeluaran lebih sulit karena letak serviks yang jauh dalam vagina
Pemasangan yang membutuhkan tenaga ahli yang dapat memasangkan atau
melepaskan agar tidak terjadi kesalahan pemakaian.
h. Indikasi
Wanita yang:
a. Memilih untuk tidak menggunakan metode hormonal atau memang tidak boleh
menggunakannya (misalnya para perokok yang usinya diatas 35 tahun) Sebagai
kontrasepsi pengganti selain metode hormonal karena metode ini tidak mengganggu
kerja hormon didalam tubuh.
b. Lebih memlilih untuk tidak menggunakan atau memang tidak boleh menggunakan
IUD. Sebagai pengganti kontrasepsi selain bagi wanita yang dikontraindikasikan pada
metode IUD hormonal maupun non hormonal
c. Yang sedang menyusui dan membutuhkan alat kontrasepsi untuk membantu
mencegah kehamilan kembali dengan metode pendukung selain menggunakan
metode MAL.

i. Kontra indikasi
1. Erosi atau laserasi serviks karena dapat menyebabkan iritasi yang berlebihan jika
penggunaan tetap dilakukan
2. Kelainan bentuk serviks
3. Riwayat infeksi saluran kemih karena dapat menyebabkan iritasi pada vagina yang
berlebihan mengakibatkan terjadinya infeksi saluran kemih yang berulang.
4. Infeksi dari serviks, adneksa atau neoplasma serviks efek samping penggunaan kap
ini menyebabkan iritasi maka jika serviks yang mengalami infeksi dan tidak adekuat
terhadap kap servix yang bila terus digunakan infeksi akan semakin bertambah.
5. Alergi terhadap karet ditakutkan terjadi iritasi pada vagina yang berulang
6. Papsmear yang abnrmal karena pap smear yang tidak adekuat yang mengakibatkan
penggunaan kap servix menjadi lebih tidak efektif dan dapat menjadi iritasi pada
vagina
7. Post partum kurang dari 12 minggu pemulihan cervix yang belum sempurna yang
dapat terjadi infeksi pada vagina bila pemakaian lebih awal
8. Wanita yang tidak mampu untuk memasang dan mengeluarkan kap seviks dengan
benar karena pemasangan membutuhkan tenaga ahli medis agar pemasangan kap
servix benar
j. Efek samping dan komplikasi
1. Sekret yang berbau karena berkumpulnya cairan sekret vagina yang mengendap di
servix
2. Infeksi Saluran kemih penggunaan kap servix yang dapat menyebabkan iritasi
vagina bisa menjalar ke saluran kemih dan terjadilah infeksi
3. Menyebabkan iritasi dan alergi pada daerah vagina sebagian wanita ada yang alergi
terhadap spermisida atau kap serviks yang terbuat dari karet menyebabkan iritasi.

k. Intruksi penggunaan

1. Kurang lebih 1/3-1/2 bagian dari kap serviks diisi dengan spermisid

2. Posisi tubuh wanita jongkok atau setengah tidur/duduk


3. Kap serviks dipegang dengan jari telunjuk dan ibu jari dengan kubah menghadap
kebawah sambil memijit piggir alas kap serviks (bila terbuat dari kayu/plastik lunak)
4. Tangan yang lain membuka bibir vagina
5. Kap serviks dimasukan kesepanjang dinding belakang vagina sampai mencapai
serviks
6. Dengan jari telunjuk, pinggir alas kap serviks ditekan sekeliling serviks sampai kubah
serviks sampai kubah servikal cap menutupi ostium uteri dan ujung serviks dapat
teraba dibawah kubah
7. Biarkan kap srviks selama minimal 6 jam setelah senggama selesai

8. Untuk mengeluarkan kap serviks, jari telunjuk di kaitkan pada pinggir kap serviks,
melepakannya dari serviks lalu dikeluarkan
Tugas
Mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing diminta untuk mencari kasus
mengenai kontrasepsi sederhana dengan menggunakan alat. kemudian dipresentasikan di
depan kelas. Mahasiswa lain memperhatikan dan memberikan komentar. Setelah itu masing-
masing kelompok melakukan praktikum pemasangan kondom pada phantom secara bergantian.

Simpulan

Metode kontrasepsi sederhana pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan dengan alat.

Metode kontrasepsi sederhana dengan alat terdiri dari mekanik (kondom, diafragma) dan
kimiawi (spermisida). Metode kontrasepsi sederhana ini sering digunakan bersama-sama antara
mekanin dan kimiawi sehingga efektivitas kontrasepsi akan jauh lebih baik dan angka semakin
menurun.

Soal Latihan
1. Sebutkan macam-macam kontrasepsi sederhana dengan menggunakan alat?
2. Jelaskan cara pemasangan kondom pada pria?
3. Sebutkan dan jelaskan cara penggunaan spermisida?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan diafragma?
5. Jelaskan cara pemasangan diafragma?

Anda mungkin juga menyukai